Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 9

1) Sonya Elecia Sinaga 20600134


2) Dewi Elena Lumban Tobing 20600121
3) Johanneswan 20600147
4) Arianto Pandiangan 20600173

“PERBANDINGAN KUHP LAMA & KUHP BARU”

NO. KUHP LAMA KUHP BARU


1 Terdiri dari 3 (tiga) Terdiri dari 2 (dua) Buku : Ketentuan Umum dan Tindak
Buku : Ketentuan Umum, Pidana
Kejahatan dan
Pelanggaran
2 Perbedaan antara Tidak ada perbedaan Kejahatan dan Pelanggaran
Kejahatan dan
Pelanggaran
3 Penafsiran diserahkan Penafsiran analogi tidak diperbolehkan berdasarkan pasal
pada hakim berdasarkan 1 ayat (2
doktrin hukum pidana
4 Penentuan Locus Delicti Tempat Tindak Pidana merupakan tempat dilakukannya
(tempat terjadinya tindak perbuatan yang dapat dipidana Waktu tindak pidana
pidana) & Locus Delicti merupakan saat dilakukannya perbuatan yang dapat
(waktu terjadinya tindak dipidana
pidana) diserahkan pada
hakim berdasarkan
doktrin hukum pidana
5 Pertanggungjawaban Pertanggung jawaban pidana yang ketat (strict
Pidana berdasarkan liability) dan pertanggungjawaban pidana pengganti. Pasal
kesalahan (liability based 39 “Setiap orang yang pada waktu melakukan tindak
on fault) pidana menyandang disabilitas mental yang dalam keadaan
kekambuhan akut dan disertai gambaran psikotik dan/atau
disabilitas intelektual drajat sedang atau berat tidak dapat
dijatuhi pidana, tetapi dapat dikenai tindakan”
6 Tidak dipisahkannya Memisahkan secara tegas adanya alasan pemaaf pada
alasan pengahapus pidana Pasal 37-47 Alasan pembenar pada Pasal 32-36
(strafuitsluitingsgronden)
7 Mengatur alasan peringan Memperluas jenis alasan peringan pidana bagi pelaku
pidana dengan kualifikasi tertentu. Pasal 139-143

8 Mengatur alasan Adanya perubahan pada alasan gugurnya kewenangan


gugurnya kewenangan melakukan penuntutan. Pasal 152
melakukan penuntutan
9 Tidak mengatur delik Delik adat merupakan bagian dari tindak pidana, walaupun
adat Tindakan yang dilakukan tidak diatur dalam KUHP. Pasal
2
10 Manusia sebagai subyek Manusia dan koorporasi sebagai subyek hukum pidana,
hukum (natural person) baik yang berbadan hukum maupun tidak. Pasal 48-54

11 tidak ada pidana kerja Pidana kerja sosial dapat dijatuhkan kepada terdakwa yang
sosial melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara kurang dari 5 (lima) tahun dan Hakim
menjatuhkan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan
atau pidana paling banyak kategori II.
12 Jumlah pidana denda Jumlah pidana denda tidak dirumuskan kedalam Pasal-
dimasukan kedalam Pasal tetapi dirumuskan kedalam kategori Pasal 79 :
rumusan pasal Pidana Denda paling banyak ditetapkan berdasarkan :
a.Kategori I : Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)
b.Kategori II : Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
c.Kategori III : Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
d.Kategori IV : Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)
e.Kategori V : Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)
f.Kategor VI : Rp. 2.000.000.000,- (dua miliar rupiah)
g.Kategori VI : Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah)
h.Kategori VIII : RP. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar
rupiah)
13 Pidana mati sebagai Pidana mati dirumuskan sebagai pidana “istimewa” yang
pidana pokok pelaksanaannya dapat ditunda dengan masa percobaan 10
(sepuluh) tahun apabila terpidana “berkelakuan baik”
maka pidana mati dapat dikonjungsi atau diubah menjadi
tindak pidana penjara seumur hidup. Pasal 10

Anda mungkin juga menyukai