Anda di halaman 1dari 11

Rancangan Kitab

Undang-undang Hukum
Pidana
Perubahan mendasar KUHP-RUU KUHP
KUHP RUU KUHP

Terdiri dari tiga Buku, masing-masing Terdiri dari dua buku yang masing-masing
tentang Ketentuan Umum, Kejahatan dan berisi Ketentuan Umum dan Tindak Pidana
Pelanggaran

Mengenal perbedaan antara kejahatan dan Tidak lagi membedakan kejahatan dengan
pelanggaran pelanggaran
Cara penafsiran diserahkan kepada para Mengatur secara khusus bahwa penafsiran
hakim dengan bersandar pada doktrin hukum analogi tidak diperkenankan Pasal 1 ayat
pidana. (2)

Penentuan locus delicti (tempat terjadinya Penentuan locus delicti (tempat terjadinya
tindak pidana) dan tempus delicti (waktu tindak pidana) dan tempus delicti (waktu
terjadinya tindak pidana) diserahkan pada terjadinya tindak pidana) diatur secara
hakim dengan bersandar pada doktrin hukum khusus Pasal 10 dan 11
pidana
Merumuskan secara tegas unsur Tidak lagi memasukkan
sengaja atau kelalaian dalam kata’sengaja’ dalam perumusan
rumusan tindak pidana delik, namun untuk kelalaian
dirumuskan dalam pasal 603
Tidak mengatur tentang delik adat atau Memasukkan delik adat sebagai
tindakan yang dikenakan sanksi pidana bagian dari tindak pidana, walau
oleh hukum adat setempat tindakan yang dilakukan tidak diatur
dalam KUHP Pasal 2 dan pasal 774

Hanya mengenai manusia sebagai Memasukkan korporasi


subyek hukum pidana (naturlijk (rechtspersoon, legal entity) sebagai
person, natural person), dan tidak subyek hukum pidana, baik yang
mengenal korporasi sebagai subyek berbadan hukum maupun yang tidak
hukum pidana berbadan hukum. pasal 48-54
Hanya mengenai pertanggungjawaban Menambah pengaturan
pidana berdasarkan kesalahan (liability pertanggungjawaban pidana bukan
based on fault) berdasar kesalahan (liability without
fault) yakni pertanggungjawaban pidana
yang ketat (strict liability) dan
pertanggungjawaban pidana pengganti
(vicarious liability). Pasal 39
Mengatur berbagai alasan penghapus Memisahkan secara tegas adanya alasan
pidana (strafuitsluitingsgronden) tanpa pemaaf (schulduitsluitingsgronden) Pasal
pemisahan 43-47
dan alasan pembenar (rechtsvaardigings
gronden) Pasal 32-36
Mengatur alasan peringan pidana Memperluas jenis alasan peringan pidana
bagi pelaku dengan kualifikasai tertentu
pasal 139-143
Mengatur alasan gugurnya kewenangan Melakukan perubahan pada alasan
melakukan penuntutan gugurnya kewenangan melakukan
penuntutan Pasal 152
Tidak mengatur tujuan Mengatur tujuan pemidanaan
pemidanaan secara khusus dan rinci
Pasal 55
Mengatur pidana yang berupa Menambahkan jenis putusan
pidana pokok dan pidana pengadilan berupa tindakan
tambahan (maatregel, measures) untuk
pelaku dengan kualifikasi
tertentu Pasal 103
Mengatur jenis pidana yang Memperluas jenis pidana yang
dapat dijatuhkan dapat dijatuhkan Pasal 66-102
Mengatur hanya pidana Mengatur pula adanya pidana
maksimum yang dapat minimum khusus pada sejumlah
dijatuhkan tindak pidana yang dipandang
serius Pasal 516
Tidak mengenal pidana kerja sosial Memasukkan pidana kerja sosial
sebagai salah satu bentuk pidana
Pasal 88

Merumuskan jumlah pidana denda dalam Jumlah pidana denda tidak dirumuskan
pasal dalam pasal-pasal, tetapi dimasukkan
dalam suatu daftar tersendiri yang berisi
6 kategori denda mulai dari yang berat
sampai yang paling ringan. Pasal hanya
merumuskan kategori pidana denda yang
dapat dijatuhkan Pasal 82
Tidak ada pengaturan mengenai jenis Memuat pengaturan mengenai jenis
pidana atau tindakan yang dapat pidana atau tindakan yang dapat
dikenakan pada korporasi dikenakan pada korporasi Pasal 87
Tidak mengenal pengampunan Mengenal rechterlijke pardon, yakni
pengadilan keputusan hakim untuk tidak
menjatuhkan pidana walaupun tindak
pidana yang didakwakan terbukti
secara sah dan meyakinkan.
Keputusan ini diberikan apabila
tindak pidana yang dilakukan tidak
serius dan tidak terlalu merugikan
kepentingan umum. Pasal 56 ayat
(2)
Masih mengenal Pidana Mati sebagai Pidana mati dirumuskan sebagai ‘pidana
pidana pokok istimewa’, yang pelaksanaannya dapat
ditunda dengan masa percobaan selama
10 (sepuluh) tahun. Apabila terpidana
‘berkelakuan baik’ maka pidana mati
dapat dikonjugasi atau diubah menjadi
pidana penjara seumur hidup Pasal 89
KUHP RUU KUHP
TP Terhadap Ideologi Negara Tdk TP terhadap ideologi Diatur dalam
DELIK-DELIK BARU DALAM RUU KUHP
ada, diatur dalam UU No.27/1999 Pasal 219

TP Terorisme Diatur dalam UU No. TP Terorisme di pasal 249-261


15/2003

Penyerangan dan penghinaan thd Penyerangan thd Presiden dan wakil


Presiden dan wakil presiden presiden masuk di BAB II
Penyeraangan tidak ada, penghinaan
di dekriminalisasikan oleh MK

TP terhadap kewajiban dan hak Diatur dalam BAB IV


kenegaraan Tidak ada

TP thdp Bendera negara terbatas Lebih di khususkan termasuk


pada penghinaan secara umum mencoret bendera BAB V
Penghinaan terhadap golongan Dituangkan secara khusus pada
penduduk Tidak diatur pasal 268-289

Tidak mengenal TP Penawaran untuk Diatur dalam pasal 293-295


melakukan tindak Pidana

TP yang terkait dengan bahan peledak Diatur secara khusus dalam pasal
Tidak diatur dlm KUHP 296-297

TP Penyadapan tidak diatur sebelumnya, Dikriminalisasikan pada pasal


hanya khusus diperbolehkan untuk 302-305
penegakan TP tertentu

Melakukan kekerasan terhadap orang Terdapat dalam pasal 308


atau barang secara bersama-sama I Muka
Umum tdak diatur
Penyiaran berita bohong dan berita yang Diatur dalam pasal 309-310
tidak pasti yang mengakibatkan
keonaran tidak diatur secra khusus

Mengganggu ketentraman lingkungan Diamsukkan secara khusus di pasal


hanya diatur di perda 311

Penggunaan Ijazah dan Gelar akademik Diatur khusus dalam pasal 318
palsu tidak diatur khusus

Penyelenggaraan pesta atau keramaian Menjadi Tindak Pidana di pasal


tanpa ijin hanya pelanggaran administratif 320-321

Menjalan kan pekerjaan sebagai dokter atau Diatur dalam pasal 323
dokter gigi tanpa ijin praktek tidak diatur
dlm KUHP

Gangguan terhadap benih dan tanaman Pasal 325


tidak diatur
Tindak pidana terhadap proses Diatur secara khusus pada satu
peradilan tidak diatur BAB tersendiri BAB VI

Tindak pidana terhadap agama dan Diatur secara khusus dan spesifik di
kehidupan beragama diatur namun tidak BAB VII
spesifik

TP membahayakan keamanan umum Diatur khusus di BAB VIII


bagi orang, kesehatan, barang dan
lingkungan hidup tidak diatur dalam
KUHP

TP ITE di atur di Luar KUHP Diatur di pasal 377-384

TP pencemaran lingkungan hidup diatur Diatur di pasal 389-394


di luar KUHP

TP terhadap HAM duatur di luar KUHP Diatur di BAB IX

Anda mungkin juga menyukai