Anda di halaman 1dari 7

KLIPING

PENDIDIKAN PANCASILA
“KETIDAKTAATAN HUKUM DI INDONESIA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NAZHALIA POLAPA

GURU PENGAJAR : SINTJE RORI, M.Pd

KELAS : XI-4
SMA NEGERI 1 MANADO

TAHUN AJARAN 2023-2024

Perilaku dalam Kehidupan Sehari-hari yang Tidak Mencerminkan Patuh


Akan Hukum yang Terjadi di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Masyarakat
dan Bangsa Bernegara

1. Di Lingkungan Keluarga

a . Orang Tua melakukan Penganiaiaa Terhadap Anak

Kasus penganiyaan kepada anak sudah marak terjadi. Contoh ketidaktaatan masyarakat
dalam mengikuti aturan, norma atau asas yang berlaku. Misalnya, kejadian yang terjadi beberapa
tahun lalau yang sangat menghebohkan Ibu aniaya anak hingga tewas LH, seorang warga Desa
Cipalabuh, Kabupaten Lebak, Banten, menganiaya putrinya KS, yang baru berusia 8 tahun, hingga tewas
pada akhir bulan Agustus lalu. Perempuan berusia 26 tahun ini dilaporkan melakukan penganiayaan
karena kesal anaknya susah diajari saat belajar online. Rangkaian penganiayaan yang dilakukan LH
adalah mencubit, memukul dengan tangan kosong hingga menggunakan gagang sapu. LH juga memukul
korban yang duduk di bangku sekolah dasar kelas 1 itu di bagian belakang kepala sebanyak tiga kali di
saat anak itu sudah tersungkur lemas di lantai. Suami LH, IS (27), sempat memarahi istrinya begitu
menyaksikan penganiayaan tersebut. Namun, hal itu sudah terlambat. Korban yang tidak kuat menahan
penganiayaan dari ibu kandungnya harus meregang nyawa saat itu juga.

b. Mengabaikan Perintah Orang Tua


Dengan mengabaikan perintah orang tua, anak-anak tidak hanya tidak mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup, tetapi juga bisa meningkatkan
kemungkinan mereka untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan atau bahkan melanggar
hukum. Orang tua juga memiliki kendali atas anak mereka dan memberikan mereka rasa aman

c. Membuat Kegaduhan di Rumah

Kegaduhan yang disebabkan oleh anak di rumah menyebabkan kurangnya kedamaian dan
ketentraman dalam rumah. Namun, apabila anak melakukan hal yang tidak bisa ditoleransi dan
sudah melewati batsa dan melanggar aturan yang berlaku maka sanksi hukum akan diterapkan.
Kecuali, ketika anak hanya melakukan hal kecil yang bisa diperingatkan dan dibimbimng oleh
orang tua maka seharusnya kegaduhan itu bukan hal yang serius.

2. Di Lingkungan Sekolah

a. Mengabaikan Pekerjaan Rumah (Pr)

Beberapa siswa di SMA kadang-kadang lupa atau malas mengerjakan pekerjaan rumah
mereka. Mereka mungkin sibuk dengan hal lain atau merasa pekerjaan rumah tidak terlalu
penting. Tetapi, ini bisa bikin mereka kesulitan memahami pelajaran di kelas karena pekerjaan
rumah itu membantu memperkuat pengetahuan yang telah dipelajari. Jadi, meskipun terkadang
terasa merepotkan, mengerjakan pekerjaan rumah itu penting untuk membantu pemahaman
mereka dalam belajar. Siswa yang sering mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru
dapat dianggap sebagai perilaku yang tidak taat hukum.
b. Datang Tidak Tepat Waktu di Sekolah

Ketika siswa sering terlambat datang ke sekolah, hal itu bukan hanya melanggar aturan
sekolah, tetapi juga menunjukkan perilaku yang kurang patuh terhadap kewajiban waktu dan tata
tertib. Tidak hanya mengganggu pembelajaran di kelas, tetapi juga mengajarkan bahwa
keterlambatan bisa diterima, padahal keseriusan dalam mematuhi aturan waktu penting dalam
kehidupan, baik di sekolah maupun di masa depan.
c. Merokok di Daerah Sekitar Sekolah

Perilaku merokok di kalangan siswa bukan hanya melanggar kebijakan sekolah tetapi juga
merupakan tindakan ilegal bagi mereka yang belum mencapai usia legal untuk merokok. Selain
itu, merokok pada usia muda dapat membahayakan kesehatan mereka dan menghambat
pertumbuhan serta perkembangan. Ini juga dapat membentuk pola perilaku yang kurang patuh
terhadap hukum dan norma-norma sosial, mengarah pada potensi perilaku tidak taat hukum di
masa mendatang.

3. Di Lingkungan Masyarakat
a. Membuang Sampah Sembarangan
Membuang sampah sembarangan adalah salah satu tindakan yang melanggar hukum
lingkungan. Selain itu, perilaku ini juga melanggar norma-norma sosial yang mengatur
kebersihan dan keindahan lingkungan. Dampaknya bisa sangat merugikan, karena menciptakan
polusi lingkungan, merusak ekosistem, dan mengganggu kesehatan masyarakat. Melalui tindakan
sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, kita bisa menunjukkan ketaatan terhadap
hukum lingkungan dan memberikan kontribusi positif dalam menjaga kebersihan lingkungan.
b. Berpesta Miras
Pesta minuman beralkohol yang diadakan tanpa izin atau di luar batasan hukum yang
berlaku merupakan pelanggaran terhadap regulasi yang mengatur konsumsi alkohol. Tindakan
ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga dapat mengganggu ketertiban masyarakat dan
menyebabkan gangguan publik. Selain itu, perayaan semacam ini dapat berdampak negatif pada
lingkungan sekitarnya, seperti kebisingan yang mengganggu, kerusakan properti, atau bahkan
tindakan kriminal lainnya. Menyelenggarakan acara minum-minuman yang melanggar hukum
merupakan sikap yang tidak patuh terhadap aturan yang ada dan dapat menyebabkan dampak
yang merugikan baik bagi individu maupun masyarakat luas.
c. Membuat/Menyebarkan Berita Palsu

Membuat atau menyebarkan berita palsu atau yang biasa disebut "hoax" dapat melanggar
hukum di banyak yurisdiksi. Tindakan ini bisa dianggap sebagai pencemaran nama baik,
penyebaran informasi palsu yang merugikan, atau bahkan dapat dianggap sebagai tindakan
kriminal tergantung pada konteks dan dampaknya. Hal ini juga dapat melanggar hukum terkait
dengan penggunaan media sosial atau publikasi yang tidak akurat. Mengingat dampaknya yang
dapat menimbulkan kepanikan, mempengaruhi opini publik, dan merusak reputasi individu atau
organisasi, membuat atau menyebarkan berita palsu dapat dikenakan sanksi hukum yang serius.

4. Di Lingkungan Berbangsa dan Bernegara


a. Tidak Mau Membayar Pajak
Tidak membayar pajak atau menghindari kewajiban pajak yang seharusnya dibayar bisa
dianggap sebagai pelanggaran hukum. Pajak merupakan kewajiban wajib pajak untuk
memberikan kontribusi kepada negara sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menghindari
atau tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan dapat dianggap sebagai pelanggaran
hukum perpajakan. Ini bisa mengakibatkan sanksi, denda, atau tindakan hukum lainnya dari
pihak berwenang di bidang perpajakan.

b. Melakukan Diskriminasi SARAH

Disskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, budaya, atau golongan tertentu adalah
melanggar hukum dalam banyak yurisdiksi di dunia. Hukum perlindungan hak asasi manusia
serta undang-undang anti-diskriminasi menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak untuk
diperlakukan secara adil dan setara tanpa memandang asal usul, agama, warna kulit, atau
karakteristik lainnya. Tindakan diskriminasi seperti ini di tempat kerja, pendidikan, layanan
publik, atau dalam situasi lain dapat dikenai sanksi hukum karena melanggar prinsip-prinsip
kesetaraan dan perlindungan hak asasi manusia.

c. Korupsi
Di Indonesia, korupsi adalah tindakan yang melanggar hukum berdasarkan undang-undang
yang ada, seperti Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor). UU
Tipikor secara tegas melarang segala bentuk korupsi, termasuk suap, penyalahgunaan wewenang,
atau penggelapan uang negara. Korupsi di Indonesia dianggap sebagai tindakan yang merugikan
negara dan masyarakat serta merusak tatanan hukum dan perekonomian. Untuk memberantas
korupsi, pemerintah Indonesia aktif dalam upaya pemberantasan korupsi melalui lembaga khusus
seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertugas menyelidiki, menuntut, dan
memberantas tindak pidana korupsi secara independen.
Namun, tindakan memakan uang rakyat masih terus terjadi seperti beberapa bualan yang
lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan mantan pejabat Direktorat Jenderal
Pajak Kementerian Keuangan, Rafael Alun Trisambodo, dalam kasus dugaan gratifikasi.
"Untuk kepentingan penyidikan tersangka RAT dilakukan penahanan selama 20 hari pertama,
terhitung mulai tanggal 3 April 2023 sampai 22 April 2023," kata Ketua KPK Firly Bahuri
dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3/4).RAT ditahan di rumah tahanan KPK di Gedung
Merah Putih, Jakarta Selatan. Menurut Firly, RAT diduga menerima gratifikasi dari beberapa
wajib pajak "atas pengkondisian dari berbagai temuan pemeriksaan di bidang perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai