PENDAHULUAN
Musik merupakan salah satu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari
diterima oleh siapa saja sehingga tidak mengherankan jika banyak dari musisi
pesan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sanjaya (2013) yang menyatakan
bahwa lirik yang terkandung dalam sebuah musik adalah sarana bagi para musisi
dan penulis lagu untuk mengungkapkan apa yang ingin disampaikannya. Pada
awalnya musik berfungsi sebagai sebuah media ritual pemujaan kepada Sang
Pencipta. Namun seiring dengan perkembangan zaman, saat ini musik juga
permasalahan hidup.
sebagai alat penyebaran ideologi atau kekuasaan. Tidak jarang musik digunakan
hak-hak sipil dan protes sosial lainnya. Musik merupakan salah satu representasi
seni yang didominasi oleh bunyi. Selain bunyi, syair atau lirik lagu, nuansa
Khuluq (2021) dalam merangkai sebuah lirik lagu, seorang penciptalagu juga
menghidupkan pesan yang akan disampaikan agar mudah ditangkap dan dihayati
oleh pendengar. Sehingga satu kesatuan antara lirik dan nada pada lagu dapat
mendengarkan musik. Hal ini, merupakan dampak terbesar dari sebuah lagu
terhadap pendengar.
menciptakan lagu sesuai dengan apa yang sedang menjadi topik hangat
bertemakan tentang cinta dan sendu hanya karena beralasan untuk keuntungan
semata. Namun, tidak semua musisi berjalan dengan paham seperti itu, tidak
jarang para musisi menciptakan karya lagu berdasarkan kegelisahan dan ekspresi
jiwa atas apa yang dialami musisi tersebut. Tema yang diangkat oleh para musisi
seperti kritik sosial. Dengan kreatifitas yang dimiliki, para musisi kerap
menjadikan sebuah karya lagu mereka sebagai alat kontrol sosial yang ada di
kecaman atau tanggapan yang didalamnya terdapat suatu argumentasi yang baik
atau bisa juga buruk mengenai suatu karya, pendapat, situasi maupun tindakan
seseorang dan juga kelompok. Kritik sosial juga dapat didefinisikan sebagai
penilaian atau pengkajian mengenai suatu kedaan masyarakat. Definisi lain juga
menyebutkan bahwa kritik sosial disebut juga sebagai tindakan dengan cara
dan fiksi lainnya seperti karikatur, music, drama dan juga film. Menurut Benjamin
dalam jurnal Tarihi, kritik bisa dikatakan penyajian suatu kebenaran melalui karya
hubungan antara masyarakat dan peristiwa yang terjadi didalamnya tetapi keliru
sosial sebegai potret realitas, dokumen sosial itulah yang dapat digunakan untuk
kritik secara terbuka dan kritik secara tertutup atau juga disebut terselubung.
Kritik sosial secara terbuka berarti kegiatan penilaian atau analisis terhadap
kritik sosial secara terselubung adalah dilakukan dengan cara simbolis atau
menyisipkan suatu pesan yang tersirat terhadap keadaan sosial tertentu secara
sistem-sistem dan tatanan negara yang telah berjalan, akan tetapi masih perlu
tengah mereka rasakan dengan memberikan kritik sosial melalui banyak media
yang bisa digunakan. Kritik juga dapat ZX membentuk stabilitas dalam negara Comment [WU11]: ??
serta menciptakan kehidupan yang harmonis. Konflik dan kritik sosial tidak
perlu dipahami sebagai tindakan yang akan membuat proses disintergrasi, tetapi
dengan melalui berbagai macam cara, seperti orasi melalui media, atau dengan
Media seni merupakan salah satu media yang digunakan masyarakat dalam
media seni. Di Indonesia sendiri sudah banyak terdapat contoh kritik sosial
dalam sebuah lagu. Sebagai contohnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Aulia
(2021) dengan judul “Makna Kritik Sosial Pada Lirik Lagu Secukupnya Dan
Semiotika Michael Riffaterre)”. Selain itu Putra (2018) juga menganalisis kritik
dalam dua lagu berbeda, satu diantaranya menganalisis makana kritik sosial dari
grup Hindia pada lagu Secukupnya dan Membasuh. Dari hasil penelitian Aulia
hidup yang dialami pada manusia pada masa awal dewasa. Grup Hindia sendiri
naiknya film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI). Melalui website
ditonton ke-2 pada tahun 2020, yaitu mencapai 2.256.908 penonton. Hindia
menjadi salah satu soundtrack dari film tersebut dengan lagu Secukupnya.
Baskara yang merupakan vocalist Hindia sudah merintis karirnya sejak tahun
2014, menjadi vokalis dalam band rock Feast. Namun pada tahun 2019, Baskara
memutuskan untuk mundur dan membentuk label musiknya sendiri yaitu Sun
Eater. Pada tahun 2020, Hindia meliris album pertamanya dan mendapat sambut
hangat oleh para pecinta musik. Dilansir dari hasil penelitian Aulia (2021) lagu
secukupnya dalam album pertama tersebut berada diposisi ke lima lagu paling
69.350.952 kali sejak pertama kali perilisan lagu pada tahun 2020 awal.
Pada Juli tahun 2023 Hindia meliris album barunya yang berjudul Lagipula
Hidup Akan Berakhir. Dua dari beberapa lagu di album tersebut sempat menjadi
trending, yaitu Cincin dan Nabi Palsu. Dilansir dari music.kapanlagi. com lagu
Cincin memiliki makna tentang lika-liku cinta dan kesetiaan serta menerima
segala kekurangan pasangan. Namun terdapat salah satu lirik dalam lagu Cincin
peraturan atau aturan yang dapat berdampak besar pada kehidupan seseorang.
Dalam konteks pacaran dan kehidupan remaja, kehadiran aturan-aturan ini dapat
menimbulkan keterbatasan dan tantangan bagi hubungan cinta mereka. Saat ini,
KUHP yang berlaku merupakan warisan dari masa penjajahan Belanda, yang
melakukan hubungan seks di luar nikah atau zina jika keduanya setuju atau
sama-sama mau.
Pada lagu Nabi Palsu, Baskara menyatakan bahwa lagu ini mengisyaratkan
untuk tidak mempercayai apa yang didengar dan dilihat dengan cuma-cuma, tanpa
menyaring terlebih dahulu. Tidak semua yang terlihat dan terdengar itu adalah
benar, kebanyakan hanyalah perspektif dari yang menyampaikan. Pada lagu ini
terdapat lirik “mereka semua penipu, percaya saja pada dirimu”. Lirik ini
mengisyaratkan bahwa jangan sampai apa yang didengar dan dilihat dapat
belum tentu kebenarannya. Oleh karena itu diharapkan untuk mencerna terlebih
dahulu apa saja yang didengar dan apa saja yang dilihat. Saat ini banyak sekali
orang-orang yang salah mengambil keputusan akibat dari dorongan orang lain.
Fenomena mengikuti gaya hidup artis juga sedang marak saat ini, sehingga tidak
mengherankan banyak dari warga Indonesia yang terjerat pinjaman online demi
menyamakan gaya hidupnya dengan gaya sang idola. Padahal belum tentu
musiknya bahwa sebagai manusia kita harus cerdas, jangan mau dibodohi oleh
apa yang terlihat dan terdengar termasuk kepada politisi-politisi Indonesia (Pramborsfm.com, 2023)
Comment [WU12]: Kasih sumbernya!
Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu lebih dalam mengenai makna
yang terkandung di dalam lagu Cincin dan Nabi Palsu. Pemaknaan kritik sosial
dalam lirik lagu Cincin dan Nabi Palsu pada penelitian ini dilakukan dengan
paradigmatis yang dapat digunakan untuk menggali makna pada sebuah wacana
merasakan sesuatu yang aneh, sesuatu yang perlu dipertanyakan lebih lanjut
ketika kita
membaca teks atau narasi/wacana tertentu. Untuk mencari tanda-tanda tersebut,
kalimat dan kesatuan pada lirik lagu. Dengan demikian, dapat ditemukan
keterkaitan maknanya. Oleh karena itu, teori yang dapat digunakan sebagai
landasan penelitian ini adalah teori yang mempelajari tentang tanda atau
semiotik.
Riffaterre untuk membedah makna yang terkandung dalam sebuah lirik lagu.
(1978). Melalui bukunya tersebut Riffaterre menaruh perhatian atas ilmu tentang
menyumbang peranan yang besar terhadap semiotika puisi (Sobur, 2020). Hal
karena lirik lagu termasuk dalam bentuk puisi bebas dalam karya sastra yang
tidak terdapat aturan dalam jumlah suku kata (syllabe) dalam setiap lariknya,
tidak memakai rima atau persamaan bunyi, dan tidak mempunyai irama yang
Moeliono (2007) menyebutkan bahwa lirik lagu termasuk dalam jenis sastra
karena lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi,
susunan kata sebuah nyanyian. Sama dengan puisi, lirik disajikan dengan
varian, dan hipogram (hubungan intertekstual) pada teks akan diperoleh makna
Jika diusut lebih luas ada banyak sekali musisi di Indonesia yang melakukan
kritik sosial melalui media musik. Salah satunya adalah grup band ERK (Efek
Rumah Kaca) dengan lagunya yang berjudul “Di Udara”, Iwan Fals dengan
lagunya yang berjudul “Surat Untuk Wakil Rakyat”, Slank dengan lagunya
Ikhsan Skuter dengan lagunya berjudul “Bingung”, Jason Ranti dengan lagunya
yang berjudul “Kafir” dan lainnya. Hindia merupakan salah satu band di ranah
musik indie yang sering memberikan kritik terhadap isu sosial yang ada di
Indonesia namun masi terbilang jarang diusut oleh media konvensional. Grup
Hindia mulai dikenal namanya sejak tahun 2020 dengan lagu Secukupnya dalam
album Menari Dengan Bayangan yang menempati 5 besar sebagai lagu paling
yaitu, lagu ini telah didengarkan sebanyak 69.350.952 kali sejak pertama kali
perilisan lagu pada tahun 2020 awal. Nama grup Hindia semakin melejit pada
pada Februari 2020 saat terpilih menjadi salah satu soundtrack film populer
muda di Indonesia kian menggali informasi tentang Hindia dan menikmati lagu-
kesempatan kali ini, peneliti memilih “Cincin” dan “Nabi Palsu” karya dari
diharapkan melalui lagu-laguya dapat menyadarkan anak muda yang lebih apatis
terhadap kondisi sosial dan berkiblat pada budaya berat di era globalisasi ini.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisis lagu Cincin dan
Berdasarkan latar belakang dan permasalah di atas, maka tujuan penelitian ini
yaitu:
Matriks, varian, model, hipogram dan pembacaan secara heuristik dan pembacaan secara hermeneutik,
serta
kejadian isu-isu sosial yang diusut dalam lagu Cincin dan Nabi
terutama di bidang musik atau lagu. Comment [WU14]: Ini gabungkan saja
dengan Manfaat Teotitis
terhadap peneliti dalam menganalisis sebuah karya sastra dan memberi dorongan
pembacaan secara heuristik dan hermeneutik dari teori semiotik Riffaterre dalam
Riffaterre dalam lirik lagu dalam lagu Cincin dan Nabi Palsu dapat digunakan
Hasil penelitian ini dapat memberi inspirasi bagi peneliti lain untuk
Agar penelitian ini dapat dengan mudah dibaca dan dipahami, maka peneliti
menyusun makalah ini dalam empat bab secara sistematis dengan urutan sebagai
berikut.
BAB II. Landasan Teori berisi Pengertian Lirik Lagu, Semiotik Riffaterre,
Hipogram.
BAB IV. Analisis Semiotik Pada Lagu Cincin dan Nabi Palsu
BAB V. Simpulan, Implikasi, dan Saran berisi Simpulan, Implikasi Comment [WU16]: Gak pakai ini, jadi
habis aja
BAB II
A. Landasan Teoritis
1. Semiotika
tanda. emiotika adalah sebuah disiplin ilmu dan metode analisis yang dapat
mengkaji tanda-tanda yang terdapat pada suatu objek untuk diketahui makna
“kebohongan” dan di dalam tanda ada sesuatu yang tersembunyi di baliknya dan
bukan `merupakan tanda itu sendiri. Dalam kehidupan manusia tidak bisa
terlepas dari tanda, artinya semua yang hadir dalam kehidupan kita dilihat dari
tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna (Lantowa, 2017). Konsep tanda
ini untuk melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan atau hubungan
sebagai kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau
penanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “suara berarti” atau
“makna grafiti”.
yang menaruh perhatian atas ilmu tentang tanda-tanda, terutama pada karya
sastra seperti lirik atau puisi yang tertuang dalam bukunya yang berjudul
a. Pembacaan Heuristik
ini didasarkan pada sistem dan konvensi bahasa. Mengingat bahasa memiliki arti
bergerak dari awal ke akhir teks sastra, dari atas ke bawah mengikuti rangkaian
atau frasa tidak dapat dipahami hanya secara literal dan hanya bisa dipahami jika
atau frasa sebagai sebuah metafora atau metonimia (Lantowa, 2017). Jadi,
pembacaan
heuristik berdasarkan struktur kebahasaan menerjemahkan “keanehan” kata-kata
dan struktur bahasa agar sesuai dengan bahasa sehari-sehari dan struktur kata
berlaku. Pada tahap ini akan ditemukan arti dari lirik tersebut secara tekstual.
b. Pembacaan Hermeneutik
hadir pada bagian akhir teks. Artinya, teks harus dilihat keutuhannya yang
Model, dan Varian Matriks merupakan konsep abstrak yang tidak pernah
teraktualisasi dan tidak muncul dalam teks. Matriks dapat berupa kata, frase,
klausa, atau kalimat sederhana (Ratih, 2016). Dalam memahami sebuah lirik,
menjadi dua yaitu, daging donat dan bulatan kosong di tengah donat. Kedua
sebagai penopang donat maka sama halnya dengan lirik, ruang kosong pada
lirik, sesuatu yang tidak hadir dalam teks lirik tersebut pada hakikatnya adalah
penopang adanya lirik dan menjadi pusat makna yang penting untuk ditemukan.
menurunkan teks secara keseluruhan. Ciri utama model adalah sifat puitisnya
(Ratih, 2016). Jadi, matriks merupakan motor atau generator sebuah teks,
Dengan kata lain setelah menemukan matriks maka dikembangkan oleh model
(Lantowa, 2017).
d. Hipogram
Hipogram adalah teks yang menjadi latar penciptaan sebuah teks baru
Riffaterre (Ratih, 2016) hipogram terbagi menjadi dua yaitu, hipogram potensial
dan hipogram aktual. Hipogram potensial adalah matriks yang merupakan inti
teks atau kata kunci, dapat berupa satu kata, frase, atau kalimat sederhana.
diubah menjadi varian-varian. Hipogram aktual dapat berupa teks nyata, kata,
kalimat peribahasa, atau seluruh teks. Hipogram aktual menjadi latar penciptaan
klise, kutipan dari teks-teks lain, atau sebuah sistem deskriptif. Hipogram
merupakan dead landscape yang mengacu kepada realitas yang lain dan
3. Lagu
Menurut
Rahardjo dalam Arabica (2015) lagu mengandung dua makna. Pertama, lagu
yang sedang disenangi masyarakat tertentu. Kedua, jenis lagu yang sedang
Arabica (2015) lagu adalah ragam suara yang berirama bisa dalam bercakap,
bernyanyi, dan membaca. Lagu adalah bagian dari karya musik dan musik
merupakan salah satu dari karya seni. Dapat dikatakan bahwa lagu merupakan
suara yang berirama yang dipadukan dengan ritme-ritme tertentu dalam irama.
4. Lirik Lagu
sebagai karya sastra yang berisi curahan perasaan pribadi juga diartikan sebagai
susunan kata sebuah nyanyian. Pendapat lain datang dari Carlyle dalam Pradopo
berkata, lirik lagu (puisi) merupakan pemikiran yang bersifat musikal, penyair
dalam menciptakan lirik lagu (puisi) itu memikirkan bunyi yang merdu seperti
dalam puisinya. Kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
orkestrasi bunyi (Pradopo, 2012). Lirik lagu merupakan bagian dari karya sastra.
Sastra dalam arti kata sempit adalah sesuatu yang tertulis, sedangkan dalam arti
Karya sastra erat sekali dengan kehidupan manusia. Karya sastra dapat
dijadikan sebagai jalan keluar dari permasalahan yang terjadi dan memberi efek
hiburan dan inspirasi. Karya sastra sendiri terdiri dari drama, prosa, dan puisi.
Menurut Pradopo puisi tidak dapat dipisahkan dari lirik. Puisi mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu, satu hal yang tidak dapat diubah yaitu puisi
yang bertujuan untuk menghibur. Kita dapat menikmati puisi dalam bentuk lagu.
Lagu sendiri merupakan puisi yang dinyanyikan karena di dalam lagu terdapat
2014: 1). Pendapat lain yaitu menurut Riffaterre (Fahmi 2019: 2) lirik lagu
masuk ke dalam karya sastra dengan genre puisi dan puisi selalu berubah-ubah
sesuai dengan evolusi selera dan perubahan konsep estetikanya. Hal tersebut
irama, nada, dan melodi, sehingga pendengar dapat terbawa dalam suasana
Jerman terbagi atas empat yaitu, lirik, epik, dramatik, dan Publikumsbezogene
Gattungen. Lirik atau puisi terbagi atas gesungen lirik atau lirik yang
lirik yang diucapkan, misalnya Gebet (doa), dan gelesen lirik yaitu lirik yang
dibacakan atau yang biasa diketahui sebagai puisi atau Gedicht (Tonggengbio,
2014: 1).
B. Telaah Empiris
tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Penelitian terdahulu juga
sebagai data awal dan untuk memperkuat penelitian yang akan dilakukan. dalam
Penelitian terdahulu yang peneliti jadikan tolak ukur dalam penelitian antara lain.
Tabel 1.1
Penelitian Terdahulu