Maharani Gita
Kacau…
Hentak demi hentak lukaku meradang
Dalam penjara yang kau buat, aku terkekang
Kekangnya erat, bak urat nadi yang menegang
Kacau…
Ribuan rindu tak sampai pada yang tersayang
Meski beribukilometer samudera kuterjang
Sekali lagi dengan lantang, “semua hanya kenang”
Parau…
Nanar lukaku semakin terbuka
Sedang dirimu di sana merenda sukma
Kenang yang sempat menggenang suka
Kini remuk redam setelah kau lupa
Kelabu…
Kepingan mimpi itu kupungut perlahan
Agar serpihannya tak kembali membuat luka
Tapi apa boleh buat?
Luka terlanjur dalam, terlanjur kelam
Duka terlanjur mendendam