Anda di halaman 1dari 5

MERETAS KARMA

Maharani Gita

Kacau…
Hentak demi hentak lukaku meradang
Dalam penjara yang kau buat, aku terkekang
Kekangnya erat, bak urat nadi yang menegang

Kacau…
Ribuan rindu tak sampai pada yang tersayang
Meski beribukilometer samudera kuterjang
Sekali lagi dengan lantang, “semua hanya kenang”

Parau…
Nanar lukaku semakin terbuka
Sedang dirimu di sana merenda sukma
Kenang yang sempat menggenang suka
Kini remuk redam setelah kau lupa

“maaf ini bukan mauku”


Kau ciptakan lagi cerita Siti Nurbaya dengan aku dan kau
adalah lakon utamanya
Tapi, bagaimana bisa sama jika kau bukan Samsulbahri?!
“maaf aku tak bisa lagi”
Suaramu lirih dari jauh hilang ditelan angin
Bayangmu lenyap di kabut horizon yang kejam dingin
Tak peduli sekalipun jiwaku masih ingin

Kelabu…
Kepingan mimpi itu kupungut perlahan
Agar serpihannya tak kembali membuat luka
Tapi apa boleh buat?
Luka terlanjur dalam, terlanjur kelam
Duka terlanjur mendendam

Kau bilang aku wanita yang sabar


Ternyata kau ingkar
Kau bilang aku wanita hebat
Ternyata kau jahat
Kau bilang akan selalu bersama
Ternyata tak lama
Kau bilang hanya semalam
Ternyata ribuan kelam
Kau bilang bertiga?
Nyatanya hanya kami berdua
Dibalik matamu, aku tahu bukan hanya sekedar restu
Untuk apa bermusim jika akhirnya bukan aku?
Perahu besar dengan layar besar yang kita bangun
Untuk apa jika akhirnya kau berlayar tanpa aku?

Kau matahari dalam setiap fajar yang kuhirup


Kau gula disetiap seduhan sirup
Kau nyawa di sekitarku yang hidup
Lantas mengapa kau tinggali aku diruang sempit dan
singup?!

Jangan kau kira usai!!!


Masamu sekarang ingin kusingggahi
Dukapun tak sempat lagi kurasai
Hanya camkan bahwa kau pernah melukai

Ingin kuretas masa…


Bukan kembali dan mengubah rasa
Bukan untuk membuka lembar maaf
Bukan juga untuk mendoakan

Ingin kuretas masa…


Cukup sekali dalam hidupku
Kuputar lagi waktu yang terlanjur lama berlalu
Hanya memastikan luka ini terbayar
Hanya memastikan karmamu tak tertunda
Hanya memastikan letihku
Tuntas
Lunas
Tanpa bekas

Jawab yang harusnya kau tanggung


Akan kuantar sampai sekalipun di ujung maut

Agar kau ingat,,


Akulah karma yang kau tinggali di tepi laut

Gerimis mesra di Sidoarjo


10 Februari 2021
Maharani Gita Kusumawardani, S.Pd, ibu satu anak
yang menggemari menulis sejak usia sekolah. Harapannya
tentang menulis masih sama, “rahasiaku adalah bahasa
tanpa masa”. Melegakan bisa meluapkan emosi tanpa
harus menghakimi jiwa-jiwa yang lain. Ini adalah antologi
ketiga dari Ellunar, dimana ia turut serta menjadi
kontributornya.

Anda mungkin juga menyukai