Anda di halaman 1dari 4

Garut, Desember 2019

Dear kamu ; Manis

Assalamualaikum..
Selamat pagi kamu yang jauh disana. Hari ini pagi begitu indah, sejuk, cahaya matahari
menggeliat menghangatkan dadaku, teduh dan nyaman sekali seperti kala bersamamu diwaktu
itu. Apa disana kabarmu seindah pagi ini?
Aaahh sial... aku tiba-tiba merindukanmu lagi, mengapa waktu dan jarak terasa lebih kejam
saat ini.

Seindah hari ini, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tentang hal yang tak pernah aku
rencanakan sebelumnya. Tentang hal yang tak pernah aku kira akan terjadi secepat ini.
Bahwa aku menyukaimu, pun perlahan rasa sayang itu muncul memenuhi kalbu. Mungkin kau
juga bisa merasakannya. Karena setidaknya akupun sempat merasakan sedikit dari perasaanmu.

Aku dan kamu tahu betul bahwa kita tidak bisa memilih kapan dan kepada siapa kita jatuh
cinta, namun kita bisa memilih hidup bersama siapa untuk saling mencintai. Kamu pernah
membaca sajakku bukan? Tentang ungkapan perasaan tidak peduli perempuan atau lelaki
perasaan adalah perasaan yang tidak pernah bisa kau paksakan, ungkapan hanya
memberitahukan apa yang kau rasa, tanpa harus memastikan perasaan itu berbalas karena
jawaban dari semua ungkapan perasaan tersebut adalah urusan lain. Perihal membalas
perasaan adalah sebuah pilihan dan bukan sebuah paksaan.

Seperti halnya senja yang tidak akan pernah bisa kita miliki. Senja indah dengan cahaya megah,
senja yang berganti malam dan hanya bisa sekedar dinikmati, menatap dengan lekat lalu
menyimpannya dalam memori hati. meski esok bertemu senja kembali, senja sungguh tidak
akan sama lagi.
Bila kamu bertanya mengapa aku mencintaimu, aku hanya bisa menjelaskan bahwa itu terjadi
tiba-tiba, kau dalam waktu singkat memberiku rasa nyaman yang luar biasa, rasa aman di
dekapanmu, saat kamu genggam tanganku, dadaku berdegup dan rasanya darahku sedang
euforia, lalu senyummu mengaktifkan hormon phenyl etil amine dan dopaminku untuk bekerja
cepat, secara tiba-tiba aku Jatuh Cinta. Perasaan itu melekat dan sulit aku tepiskan. Perasaan
tidaklah rumit. Ia sederhana, lugu namun penuh makna. Jatuh cinta padamu hanya secepat
itu, dan perasaan padamu tak pernah aku kira akan sedalam yang kini kurasa. Kau tahu, ini
baru kali pertama otakku terlalu cepat mempresepsikan cinta.
Walau jarak memang memisah, aku selalu beharap dapat mengenalmu lebih jauh untuk saling
berbagi rasa, aku selalu bermimpi dapat membersamaimu, mendampingi juangmu, meredakan
peluhmu, bersama-sama menghadapi indah dan getirnya dunia, lalu saling berbahagia berbagi
rindu dengan apa adanya diri kita masing-masing. Kemudian cinta kita bersatu. Harapanku
hanyalah sebatas mimpi, ratapan fatamorgana semata, menjadi semu namun tak menghadirkan
ragu saat tau yang sebenarnya ada.

Bila benar dugaanku, Mungkin kamu memang masih berat melepas orang lain saat ini.
yaaa…. dia yang sudah kau kenal sangat lama, dia yang jaraknya tidak sejauh kotaku, dia yang
bersamamu menikmati indahnya semesta dan saling berbagi rasa. Aku sungguh mengerti berat
rasanya membuka kisah baru dengan orang yang belum bernar-benar kau kenal, apalagi
memulai di atas ribuan cerita yang belum benar-benar berlalu.
Kamu tau bukan? aku hanya tidak ingin merusak hubungan orang lain, menghancurkannya
lalu merebut dengan perlahan atau secara paksa. Aku tahu itu rasanya sungguh menyakitkan,
aku pernah mengalaminya dan aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak melakukan hal
tersebut pada orang lain. Pun selalu ada beberapa hal yang menyakitkan dan harus
dikorbankan saat memilih bersama seseorang yang kisahnya belum benar-benar selesai.

Disisi lain aku tidak bisa berbohong tentang perasaanku. Tentang aku yang akan sangat
bersyukur dan bahagia bila kamu merasakan perihal rasa cinta yang sama denganku, memiliki
harap untuk bersama denganku memulai yang baru, melupakan ragu dan sendu yang dulu.
Berjalan denganku yang sungguh menyayangimu walaupun seorang yang baru. Belajar
melupakan kecewa yang dulu. Bila tidak, itu takan jadi masalah kareana aku dengan perasaan
ini menerimanya.
Bukan salahmu bila jatuh cinta, pun bukan salahmu bila tidak bisa berbagi rasa. Kuasa
manusia sangat terbatas. Bahagia bisa kita cipta tanpa menyakiti orang lain. Namun bila
dihatimu memang masih ada hati lain yang kini tetap kau dekap, dan kamu memilihnya untuk
menetap maka jaga dia, dia yang jauh lebih sempurna dariku. Aku ikhlas, aku bukan-siapa
siapa. Bersama cintaku aku titipkan seluruh doa baik menyertai kalian berdua. Anggap saja aku
hanya setatap, dekat, tapi tidak melekat, lalu hilang menjadi pekat.

Sungguh aku tidak berkuasa dan tidak bisa mengendalikan rasamu, begitupun kamu tidak bisa
mengendalikan rasaku. Tetaplah fokus pada yang bisa kita kendalikan "perasaan diri sendiri"
Karena nyatanya Tuhan melalui semesta selalu tahu kapan kita harus bertemu, pun Tuhan dan
semesta mengatur bagaimana kita akan bahagia.
Biarlah Tuhan, semesta dan waktu yang menjawab pertanyaan sulit "kita akan menetap atau
hanya singgah setatap"

Ditulis di Garut, untuk kamu di Pulau yang berbeda namun menetap dalam dada.
Aku mencintai sendiri atau berduanya kamu.
Salam rindu dari aku,

NonTir

Anda mungkin juga menyukai