Anda di halaman 1dari 7

BAYAN

DEWAN SYARIAH PUSAT


PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR: 22/B/DSP-PKS/2023
TENTANG
TATA CARA DAN SARANA KAMPANYE
َ َ ‫َ َْْ ُ ه‬
ُ ََْ َْ َ ْ َ ْ َ َ َ َْ َ ْ ُْ َ َ ُ َّ َ ُ َّ َ َ ْ َ ٰ ْ َ
‫ وبعد‬،‫ّلِل ر ٰب العل ٰمين والصلاة والسلام علي س ٰي ٰد المرس ٰلين وعلى آلٰ ٰه وأصح ٰابه أجم ٰعين‬
ٰ ٰ ‫الحمد‬

Kampanye adalah kegiatan yang dilakukan oleh partai politik, calon pemimpin, atau
tim suksesnya untuk mempromosikan diri dan programnya kepada masyarakat sehingga
diharapkan menjadi pilihan mereka dalam Pemilu. Namun, kampanye tidak boleh
dilakukan sembarangan karena harus mengikuti tata cara dan sarana yang telah
ditetapkan oleh hukum dan etika. Dewan Syariah Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DSP
PKS) merasa perlu untuk mengeluarkan bayan tentang Tata Cara dan Sarana Kampanye
agar ia berjalan dengan jujur, adil, santun, dan bertanggung jawab, serta menghindari
hal-hal yang dapat merusak persatuan, keamanan, dan ketertiban umum.

A. Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Kampanye


1. Berdasarkan Undang-undang Pemilu (Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 280 poin 1),
pelaksana, peserta, dan tim Kampanye Pemilu dilarang:
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta
Pemilu yang lain;
d. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;

1 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan
kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau
Peserta Pemilu yang lain;
g. merusak dan atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
i. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut Peserta Pemilu yang bersangkutan; dan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
Kampanye Pemilu.
2. Berdasarkan Undang-undang Pemilu (Nomor 7 Tahun 2017 Pasal 280 poin 2),
pelaksana dan/atau tim kampanye dalam kegiatan Kampanye Pemilu dilarang
mengikutsertakan:
a. ketua, wakil ketua, ketua muda, hakim agung pada Mahkamah Agung, dan
hakim pada semua badan peradilan di bawah Mahkamah Agung, dan hakim,
konstitusi pada Mahkamah Konstitusi;
b. ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
c. gubernur, deputi gubernur senior, dan deputi gubernur Bank Indonesia;
d. direksi, komisaris, dewan pengawas dan karyawan badan usaha milik
negara/badan usaha milik daerah;
e. pejabat negara bukan anggota partai politik yang menjabat sebagai pimpinan
di lembaga nonstruktural;
f. aparatur sipil negara;
g. anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
h. kepala desa;
i. perangkat desa;
j. anggota badan permusyawaratan desa; dan
k. Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki hak memilih.

B. Penggunaan Fasilitas Pemerintah, Tempat Ibadah, dan Tempat Pendidikan


1. Bertindak bijaksana dalam menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah,
dan tempat pendidikan agar tidak melanggar Undang-undang Pemilu yang
berlaku.
2. Undang-undang tersebut pada pasal 8 tidak menghilangkan fungsi ketiga
tempat itu sebagai pusat pembinaan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa
dari aspek ilmu pengetahuan dan spiritual, termasuk mengenai politik.
3. Tidak menjadikan ketiga tempat tersebut untuk kampanye, promosi lambang,
nomor urut, dan calon tertentu, tetapi kajian seperti politik menurut Islam,
urgensi Pemilu, serta kriteria pemimpin menurut Islam tidak yang tidak

2 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


termasuk yang dimaksudkan dalam dalam Undang-undang tersebut (UU
Pemilu No. 7 tahun 2017 pasal 280 huruf h).
4. Penggunaan fasilitas pemerintah dan tempat pendidikan dimungkinkan selama
ada persetujuan dari penanggung jawab tempat dan tanpa melibatkan atribut
kampanye (Putusan MK No. 65/PUU-XXI/2023).

C. Pertemuan Terbatas
1. Pertemuan terbatas dilakukan oleh peserta pemilu dan/atau Tim Suksesnya
dengan massa calon pemilih dalam jumlah terbatas untuk menyampaikan visi,
misi, dan rencana program yang dilakukan secara langsung dan interaktif.
2. Peserta Pemilu dari Partai dan Tim Suksesnya harus mengedepankan etika
Islam sehingga mampu melenturkan hati masyarakat untuk memilihnya dengan
melakukan hal-hal berikut:
a. kampanye dilakukan dengan jujur, adil, santun, dan bertanggung jawab;
b. menghindari fitnah, dusta, hasutan, dan ujaran kebencian terhadap pihak
lain;
c. menghormati hak-hak pemilih, seperti hak untuk memilih secara bebas,
rahasia, dan adil;
d. mengedepankan dialog, musyawarah, dan persatuan umat; dan
e. menjaga kebersihan lingkungan dan tidak merusak fasilitas umum.

D. Debat Terbuka Antar Calon


1. Debat terbuka antar calon dimaksudkan agar masyarakat mengetahui visi, misi,
program, gagasan, penguasaan masalah publik, dan kemampuannya dalam
menghadirkan solusi untuk setiap masalah yang ada di tingkat nasional atau
daerah.
2. Peserta Pemilu dari Partai dan Tim Suksesnya harus memperhatikan beberapa
hal penting:
a. menyiapkan materi dengan sebaik-baiknya yang mencakup masalah dan
solusinya yang direncanakan atau diperkirakan menjadi bahan diskusi atau
perdebatan;
b. menyiapkan publikasi, dokumentasi, serta menghubungi pihak media massa
cetak dan online agar sampai kepada masyarakat umum, termasuk yang tidak
hadir secara langsung;
c. menjadikan debat terbuka sebagai forum adu gagasan dengan cara yang
argumentatif, santun, dan dapat diterima oleh masyarakat; dan

3 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


d. menghindari pembicaraan yang kontra produktif dengan tujuan untuk meraih
simpati masyarakat.

E. Penyebaran dan Pemasangan Alat Peraga Kampanye


1. Alat Peraga Kampanye (APK) adalah semua benda atau bentuk lain yang
memuat visi, misi, program, dan/atau informasi lainnya dari Peserta Pemilu,
simbol atau tanda gambar Peserta Pemilu, yang dipasang untuk keperluan
kampanye dan bertujuan untuk mengajak orang agar memilih Peserta Pemilu
tertentu, seperti spanduk, baliho, pamflet, bendera, dan poster.
2. Peserta Pemilu dari Partai dan Tim Suksesnya harus menyiapkan APK dalam
berbagai bentuknya dengan sebaik-baiknya dan dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut:
a. memuat gambar, foto, dan kalimat yang menarik, baik, pantas, dan sopan,
sesuai dengan norma agama dan susila yang berlaku di masyarakat;
b. tidak menyerang kompetitor lain, baik pribadi maupun partai
pengusungnya;
c. tidak mengandung unsur SARA;
d. tidak menutup atau merusak APK milik kompetitor atau partai
pengusungnya; dan
e. memperhatikan peraturan kampanye, baik masa pemasangan maupun
tempatnya.

F. Penayangan Iklan Kampanye


1. Iklan kampanye merupakan sarana efektif untuk memperkenalkan partai,
nomor urut, nama calon, visi, misi, dan programnya, baik di televisi, radio,
maupun pada media sosial yang dapat diakses secara luas oleh pengguna media
tersebut.
2. Peserta Pemilu dari Partai dan Tim Suksesnya harus memaksimalkan upaya
untuk memanfaatkan media dengan sebaik-baiknya dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a. menampilkan konten audio atau visual yang menarik sehingga pesan yang
disampaikan dapat diterima secara optimal;
b. menyampaikan visi, misi, dan program dengan bahasa yang dapat dipahami
semua lapisan masyarakat;

4 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


c. tidak menampilkan fitnah, berita bohong, ujaran kebencian, dan hal-hal
yang mengandung unsur SARA;
d. tidak memvisualisasikan atau membahasakan hal-hal yang mengandung
konotasi pornografi;
e. iringan musik, lirik, dan tariannya harus memperhatikan etika, adab, dan
nilai-nilai Islam; dan
f. iklan diperankan oleh orang yang memiliki karakter kebaikan dan
mengenakan pakaian yang sesuai dengan adab-adab Islam.

G. Pengumpulan Massa
1. Pengumpulan massa dalam kampanye adalah salah satu strategi untuk menarik
perhatian dan dukungan pemilih serta untuk menunjukkan pengaruh, kekuatan,
dan popularitas calon dan partai yang mengusungnya.
2. Agar acara kampanye berjalan tertib, lancar, dan sesuai tujuan, pelaksanaannya
harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. panitia harus menyiapkan sarana dan prasarana kampanye secara maksimal
dan profesional;
b. mengurus perizinan untuk mengadakan acara dengan baik dan
berkoordinasi dengan berbagai pihak yang terkait;
c. bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk menyiapkan rekayasa lalu
lintas agar kedatangan dan kepulangan massa terjadi dengan baik, tertib,
dan aman;
d. massa dihimbau untuk mematuhi aturan dan rambu-rambu lalu lintas,
membawa surat kendaraan secara lengkap, memakai helm, dan knalpot
standar;
e. panggung dipersiapkan secara baik, menarik, nyaman, dan kuat;
f. orasi disampaikan dengan bahasa yang menarik, dipahami, santun, dan
tidak provokatif;
g. tidak menampilkan hiburan yang mengandung atau mengesankan unsur
pornografi, baik pada tarian, nyanyian, maupun sejenisnya;
h. tidak melibatkan anak di bawah umur sesuai Undang-undang yang terkait;
i. hiburan dilakukan dengan menekankan pengenalan kekayaan budaya
masyarakat Indonesia yang berbineka, dengan tetap memperhatikan adab-
adab Islam;
j. massa tidak membawa senjata tajam, minuman memabukan, napza
(narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) baik yang alami maupun
sintetis dan cairan yang membahayakan.
k. tidak melalaikan kewajiban ibadah kepada Allah Swt.; dan

5 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


l. mengurangi dampak negatif seperti terjadinya kemacetan parah, sampah,
keributan, dan kerusakan fasilitas umum.

H. Penggunaan Media Sosial


1. Kampanye dengan menggunakan media sosial adalah salah satu cara untuk
mempromosikan visi, misi, dan program peserta pemilu kepada pemilih secara
luas, cepat, dan murah.
2. Peserta Pemilu dari Partai dan Tim Suksesnya harus memperhatikan etika Islam
dalam menggunakan media sosial seperti hal-hal di bawah ini:
a. mengedepankan keikhlasan, kejujuran, amanah, penghayatan selalu dalam
pengawasan Allah, dan menjadikan aktivitas di media sosial sebagai amal
ibadah;
b. tidak tergesa-gesa dalam memberikan tanggapan terhadap postingan orang
lain, mengedepankan tabayun, mempertimbangkan manfaat dan mudarat,
dan menjauhi hal-hal yang tidak berguna;
c. menyampaikan informasi yang benar, jujur, bertanggung jawab dan tidak
menyebarkan berita bohong (hoax), fitnah, hasutan, dan ujaran kebencian
terhadap pihak lain;
d. menggunakan bahasa yang santun, sopan, tidak provokatif, dan menjauhi
penggunaan kata-kata yang kasar, pornografi, atau isu SARA;
e. menghormati hak cipta dan sumber informasi dengan tidak melakukan copy
paste artikel atau gambar tanpa izin atau tanpa mencantumkan sumbernya;
f. memberikan komentar yang relevan, konstruktif, serta positif dan tidak
menghina, mencela, atau menyerang pribadi dan/atau lembaga lain; dan
g. berhati-hati terhadap penyebaran konten yang dapat dijerat oleh Undang-
undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan KUHP seperti
yang berkaitan dengan terorisme, melanggar kesusilaan, perjudian,
penghinaan dan pencemaran nama baik, pemerasan dan pengancaman,
melakukan penghinaan dengan sengaja terhadap penguasa atau badan
hukum, menyebarkan informasi bohong dan menimbulkan kebencian
SARA, ancaman kekerasan atau menakut-nakuti pribadi orang lain, serta
penggunaan data pribadi orang lain.
Demikian bayan ini dibuat untuk menjadi panduan dalam pelaksanaan kampanye benar
sesuai dengan perundang-undangan dan ajaran agama. Diharapkan agar kampanye tidak
hanya berorientasi pada perolehan suara, tetapi juga pada kesantunan yang dapat meraih
hati masyarakat, keberkahan, pertolongan Allah Swt., dan kemenangan. Semoga Allah

6 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye


Swt. memberikan taufik dan kemenangan pada Partai Keadilan Sejahtera amin ya
Rabbal alamin.
ْ َ َ َ ُ َ ُ َّ َ
‫َوصلى اّلِل على َس ٰي ٰدنا محَّم ٍد َوعلى آلٰه َوصح ٰبه َو َسلم‬

Jakarta, 13 Safar 1445 H.


30 Agustus 2023 M.
DEWAN SYARIAH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

DR. KH. MUSLIH ABDUL KARIM, MA.


KETUA

7 | Bayan DSP Tentang Tata Cara Dan Sarana Kampanye

Anda mungkin juga menyukai