Anda di halaman 1dari 14

PROYEK PEMBANGUNAN MIX-USE BUILDING

(KAFE, FRANCHISE DAN KAMAR SINGGAH) URIP


SUMOHARDJO WAY HALIM
KOTA BANDAR LAMPUNG

(Laporan Kerja Praktik)

DISUSUN OLEH:

AMIRAH ULFAH
1915011015

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2O22

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mixed-use building adalah bangunan multi fungsi yang terdiri dari satu atau
beberapa massa bangunan yang terpadu dan saling berhubungan secara
langsung dengan fungsi yang berbeda. Mixed use building menggabungkan
antara fasilitas hunian, fasilitas bisnis, dan fasilitas rekreasi yang biasanya
dimiliki oleh suati pengembang. (Indonesia apartment, Esti Savitri 2007).
Mixed-use building adalah salah satu upaya pendekatan perancangan yang
berusaha menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi yang berada di bagian area
suatu kota yang memiliki luas area yang terbatas, harga beli tanah yang relatif
mahal, lokasi tanah yang strategis, serta nilai ekonomi tinggi menjadi sebuah
struktur yang kompleks dimana semua kegunaan dan fasilitas yang memiliki
keterkaitan dalam kerangka integrasi yang kuat. (Panduan Perancangan
Bangunan Komersial, Endy Marlina 2008). Mengingat naiknya Pertumbuhan
Pariwisata di Lampung Terutama Kota Bandar Lampung maka jumlah
kebutuhan penginapan pun ikut bertambah. Menurut data dari badan statistik
Provinsil Lampung dari tahun 2014 sampai 2016 tamu yang datang menginap
di hotel mengalami peningkatan. Bandar Lampung Merupakan Ibu kota dari
Provinsi Lampung maka keberadaan penginapan ditengah-tengan masyarakat
sangat penting karena dibutuhkan bagi yang membutuhkan menginap dalam
berbagai keperluan. Maka dari itu, dibangunlah penginapan yang berada di
jalan urip sumoharjo Way Halim dengan desain menggabungkan antara
penginapan dengan kafe yang bertujuan untuk mengeliminasi ruang-ruang
mati, sehingga penggunaan lahan lebih efektif dan efisien, pelayanan
kebutuhan lebih mudah, dan lingkungan menjadi lebih nyaman dihuni.
Dibangun dilokasi yang strategis karena berada tepat dipinggir jalan dan juga
dekat dengan rumah sakit menjadi kelebihan hotel tersebut. Pada
Pelaksanaanya ditunjuklah
PT. Gunung Sulah Medika sebagai kontraktor pelaksana dalam pembangunan
mix-use building urip sumohardjo way halim.

B. Tujuan Pembangunan
Tujuan dari pembangunan Mix-use Building Urip Sumohardjo Way Halim
antara lain :
1. Sebagai tempat menginap sementara yang diharapkan bisa memberikan
pelayanan yang nyaman, aman, dan memuaskan.
2. Sebagai tempat menikmati makanan dan minuman serta sebagai tempat
untuk santai yang informal.
3. menyatukan berbagai fungsi dan aktivitas pada lahan yang terbatas.

C. Tujuan Kerja Praktik


Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini antara lain :
1. Sebagai salah satu syarat akademis guna menyelesaikan program studi S-1
Teknik Sipil Universitas Lampung.
2. Sebagai media pembelajaran dan perbandingan mahasiswa antara materi
yang didapatkan secara teoritis dengan pelaksanaannya di lapangan.
3. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai penerapan dan
pelaksanaan ilmu sipil di lapangan.
4. Sebagai sarana untuk memperkenalkan dunia kerja yang akan dihadapi
kelak
kepada mahasiswa.

D. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan Mix-use Building Urip
Sumohardjo Way Halim antara lain :
1. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan kolom
b. Pekerjaan balok dan pelat beton bertulang
c. Pekerjaan tangga
2. Pekerjaan Konstruksi Baja
3. Manajemen Konstruksi
4. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal
5. Pekerjaan Arsitektur

E. Batasan Masalah
Hal-hal yang dibahas dalam laporan ini hanya mencakup pekerjaan-pekerjaan
yang diamati selama waktu pelaksanaan kerja praktik dilakukan dan tugas
khusus yang diberikan oleh pembimbing kerja praktik. Ini dilakukan mengingat
waktu kerja praktik yang terbatas. Pembatasan bahasan meliputi :
1. Teknik pelaksanaan di lapangan, meliputi :
a. Pekerjaan kolom, balok, dan pelat beton bertulan
b. Pekerjaan pemasangan rangka baja
c. Pekerjaan tangga
2. Teknik pengawasan di lapangan, meliputi :
a. Pengawasan terhadap mutu bahan dan alat
b. Pengawasan terhadap metode pelaksanaan pekerjaan

F. Metode Pelaksanaan Kerja Praktik


Dalam pelaksanaannya, metode-metode yang dilakukan antara lain :
1. Pengamatan langsung di lapangan.
2. Penjelasan dan pengarahan dari pembimbing kerja praktik di lapangan.
3. Tanya jawab dengan pengawas lapangan dan beberapa pekerjan di lokasi
proyek.
4. Pengamatan terhadap data-data dan dokumen proyek.
5. Konsultasi dengan dosen pembimbing kerja praktik.
6. Dokumentasi terhadap segala pekerjaan yang dilasanakan di lokasi proyek.
7. Penyusunan laporan.

G. Sistematika Penulisan Laporan


Sistematika penulisan yan digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik
ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, tujuan proyek, tujuan kerja
praktik, ruang lingkup pekerjaan, batasan masalah, metode
pelaksanaan kerja praktik, dan sistematika laporan.

BAB II : GAMBARAN UMUM PROYEK


Bab ini berisikan data dan gambaran proyek secara umum
meliputi
lokasi proyek, data umum proyek, data struktur proyek, fasilitas
proyek, manajemen proyek, dan struktur organisasi proyek.
BAB III : MATERIAL DAN PERALATAN
Bab ini berisikan bahan atau material serta alat yang digunakan
dalam pelaksanaan proyek.
BAB IV : PELAKSANAAN PEKERJAAN
Bab ini berisikan pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek yang
terdiri dari pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, tangga,
pemasangan struktur baja, pegawasan proyek, dan permasalahan
di lapangan.
BAB V : TUGAS KHUSUS
Bab ini berisikan perhitungan penulangan pada struktur kolom
dan
pondasi dengan bantuan program SAP 2000.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran
yang ingin disampaikan dari data-data yang ada.
II. GAMBARAN UMUM PROYEK

Bab ini membahas menganai hal-hal berupa data dan gambaran proyek secara

umum yang meliputi data umum proyek, data struktur proyek, manajemen proyek

serta struktur organisasi proyek.

A. Data Umum Proyek


Data proyek pembangunan Mix-use Building Urip Sumohardjo Way Halim
antara lain sebagai berikut :
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Mix-Use Building (kafe,
franchise dan kamar singgah) Urip Sumohardjo
2. Jenis Kontrak :
3. Lokasi : Jl. Urip Sumohardjo, Gn. Sulah, Way Halim, Kota
Bandar Lampung
4. Pemilik Proyek :
5. Nilai Proyek : Rp. 10.000.000.000,-
6. Sumber Dana :
7. Nomor kontrak :
8. Konsultan Perencana : RGB Architecture Studio
9. Konsltan Suervisi :
10. Kontraktor Utama : RGB Architecture Studio
11. Sifat Tender :
12. Waktu Pelaksanaan :
13. Masa Pelaksanaan :
B. Data Struktur Proyek
Data struktur proyek pembangunan Mix-use Building Urip Sumohardjo Way
Halim antara lain sebagai berikut :

1. Luas Area Pekerjaan


Untuk luas wilayah kerja proyek pembangunan Mix-use Building Urip
Sumohardjo Way Halim adalah sebesar 57.418 m2, dan luas bangunan
sebeesar
2. Pondasi
Pondasi yang terdapat pada proyek Pembangunan pembangunan Mix-use
Building Urip Sumohardjo Way Halim merupakan jenis pondasi telapak
yang dilengkapi dengan balok rib. Terdapat 2 tipe pondasi yang digunakan,
yaitu pondasi P1 dan pondasi P2. Pondasi P1 memiliki dimensi 3000 mm x
3000 mm dan pondasi P2 dengan dimensi 2500 mm x 2500 mm.
3. Sloof
Terdapat dua tipe sloof yang terdapat pada proyek Pembangunan yaitu
sloof 1 dan sloof 2. Sloof 1 memiliki dimensi 230x300 mm dengan
tulangan utama 6D16 dan sengkang Ø8-150, sedangkan sloof 2 memiliki
dimensi 150x250 mm dengan tulangan utama 4D16 dan sengkang Ø8-150.
Mutu beton yang digunaan adalah beton K-300.
4. Kolom
Pada proyek Pembangunan pembangunan Mix-use Building Urip
Sumohardjo Way Halim digunakan ukuran kolom yang variatif dalam satu
lantai. Kolom-kolom tersebut terdiri dari kolom K1, kolom K2, kolom K3,
kolom K4, kolom tangga, dan kolom praktis. Untuk tulangan dengan
diameter kurang dari 13 mm (<13 mm), digunakan tulangan dengan
spesifikasi BJTP 24 (polos), sedangkan untuk tulangan dengan diameter
lebih dari sama dengan 13 mm, digunakan besi dengan spesifikasi BJTD 40
(ulir). Untuk kolom utama, yaitu kolom K1 dan K2 digunakan beton ready
mix dengan mutu K-300. Ukuran serta penulangan kolom dijelaskan pada
Tabel 1 di bawah ini
Tabel 1. Ukuran dan Penulangan Kolom Kantor

Tipe kolom Dimensi Tul. Utama Tul. Tul.


(mm) Sengkang Samping
K1 500X500 12D19 Ø8-150
K2 400X500 12D19 Ø8-150
K3 150X250 4Ø10 Ø6-150
K4 250X250 4D19 Ø8-150
Kolom 150X300 4D13 Ø8-150 2Ø10
Tangga
p 120X150 4Ø12 Ø6-150

5. Balok
Terdapat beberapa variasi balok yang digunakan pada proyek
Pembangunan Mix-use Building Urip Sumohardjo Way Halim. Variasi ini
dilihat dari dimensi dan jumlah tulangan yang digunakan. Terdapat tiga
macam balok induk yang digunakan pada proyek ini, antara lain balok B1,
balok B2, dan balok B3. Selain itu, terdapat juga jenis balok lainnya seperti
ring kusen, ring tengah, ring tengah 15x30, dan ring lunas. Untuk balok B1,
B2, dan B3 digunakan mutu beton K-300. Ukuran serta penulangan balok
dijelaskan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Ukuran dan Penulangan Balok Kantor

Tipe Dimensi Tul. Utama Tul. Tul.


Balok (mm) Tumpuan Lapangan Sengkang Samping
B1 350x600 13D19 11D19 Ø8-150 2D13
B2 300X500 6D19 6D19 Ø8-150 2D13
B3 200X400 6D19 6D19 Ø8-150 2D13
Ring 120x150 4Ø12 Ø6-150
Kusen
Ring 120x150 5Ø12 5Ø12 Ø8-150
Tengah
Ring 150x300 5Ø12 5Ø12 Ø8-150
Tengah
15x30
Ring 120x200 4Ø12 Ø6-150
Lunas

6. Pelat Lantai
Pekerjaan pelat lantai pada proyek Pembangunan Mix-use Building Urip
Sumohardjo Way Halim menggunakan bahan beton dengan ketebalan pelat
lantai mencapai 150 mm. Tulangan yang digunakan yaitu tulangan Ø10-
150. Untuk pelat lantai, digunakan beton dengan mutu K-300.

7. Tangga
Pada proyek Pembangunan Mix-use Building Urip Sumohardjo Way
Halim terdapat 2 tangga, yaitu tangga yang mengarah dari lantai 1 ke lantai
2 dan tangga yang mengarah ke lantai 2 dan lantai 3. Tangga yang
mengarah dari lantai 1 ke lantai 2 memiliki lebar 135 mm dengan Panjang
total tangga mencapai 15,99 meter. Terdapat dua pelat bordes dengan
ukuran 135 mm x 157 mm dan 150 mm x 135 mm. Sedangkan pada tangga
yang mengarah dari lantai 2 ke 3 memiliki lebar 120 mm dengan panjang
total tangga mencapai 12,88 meter. Terdapat satu pelat bordes dengan
ukuran 173 mm x 155 mm. Terdapat pula struktur yang menopang tangga,
yaitu balok berukuran 140x300 mm dan kolom berukuran 150x300 mm.
8. Rangka Baja
Rangka baja pada proyek Pembangunan Mix-use Building Urip
Sumohardjo Way Halim terleta pada lantai 3 kantor yang berfungsi sebagai
rangka atap. Rangka baja yang digunakan merupakan rangka Wide Flange
(WF) 250x125x6x9 dan baja kanal CNP 125x50x20x2,3 sebagai gording
atap. Mutu baja yang digunakan adalah BJ-37.
C. Fasilitas Proyek

Fasilitas-fasilitas yang terdapat pada proyek Pembangunan Mix-use Building


Urip Sumohardjo Way Halim antara lain :

1. Kantor Sementara
Kantor sementara merupakan bangunan sementara yang dibangun di lokasi
proyek sebagai tempat untuk melakukan rencana dan evaluasi kerja.
Terdapat beberapa ruangan di dalam kantor ini, antara lain ruang kerja
kontraktor, ruang kerja MK, ruang tamu, ruang meeting, dapur, musholla,
dan kamar mandi.
2. Gudang penyimpanan material
Gudang merupakan tempat yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
material dan peralatan kerja. Gudang penyimpanan material terletak di
depan kantor dan langsung berhadapan dengan area proyek.
3. Los kerja
Los kerja merupakan tempat untuk melakukan aktivitas berupa perakitan,
pembengkokan, dan pemotongan tulangan. Pada proyek ini, area los kerja
berada di belakang gudang penyimpanan dan bersebelahan dengan kantor.
4. Mes Pekerja
Mes merupakan fasilitas berupa bangunan yang digunakan sebagai tempat
tinggal sementara untuk pekerja proyek selama proyek berlangsung. Mes
pekerja ini uga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi.

5. Pagar Proyek
Pagar proyek berfungsi untuk menjamin keamanan kerja dalam suatu
lingkungan proyek, mencegah masuknya orang asing atau pihak yang
tidak berkepentingan, dan sebagai tanda pemisah antara ruang lingkup
kerja
proyek dengan lingkungan sekitar.
6. Listrik, air bersih, dan jaringan internet
Listrik dan air bersih merupakan fasilitas yang penting dalam suatu
kegiatan
konstruksi. Air berguna sebagai bahan untuk mencampurkan material,
membersihkan alat serta wilayah kerja, dan untuk keperluan mandi serta
dapur. Listrik berguna dalam pengoperasian alat-alat proyek seperti pompa
dan mesin bor serta sebagai sumber energi untuk penerangan bagi pekerja
saat bekerja di malam hari.
7. Alat Transportasi
Alat transportasi yang disediakan oleh proyek antara lain berupa mobil dan
motor. Kendaraan ini digunakan untuk menunjang mobilitas karyawan
maupun kepentingan mendadak apabila terjadi kecelakan di kawasan
proyek.
D. Manajemen proyek
Manajemen dalam suatu proyek konstruksi merupakan suatu aktivitas
dalam mengolah sumber daya yang terdapat dalam proyek seperti
manpower, material, machines, money, dan methode yang
dilaksanakannya secara tepat. Tujuan dari manajemen ini adalah agar
sasaran dari suatu proyek dapat tercapai, termasuk sasaran yang bersifat
kendala. Kendala ini dapat berupa persyaratan kinerja, waktu, biaya, mutu,
kualitas pekerjaan, dan keselamatan kerja. Sasaran ini dapat dicapai
melalui penggunaan manajemen yang baik.
Proyek konstruksi merupakan rangkaian suatu kegiatan konstruksi dalam
mengolah sumber daya proyek menjadi suatu kegiatan yang menghasilkan
suatu bangunan. Proses pengolahan sumber daya konstruksi ini melibatkan
banyak pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam proses penyelesaiannya, suatu proyek berpegang pada suatu
kendala. Kendala tersebut antara lain harus sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan, sesuai dengan time schedule, dan sesuai dengan biaya yang
direncanakan.
Untuk memenuhi sasaran dan menghadapi kendala yang ada, maka dalam
suatu proyek ditempuh beberapa tahapan dalam manejemennya, kegiatan
tersebut antara lain :
1. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Tahapan ini bertujuan untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek yang diusulkan layak untuk dilaksanakan dilihat dari segi aspek
perencanaan, perancangan, ekonomi, maupun lingkungan. Hal-hal
yang disusun antara lain berupa rancangan proyek secara kasar dan
estimasi biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek,
meramalkan manfaat yang diperoleh dari pembangunan proyek baik
secara langsung maupun tidak langsung, penyusunan analisis
kelayakan dari aspek ekonomis dan fungsional, dan melakukan analisis
dampak lingkungan yang terjadi bila proyek tersebut dilaksanakan.
Tahapan ini dilaksanakan oleh pihak perencana yaitu SBPPB RGB
Architecture Studio.
2. Penjelasan (Briefing)
Tujuan dari kegiatan briefing ini adalah sebagai ajang pemilik proyek
untuk menjelaskan mengenai fungsi dan biaya yang diizinkan dari
proyek yang ada, sehingga konsultan perencana dapat secara tepat
menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat taksiran biaya
yang ada. Tahapan ini dilakukan oleh pihak PT. Gudang Garam Tbk
selaku owner, SBPPB PT. Gudang Garam Tbk selaku perencana, dan
CV. Arsaline selaku konsultan.
Dalam tahap ini dilakukan beberapa kegiatan berupa :
a. Menyusun rencana kerja dan penunjukan para perencana dan
tenaga ahli dengan mempertimbangkan kebutuhan pemakai,
keadan lokasi dan lapangan, merencanakan rancangan, biaya, serta
persyaratan mutu yang digunakan
b. Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, biaya dan rencana
pelaksanaannya
c. Mempersiapkan sketsa berupa gambar kerja proyek dan batas-batas
Proyek
3. Perancangan (Design)
Tahapan ini dilakukan untuk melengkapi penjelasan proyek berupa tata
letak, rancangan, metode kontruksi, spesifikasi, biaya, serta
kelengkapan dokumen tender yang diperlukan agar mendapatkan
persetujuan dari owner atau pemilik proyek. Pada proyek ini,
perencanaan dilakukan oleh pihak SBPPB
PT. Gudang Garam Tbk.
4. Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Pada tahapan ini dilakukan penunjukan kontraktor yang bertindak
sebagai pelaksana dan sejumlah sub-kontraktor yang akan
melaksanakan konstruksi di lapangan.
5. Pelaksanaan konstruksi
Tahapan ini merupakan kegiatan dalam mewujudkan suatu bangunan
yang diinginkan dan dibutuhkan oleh owner yang sebelunya sudah
dirancang oleh konsultan perencana. Kegiatan yang dilakukan berupa
perencanaan, pengkoordinasian, serta pengendalian operasional di
lapangan. Kegiatan perencanaan dan pengendalian sendiri, terdiri dari
beberapa bagian yaitu jadwal waktu pelaksanaan, organisasi lapangan,
tenaga kerja, serta peraltan dan material. Sedangkan kegiatan
koordinasi yang ada antara lain berupa mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pembangunan baik sementara maupun permanen dan fasilitas
serta perlengkapan yang ada, serta mengkoordinasikan para sub-
kontraktor. Pelaksanaan konstruksi proyek Renovasi Kantor, Gudang,
dan Pembangunan Prasarana PT. Gudang Garam Lampung adalah PT.
Bina Bangun Perkasa dengan beberapa sub-kontraktor di bawahnya.
6. Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)
Pada tahapan ini, kontraktor menjamin agar bangunan yang telah
selesai
dibangun sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sesuai dengan fungsinya. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada
tahapan ini yaitu :
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan dan gambar pelaksanaan (as built drawing
b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi
c. Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaannya
d. Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaannya

Anda mungkin juga menyukai