Anda di halaman 1dari 23

II.

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek

Lokasi proyek pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

Secara geografis, bangunan ini berbatasan dengan:

1. Utara = Ruang Perinatologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung

2. Timur = Ruang Anggrek

3. Selatan = Gudang Genset RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung

4. Barat = Gedung Laundry

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek


B. Data Umum Proyek

Data umum proyek pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah sebagai

berikut :

1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung

2. Lokasi : Jalan Dr. Rivai 6, Penengahan, Bandar Lampung

3. Pemilik Proyek : Pemerintah Provinsi Lampung

4. Arsitek : PT. Medisain Dadi Sempurna

5. Konsultan Struktur : PT. Medisain Dadi Sempurna

6. Kontraktor Pelaksana : PT. Rismi Jaya

7. Konsultan Pengawas : CV. Lingkar Alam Konsultan

8. Nilai Kontrak : Rp 11.548.175.000,-

9. Tanggal Kontrak : 15 Juli 2017

10. Waktu Pelaksanaan : 160 hari kalender

11. Nomor Kontrak : 027/3506/VII.02/2.2/2017

12. Sumber Dana : APBD

13. Jenis Pelelangan : Lelang Umum

14. Sifat Tender : Terbuka

15. Luas Lahan : 868 m2

16. Luas Bangunan : 741,4325 m2

17. Jenis Kontrak : Unit Price


C. Data Struktur Proyek

Data struktur proyek pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah sebagai

berikut :

1. Luas Lahan

Luas lahan proyek pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung ini adalah

sebesar 868 m2.

2. Bore Pile

Pada proyek pembangunan Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung digunakan jenis

pondasi yaitu berupa pondasi bore pile. Pondasi ini digunakan untuk

mendukung bangunan di atasnya. Adapun tipe bore pile yang akan

digunakan pada proyek pembangunan Gedung Radaiologi Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung ini sama

untuk semua titik (117 titik) dan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tipe dan Karakteristik Bore Pile

Tipe
Kedalaman Diameter fc Tulangan Utama/Sengkang
Bore (kg/cm2)
(mm) (mm)
Pile
X 6000 400 205 8D13/D8-150
D. Fasilitas Proyek

Fasilitas proyek dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan pembangunan di

lapangan. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada proyek pembangunan

Gedung Radioterapi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung adalah sebagai berikut :

1. Kantor Direksi (Directie Keet)

Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor yang dibangun di lokasi

proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun pengawas,

dan berfungsi sebagai tempat melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil

kerja di lapangan. Kantor direksi juga berfungsi sebagai tempat rapat

koordinasi antara kontraktor dan konsultan untuk membahas mengenai

kemajuan pekerjaan. Kantor direksi pada proyek ini dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2. Kantor Direksi


2. Gudang Material dan Peralatan

Pada proyek ini disediakan gudang sebagai tempat untuk menyimpan

berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek

berlangsung. Sebagai tempat yang berfungsi menyimpan bahan material dan

peralatan, gudang harus memiliki kondisi yang tidak lembab agar material

atau peralatan yang tersimpan tidak mengalami kerusakan yang dapat

mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.

Gambar 3. Gudang Material dan Peralatan

3. Los Kerja

Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan

seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan tulangan

sesuai dengan gambar kerja. Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas tanpa

dinding (los) dan tidak diberi penutup atap.


Gambar 4. Los Kerja

4. Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi

merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja

dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka pagar

harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh.

Pagar proyek dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pagar Proyek


5. Listrik dan Air

Listrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu proses

pelaksanaan suatu proyek. Listrik dan air yang digunakan dalam proyek ini

merupakan fasilitas dari rumah sakit. Listrk tersebut berasal dari PLN serta

diesel (pada pekerjaan bore pile/diperlukan saat listrik padam) yang

berfungsi sebagai penerangan dan pengoperasian komputer pada kantor

direksi serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja.

6. Dapur dan Kamar Mandi/WC

Dapur dan Kamar mandi/ WC merupakan fasilitas yang penting disediakan

bagi pekerja pada proyek ini. Tempat ini terletak di sebelah gudang

material.

Gambar 6. Dapur dan Kamar Mandi/WC


E. Manajemen Proyek

Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling terkait antara

satu dengan yang lain dan umumnya berlangsung hanya satu kali dalam jangka

waktu tertentu. Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir kegiatan

yang jelas.

Proyek dapat digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang telah

ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk mencapai hasil yang

telah dirumuskan pada awal dimulai pembangunan proyek tersebut. Di dalam

kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan berkaitan,

yaitu sebagai berikut :

1. Studi Pengenalan (Recognition Study)

Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan ini

dilakukan dengan pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan

dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan proyek.

Pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Radiologi Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, studi

pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek Pemerintah Provinsi Lampung.

2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Studi kelayakan merupakan tahap pelaksanaan kelayakan proyek yang

ditinjau dari aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi, maupun

aspek lingkungannya.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah sebagai berikut :

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.


b. Menganalisis manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut

dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun

manfaat tidak langsung (fungsi sosial).

c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun

finansial.

d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek

tersebut dilaksanakan.

3. Penjelasan (Briefing)

Tahap ini merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi

penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan

ketentuan-ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan.

Tujuan tahap penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari

pemilik proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga

konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan

membuat tafsiran biaya yang diperlukan.

4. Perencanaan (Planning)

Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain bangunan

proyek, program kerja, tata letak, serta metode konstruksi agar mendapatkan

persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat selain itu

juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,

termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.

Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal yaitu sebagai berikut :

a. Melakukan perencanaan berdasarkan data-data pengamatan, pengukuran,

dan pengujian di lapangan.


b. Penggambaran struktur bangunan proyek.

c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang akan digunakan.

d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek sesuai dengan

ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah ditentukan.

e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).

f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan

perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan proyek tersebut

dapat mencapai tujuan yang telah menjadi cita-cita bersama.

5. Pengadaan Sarana (Procurement)

Pengadaan sarana bertujuan untuk mempersiapkan tahapan pelaksanaan

proyek dalam hal pengadaan fasilitas dan bahan-bahan sebagai penunjang

tercapainya konstruksi yang akan dilaksanakan. Tahapan ini memerlukan

perhitungan dan persiapan yang matang, sebab spesifikasi dan mutu bahan

yang dipilih berperan penting kepada keberhasilan pembangunan konstruksi

tersebut.

6. Pelaksanaan Konstruksi

Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan bangunan yang

dibutuhkan pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana,

dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, dengan mutu material dan

peralatan pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan, mengendalikan, dan

mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu pelaksanaan, organisasi

lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan material.

7. Persiapan Penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah

selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja

sebagaimana mestinya.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan adalah

sebagai berikut :

a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama

pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built drawing).

b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakan-kerusakan

yang terjadi.

c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaannya.

F. Sistem Pelelangan

Pelelangan adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan

secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk

penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan

memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.

Tujuan pelelangan adalah mencari kontraktor yang memenuhi syarat untuk

melaksanakan pembangunan suatu proyek yang dilelangkan, sesuai dengan

persyaratan yang telah ditentukan.

Berdasarkan Perpres Nomor 4 Tahun 2010, pemilihan penyedia barang/jasa

dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

1. Pelelangan Umum

Pelelangan umum adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan

konstruksi/jasa lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh


semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang memenuhi

syarat.

2. Pelelangan Terbatas

Pelelangan terbatas adalah metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan

konstruksi dengan jumlah penyedia yang mampu melaksanakan diyakini

terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

3. Pelelangan Sederhana

Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan penyedia barang/jasa

lainnya untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah).

4. Pemilihan Langsung

Pemilihan Langsung adalah metode pemilihan penyedia pekerjaan

konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00

(lima miliar rupiah).

Pada proyek pembangunan Gedung Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, metode pemilihan barang

dan jasa dilakukan dengan metode Pelelangan Umum.

G. Sistem Kontrak

Sistem kontrak yang lazim digunakan pada proyek konstruksi adalah sebagai

berikut :

1. Kontrak Lump Sum

Kontrak ini biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana

seluruh harga kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak mengakui
adanya fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi

selama proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor

sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan

waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.

2. Kontrak Harga Satuan (Unit Price)

Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan

kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung

sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen

tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan

perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume

pekerjaan.Dengan kontrak sistem harga satuan, risiko fluktuasi biaya di

proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan

kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi

tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan

harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi risiko kontraktor.

3. Kontrak Terima Jadi (Turnkey)

Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan

penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar semua

biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian

yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa pemeliharaan. Jika

pihak pemilik proyek menghendaki diadakannya perubahan terhadap

bangunan maka biaya yang berhubungan dengan hal tersebut diperhitungkan

sebagai biaya tambah-kurang.

4. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan kontrak pengadaan jasa konsultansi/jasa

lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Penyedia jasa konsultansi/jasa lainnya menerima imbalan berdasarkan

persentase dari nilai pekerjaan tertentu.

b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang

dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.

Sistem kontrak yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung adalah Kontrak Harga Satuan (Unit Price).

H. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Proyek

Struktur organisasi proyek merupakan suatu cara penyusunan atau bagan

yang membuat gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

proyek dan menunjukan kedudukan, pembagian tugas, wewenang dan

tanggung jawab dalam proyek tersebut agar kegiatan lapangan dapat

berjalan dengan efektif dan efisien.

Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur organisasi

kerja adalah sebagai berikut :

a. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.

b. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan

terperinci.

c. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai

dengan jabatan.
d. Iklim kerja harus dibina agar kerjasama dapat berjalan dengan baik.

Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari sebagai berikut :

a. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki

dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas

pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek Pembangunan

Gedung Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung adalah Pemerintah Provinsi Lampung, yang

dilaksanakan oleh tim pelaksana pembangunan proyek yang dibentuk

oleh pihak owner.

Tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :

1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan pengawas,

maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang masing-masing

secara jelas.

2) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

3) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang berhubungan

dengan pembangunan proyek.

4) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan dan perubahan

pekerjaan.

5) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai

segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.

6) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang

diperlukan untuk menjamin kelancaran proyek.


7) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang

tidak dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi surat perjanjian

kontrak.

8) Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai dan

sesuai dengan kontrak.

b. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah suatu badan usaha yang merencanakan

proyek dan bergerak di bidang desain fisik proyek, yaitu berupa rencana

dalam bentuk gambar-gambar konstruksi, struktur serta bestek suatu

proyek. Pada proyek ini sebagai konsultan perencana adalah PT.

Medisain Dadi Sempurna.

Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut :

1) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan

pemilik proyek (owner).

2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar sesuai

keinginan atau ide pemilik proyek.

3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta

jangka waktu pelaksanaan.

4) Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.

5) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan

pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain tersebut

diwujudkan.

6) Bertanggungjawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan

perencanaan.
c. Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi

jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang

telah ditentukan. Pada proyek pembangunan Radaiologi Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung,

pengawasan dilakukan oleh CV. Lingkar Alam Konsultan

Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan kuantitas.

2) Memberikan peringatan kepada pelaksana apabila terjadi

penyimpangan.

3) Membuat laporan tentang kemajuan proyek dan pekerjaan tambahan.

4) Memeriksa dan memberikan persetujuan izin kerja, penggunaan dan

pengujian material, schedule kerja serta berita acara kemajuan

pekerjaan kontraktor pelaksana.

5) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,

melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan

kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaan-pekerjaan

yang bersifat teknis.

d. Kontraktor

Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi surat

perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu

pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek

pembangunan Gedung Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)


Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, kontraktor pelaksana

ditentukan oleh sistem pelelangan umum, dengan PT. Rismi Jaya terpilih

sebagai kontraktor.

Tugas dan wewenang kontraktor adalah sebagai berikut :

1) Menyiapkan tenaga kerja, material dan peralatan untuk melaksanakan

proyek.

2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan

pekerjaan.

3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah

dilaksanakan.

4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.

5) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita acara.

Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan pihak-

pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu proyek

sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak yang terkait

dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu susunan bagan.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Gedung

Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung adalah seperti pada Gambar 4.


Owner

RSUD Dr.H. Abdul Moeloek

Konsultan perencana Konsultan Pengawas Kontraktor

PT. Medisain Dadi CV. Lingkar Alam PT. Rismi Jaya


Sempurna

Direktur

Ahmad San Adji ,.S.T


Pelaksana

Soleh
Tim Leader Struktur Pelaksana Manager
Lapangan
Arief Aryo Fuadi Umar
Adinata,S.T,.M.T,.I Jani,.S.T
AI
Gambar 7. Struktur Organisasi Proyek

2. Struktur Organisasi Lapangan

Pelaksanaaan proyek dalam kegiatan mempunyai struktur organisasi

lapangan, agar kegiatan yang berlangsung di lapangan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan, selain dapat mempermudah dalam

pelaksanaannya. Pihak-pihak yang terkait yang berperan dalam proyek ini

adalah sebagai berikut :

a. Manajer Proyek (Project Manager)

Manajer proyek (project manager) dapat didefinisikan sebagai seseorang

yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan hingga selesainya suatu

proyek, mulai dari kegiatan yang paling awal. Manajer proyek (project
manager) bertanggung jawab terhadap organisasi induk, proyeknya

sendiri, dan tim yang bekerja dalam proyeknya.

Tugas dan wewenang project manager adalah sebagai berikut :

1) Mengadakan konsultasi dengan pemilik proyek mengenai

perkembangan pelaksanaan maupun permasalah teknis.

2) Memberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek

3) Mengkoordinasi dan memimpin seluruh kegiatan proyek.

4) Menjalankan manajemen proyek dan sewaktu-waktu dapat

mengadakan pemeriksaan pekerjaan di lapangan.

b. Manajer Lapangan (Site Manager)

Site Manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi

pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan sepesifikasi yang telah di

tetapkan dalam dokumen proyek.

Tugas Site Manager adalah sebagai berikut :

1) Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan

proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.

2) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan

kelancaran proyek di lapangan.

3) Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan mutu

dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.

c. Administrasi dan keuangan

Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur

administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan proyek


dalam hal perencanaan biaya yang harus dipenuhi. Tugas dan wewenang

bagian keuangan anatara lain sebagai berikut :

1) Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan sesuai

dengan rencana kerja lapangan

2) Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah di setujui oleh

atasan langsung.

3) Mendokumentasikan surat-surat dan dokumen penting.

4) Membuat laporan pertanggungjawaban atas biaya proyek.

5) Melakukan inventarisasi barang dan peralatan.

d. Quality Control

Tugas dan wewenang quality control yaitu sebagai berikut :

1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai bahan

pada item pekerjaan yang bersangkutan.

2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan sebagai

konstruksi suatu pekerjaan.

3) Mengadakan tes lapangan atau laboraturium dari hasil pelaksanaan

pekerjaan.

4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.

5) Berkoordinasi dan bekerjasama dengan pelaksana lain.

6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi teknik

ke atasan langsung.

e. Pelaksana Lapangan (Supervisor)

Pelaksana Lapangan adalah orang yang bertugas mengatur serta

mengawasi pelaksanaan proyek sesuai kontruksi dan spesifikasi yang


telah ditetapkan. Dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi

dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik.

Tugas pelaksana proyek yaitu sebagai berikut :

1) Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman

dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.

2) Bersama dengan bagian engineering menyusun kembali metode

pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

3) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah

ditetapkan.

4) Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan

memproses berita acara kemajuan pekerjaan di lapangan.

5) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan,

metode kerja, gambar kerja, dan spesifikasi teknik.

6) Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga, dan

alat di lapangan.

7) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di

lapangan.

8) Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu

sesuai dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah

ditetapkan.

f. Satpam (Security)

Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi pekerjaan

proyek.
g. Safety Inspector

Petugas K3 ( kesehatan, keselamatan, dan kerja) berfungsi untuk menjaga

keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi hal hal yang

membahayakan.

h. Surveyor

Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan agar para

pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.

i. Logistik

Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta

kebutuhan material di proyek. Tugas bagian logistik adalah sebagai

berikut :

1) Bertanggung jawab terhadap sirkulasi barang dan peralatan.

2) Mengecek dan mencatat material yang masuk sesuai pesanan.

3) Membuat laporan logistik untuk dilaporkan kepada pelaksana

lapangan

Anda mungkin juga menyukai