Anda di halaman 1dari 3

Nama : Pande Kadek Panji Jisnu Anindia

Nim : 050792039
Prodi : S1 Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Hindu

Landasan Susastra Suci Weda telah menggariskan tentang tahapan kehidupan manusia.
Ajaran ini tertuang dalam catur asrama yang berarti seseorang dalam menjalani kehidupan sudah
diberikan tahapan yang sedemikian baiknya, namun demikian dalam era digital ini justru sering
terjadi kegagalan dalam memasuki jenjang tersebut. Jelaskan pendapat saudara terkait dengan
kasus ini tentang yang dikorelasikan pada ajaran Catur Asrama dalam kehidupan era digital

TUGAS:

1. Deskripsikan kesulitan atau hambatan yang terjadi.


2. Kenapa kesulitan terjadi (factor penyebab)
3. Deskripsikan kondisi ideal yang diharapkan.
4. Deskripsikan norma/aturan/ketentuan yang ada terkait dengan kasus.
5. Deskripsikan kemungkinan2 solusi.

Pengertian Catur Asrama

Catur Asrama adalah kata yang diambil dari Bahasa Sansekerta. Catur artinya empat,
sedangkan Asrama artinya tempat ‘kerohanian’. Jenjang kehidupan pada Catur Asrama
mencakup tatanan waktu, usia, rohani, dan sifat manusia. Susunan ini adalah pendukung bagi
perkembangan spiritual seseorang, mulai dari bayi hingga menua.
Bagian-bagian Catur Asrama apa saja bagian-bagian Catur Asrama :
1. Brahmacari Asrama
Mengutip buku Konsep Tri Hita Karana bagi Anak Usia Dini oleh Yoniartini (2020),
Brahmacari Asrama merupakan masa mencari ilmu yang dilakukan mulai manusia lahir
hingga meninggal. Masa ini didahului dengan upacara Upanayana dan diakhiri pemberian
Samawartana (Ijazah).
2. Grhasta Asrama
Grhasta Asrama merupakan tahap kehidupan menjalani rumah tangga. Masa ini adalah
termasuk tingkatan kedua usai Brahmacari Asrama. Masa Grehasta diawali suatu upacara
yang disebut dengan Wiwaha Samskara (Perkawinan).
3. Wanaprasta Asrama
Wanaprastha Asrama adalah tingkatan kehidupan yang mengharuskan manusia untuk
menjauh dari nafsu keduniawian. Pada masa ini, seorang penganut agama Hindu mengabdi
kepada pengamalan ajaran Dharma. Dalam masa ini, ia mendalami arti kehidupan yang
sebenarnya.
4. Sanyasin Asrama
Sanyasin Asrama (bhiksuka) adalah masa paling akhir dari Catur Asrama, yang mana seorang
Hindu terlepas dari pengaruh duniawi. Ia benar-benar mengabdi pada nilai-nilai keutamaan
Dharma. Selain itu, dilakukan pula banyak kunjungan ke tempat suci untuk memperdalam
spiritual.

Jawab :

1. Kesulitan atau hambatan yang terjadi:

1. Distorsi Nilai: Era digital sering kali membawa pengaruh yang kuat terhadap pemahaman
nilai-nilai tradisional dan norma-norma yang mendasari Catur Asrama. Nilai-nilai seperti
kesederhanaan, kedisiplinan, dan pengendalian diri seringkali terabaikan atau dikompromikan
dalam kehidupan digital yang cenderung lebih individualistik dan konsumeristik.

2. Gangguan Perhatian: Era digital memberikan akses tak terbatas ke informasi dan hiburan,
yang dapat mengganggu konsentrasi dan fokus individu dalam menjalani tahapan kehidupan.
Hal ini dapat menghambat kemampuan seseorang untuk sepenuhnya terlibat dan berkembang
dalam setiap asrama.

3. Ketergantungan Teknologi: Ketergantungan yang tinggi pada teknologi digital dapat


menyebabkan seseorang lebih terikat pada dunia maya daripada interaksi sosial dan
pengembangan diri yang dibutuhkan dalam Catur Asrama.

2. Penyebab kesulitan terjadi:

1. Perubahan Nilai dan Budaya: Perkembangan teknologi telah mengubah nilai-nilai dan budaya
yang mengarah pada penurunan perhatian terhadap aspek spiritual, emosional, dan sosial
dalam kehidupan.

2. Gangguan Digital: Gangguan digital seperti perangkat elektronik, media sosial, dan konten
online yang menghibur dapat mengalihkan perhatian dan menghambat keterlibatan dalam
kehidupan nyata.

3. Kondisi ideal yang diharapkan:


Kondisi ideal yang diharapkan adalah bahwa individu dalam era digital dapat
mengintegrasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Catur Asrama ke dalam kehidupan digital
mereka. Mereka dapat menjalani setiap tahapan kehidupan dengan seimbang, memperhatikan
aspek spiritual, emosional, sosial, dan fisik.

4. Norma/aturan/ketentuan terkait dengan kasus:

Norma dan aturan terkait dengan kasus ini antara lain:

1. Kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan
nyata.

2. Menghargai nilai-nilai dan prinsip-prinsip Catur Asrama dalam setiap tahapan kehidupan.

3. Mengatur penggunaan teknologi dan media sosial agar tidak mengganggu keterlibatan dalam
kehidupan sehari-hari.

5. Kemungkinan solusi:

1. Pendidikan dan Kesadaran: Meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang nilai-nilai dan
prinsip-prinsip Catur Asrama dalam era digital, agar individu dapat memahami pentingnya
mengintegrasikan aspek-aspek kehidupan dalam setiap tahapan.

2. Pengaturan Waktu dan Keterampilan Digital: Mengatur waktu penggunaan teknologi dan
media sosial dengan bijak, serta mengembangkan keterampilan digital yang sehat.

3. Pembentukan Komunitas dan Dukungan: Membentuk komunitas atau kelompok yang


mendukung dan mendorong pengembangan diri dalam setiap asrama kehidupan, baik dalam
dunia nyata maupun digital.

4. Pembinaan Nilai dan Etika Digital: Mengajarkan nilai-nilai dan etika digital yang sejalan
dengan prinsip-prinsip Catur Asrama, seperti penggunaan teknologi yang bertanggung jawab,
menghargai privasi, dan membangun hubungan yang bermakna melalui media sosial.

Penerapan solusi-solusi tersebut dapat membantu individu dalam era digital untuk
memasuki dan menjalani jenjang Catur Asrama dengan lebih seimbang dan terarah, sehingga
tetap mampu menghargai nilai-nilai tradisional yang diwariskan oleh Landasan Susastra Suci
Weda.

Anda mungkin juga menyukai