Anda di halaman 1dari 10

Etika , Moral , dan Akhlak

(Tri Kaya Parisudha)

Program Studi Sistem Komputer

Oleh :
I Putu Andika Wisnawa ( 180010094)

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Teknik Komputer


(STIMIK) STIKOM BALI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui bersama bahwa tujuan beretika yang baik untuk membina
hubungan yang harmonis antar manusia, dalam ajaran agama Hindu tidak hanya hubungan
antara manusia, namun juga hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan
alam. Tata susila dalam ajaran agama Hindu merupakan salah satu dasar dari tiga kerangka
dasar agama Hindu disamping sraddha dan upacara yang bersumber pada kitab suci veda, dan
sastra Hindu lainnya.
Di dalam kita hidup bermasyarakat serta karena manusia merupakan makhluk sosial
tidak seorangpun boleh bertindak sesuka hati, seorang harus bisa beradaptasi atau
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, tunduk dan patuh mengikuti peraturan yang
berlaku di lingkungannya. Dalam ajaran agama Hindu aturan atau peraturan bertingkah laku
yang baik disebut ‘sila’ yang dalam bahasa Indonesia menjadi tata susila. Nama lain dari istilah
tersebut adalah etika, etika berarti sopan santun dalam pergaulan. Bila etika masih dalam
angan-angan disebut dengan budi luhur dan bila diwujudkan dalam tingkah laku disebut
dengan budi pekerti yang baik.
Di dalam masa sekarang kali yuga dimana peradaban manusia semakin meningkat,
namun etika, moralitas, budhi pekerti serta spiritual manusia semakin terkikis dan semakin
memudar karena lebih mementingkan hawa nafsu serta harta dan egois yang membelenggu
dalam dirinya, untuk menjadi seorang yang dihormati. Perubahan etika atau tatasusila dalam
kehidupan di zaman sekarang sangatlah dahsyat dan mencangkup terhadap semua aspek dan
kompleks, serta terjadinya pergeseran nilai-nilai yang luhur yang telah diwarisi oleh leluhur
kearah yang lebih negatif. Sehingga diperlukannya suatu gerakan dan kita sebagai generasi
muda mewujudkan nilai-nilai luhur serta kehidupan yang harmonis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu etika , moral , dan akhlak ?
2. Bagaimana etika , moral , dan akhlak dalam ajaran Tri Kaya Parisudha sebagai etika
ajaran agama Hindu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pentingnya etika , moral , dan akhlak dalam kehidupan.
2. Mengetauhui bagaimana pelaksanaan etika , moral , dan akhlak dalam ajaran Tri
Kaya Parisudha sebagai etika ajaran agama Hindu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Etika , Moral , dan Akhlak
2.1.1. Etika
Kata etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang mempunyai banyak arti
seperti watak, perasaan, sikap, perilaku, karakter, tatakrama, tatasusila, sopan santun,
cara berpikir dan lain-lain. Sementara itu bentuk jamak dari kata “ethos adalah “ta etha”
yang berarti adat kebiasaan. Etika lalu diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan atau sebagai ilmu pengetahuan tentang asas-
asas akhlak atau moral.
Dalam agama Hindu, etika dinamakan sebagai susila yang diartikan sebagai
kebiasaan atau tingkah laku manusia yang baik, karena itu dalam agama Hindu, etika
dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tata nilai, tentang baik dan buruknya suatu
perbuatan, sehingga muncul suatu situasi yang sinkron antar sesama manusia, antar
manusia dengan lingkungan sekitarnya. Salah satu aspek yang dibahas dalam etika
adalah tentang moral. Etika juga diartikan sebagai rasa cinta, kasih sayang. Dimana
seorang yang menerima etika itu adalah karena ia mencintai dirinya sendiri dan
menghargai orang lain, sifat tidak egoistis melaikan humanistis.
Pengertian etika dalam agama Hindu adalah bagaimana menentukan sikap,
tingkah laku yang seharusnya dilakukan berdasarkan ajaran agama Hindu, yang mana
dalam ajaran agama hindu merupakan ajaran kebenaran, kebaikan atas perintah Tuhan
itu sendiri, yang berkaitan dengan sebuah tujuan mulia yaitu untuk mencapai tujuan
hidup dalam ajaran agama hindu.(Moksartam Jagat Hita Ya Caiti Dharma).
Adapun etika dan moralitas dalam kerangka dasar agama Hindu
Dalam kerangka agama Hindu yaitu terdiri dari :
1) Tattwa atau filsafat agama Hindu.
2) Susila atau Etika.
3) Upacara atau Ritual Agama Hindu.
Dengan demikian etika merupakan salah satu dari ketiga kerangka Agama
Hindu, yang merupakan pelaksanaan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari
walaupun ketiganya tidak dapat dipisah-pisahkan karena merupakan suatu kesatuan
yang utuh.
2.1.2. Moral
Moralitas dengan kata asal moral yang memiliki pengertian sama dengan etika
berasal dari bahasa Latin “mos” (jamaknya “mores”) yang berarti kebiasaan atau adat.
Jadi pengertiaannya sama dengan “ta etha” atau ethos yaitu adat kebiasaan.
Moral didefinisikan sebagai :
(1) Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap
dan kewajiban.

(2) Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah,
berdisiplin.
(3) Ajaran kesusilaan yang dapat ditarik dari suatu cerita.

2.1.3. Akhlak
Secara umum Akhlak adalah tingkah laku yang sudah ada sejak lahir yang
diperbuat oleh seseorang dengan cara yang spontan yakni sebagai manifestasi
pencerminan, serta refleksi dari jiwa serta batin atau hati seseorang. Kata akhlak juga
dapat dikatakan sebagai adab. Sehingga istilah keduanya ini sering disama artikan.
Akhlak secara istilah yaitu:

1. Kehendak yang dibiasakan


2. Sifat manusia yang terdidik
3. Sifat yang tertanam dalam jiwa, daripada memunculkan perbuatan- perbuatan
dengan mudah, tanpa perlu pertimbangan pikiran

2.2 Etika , Moral , dan Akhlak (Tri Kaya Parisudha sebagai etika ajaran agama Hindu)
2.2.1. Pengertian Tri Kaya Parisudha
Parisudha adalah bagian dari etika (susila agama Hindu). Timbulnya kata Tri
Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan dharma yang mempunyai pengertian
yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak atau perbuatan dan parisudha artinya suci.
Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan.
Dalam kehidupan ini kita mengenal 4 zaman, dan sekarang berada pada zaman
yang ke – 4 dimana kejahatan lebih banyak dari kebaikan ( 75 % kejahatan dan 25 %
kebaikan).
Di zaman seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pekerti
luhur, oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan ajaran – ajaran kebaikan pada anak
kita, adik kita, ataupun semua orang sedini mungkin. Kita mengenal bahwa Tri Kaya
Parisudha adalah tiga perbuatan yang baik, maka dari ajaran Tri Kaya Parisudha ini
dapat menjadi pedoman untuk kita mempelajari arti kebaikan pada akhirnya berujung
pada tingkat kehidupan yang tinggi yaitu “ Moksa “
Dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan yang baik sehingga
mewujudkan perbuatan yang baik. Tri Kaya Parisuda sebagai bagian dari ajaran etika
dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian serta
keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat. Kaya, Wak dan Mana dalam kehidupan
sehari – hari sering disebut dengan Tri Kaya, yang merupakan satu kesatuan yang tak
dapat dipisahkan. Kaya, Wak dan Mana harus diarahkan pada hal – hal menuju
kebaikan karena hanya manusia yang dapat merubah prilaku yang tidak baik kearah
yang baik. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa menjelma menjadi manusia
dengan kelebihan sabda, bayu, idep merupakan suatu pahala keberuntungan dan
sekaligus merupakan suatu keutamaan bagi manusia untuk berbuat baik (subha karma)
Jika kita melakukan perbuatan jahat maka hasil yang diterima juga buruk,
sebaliknya jika kita melakukan perbuatan baik maka hasilnya juga baik seperti
semboyan yang mengatakan :
“Ala ulah ala tinemu”: perbuatan buruk hasilnya juga buruk
“Ayu pikardi ayu pinanggih” : perbuatan baik hailnya juga baik.

2.2.2. Bagian – bagian Tri Kaya Parisudha


Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Manacika Parisudha, yaitu pikiran yang baik, dimaksudkan dari pikiran yang baik akan
timbul kesucian diri.
2. Wacika Parisudha, yaitu perkataan yang baik
3. Kayika Parisudha, yaitu perilaku atau pelaksaan diri yang baik

A. Manacika Parisudha
Manacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Manacika Parisudha
adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini, pikiranlah yang
menentukan dan memegang peranan apa saja yang terdapat dalam pikiran akan tercetus
dalam kata – kata, dan terwujud pula dalam perbuatan. Pikiran adalah sumber segala
apa yang dilakukan oleh seseorang. Baik buruk perbuatan seseorang merupakan
pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang, maka sudah tentu
perbuatan dan segala penampilan akan bersih dan baik. Apabila diperhatikan benar –
benar tentang segala perbuatan manusia di dunia ini, semuanya berpangkal pada
pikiran. Dalam Pustaka kekawin Ramayana Sarah 1,4 disebutkan :
“Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring awak”…….
Artinya :
Hawa nafsu dan lain – lainnya adalah musuh yang dekat.
Di dalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri.
Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir yang baik,
berusaha menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya sebelum akan berkata –
kata dan berbuat. Mereka yang kuat mengendalikan pikirannya sehingga tidak
mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah mencapai cita – citanya. Mereka tidak
banyak digoda atau diperbudak oleh hawa nafsunya. Demikian sebaliknya mereka yang
kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya sulit akan mencapai cita – citanya sebab
itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan. Dalam
hubungan ini ada benarnya nasihat orang – orang tua kita yang sering berpesan.
“ Pikirkan baik – baik terlebih dahulu sebelum akan berbuat jangan sampai
keburu nafsu, sebab apa yang telah lewat , sulit akan dikejar “.
Berikut ada 3 macam implementasi pengendalian pikiran dalam usaha untuk
menyucikannya , disebutkan dalam Saracamuscaya adalah :
1. Tidak mengingini sesuatu yang tidak layak atau halal.
2. Tidak berpikir buruk terhadap mahluk lain
3. Tidak mengingkari Karma Phala
Adapun manfaat dari pelaksanaan Manacika Parisudha dalam kehidupan sehari
hari seperti :
1. Seseorang akan selalu berpikir untuk memperoleh sesuatu secara halal.
2. Selalu berpikir baik terhadap mahluk lain yang didasari oleh semua mahluk hidup
adalah ciptaan Tuhan.
3. Mempercayai dan meyakini adanya hukum karma yaitu semua perbuatan pasti
memperoleh hasil.

B. Wacika Parisudha
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang . perkataan itu patut
timbul dari hati yang tulus, lemah lembut penyamapaiannya dan menyenangkan hati
pendengarnya. Untuk dapat berkata yang baik patut dipikirkan terlebih dahulu.
Terlanjurnya berkata – kata akan sulit ditarik kembali. Kata – kata merupakan saran
komunikasi yang paling cepat diterima di dalam pergaulan, perhubungan, pendidikan,
penyuluhan, penerangan dan lain sebagainya. Pustaka Manusmrta IV. 256 menyatakan
perkataan itu menguasai segala sesuatu yang disebutkan sebagai berikut :
“ Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate Yakrnnatah”.
Maksudnya :
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah akar dan asal sesuatu orang tidak
jujur dalam kata – kata, sesungguhnya tidak jujur dalam segalanya.
Mengeluarkan kata – kata patut disadari sebab ada empat hal yang akan diperoleh
seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin pada Sargah V
sebagai berikut :
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Artinya :
Oleh perkataan engkau akan medapat kebahaiaan
Oleh perkataan engkau akan medapat kematian
Oleh perkataan engkau akan medapat kesusahan
Oleh perkataan engkau akan medapat sahabat
Perkataan yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len yaitu :
Mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan
mendengar dan merasakannya
Berikut ada 4 macam implementasi pengendalian ucapan dalam usaha untuk
menyucikannya , disebutkan dalam Saracamuscaya adalah :
1. Tidak suka mencaci maki
2. Tidak berkata kasar terhadap siapapun
3. Tidak menjelek jelekan apalagi memfitnah mahluk lain
4. Tidak ingkar janji atau berkata bohong
Adapun manfaat dari pelaksanaan Wacika Parisudha dalam kehidupan sehari
hari seperti :
1. Setiap orang selalu berusaha berkata –kata yang baik (tidak menyinggung perasaan)
2. Setiap orang takut berkata – kata kasar, tidak menghina, dan mengancam
3. Setiap orang tidak berani memfitnah, mengadakan laporan palsu untuk mengadukan
teman
4. Setiap orang selalu satya wacana, yaitu menepati janji dan tidak berani berbohong.

C. Kayika Parisudha
Kayika parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan
pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat dilakukan
dari adanya pengendalian pada tingkah laku, utamanya terhadap HIMSA KARMA
yaitu perbuatan menyakiti, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak
berdosa/bersalah. Himsa Karma hanya diperkenankan untuk keperluan yadnya.
Pedoman tata susila menuntun kita kearah menyatukan dan tidak memecah belah.
Adapun yang dituntut adalah perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama
manusia dan mahluk hidup lainnya. Sifat – sifat manusia menyelaraskan untuk berbuat
baik adalah menekankan menjalankan dharma, untuk mencapai kebahagiaan dunia
akhirat.
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan berbuat. Dalam
melakukan perbuatan , jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran kebenaran maka sudah
tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik dan benar. Oleh karena itu, perbuatan yang
baik dan benar disebut Tri Kaya Parisudha. Setiap orang selagi ia masih hidup,
selamanya ia akan berbuat dan melakukan suatu perbuatan. Dengan berbuat berarti
telah melakukan karma, dari perbuatan karma inilah akan menentukan kehidupan
seseorang. Berkarma dalam masa kehidupan sekarang ini berarti mempersiapkan untuk
kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang – orang yang sadar akan hal ini,
akan berusaha dalam kehidupan ini berbuat yang baik daripada masa – masa terdahulu.
Sebab setiap orang mengharapkan adanya kehidupan yang baik dan lebih
menyenangkan di masa – masa yang akan datang.
Berikut ada 3 hal yang harus dikendalikan dalam usaha untuk menyucikannya ,
disebutkan dalam Saracamuscaya adalah :
1. Tidak menyakiti , menyiksa , ataupun membunuh mahluk mahluk lain
2. Tidak berbuat curang sehingga merugikan siapa saja
3. Tidak berjinah atau yang serupa itu
Adapun manfaat dari pelaksanaan Kayika Parisudha dalam kehidupan sehari
hari seperti :
1. Setiap orang tidak berani menyiksa, manyakiti, dan membunuh mahluk lain.
2. Setiap orang tidak berani mempergunakan kekerasan ( secara paksa ) untuk merebut
benda yang diinginkannya dari orang lain.
3. Setiap orang tidak berani memaksa orang lain untuk berjudi, minum – minuman
keras, mengisap ganja, narkotik dan lain – lain

2.2.3. Manfaat Pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam Kehidupan sehari hari
Berikut merupakan manfaat dari kita melaksanakan Tri Kaya Parisudha dalam
kehidupan sehari hari :
1. Setiap orang akan selalu berpikir telebih dahulu sebelum berkata ataupun berbuat.
2. Setiap orang akan menjadi sopan santun dalam kehidupannya
3. Kehidupan manusia di dunia ini akan tertib sehingga keadaan menjadi aman,
tentram dan damai.
4. Setiap orang tidak merasa was – was, takut ataupun curiga, karena masing – masing
dapat mengendalikan dirinya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Jadi etika , moral , dan akhlak itu sama sama tata cara bagaimana kita
melaksanakan tingkah laku yang baik , tapi mempunya perbedaan dari sumber
tingkah lakunya . Jika etika itu tingkah laku atau kebiasaan kita yang besumber dari
norma norma yang berlaku di lingkungan setempat , sedangkah moral ajaran
mengenai baik atau buruknya suatu perbuatan, dan akhlak itu merupakan tingkah
laku yang memang sudah bawan dair kita lahir . Etika dalam ajaran Tri Kaya
Parisudha ini kita bisa jadikan pedoman untuk mencapai kehidupan yang damai ,
harmonis , dan sejahtera.
3.2.Saran
Sebaiknya kita sebagai mahluk ciptaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa kita harus
bisa saling menghargai dan menghormati dengan cara berpikir , berkata , dan
bertingkah laku yang baik karena kita semua sama di mata-Nya . Jika kita sudah
bisa seperti itu maka akan tercapailah kehidupan yang damai , tentram , harmonis
dan sejahtera.
Daftar Pustaka
1. http://ferrycute87.blogspot.co.id/2012/10/tri-kaya-parisudha_4015.html
2. https://dharmadefender.wordpress.com/2010/05/20/tri-kaya-parisudha/
3. https://4gama-hindu.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-tri-kaya-parisudha.html
4. http://carabatuajiblog.blogspot.co.id/2016/02/etika-dan-moral.html
5. http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2015/05/seputar-pengertian-akhlak.html
6. http://kuliahkucatatandankehidupan.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-
persamaan-dan-perbedaan.html
7. http://trisnadeviberbagiilmupengetahuan.blogspot.co.id/2016/05/etika-moralitas-
perspektif-hindu.html

Anda mungkin juga menyukai