Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM AUDIT FILM DAN KONTRAS

PELAYANAN RADIOLOGI DAN


DIAGNOSTIK IMAJING

LOGO RS

RUMAH SAKIT XXX


JL. XXX Telp : XXX fax : XXX
MEDAN – INDONESIA
TAHUN 2017
KERANGKA ACUAN PROGRAM AUDIT FILM DAN KONTRAS
PELAYANAN RADIOLOGI DAN DIAGNOSTIK IMAJING
RUMAH SAKIT XXX

I. PENDAHULUAN
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Bina Pelayanan
Penunjang Medik, tahun 2001 dalam Buku Pedoman Kendali Mutu Peralatan Radiodiagnostik,
dikatakan bahwa kegiatan kendali mutu dilakukan untuk pesawat sinar-X, perlengkapan
radiografi dan ruang pemroses film radiografi. Dalam kegiatan kendali mutu untuk perlengkapan
radiografi ada disebutkan tentang pengujian terhadap film dan pengujian terhadap film dilihat
dari sisi optimasi dan sensitifitas film radiografi.
Menurut Kridalaksana (1984 : 32) pengertian film adalah lembaran tipis, bening, mudah
lentur yang dilapisi dengan lapisan antihalo, dipergunakan untuk keperluan fotografi; alat media
massa yang mempunyai sifat lihat dengar (audio – visual ) dan dapat mencapai khalayak yang
banyak.
Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia Cabang Jakarta Raya dalam
Buku Standar Operasional dan Prosedur Pemeriksaan Radiodiagnostik diuraikan bahwa
penggunaan kontras media untuk pemeriksaan radiologi diagnostik sudah dimulai hampir
bersamaan dengan ditemukannya sinar-X oleh W.C.Roentgen. Kontras digunakan untuk melihat
bagian-bagian yang tidak terlihat dengan pemeriksaan sinar-X, misalnya usus, ginjal, pembuluh
darah dan lain-lain. Prinsip dasar dari penggunaan kontras adalah bahan yang digunakan dari luar
tubuh untuk meningkatkan nilai diagnostik.
Beberapa pendapat para pakar mengenai definisi auditing yang berkembang saat ini, antara
lain menurut Arens and Loebbecke (Auditing: An Integrated Approach, eight edition, 2000:9),
Audit adalah kegiatan mengumpulkan dan mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi
untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Proses audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independent;
menurut The American Accounting Association’s Committee on Basic Auditing Concepts
(Auditing: Theory And Practice, edisi 9, 2001:1-2) audit merupakan suatu proses yang sistematis
untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan umtuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta menyampaikan
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan; menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and
Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) audit adalah proses yang sistematik dengan
tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan tingkat
kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut
dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.

II. LATAR BELAKANG

Audit merupakan suatu proses pengumpulan data, penilaian ataupun pengevaluasian yang
dilakukan untuk menilai sesuatu apakah telah sesuai dengan kriteria yang mendasarinya. Audit
terdiri dari beberapa macam seperti audit keuangan, audit kepatuhan dan audit operasional.
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau
organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi,
dan kelengkapan laporan-laporan tersebut. Audit Kepatuhan adalah proses kerja yang
menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu
yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit operasional merupakan penelahaan secara
sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Dalam Program Audit Film dan Kontras Pelayanan Radiologi dan Diagnostik Imajing,
jenis audit yang dipergunakan adalah audit kepatuhan. Audit ini bertujuan untuk menentukan
apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu. Kriteria-
kriteria yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.
Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur
pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut audit internal, karena dilakukan oleh
pegawai perusahaan.
Apabila Unit Radiologi menjalankan kegiatan operasionalnya tidak sesuai dengan
prosedur dan kebijakan yang berlaku maka akan berimbas pada menurunnya kinerja mutu rumah
sakit. Karena, melihat kondisi saat ini dimana aktivitas yang sangat tinggi, pola hidup yang tidak
sehat serta beragamnya jumlah makanan dan kurangnya olahraga mempengaruhi kesehatan suatu
masyarakat. Sehingga kebutuhan akan dunia kesehatan bertambah, hal ini mendorong
perkembangan medis yang begitu pesat, baik dari sisi pelayanan maupun penemuan-penemuan
dalam pengobatan serta sisi teknologi pada dunia medis.
Rumah sakit adalah institusi atau organisasi yang memberikan jasa pelayanan kesehatan
kepada masyarakat luas secara komprehensif dan juga dalam penyelenggaraan pelatihan untuk
para dokter dan para medis serta pengembangan penelitian. Ekspektasi masyarakat terhadap
rumah sakit sangat tinggi, dimana masyarakat berharap rumah sakit dapat menyembuhkan
penyakit dan menyelamatkan hidup mereka. Dengan adanya harapan yang besar ini, maka mutu
pelayanan radiologi dan diagnostik imajing menjadi tolok ukur kepuasan pelanggan. Kebijakan
unit radiologi rumah sakit tentang film dan kontras yang dipergunakan dalam pelayanan
radiologi dan diagnostik imajing wajib diaudit secara berkesinambungan. Masyarakat tidak
hanya memperhatikan kuantitas saja, tetapi juga kualitas yang diberikan oleh rumah sakit
menjadi prioritas utama dalam mendapatkan pelayanan yang maksimal. Berdasarkan hal tersebut
manajemen rumah sakit perlu mendorong efektivitas pelayanan unit radiologi untuk
meningkatkan kinerja pelayanannya. Dengan diterapkannya audit kepatuhan ini, maka auditor
dapat melihat sejauh mana unit radiologi melakukan penyimpanan, pelabelan, pencatatan
kadaluarsa, dan pemeriksan fisik dari film dan kontras yang dipergunakan di unit radiologi.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

Tujuan Umum :

Untuk memenuhi Kelengkapan (Completeness), Ketepatan (Accurancy), Eksistensi


(Existence), Penilaian (Valuation), Klasifikasi (Classification), Pisah Batas (Cut-Off), dan
Pengungkapan (Disclosure) atas keberadaan film dan kontras pelayanan radiologi dan
diagnostik imajing.

Tujuan Khusus :

a. Untuk menentukan apakah penyimpanan, pelabelan, pencatatan kadaluarsa, dan


pemeriksaan fisik dari film dan kontras memenuhi syarat.
b. Untuk memberikan masukan tentang penyimpanan, pelabelan, pencatatan kadaluarsa,
dan pemeriksaan fisik dari film dan kontras yang benar.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Kegiatan Pokok :

Menentukan apakah film dan kontras yang dipergunakan dalam pelayanan radiologi dan
diagnostik imajing sesuai dengan standar yang berlaku.

Rincian Kegiatan :
a. Melakukan penyimpanan yang benar dari film dan kontras.
b. Melakukan pelabelan yang benar dari film dan kontras.
c. Melakukan pencatatan masa kadaluarsa dari film dan kontras.
d. Melakukan pemeriksaan fisik dari film dan kontras.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Setiap film dan kontras yang dipesan dari distributor memakai surat pesanan.
2. Film dan kontras yang diterima dari distributor harus diperhatikan tata cara
penyimpanan, tata cara pelabelan, informasi masa kadaluarsa, dan pemeriksaan fisik
dari barang tersebut.
3. Dokumentasi yang telah dilakukan selanjutnya akan dilakukan audit secara
berkesinambungan oleh kepala unit radiologi.
VI. SASARAN
Penyimpanan, pelabelan, pencatatan kadaluarsa, dan pemeriksaan fisik dari semua film dan
kontras terlaksana 100 %.
VII. SKEDUL (JADWAL) PELAKSANAAN KEGIATAN

Kategori KETERANGAN
NO KEGIATAN
Sesuai
Harian Mingguan Bulanan Triwulan Semesteran Tahunan
Kebutuhan

1. Pemesanan film dan kontras dari distributor


memakai surat pesanan.

2. Film dan kontras yang diterima dari distributor


harus diperhatikan tata cara penyimpanan, tata
cara pelabelan, informasi masa kadaluarsa, dan
pemeriksaan fisik dari barang tersebut.

3. Dokumentasi yang telah dilakukan selanjutnya


akan dilakukan audit secara berkesinambungan
oleh kepala unit radiologi.
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Kepala ruangan radiologi tanggap terhadap kegiatan di unit radiologi dengan
memperhatikan keberadaan dari film dan kontras. Hasil audit terhadap kondisi film dan kontras
yang dialkukan oleh kepala unit radiologi akan dilaporkan ke Direktur Rumah Sakit.

IX. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dokumentasi hasil audit kondisi film dan kontras yang dipakai didalam pelayanan
radiologi dan diagnostik imajing akan dibahas dalam rapat bulanan. Hasil rapat yang berkaitan
dengan penyimpanan, pelabelan, pencatatan masa kadaluarsa, dan pemeriksaan fisik yang tidak
memenuhi syarat diteruskan ke Direktur Rumah Sakit untuk tindak lanjut.

......................., Tgl Bln Thn

Direktur Rumah Sakit XXX, Ka. Unit Radiologi,

Nama Jelas Nama Jelas

Anda mungkin juga menyukai