Anda di halaman 1dari 2

Memahami Penggunaan Lima-Mengapa (5-Why) untuk Analisa Penyebab Utama

Penggunaan kata tanya megapa/kenapa menjadi salah satu cara untuk mengidentifikasi penyebab

utama suatu persoalan/kegagalan. Hal ini dapat dipakai pada segala macam persoalan. Metode ini

merupakan salah satu rangkaian dengan cara mempertanyakan penyebab suatu kejadian, untuk kemudian

kembali mempertanyakan secara berulang pada tiap hipotesa, untuk selanjutnya dapat ditemukan

penyebab utamanya berdasarkan bukti dan kajian yang lebih komprehensif.

Untuk menggunakan metode ini perlu pernyataan yang merupakan kondisi suatu kejadian, lalu

dibuat pertanyaan mengapa hal itu terjadi. Selanjutnya jawaban dari pertanyaan pertama tersebut diubah

menjadi pernyataan, untuk kemudian kembali diajukan pertanyaan mengapa kondisi kedua tadi dapat

terjadi. Kemudian jawaban pertanyaan keduanya diubah menjadi yang pertanyaan ketiga dan seterusnya.

Dengan terus menggali lebih dalam lagi terhadap suatu jawaban yang sudah didapat, maka akan diperoleh

hal-hal yang lebih berikutnya dan bisa menjadi jawaban dari permasalahan yang dihadapi.

Membangun why tree memberi Kami kesempatan yang baik dalam penetapan semua masalah yang bisa

saja terjadi sebelum kegagalan terjadi. Jika memang diperlukan maka bisa disesuaikan menjadi 2 atau 3

atau 5. Jika hanya mengajukan satu pertanyaan why saja, kemungkinan tidak akan bisa menemukan akar

masalahnya. Pertanyaan selalu bisa dijawab, tetapi itu tidak berarti bahwa jawabannya benar, atau bahwa

semua penyebab yang diperlukan dari masalah diidentifikasi.

Sebagai contoh, apabila ditemukan sepeda motor kehabisan angin pada bannya. Untuk

memecahkan persoalan tersebut, maka kita dapat mempertanyakan kira-kira apa penyebabnya hingga

sepeda motor tidak dapat dijalankan karena bannya kempes. Beberapa pertanyaanya antara lain seperti

terlihat pada tabel berikut ini:

Ban Kempes

Ban dalam bocor

Ban menginjak Paku Ban sudah tipis Pentil ban rusak

Kesalahan
Jalan melewati lokasi Menginjak ranjau yang Usia ban Sering lewat Kwalitas ban Karet pentil Tutup pentil
saat mengisi
proyek disebar penjahat sudah lama jalan beton buruk getas hilang
angin

Gambar 1. Why-tree untuk mengidentifikasi penyebab ban kempes


Pembuatan “why-tree” di atas bertujuan untuk mempermudah analisa jawaban dan pertanyaan

yang sebelumnya dilontarkan. Selain itu, hal ini juga bertujuan agar jumlah cabang penentuan masalah

utama tidak terlalu banyak dan memakan waktu lama dalam pemecahan masalahnya. Oleh karena itu

sebaiknya dilakukan dengan peristiwa top failure dan mengidentifikasi berbagai penyebab tingkat pertama.

Penggunaan why tree merupakan solusi dari penggunaan why table. Karena penggunaan why table tidak

dapat dilakukan atau akan salah menilai penyebab utama apabila ditemukan dua atau lebih penyebab

kejadian, sementara pada why table hanya mengakomodasi satu jawaban pada satu pertanyaan.

Penggunaan why tree sebagai pengembangan dari 5-why merupakan langkah yang tepat apabila

sudah dapat dibuktikan semua bukti dari jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya pada

setiap tingkatan. Namun ada kalanya, terdapat dua faktor yang saling melengkapi satu sama lain, dalam

artian keduanya memiliki peran yang sama dalam menyebabkan kegagalan. Untuk kasus seperti ini, harus

ditelusuri juga kedua jawaban atau kedua penyebab masalah hingga akhirnya dapat ditemukan beberapa

sumber masalah utama.

Metode analisis 5-Why Table akar penyebab adalah sederhana dalam konsep namun

membutuhkan bukti nyata, bahwa logika dan disiplin tinggi dalam penggunaannya. Ada banyak insiden dan

peristiwa yang dapat menyebabkan kegagalan tingkat atas dan selama penyelidikan untuk itu harus

ditemukan terlebih dahulu semua sebab dan akibat cabang ke akar penyebabnya. Jika arah penentuan

dugaannya salah, maka akan sulit untuk diperbaiki hal yang salah tersebut, sehingga penentuan penyebab

utamanya akan sulit untuk dipecahkan.

Untuk itu, jika ingin memecahkan suatu kasus kegagalan makan semua bukti kegagalan harus

disimpan. Jika bukti kegagalan tersebut tidak ditemukan maka langkah analisa perlu dihentikan dan perlu

dilakukan pencarian faktual. Tidak ada gunanya melangkah lebih jauh mencari penyebab kegagalan jika

tidak ada buktinya, karena nantinya penentuan kegagalan hanya berdasarkan spekulasi, pendapat dan

dugaan. Dengan lengkap, bukti dan fakta yang benar, maka seluruh cerita dan analisa kegagalan dapat

mengungkapkan sampai ke akarnya.

Anda mungkin juga menyukai