“MIMESIS”
PROGRAM STUDI
ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
SEMESTER GANJIL 2023/2024
ABSTRAK
Konsep mimesis dalam arsitektur mencerminkan peran pentingnya seni meniru dan
menggambarkan elemen-elemen alam atau kenyataan dalam desain bangunan. Kata "mimesis"
berasal dari bahasa Yunani yang berarti "tiruan" atau "imitasi," dan dalam konteks arsitektur,
hal ini melibatkan proses menciptakan struktur dan desain yang mencerminkan atau meniru
bentuk, proporsi, atau estetika alam.
Penelitian ini mengeksplorasi aplikasi konsep mimesis dalam arsitektur dan dampaknya
pada estetika, fungsionalitas, dan pengalaman pengguna. Melalui studi kasus dan analisis
desain arsitektur yang mencakup elemen mimesis, paper ini membahas bagaimana penggunaan
mimesis dapat memperkaya lingkungan binaan dan menciptakan koneksi yang mendalam
antara bangunan, alam, dan manusia. Kesimpulan dari penelitian ini memberikan pandangan
tentang relevansi dan potensi konsep mimesis dalam merancang ruang binaan yang lebih
harmonis dan berdaya guna.
2
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MIMESIS
Mimesis berasal dari bahasa Yunani dan berarti perwujudan dan tiruan. Dalam konteks teori
sastra, mimesis diartikan sebagai pendekatan yang selalu berupaya menghubungkan suatu karya
sastra dengan kenyataan atau realita ketika mempertimbangkannya. Pendekatan mimesis adalah
pendekatan yang memandang prosa fiksi sebagai ciptaan manusia berdasarkan pengalaman
hidup pengarangnya, baik langsung maupun tidak langsung.
Ada beberapa pendapat mengenai teori imitasi ini, antara lain Aristoteles dan Plato.
Pandangan Plato tentang mimesis sangat dipengaruhi oleh pandangannya tentang konsep Ide,
sehingga mempengaruhi pandangannya tentang seni. Dalam pernyataan Plato tentang mimesis
“realitas,” katanya, “Sastra hanyalah tiruan belaka dan tidak menghasilkan salinan yang
sebenarnya. “Seni adalah tiruan dan imajinasi dari apa yang tampak di bawah kenyataan.”Tidak
berlebihan.Dalam pemikirannya, Plato menyatakan bahwa berhadapan dengan karya seni,
terdapat dua unsur penilaian atasnya yakni, pertama, mereka yang secara kreatif membuat
sesuatu, seperti ahli bangunan dan tukang mebel. Kelompok pertama ini, bagi Plato, lebih dekat
pada kebenaran, karena mereka lebih merealisasikan idea yang ditemukan dalam pikirannya
menjadi benda tunggal yang kongkret.3
3
keterampilan, atau perilaku melalui observasi dan peniruan. Konsep ini mencakup
gagasan bahwa belajar dimungkinkan melalui peniruan dan mendengarkan, dan
bahwa siswa dapat belajar dengan mengamati dan meniru model dan contoh di
lingkungannya. Mimesis dalam pendidikan menekankan pentingnya peran model,
contoh, dan lingkungan dalam membentuk pengalaman belajar. Hal ini menjadi
dasar konsep pembelajaran sosial dan konstruktivisme dalam teori pembelajaran.
5. Antropologi
Imitasi dalam antropologi mengacu pada fenomena meniru atau mereproduksi
budaya, tindakan, dan tradisi dalam masyarakat manusia.Konsep ini menyoroti cara
manusia meniru atau mengadopsi praktik budaya, norma, dan sistem nilai
kelompok atau individu lain. Peniruan mencakup peniruan dalam berbagai konteks
budaya, termasuk bahasa, ritual, seni, teknologi, dan gaya hidup sehari-hari dan
Imitasi dapat terjadi dalam situasi interaksi lintas budaya, dimana suatu kelompok
mengadopsi atau mengadaptasi unsur-unsur dari kelompok lain, melalui suatu
proses secara sukarela atau karena tekanan budaya. dalamKonsep imitasi berkaitan
dengan difusi budaya, dimana unsur budaya dapat menyebar melalui imitasi lintas
budaya, Imitasi dapat berperan dalam pembentukan identitas kelompok, dimana
kelompok tertentu mengadopsi atau mengadaptasi praktik budaya untuk
memperkuat atau mencerminkan identitas mereka.
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Gantar
https://pixabay.com/id/photos/piazza-del-campidoglio-
roma-italia-457899/
5
d. - Refleksi kritik bagaimana proses mimesis terjadi dalam budaya dan
arsitektur
Dalam segi budaya proses mimesis dimulai dengan pengamatan
terhadap berbagai aspek budaya, seperti bahasa, tradisi, seni, dan norma-
norma sosial. Dan dalam segi arsitektur proses mimesis dimulai dengan
studi dan analisis terhadap karya arsitektur yang ada. Berdasarkan studi
tersebut, arsitek dapat memilih untuk meniru atau mengadopsi gaya dan
bentuk tertentu dalam desain mereka. Arsitek dapat memberikan sentuhan
pribadi atau kreativitas dalam mengadopsi elemen-elemen yang diinspirasi
dari gaya atau budaya tertentu
- Refleksi kritik sisi positif dan negatif misesis dalam budaya dan arsitektur
Dampak positif:
Pertukaran Budaya:
Proses mimesis dapat menghasilkan pertukaran budaya yang memperkaya
masyarakat dengan berbagai gagasan, tradisi, dan seni dari berbagai
belahan dunia.
- Dampak negatif
6
berasal dari budaya luar.
Eksploitasi Budaya:
Eksploitasi dan Komersialisasi: Budaya sering dieksploitasi untuk
kepentingan komersial, dan mimesis yang tidak diatur dengan baik dapat
mengarah pada komersialisasi yang merugikan.
7
Refrensi
https://www.neliti.com/publications/177870/perpustakaan-di-manado-mimesis-dalam-
arsitektur
Wells, John C. (2008), Longman Pronunciation Dictionary (edisi ke-3rd), Longman, ISBN
9781405881180
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/13/100000069/teori-mimesis--pengertian-dan-
contohnya-dalam-karya-seni?page=all
Kompas.com. (2022, April 13). Teori Mimesis: Pengertian dan Contohnya dalam Karya Seni.