Anda di halaman 1dari 30

PERENCANAAN PENAMBAHAN KAPASITAS MOTOR

TERHADAP EFISIENSI DAYA HISAP SCRUBBER DI PT HENKEL


ADHESIVE TECHNOLOGIES

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:
FADIL ZULKARNAEN AS ZARKASIH
NIM. 1741150057

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..........................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Batasan Masalah........................................................................................... 5
1.4 Tujuan .......................................................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................6
2.1 Scrubber ....................................................................................................... 6
2.2 Motor induksi tiga fasa............................................................................... 11
2.3 Pompa sentrifugal....................................................................................... 17
2.4 Thermal overload relay (TOR) .................................................................. 21
2.5 Programmable Logic Controller (PLC) ..................................................... 21
2.6 Inverter ....................................................................................................... 22
BAB III. METODE PENELITIAN .....................................................................24
3.1 Tempat Pelaksanaan ................................................................................... 24
3.2 Proses Pengumpulan Data .......................................................................... 24
3.3 Langkah penelitian ..................................................................................... 25
3.4 Diagram Blok ............................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................29

i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 penampang rotor dan stator motor induksi ....................................... 12
Gambar 2. 2 Menggambarkan komponen stator motor induksi tiga phasa ........ 13
Gambar 2. 3 rotor sangkar dan bagian-bagian rotor sangkar ............................... 14
Gambar 2. 4 (a) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil ................ 14
Gambar 2. 5 cincin Slip......................................................................................... 15
Gambar 2. 6 (a) Rotor belitan ............................................................................... 16
Gambar 2. 7 Proses induksi medan putar stator pada kumparan rotor.................. 17
Gambar 2. 8 Gambar bagian dalam Pompa .......................................................... 18
Gambar 2. 9 Bagian bagian pompa sentrifugal ..................................................... 19
Gambar 3. 1 Flowchart .......................................................................................... 25
Gambar 3. 2 Blok Diagram ................................................................................... 27

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Keunggulan dan kelemahan wet scrubber relatif terhadap alat
pengendali polusi lainnya ........................................................................................ 8

iii
4

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pada saat ini berlangsung dengan sangat pesat Oleh
karena itu PT HENKEL ADHESIVE TECHNOLOGIES yang merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang perekat, mendapatkan banyak permintaan
mulai dari produk higienis yang di gunakan sebagai perekat pada pembuatan popok
hingga pada bidang otomotif dan perekat untuk konstruksi. dalam hal ini kita
sebagai masyarakat yang sangat bergantung pada perkembangan dalam dunia
otomotif sangat terbantu karena perusahaan-perusahaan otomotif sangat
bergantung pada perekat yang digunakan agar produk yang dihasilkan bisa
digunakan secara maksimal .

karena permintaan yang selalu tinggi maka tangki yang di gunakan untuk
memproduksi pada perusahaan ini harus selalu siap. oleh kerena itu PT HENKEL
ADHESIVE TECHNOLOGIES memberikan sebuah scrubber pada tangki-tangki
yang digunakan agar mendapat kan produk yang berkualitas, didalam sebuah
secrubber ini juga terdapat sebuah motor pump agar efisiensi pada scrubber bisa
berkerja secara maksimal karena scrubber yang digunakan adalah gabungan dari
venturi dan wet scrubber.

Berdasarkan fakta yang terjadi ketika PT Henkel menambah unit tangki yang
berukuran sama, scrubber tidak bisa berkerja secara maksimal yang mengakibatkan
bahan sisa dari tanki yang harusnuya terbuang tidak bisa terbuang secara maksimal
.selain itu terdapat ammonia (NH3) yang digunakan untuk campuran perekat agar
tidak timbul belatung pada produk yang di hasilkan namun NH3 ini menimbulkan
bau yang sangat menyengat sehingga bisa mengganggu pernafasan hal ini yang
mengakibatkan produk yang dihasilkan menjadi produk yang kurang baik.

Oleh karena itu dilakukan perencanaan ulang motor pada scrubber agar
produk yang dihasilkan bisa maksimal. dan juga untuk mengamankan pipa pada
jalur scrubber diberi sensor pressure agar tidak terjadi tekanan yang berlebih yang
mengakibatkan pipa pada jalur scrubber menjadi pecah. setelah pemberian sensor
pressure maka diberi Inverter juga untuk mengatur RPM motor agar daya hisap
motor ketika terjadi tekanan yang berlebih bisa diturunkan. untuk perencanaan
5

sistem Kontrol menggunakan PLC (Program Logic Control) agar ketika


melakukan pengontrolan bisa lebih mudah dan efisien

Karena adanya permasalahan ini yang membuat saya sebagai penulis akan
mengambil judul “PERENCANAAN PENAMBAHAN KAPASITAS MOTOR
TERHADAP EFISIENSI DAYA HISAP SCRUBBER DI PT HENKEL
ADHESIVE TECHNOLOGIES” agar motor yang digunakan pada sccruber bisa
berkerja secara efisien dan aman .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan , maka dapat dirumus kan
beberapa permasalahan sebagai berikut:

a) Bagaimana keandalan motor saat ini pada sistem scrubber di PT HENKEL


ADHESIVE TECHNOLOGIES?
b) Bagaimana cara menentukan kapasitas motor untuk scrubber ?
c) Bagaimana menentukan komponen proteksi untuk motor dengan kapasitas
yang baru ?

1.3 Batasan Masalah


Mengingat permasalahan yang cukup luas dan untuk menghindari permasalahan
yang timbul serta tidak relevan dengan pembahasan masalah, maka dibuat batasan
masalah. Adapun permasalahan yang akan dibatasi pada proposal skripsi sebagai
berikut:

a) Pada perencanaan ini hanya di fokuskan pada perhitungan kapasitas motor


scrubber
b) Hasil perencanaan ini hanya disimulasikan dengan ansys desain

1.4 Tujuan
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan
yang ingin dicapai adalah:
a) Mengetahui keandalan motor pada srubber di PT HENKEL ADHESIVE
b) Mengetahui cara menentukan motor untuk srubber di PT HENKEL
ADHESIVE
c) Mengetahui cara menentukan proteksi pada motor yang digunakan
6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Scrubber
Scubber adalah perangkat kontrol polusi udara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan beberapa partikulat dan / atau gas dari aliran pembuangan industri
scrubber , scrubber memiliki berbagai macam jenis masing masing dari jenisnya
memiliki fungsi masing-masing sesuai yang dibutuhkan dalam suatu industri, jenis-
jenis scrubber antara lain:

 Wet Scrubber
Wet scrubber adalah alat untuk kendali polusi udara yang dapat digunakan
untuk membuang partikel maupun gas dari area keluaran industri. Dahulu, scrubber
berkaitan dangan peralatan kontrol polusi yang menggunaan cairan untuk
membersihkan polutan yang tidak diinginkan dari arus gas. saat ini , istilah scrubber
juga digunakan untuk menggambarkan sistem yang menyuntikkan atau
memasukkan cairan ke dalam arus gas kotor . scrubber adalah salah satu peralatan
pokok yang mengontrol emisi gas terutama gas asam (Maulana et al., 2018).

Wet scrubber merupakan istilah yang digunakan untuk mengggambarkan


variasi alat yang menggunakan cairan untuk membuang polutan . Pada wet scrubber
, arus gas kotor yang dibawa menuju kontak dengan cairan pencuci dangan cara
menyemprotkan, mengalirkannya atau dengan metode kontak lainnya . tentu saja
desain dari alat kontrol polusi udara (termasuk Wet scrubber) tergantung pada
kondisi proses industri dan sifat alami polutan udara yang bersangkutan.

Karakteristik exhaust gas dan sifat debu, jika terdapat partikel, adalah hal yang
sangat penting. Scrubber dapat didesain untuk mengumpulkan polutan partikel dan
/atau gas. Wet scrubber membuang partikel dengan cara menangkapnya dalam
tetesan atau butiran liquid. Sedangkan untuk polutan gas proses wet scrubber adalah
dengan melarutkan atau menyerap polutan ke dalam liquid. Adapun butiran liquid
yang masih terdapat dalam arus gas pasca pencucian selanjutnya harus dipisahkan
dari gas bersih dengan alat lain yang disebut mist eliminator atau entrainment
separator.
7

Kemampuan wet scrubber untuk mengumpulkan partikulat berukuran kecil


seringkali berhubungan langsung atau proporsional dengan input power scrubber.
Alat low energy seperti spray tower digunakan untuk mengumpulkan partikel lebih
besar dari 5 micrometer . Untuk menghasilkan efisiensi tinggi dari pembuangan
partikel 1 mikrometer (atau kurang) umumnya membutuhkan alat high energy
seperti venturi atau alat besar seperti condensation scrubber. Sebagai tambahan,
entrainment separator yang didesain dan dioperasikan dengan baik penting untuk
mendapatkan efisiensi pembuangan yang tinggi; makin besar jumlah butiran liquid
yang tidak tertangkap oleh mist eliminator, makin besar potensi level emisi
potensial.

Wet scrubber yang membuang polutan gas disebut absorber. Kontak gas- liquid
yang baik sangat penting untuk menghasilkan efisiensi pembuangan yang tinggi
pada absorber. Sejumlah desain wet scrubber digunakan untuk membuang polutan
gas, dengan packed tower dan plate tower menjadi yang umum digunakan.
(Dwinanda, 2017)

Apabila arus gas produser mengandung kedua polutan gas dan partikel, wet
scrubber secara umum adalah satu-satunya alat kendali polusi udara yang dapat
membuang kedua jenis polutan. Wet scrubber dapat memperoleh efisiensi
pembuangan yang tinggi untuk polutan partikel atau gas, bahkan pada contoh
tertentu, dapat memperoleh efisiensi pembuangan yang tinggi untuk kedua polutan
pada sistem yang sama. Bagaimanapun juga, di kebanyakan kasus, kondisi operasi
terbaik untuk pembuangan partikel adalah yang terburuk bagi pembuangan gas.
Secara umum, menghasilkan efisiensi pembuangan partikel dan gas tinggi
bersamaan membutuhkan sifat salah satu polutan mudah untuk dibuang (gas yang
sangat larut dalam liquid atau partikel yang cukup besar dan mudah tertangkap).

Sebagai alat pengendali partikel, wet scrubber (disebut juga wet collector)
dinilai performanya terhadap fabric filter dan electrostatic precipitator (ESPs).
Beberapa keunggulan wet scrubber dibandingkan alat-alat tersebut adalah :

1. Wet scrubber memiliki kemampuan untuk mengatasi temperatur dan


kelembapan tinggi.
8

2. Pada wet scrubber, flue gas didinginkan, menghasilkan kebutuhan ukuran


peralatan yang lebih kecil secara keseluruhan.
3. Wet scrubber dapat membuang baik polutan gas maupun partikel padat.
4. Wet scrubber dapat menetralkan gas yang korosif.

Beberapa kelemahan wet scrubber adalah korosi kebutuhan akan mist


removal untuk menghasilkan efisiensi tinggi,dan kebutuhan akan treatment atau
penggunaan kembali liquid pencuci. Tabel 2.1 merangkum keunggulan dan
kelemahan tersebut. Wet scrubber telah digunakan di berbagai macam industri
seperti acid plants, fertilizer plants, steel mills, asphalt plants, dan power plants
skala besar.

Tabel 2. 1 Keunggulan dan kelemahan wet scrubber relatif terhadap alat pengendali polusi lainnya

Keunggulan Kelemahan
Kebutuhan tempat kecil Scrubber Masalah korosi Air dan polutan terlarut
mengurangi temperatur dan volume dapat membentuk suatu senyawa asam
arus gas produser. Oleh karena itu, yang sangat korosif. Konstruksi material
ukuran vessel termasuk fan dan duct yang sesuai sangat penting, dan juga area
yang mengarah downstream lebih yang rentan akan keadaan basah- kering
kecil daripada yang terdapat di alat dapat menimbulkan korosif.
lain. Ukuran yang lebih kecil
menghasilkan biaya pokok yang
lebih kecil dan lebih fleksibel dalam
penempatan lokasi.

Tidak ada sumber pengotor kedua Kebutuhan power tinggi


Begitu partikel terkumpul, partikel Efisiensi pembuangan tinggi untuk
tidak dapat keluar selama proses partikel padat hanya dapat dicapai pada
berjalan. pressure drop yang tinggi, yang berujung
pada biaya operasi yang tinggi.
Dapat mengatasi gas dengan Masalah pembuangan air
temperatur tinggi dan humiditas
Kemungkinan dibutuhkan penetral
tinggi. Tidak ada batas temperatur
limbah air bekas pencucian (untuk skala
9

atau masalah kondensasi yang besar) agar tidak mencemari


terjadi seperti pada baghouse atau lingkungan.
ESPs.
Minimal akan kecelakaan ledakan.
Beberapa jenis pengotor kering
mudah terbakar. Menggunakan air
dapat menghilangkan kemungkinan
ledakan.
Kemampuan untuk mengumpulkan
kedua jenis pengotor gas dan pertikel
padat.

Sistem Wet Scrubber

a) Wet scrubber systems secara umum terdiri dari komponen-komponen berikut


ini :
1. Ductwork dan sistem fan.
2. Saturation chamber (pilihan)
3. Scrubbing vessel
4. Mist eliminator
5. Pumping (dan sistem recycle yang mungkin)
6. Treatment scrubbing liquid yang terpakai dan /atau sistem penggunaan
kembali
7. Exhaust stack
b) scrubber berdasarkan pressure drop adalah sebagai berikut :
1. Low-energy scrubber yang memiliki pressure drop kurang dari 12,7 cm (5
in.) kolom air.
2. Medium-energy scrubber yang memiliki pressure drop antara 12,7 dan 38,1
cm (5 dan 15 in.) kolom air.
3. High-energy scrubber yang memiliki pressure drop lebih besar dari 38,1 cm
(15 in.) kolom air.
10

Bagaimanapun juga, kebanyakan scrubber beroperasi dengan range pressure drop


yang lebar, tergantung pada aplikasi spesifiknya, maka membuat kategori seperti
ini sangatlah sulit. Cara lain untuk mengklasifikasikan wet scrubber adalah dengan
penggunaannya untuk mengumpulkan polutan partikel padat atau gas. Sekali lagi,
pembedaan ini tidak selalu jelas karena scrubber dapat digunakan untuk membuang
kedua jenis polutan.

Prinsip Operasi Wet Scrubber Wet scrubber membuang polutan partikel dari
arus gas dengan menangkap partikel tersebut dalam tetesan/butiran liquid atau
lapisan scrubbing liquid (biasanya air) lalu memisahkan tetesan air tersebut dari
arus gas. Beberapa variabel proses mempengaruhi penangkapan partikel; variabel
tersebut adalah ukuran partikel, ukuran droplet liquid, dan kecepatan relatif partikel
dengan droplet liquid, dengan ukuran polutan partikel menjadi parameter yang
paling. Secara umum, partikel yang lebih besar lebih mudah untuk ditangkap
daripada yang lebih kecil. Kunci dari penangkapan partikel yang efektif pada wet
scrubber adalah dengan menciptakan kabut atau droplet kecil yang bertindak
sebagai target pengumpul biasanya, makin kecil droplet dan makin banyak droplet
yang tercipta, makin baik kemampuan untuk menangkap partikel berukuran kecil.

Penangkapan partikel secara umum meningkat seiring dengan tingginya


energi sistem yang digunakan karena energi dibutuhkan untuk memproduksi kabut
droplet air. Kecepatan relatif yang tinggi antara partikel dan droplet liquid (partikel
bergerak cepat terhadap droplet liquid) juga mendukung pengumpulan partikel.

Untuk pengumpulan atau pembuangan polutan gas, polutan tersebut harus


mudah terlarut dalam liquid yang dipilih. Sebagai tambahan, sistem harus didesain
sedemikian rupa agar dapat menyediakan pencampuran yang baik antara fase gas
dan liquid, dan waktu yang cukup (residence time) untuk polutan gas dapat larut.
Pertimbangan lain yang cukup penting untuk kedua jenis pengumpulan polutan
adalah jumlah liquid yang digunakan atau diinjeksikan ke dalam scrubber per
volume gas yang dihasilkan (disebut juga sebagai liquid-to-gas ratio) dan
pembuangan tetesan air yang terbawa dalam gas. liquid-to-gas ratio sangat penting
untuk menjamin jumlah liquid agar cukup untuk pembuangan polutan yang efektif.
11

 Venturi Scrubber
Venturi scrubber didesain sedemikian rupa untuk secara efektif
menggunakan energy yang berasal dari arus gas exhaust atau produser gas untuk
mengatomisasi scrubbing liquid. Peralatan venturi telah digunakan selama lebih
dari 100 tahun untuk mengukur aliran fluida (nama tabung venturi berasal dari G.
B. venture, seorang ilmuwan italia). Sekitar 35 tahun yang lalu, Johnstone (1949)
dan peneliti lainnya menemukan bahwa mereka dapat secara efektif menggunakan
konfigurasi venture untuk membuang partikel pengotor dari arus gas exhaust.

Sebuah venturi scrubber terdiri dari 3 bagian: bagian converging, throat, dan
diverging. Gas exhaust masuk menuju bagian converging dan seiring luas area
mengecil maka kecepatan meningkat. Liquid pencuci gas dimasukkan pada bagian
throat atau pintu masuk menuju bagian converging. Gas exhaust, yang dipaksa
masuk dengan kecepatan sangat tinggi pada bagian throat yang sangat kecil,
menyemprot liquid pada dinding venturi dan menghasilkan droplet sangat kecil
dalam jumlah sangat banyak. Pemisahan partikel dan gas terjadi pada bagian throat
dimana gas exhaust bercampur dengan kabut droplet dari scrubbing liquid. Gas
exhaust kemudian keluar menuju bagian diverging dimana gas dipaksa untuk
melambat. Venturi dapat digunakan untuk memisahkan partikel dan gas, namun
lebih efektif untuk memisahkan partikel daripada gas. Liquid dapat diinjeksikan
pada bagian converging atau throat.

Liquid dapat diinjeksikan pada bagian converging atau throat. Lalu liquid
melapisi throat venturi dam membuat venturi sangat efektif mengatasi gas exhaust
yang panas, kering dang mengandung debu. Kalau tidak, debu akan memiliki
kecenderungan untuk menumpuk atau mengabrasi throat yang kering. Venturi
seperti ini terkadang disebut memiliki pendekatan basah atau wetted approach.

2.2 Motor induksi tiga fasa


Motor induksi merupakan motor arus bolak- balik yang paling banyak dipakai
dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor
ini merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan antara putaran
rotor dengan medan putar yang dihasilkan arus stator. Motor ini memiliki
konstruksi yang kuat, sederhana, dan handal. Disamping itu motor ini juga memiliki
12

efisiensi yang cukup tinggi saat berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan
yang banyak.

 Kontruksi Motor Induksi Tiga Pasa


Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dan rotor
terdapat celah udara yang jaraknya sangat kecil.

Gambar 2. 1 penampang rotor dan stator motor induksi

Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian
yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti
yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk
silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar
2.2.(b)). Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.2
(a)).Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang
pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut
belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik
sebesar 120º. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis
dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam
cangkang silindris (Gambar 2.2.(c)). Berikut ini contoh lempengan laminasi inti,
lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada
cangkang luar untuk motor induksi tiga phasa (Nasution & Hasibuan, 2018).
13

Gambar 2. 2 Menggambarkan komponen stator motor induksi tiga phasa

(a) Lempengan inti

(b) Tumpukan inti dengan kertas isolasi pada beberapa alurnya

(c) Tumpukan inti dan kumparan dalam cangkang stator

Untuk rotor akan dibahas pada bagian berikutnya, yaitu jenis – jenis motor induksi
tiga fasa berdasarka jenis rotornya.

 Jenis – Jenis Motor Induksi Tiga Fasa


Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu:

a) Motor Induksi Tiga Fasa Sangkar Tupai (Squirrel-Cage Motor)

Penampang motor sangkar tupai memiliki konstruksi yang sederhana. Inti


stator pada motor sangkar tupai tiga fasa terbuat dari lapisan – lapisan pelat baja
beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat dari besi tuang atau pelat
baja yang dipabrikasi. Lilitan – lilitan kumparan stator diletakkan dalam alur stator
yang terpisah 120 derajat listrik. Lilitan fasa ini dapat tersambung dalam hubungan
delta ( Δ ) ataupun bintang ( Υ ). Rotor jenis rotor sangkar ditunjukkan pada gambar
2.3 di bawah ini.
14

Gambar 2. 3 rotor sangkar dan bagian-bagian rotor sangkar

Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil
adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam
motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam
alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor
sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga
mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung
cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagaipendingin.Rotor
jenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa
arus yang besar pada tegangan rendah. Motor induksi dengan rotor sangkar
ditunjukkan pada gambar 2.4.

A B

Gambar 2. 4 (a) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil


(b) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran besar
15

b) Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan ( wound-rotor motor )

Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar
tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan
terisolasi serupa dengan lilitan stator.Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan
masing – masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang
pada poros rotor.Secara skematik dapat dilihat pada gambar 2.5. Dari gambar ini
dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata – mata merupakan penghubung
tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian rotor.

Gambar 2. 5 cincin Slip

Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel
eksternal yang berfunsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab
terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal
pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar
dengan arus pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar.
Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
16

Gambar 2. 6 (a) Rotor belitan


(b) Konstruksi motor induksi tiga phasa dengan rotor belitan

 PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA


Pada saat belitan stator diberi tegangan tiga fasa, maka pada stator akan
dihasilkan arus tiga fasa, arus ini kemudian akan menghasilkan medan magnet yang
berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar akan terinduksi melalui celah
udara menghasilkan ggl induksi (ggl lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar
tersebut juga akan memotong konduktor-konduktor belitan rotor yang diam. Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar
dengan konduktor rotor yang diam yang disebut juga dengan slip (s). Akibatnya
adanya slip maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada konduktor-
konduktor rotor.
17

Gambar 2. 7 Proses induksi medan putar stator pada kumparan rotor

Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung
(end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor –
konduktor rotor. Karena konduktor – konduktor rotor yang mengalirkan arus
ditempatkan di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan stator maka akan
terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor – konduktor rotor. Hal
ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus
berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan
mendapat gaya elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar F= B.i.l.sin θ. Arah dari
gaya elektromagnetik tersebut dapat dijelaskan oleh kaidah tangan kanan (right-
hand rule). Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah
dari vektor arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks B,
maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.
Gaya F yang dihasilkan pada konduktor – konduktor rotor tersebut akan
menghasilkan torsi (τ). Bila torsi mula yang dihasilkan pada rotor lebih besar
daripada torsi beban (τ0 > τb), maka rotor akan berputar searah dengan putaran
medan putar stator.

2.3 Pompa sentrifugal


Pompa Centrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa
sentrifugal mengubah enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang
menyebutnya sebagai mesin kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya
maka akan semakin tinggi tekanan (head) dihasilkan.

 Prinsip kerja
18

Gambar 2. 8 Gambar bagian dalam Pompa

Ketika sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut
akan cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk menambah
energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluid atersebut dalam arah
melingkar. Gaya yang mengakibatkan sebuah objek terlempar keluar dalamgerak
melingkar disebut gaya sentrifugal.Bagian pompa yang memutar flluida cair
disebut impeller. Fluida cair mengalir meleluiinlet pompa dan masuk kedalam titik
pusat impeller. Selanjutnya impeller akan menggerakkan fluida tersebut dalam
gerak melingkar, Fluida cair akan didorong dari titik pusat menuju bagian terluar
dari bibir impeller. Semakin cepat impeller berputar, akan semakin cepat fluida cair
bergerak.

Impeller disusun dari rangkaian vanes atau blade, yang berpungsi untuk
mengarahkan aliran fluida). Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya
sentrifugal yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami
gaya yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda, kecepatan gerak
benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.
19

Gambar 2. 9 Bagian bagian pompa sentrifugal

A. Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.

B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
20

G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi
isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
21

2.4 Thermal overload relay (TOR)


Thermal relay atau overload relay adalah peralatan switching yang peka
terhadap suhu dan akan membuka atau menutup kontaktor pada saat suhu yang
terjadi melebihi batas yang ditentukan atau peralatan kontrol listrik yang berfungsi
untuk memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih. Gambar 5. Thermal
Overload Relay Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban motor listrik akan
mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan kerusakan dan
terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu dipasang termal beban
lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja thermal beban lebih berdasarkan panas
(temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui elemen-elemen
pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas yang
ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak- kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka).

TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal. Apabila


benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus. Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang
dapat melewati TOR, dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan
menggunakan obeng sampai didapat harga yang diinginkan.

2.5 Programmable Logic Controller (PLC)


PLC didefinisikan suatu perangkat elektronik digital dengan memori yang
dapat diprogram untuk menyimpan instruksi instruksi yang menjalankan fungsi
fungsi spesifik seperti: logika, sequen, timing, counting dan aritmatika, dan untuk
mengontrol suatu mesin industri atau proses industri sesuai dengan yang
diinginkan. PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay
sequensial dalam suatu sistem kontrol. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang
mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan
menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan.

Alat ini bekerja berdasarkan input–input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF
kan output–output. Logika 1 menunjukkan bahwa keadaaan yang diharapkan
22

terpenuhi sedangkan logika 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC
juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Pada PLC terdapat bagian-bagian yang terdiri dari CPU(Central Processing


Unit) yang merupakan bagian utama dan merupakan otak dari sebuah PLC. CPU
ini berfungsi untuk mengambil instruksi dari memori kemudian mengkodekan dan
mengeksekusi instruksi tersebut. Memory yang berfungsi untuk menyimpan data
program atau intruksi dan data yang dimasukkan ke dalam PLC. Serta Power Suply
yang digunakan untuk memberikan tegangan ke dalam PLC sebesar 24 V.

PLC dapat digunakan sebagaimana mestinya karena terdapat program atau


intruksi-intruksi oleh peralatan input dan output. Program yang digunakan bisa
menggunakan program dari omron yaitu CX-programer atau program dari simens
yaitu LOGO V8 .

2.6 Inverter
Inverter merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah
nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. Pengaturan nilai frekuensi dan
tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor
yang diinginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar
inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu
dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan
tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur. Inverter
merupakan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan cara mengubah
frekuensi listrik sesuai dengan kecepatan motor yang diatur, sebuah Variabel
Frequency Drive (VFD) adalah suatu sistem untuk mengendalikan kecepatan rotasi
motor listrik arus bolak-balik (AC) dengan mengendalikan frekuensi listrik yang
diberikan kemotor. VFD juga dikenal sebagai Adjustable Frekuensi Drive (AFD),
Variable Speed Drive (VSD), AC Drive, Microdrives atau Inverter Drive.

Gambar 2.10 inverter


23

Prinsip kerja Inverter yang sederhana adalah:

1. Tegangan yang masuk dari jala-jala 50 Hz dialirkan ke penyearah DC, dan


ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC dijadikan DC.

2. Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC


kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang komponen
utamanya adalah semikonduktor aktif. Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa
sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan
dan frekuensi yang diinginkan.
24

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Pelaksanaan


Penelitian ini di mulai pada tanggal 21 januari 2021. Penelitian ini dilakukan
pada PT HENKEL ADHESIVE TECHNOLOGIES.
3.2 Proses Pengumpulan Data
Dalam proses penyusunan propsal skripsi ini, metode penelitian yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
 Studi Literatur
Studi literatur ini bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang akan
dijadikan sebagai landasan dari penelitian ini. Studi ini meliputi tentang
pemahaman teori, konsep dan metode yang cocok untuk membentuk kerangka
berfikir yang logis dan terarah. Literatur dapat berupa buku, karya-karya ilmiah,
jurnal-jurnal serta media internet yang dapat menunjang dengan penulisan laporan
ini.
 Wawancara
Wawancara dilakukan oleh penulis kapada beberapa orang yang ahli di
bidang yang di bahas pada skripsi ini. Tujuan dilakukannya wawancara adalah
untuk memperdalam pemahaman akan sistem yang terpasang. Selain itu kroscek
data dengan nilai real yang ada di lapangan juga dapat lebih dimaksimalkan.

 Observasi data
Observasi data adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data
pemakaian di masing-masing tangki yang meliputi : template motor tanki yang
digunakan di PT. HENKEL ADHSIVE TECHNOLOGIES , kedua untuk
memperoleh kontruksi scrubber , kontruksi pipa scrubber
25

3.3 Langkah penelitian


Langkah penelitian ini berisi tentang alur pembuatan penelitian.

Gambar 3. 1 Diagram alir langkah penelitian


26

 Detail Langkah Penelitian


Dari diagram alur pelaksanaan untuk masing – masing Flowchart adalah
sebagai berikut:

1. Mulai
2. Identifikasi masalah
Melakukan penidefinisian masalah yang ada pada pabrik tersebut sebagai
langkah awal penelitian. Perumusan masalah berdasarkan problem lapangan yang
ada di PT. HENKEL ADHESIVE TECHNOLOGIES
3. Studi Literatur
Membaca referensi dan teori yang terkait dengan masalah pada pabrik yang
nantinya dijadikan landasan dalam pengerjaan skripsi baik dari Jurnal, Laporan
akhir maupun artikel yang mendukung
4. Pengambilan Data

Pengambilan Data untuk mengetahui kapasitas motor yang di butuhkan


berdasarkan Panjang dan lebar pipa saluran Scubber

5. Perencanaan ulang
Pada tahap ini dilakukan perencanaan ulang kapasitas motor yang digunakan
sehingga scrubber bisa berkerja secara maksimal, perencanaan ini melingkupi
perencanaan motor yang akan digunakan , proteksi yang digunakan dan inverter
yang digunakan untuk mengatur kecepatan motor .

6. Sesuai kebutuhan atau Tidak

Pengujian dilakukan apakah motor yang di gunakan sudah sesuai dengan


yang di butuhkan atau masih ada kesalahan pengujian nya menggunakan aplikasi
ansys . Jika tidak sesuai maka dapat di lakukan pengamatan ulang.

Analisa dan Kesimpulan

Menganalisa perbandingan system yang baru dengan system yang lama dan
memberi kesimpulan mengenai system yang baru.

7. Selesai
27

3.4 Diagram Blok


Diagram blok berisi tentang alur pembuatan.

VACUM

WATER
TANGKI

SCRUBBER

MT35
MT32

MT34
MT33
MT31

Gambar 3. 2 Diagram Blok


28

 Detail Diagram Blok


Pada diagram blok diatas dapat dijelaskan fungsi dari masing masing komponen
yaitu :
1. Vacum
Vacum berfungsi untuk mengosongkan udara di dalam tangki sebelum tangki
digunakan tujuannya agar tangki berada dalam kondisi hampa udara.
2. Scrubber
Scrubber berfungsi sebagai pengontrol bahan-bahan buangan dari tangki-
tangki.
3. Water tangki
Water tangki berfungsi untuk mensuplai air pada tangki-tangki yang akan
digunakan untuk produksi.
4. Tangki (MT31,MT32,MT33,MT34,MT35)
Tangki berfungsi sebagai tempat produksi dimana bahan-bahan mulai dari
resin sampai air dicampurkan menjadi satu sampai menjadi hasil produksi.
29

DAFTAR PUSTAKA
Asep Rachmat, A. R. (2014). PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI
MOTOR LISTRIK INDUKSI 3 FASA MENGGUNAKAN
DINAMOMETER TALI (ROPE BRAKE DYNAMOMETER). Junar J-
ENSITEC, 01, 7-16 .
Dwinanda, V. C. (2017). PERANCANGAN WET SCRUBBER SEBAGAI UNIT
PENGURANG KADAR H2S PADA PRODUKSI BIOGAS DI PT ENERO
MOJOKERTO. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember .
Eka Maulana, W. K. (2018). PERENCANAAN ULANG WET SCRUBBER.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI , 245-250.
Elvy Sahnur Nasution, A. H. (2018 ). PENGATURAN KECEPATAN MOTOR
INDUKSI 3 PHASA DENGAN MERUBAH FREKUENSI
MENGGUNAKAN INVERTER ALTIV AR 12P . Jurnal Sistem
Informasi ISSN P, Vol.2, No.1 , 25-34.
Januar Arif Fatkhurrahman, I. R. (2014). VENTURI-PACKED SCRUBBER
SEBAGAI PENGENDALI CEMARAN PARTIKULAT PADA
INDUSTRI PENGECORAN LOGAM TUNGKU INDUKSI. Jurnal Riset
Indsutri, Vol.8, No.2 , 91-100.
Mercedes Diaz-Somoano, S. U. (2007). MERCURY EMISSION CONTROL IN
COAL-FIRED PLANTS : THE ROLE OF WET SCRUBBERS . Fuel
Processing Technology , 259-263.

Anda mungkin juga menyukai