Fadil Zulkarnaen Revisi Sempro
Fadil Zulkarnaen Revisi Sempro
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
FADIL ZULKARNAEN AS ZARKASIH
NIM. 1741150057
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 penampang rotor dan stator motor induksi ....................................... 12
Gambar 2. 2 Menggambarkan komponen stator motor induksi tiga phasa ........ 13
Gambar 2. 3 rotor sangkar dan bagian-bagian rotor sangkar ............................... 14
Gambar 2. 4 (a) Konstruksi motor induksi rotor sangkar ukuran kecil ................ 14
Gambar 2. 5 cincin Slip......................................................................................... 15
Gambar 2. 6 (a) Rotor belitan ............................................................................... 16
Gambar 2. 7 Proses induksi medan putar stator pada kumparan rotor.................. 17
Gambar 2. 8 Gambar bagian dalam Pompa .......................................................... 18
Gambar 2. 9 Bagian bagian pompa sentrifugal ..................................................... 19
Gambar 3. 1 Flowchart .......................................................................................... 25
Gambar 3. 2 Blok Diagram ................................................................................... 27
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Keunggulan dan kelemahan wet scrubber relatif terhadap alat
pengendali polusi lainnya ........................................................................................ 8
iii
4
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan industri pada saat ini berlangsung dengan sangat pesat Oleh
karena itu PT HENKEL ADHESIVE TECHNOLOGIES yang merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang perekat, mendapatkan banyak permintaan
mulai dari produk higienis yang di gunakan sebagai perekat pada pembuatan popok
hingga pada bidang otomotif dan perekat untuk konstruksi. dalam hal ini kita
sebagai masyarakat yang sangat bergantung pada perkembangan dalam dunia
otomotif sangat terbantu karena perusahaan-perusahaan otomotif sangat
bergantung pada perekat yang digunakan agar produk yang dihasilkan bisa
digunakan secara maksimal .
karena permintaan yang selalu tinggi maka tangki yang di gunakan untuk
memproduksi pada perusahaan ini harus selalu siap. oleh kerena itu PT HENKEL
ADHESIVE TECHNOLOGIES memberikan sebuah scrubber pada tangki-tangki
yang digunakan agar mendapat kan produk yang berkualitas, didalam sebuah
secrubber ini juga terdapat sebuah motor pump agar efisiensi pada scrubber bisa
berkerja secara maksimal karena scrubber yang digunakan adalah gabungan dari
venturi dan wet scrubber.
Berdasarkan fakta yang terjadi ketika PT Henkel menambah unit tangki yang
berukuran sama, scrubber tidak bisa berkerja secara maksimal yang mengakibatkan
bahan sisa dari tanki yang harusnuya terbuang tidak bisa terbuang secara maksimal
.selain itu terdapat ammonia (NH3) yang digunakan untuk campuran perekat agar
tidak timbul belatung pada produk yang di hasilkan namun NH3 ini menimbulkan
bau yang sangat menyengat sehingga bisa mengganggu pernafasan hal ini yang
mengakibatkan produk yang dihasilkan menjadi produk yang kurang baik.
Oleh karena itu dilakukan perencanaan ulang motor pada scrubber agar
produk yang dihasilkan bisa maksimal. dan juga untuk mengamankan pipa pada
jalur scrubber diberi sensor pressure agar tidak terjadi tekanan yang berlebih yang
mengakibatkan pipa pada jalur scrubber menjadi pecah. setelah pemberian sensor
pressure maka diberi Inverter juga untuk mengatur RPM motor agar daya hisap
motor ketika terjadi tekanan yang berlebih bisa diturunkan. untuk perencanaan
5
Karena adanya permasalahan ini yang membuat saya sebagai penulis akan
mengambil judul “PERENCANAAN PENAMBAHAN KAPASITAS MOTOR
TERHADAP EFISIENSI DAYA HISAP SCRUBBER DI PT HENKEL
ADHESIVE TECHNOLOGIES” agar motor yang digunakan pada sccruber bisa
berkerja secara efisien dan aman .
1.4 Tujuan
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan
yang ingin dicapai adalah:
a) Mengetahui keandalan motor pada srubber di PT HENKEL ADHESIVE
b) Mengetahui cara menentukan motor untuk srubber di PT HENKEL
ADHESIVE
c) Mengetahui cara menentukan proteksi pada motor yang digunakan
6
Wet Scrubber
Wet scrubber adalah alat untuk kendali polusi udara yang dapat digunakan
untuk membuang partikel maupun gas dari area keluaran industri. Dahulu, scrubber
berkaitan dangan peralatan kontrol polusi yang menggunaan cairan untuk
membersihkan polutan yang tidak diinginkan dari arus gas. saat ini , istilah scrubber
juga digunakan untuk menggambarkan sistem yang menyuntikkan atau
memasukkan cairan ke dalam arus gas kotor . scrubber adalah salah satu peralatan
pokok yang mengontrol emisi gas terutama gas asam (Maulana et al., 2018).
Karakteristik exhaust gas dan sifat debu, jika terdapat partikel, adalah hal yang
sangat penting. Scrubber dapat didesain untuk mengumpulkan polutan partikel dan
/atau gas. Wet scrubber membuang partikel dengan cara menangkapnya dalam
tetesan atau butiran liquid. Sedangkan untuk polutan gas proses wet scrubber adalah
dengan melarutkan atau menyerap polutan ke dalam liquid. Adapun butiran liquid
yang masih terdapat dalam arus gas pasca pencucian selanjutnya harus dipisahkan
dari gas bersih dengan alat lain yang disebut mist eliminator atau entrainment
separator.
7
Wet scrubber yang membuang polutan gas disebut absorber. Kontak gas- liquid
yang baik sangat penting untuk menghasilkan efisiensi pembuangan yang tinggi
pada absorber. Sejumlah desain wet scrubber digunakan untuk membuang polutan
gas, dengan packed tower dan plate tower menjadi yang umum digunakan.
(Dwinanda, 2017)
Apabila arus gas produser mengandung kedua polutan gas dan partikel, wet
scrubber secara umum adalah satu-satunya alat kendali polusi udara yang dapat
membuang kedua jenis polutan. Wet scrubber dapat memperoleh efisiensi
pembuangan yang tinggi untuk polutan partikel atau gas, bahkan pada contoh
tertentu, dapat memperoleh efisiensi pembuangan yang tinggi untuk kedua polutan
pada sistem yang sama. Bagaimanapun juga, di kebanyakan kasus, kondisi operasi
terbaik untuk pembuangan partikel adalah yang terburuk bagi pembuangan gas.
Secara umum, menghasilkan efisiensi pembuangan partikel dan gas tinggi
bersamaan membutuhkan sifat salah satu polutan mudah untuk dibuang (gas yang
sangat larut dalam liquid atau partikel yang cukup besar dan mudah tertangkap).
Sebagai alat pengendali partikel, wet scrubber (disebut juga wet collector)
dinilai performanya terhadap fabric filter dan electrostatic precipitator (ESPs).
Beberapa keunggulan wet scrubber dibandingkan alat-alat tersebut adalah :
Tabel 2. 1 Keunggulan dan kelemahan wet scrubber relatif terhadap alat pengendali polusi lainnya
Keunggulan Kelemahan
Kebutuhan tempat kecil Scrubber Masalah korosi Air dan polutan terlarut
mengurangi temperatur dan volume dapat membentuk suatu senyawa asam
arus gas produser. Oleh karena itu, yang sangat korosif. Konstruksi material
ukuran vessel termasuk fan dan duct yang sesuai sangat penting, dan juga area
yang mengarah downstream lebih yang rentan akan keadaan basah- kering
kecil daripada yang terdapat di alat dapat menimbulkan korosif.
lain. Ukuran yang lebih kecil
menghasilkan biaya pokok yang
lebih kecil dan lebih fleksibel dalam
penempatan lokasi.
Prinsip Operasi Wet Scrubber Wet scrubber membuang polutan partikel dari
arus gas dengan menangkap partikel tersebut dalam tetesan/butiran liquid atau
lapisan scrubbing liquid (biasanya air) lalu memisahkan tetesan air tersebut dari
arus gas. Beberapa variabel proses mempengaruhi penangkapan partikel; variabel
tersebut adalah ukuran partikel, ukuran droplet liquid, dan kecepatan relatif partikel
dengan droplet liquid, dengan ukuran polutan partikel menjadi parameter yang
paling. Secara umum, partikel yang lebih besar lebih mudah untuk ditangkap
daripada yang lebih kecil. Kunci dari penangkapan partikel yang efektif pada wet
scrubber adalah dengan menciptakan kabut atau droplet kecil yang bertindak
sebagai target pengumpul biasanya, makin kecil droplet dan makin banyak droplet
yang tercipta, makin baik kemampuan untuk menangkap partikel berukuran kecil.
Venturi Scrubber
Venturi scrubber didesain sedemikian rupa untuk secara efektif
menggunakan energy yang berasal dari arus gas exhaust atau produser gas untuk
mengatomisasi scrubbing liquid. Peralatan venturi telah digunakan selama lebih
dari 100 tahun untuk mengukur aliran fluida (nama tabung venturi berasal dari G.
B. venture, seorang ilmuwan italia). Sekitar 35 tahun yang lalu, Johnstone (1949)
dan peneliti lainnya menemukan bahwa mereka dapat secara efektif menggunakan
konfigurasi venture untuk membuang partikel pengotor dari arus gas exhaust.
Sebuah venturi scrubber terdiri dari 3 bagian: bagian converging, throat, dan
diverging. Gas exhaust masuk menuju bagian converging dan seiring luas area
mengecil maka kecepatan meningkat. Liquid pencuci gas dimasukkan pada bagian
throat atau pintu masuk menuju bagian converging. Gas exhaust, yang dipaksa
masuk dengan kecepatan sangat tinggi pada bagian throat yang sangat kecil,
menyemprot liquid pada dinding venturi dan menghasilkan droplet sangat kecil
dalam jumlah sangat banyak. Pemisahan partikel dan gas terjadi pada bagian throat
dimana gas exhaust bercampur dengan kabut droplet dari scrubbing liquid. Gas
exhaust kemudian keluar menuju bagian diverging dimana gas dipaksa untuk
melambat. Venturi dapat digunakan untuk memisahkan partikel dan gas, namun
lebih efektif untuk memisahkan partikel daripada gas. Liquid dapat diinjeksikan
pada bagian converging atau throat.
Liquid dapat diinjeksikan pada bagian converging atau throat. Lalu liquid
melapisi throat venturi dam membuat venturi sangat efektif mengatasi gas exhaust
yang panas, kering dang mengandung debu. Kalau tidak, debu akan memiliki
kecenderungan untuk menumpuk atau mengabrasi throat yang kering. Venturi
seperti ini terkadang disebut memiliki pendekatan basah atau wetted approach.
efisiensi yang cukup tinggi saat berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan
yang banyak.
Komponen stator adalah bagian terluar dari motor yang merupakan bagian
yang diam dan mengalirkan arus phasa. Stator terdiri atas tumpukan laminasi inti
yang memiliki alur yang menjadi tempat kumparan dililitkan yang berbentuk
silindris. Alur pada tumpukan laminasi inti diisolasi dengan kertas (Gambar
2.2.(b)). Tiap elemen laminasi inti dibentuk dari lembaran besi (Gambar 2.2
(a)).Tiap lembaran besi tersebut memiliki beberapa alur dan beberapa lubang
pengikat untuk menyatukan inti. Tiap kumparan tersebar dalam alur yang disebut
belitan phasa dimana untuk motor tiga phasa, belitan tersebut terpisah secara listrik
sebesar 120º. Kawat kumparan yang digunakan terbuat dari tembaga yang dilapis
dengan isolasi tipis. Kemudian tumpukan inti dan belitan stator diletakkan dalam
cangkang silindris (Gambar 2.2.(c)). Berikut ini contoh lempengan laminasi inti,
lempengan inti yang telah disatukan, belitan stator yang telah dilekatkan pada
cangkang luar untuk motor induksi tiga phasa (Nasution & Hasibuan, 2018).
13
Untuk rotor akan dibahas pada bagian berikutnya, yaitu jenis – jenis motor induksi
tiga fasa berdasarka jenis rotornya.
Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil
adalah coran tembaga atau aluminium dalam satu lempeng pada inti rotor. Dalam
motor yang lebih besar, batang rotor tidak dicor melainkan dibenamkan ke dalam
alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat ke cincin ujung. Batang rotor motor
sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap poros motor tetapi kerapkali
dimiringkan. Hal ini akan menghasilkan torsi yang lebih seragam dan juga
mengurangi derau dengung magnetik sewaktu motor sedang berputar. Pada ujung
cincin penutup dilekatkan sirip yang berfungsi sebagaipendingin.Rotor
jenis rotor sangkar standar tidak terisolasi, karena batangan membawa
arus yang besar pada tegangan rendah. Motor induksi dengan rotor sangkar
ditunjukkan pada gambar 2.4.
A B
Motor rotor belitan ( motor cincin slip ) berbeda dengan motor sangkar
tupai dalam hal konstruksi rotornya. Seperti namanya, rotor dililit dengan lilitan
terisolasi serupa dengan lilitan stator.Lilitan fasa rotor dihubungkan secara Υ dan
masing – masing fasa ujung terbuka yang dikeluarkan ke cincin slip yang terpasang
pada poros rotor.Secara skematik dapat dilihat pada gambar 2.5. Dari gambar ini
dapat dilihat bahwa cincin slip dan sikat semata – mata merupakan penghubung
tahanan kendali variabel luar ke dalam rangkaian rotor.
Pada motor ini, cincin slip yang terhubung ke sebuah tahanan variabel
eksternal yang berfunsi membatasi arus pengasutan dan yang bertanggung jawab
terhadap pemanasan rotor. Selama pengasutan, penambahan tahanan eksternal
pada rangkaian rotor belitan menghasilkan torsi pengasutan yang lebih besar
dengan arus pengasutan yang lebih kecil dibanding dengan rotor sangkar.
Konstruksi motor tiga fasa rotor belitan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
16
Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung
(end ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor –
konduktor rotor. Karena konduktor – konduktor rotor yang mengalirkan arus
ditempatkan di dalam daerah medan magnet yang dihasilkan stator maka akan
terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada konduktor – konduktor rotor. Hal
ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu konduktor yang dialiri arus
berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor tersebut akan
mendapat gaya elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar F= B.i.l.sin θ. Arah dari
gaya elektromagnetik tersebut dapat dijelaskan oleh kaidah tangan kanan (right-
hand rule). Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah
dari vektor arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor kerapatan fluks B,
maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.
Gaya F yang dihasilkan pada konduktor – konduktor rotor tersebut akan
menghasilkan torsi (τ). Bila torsi mula yang dihasilkan pada rotor lebih besar
daripada torsi beban (τ0 > τb), maka rotor akan berputar searah dengan putaran
medan putar stator.
Prinsip kerja
18
Ketika sebuah objek benda diputar dalam gerak melingkar, benda tersebut
akan cenderung terlempar keluar dari pusat lingkaran. Satu cara untuk menambah
energi kepada fluida cair adalah dengan memutar fluid atersebut dalam arah
melingkar. Gaya yang mengakibatkan sebuah objek terlempar keluar dalamgerak
melingkar disebut gaya sentrifugal.Bagian pompa yang memutar flluida cair
disebut impeller. Fluida cair mengalir meleluiinlet pompa dan masuk kedalam titik
pusat impeller. Selanjutnya impeller akan menggerakkan fluida tersebut dalam
gerak melingkar, Fluida cair akan didorong dari titik pusat menuju bagian terluar
dari bibir impeller. Semakin cepat impeller berputar, akan semakin cepat fluida cair
bergerak.
Impeller disusun dari rangkaian vanes atau blade, yang berpungsi untuk
mengarahkan aliran fluida). Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya
sentrifugal yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami
gaya yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.
Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda, kecepatan gerak
benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.
19
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan pada
stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal bearing
dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
20
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi
isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari
cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati bagian
depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara memperkecil celah
antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar
dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen
yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet nozel serta
tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi
kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
21
Alat ini bekerja berdasarkan input–input yang ada dan tergantung dari
keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF
kan output–output. Logika 1 menunjukkan bahwa keadaaan yang diharapkan
22
terpenuhi sedangkan logika 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC
juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.
2.6 Inverter
Inverter merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah
nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. Pengaturan nilai frekuensi dan
tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan torsi motor
yang diinginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip dasar
inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar yaitu
dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan
tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur. Inverter
merupakan alat untuk mengatur kecepatan putaran motor dengan cara mengubah
frekuensi listrik sesuai dengan kecepatan motor yang diatur, sebuah Variabel
Frequency Drive (VFD) adalah suatu sistem untuk mengendalikan kecepatan rotasi
motor listrik arus bolak-balik (AC) dengan mengendalikan frekuensi listrik yang
diberikan kemotor. VFD juga dikenal sebagai Adjustable Frekuensi Drive (AFD),
Variable Speed Drive (VSD), AC Drive, Microdrives atau Inverter Drive.
Observasi data
Observasi data adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data
pemakaian di masing-masing tangki yang meliputi : template motor tanki yang
digunakan di PT. HENKEL ADHSIVE TECHNOLOGIES , kedua untuk
memperoleh kontruksi scrubber , kontruksi pipa scrubber
25
1. Mulai
2. Identifikasi masalah
Melakukan penidefinisian masalah yang ada pada pabrik tersebut sebagai
langkah awal penelitian. Perumusan masalah berdasarkan problem lapangan yang
ada di PT. HENKEL ADHESIVE TECHNOLOGIES
3. Studi Literatur
Membaca referensi dan teori yang terkait dengan masalah pada pabrik yang
nantinya dijadikan landasan dalam pengerjaan skripsi baik dari Jurnal, Laporan
akhir maupun artikel yang mendukung
4. Pengambilan Data
5. Perencanaan ulang
Pada tahap ini dilakukan perencanaan ulang kapasitas motor yang digunakan
sehingga scrubber bisa berkerja secara maksimal, perencanaan ini melingkupi
perencanaan motor yang akan digunakan , proteksi yang digunakan dan inverter
yang digunakan untuk mengatur kecepatan motor .
Menganalisa perbandingan system yang baru dengan system yang lama dan
memberi kesimpulan mengenai system yang baru.
7. Selesai
27
VACUM
WATER
TANGKI
SCRUBBER
MT35
MT32
MT34
MT33
MT31
DAFTAR PUSTAKA
Asep Rachmat, A. R. (2014). PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI
MOTOR LISTRIK INDUKSI 3 FASA MENGGUNAKAN
DINAMOMETER TALI (ROPE BRAKE DYNAMOMETER). Junar J-
ENSITEC, 01, 7-16 .
Dwinanda, V. C. (2017). PERANCANGAN WET SCRUBBER SEBAGAI UNIT
PENGURANG KADAR H2S PADA PRODUKSI BIOGAS DI PT ENERO
MOJOKERTO. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember .
Eka Maulana, W. K. (2018). PERENCANAAN ULANG WET SCRUBBER.
SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI , 245-250.
Elvy Sahnur Nasution, A. H. (2018 ). PENGATURAN KECEPATAN MOTOR
INDUKSI 3 PHASA DENGAN MERUBAH FREKUENSI
MENGGUNAKAN INVERTER ALTIV AR 12P . Jurnal Sistem
Informasi ISSN P, Vol.2, No.1 , 25-34.
Januar Arif Fatkhurrahman, I. R. (2014). VENTURI-PACKED SCRUBBER
SEBAGAI PENGENDALI CEMARAN PARTIKULAT PADA
INDUSTRI PENGECORAN LOGAM TUNGKU INDUKSI. Jurnal Riset
Indsutri, Vol.8, No.2 , 91-100.
Mercedes Diaz-Somoano, S. U. (2007). MERCURY EMISSION CONTROL IN
COAL-FIRED PLANTS : THE ROLE OF WET SCRUBBERS . Fuel
Processing Technology , 259-263.