Anda di halaman 1dari 119

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Peningkatan Hasil Belajar pada Materi Daily Activity Melalui

Pendekatan (Total Physical Response) TPR Siswa Kelas IV SDI Al-

Mufidah

Digunakan untuk memenuhi Tugas Akhir Proposal Penelitian Tindakan

Kelas

Dosen Pengampu :

Sulthon Mas’ud S.Ag, M.Pd.I.

Oleh :

Achmad Haqqul Yaqin

(06020720021)

PRODII PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tindakan Penelitian

1.4 Tujuan Penelitian.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

1.6 Lingkup Penelitian

BAB II LANDASAN TEORETIK

2.1 Kajian Teoritik

2.2 Hipotesis Tindakan

2.3 Penelitian Terdahulu

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.2 Desain Penelitian

3.3 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

3.4 Variabel Penelitian

3.5 Rencana Tindakan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.7 Indikator Kinerja

3.8 Tim Peneliti dan Tugasnya

2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.2 Pembahasan

BAB V PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

5.3 Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

diajarkan di seluruh tingkatan. Hal ini perlu dipelajari karena adanya tuntutan

zaman di era globalisasi saat ini yang menyebabkan masuknya budaya dan

tradisi dari luar negeri ke tanah air menjadikan bangsa Indonesia perlu

mengenal hal tersebut dengan memahami komunikasi yang diucapkan

sehingga mampu berinteraksi antar satu sama lain. Pernyataan tersebut

didukung dengan adanya pemerintah Indonesia memperhatikan untuk

mengikuti arus perkembangan global dengan belajar Bahasa Inggris dan

menerapkannya di kehidupan seharo-hari. Hampir di seluruh dunia

mempelajari Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional resmi yang

dijadikan bahan dalam berinteraksi antar satu sama lain.

Dalam menunjang pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan adanya

rancangan yang disusun sistematis dan teratur untuk mengasah daya pikir

siswa dan mencapai keberhasilan pembelajaran yang diharapkan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Mempelajari Bahasa Inggris tanpa mempraktikkan di kehidupan sehari-hari

tentu hanya dapat memahami secara teoritis namun tidak dengan skill dan

ketrampilan yang didapatkan. Disinilah peran pentingnya guru dalam

merancang pembelajaran terlebih dahulu yang mencakup aspek afektif

(sikap), Kognitif (Pengetahuan) dan Psikomotorik (Ketrampilan).

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan juga tidak terlepas dari

4
penggunaan model, strategi, metode dan pendekatan yang dilakukan saat

proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di Kelas IV di SDI

Al-Mufidah Pada Hari Senin, 8 Mei 2022 menunjukkan bahwa pada Mata

Pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi Daily Activity hanya dijelaskan

menggunakan metode ceramah tanpa adanya praktek sehingga lemahnya

siswa ditemukan dalam memahami, mengidentifikasi, mengkomunikasikan

secara langsung karena tidak ditemukan interaksi dan pendekatan khusus

yang dilakukan guru terhadap siswa begitupun sebaliknya. Kurangnya

interaksi dari guru dan siswa juga berpengaruh terhadap hasil akhir siswa,

sehingga diperlukan banyaknya kegiatan dan aktivitas yang melibatkan

pendekatan guru dan siswa terjalin dengan baik dengan memenuhi kebutuhan

yang diperlukan serta pemberian dukungan dari guru maupun orang tua.1

Dari pembelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa di kelas

tersebut mengakibatkan hasil pembelajaran yang didapatkan kurang

memuaskan. Sehingga menjadikan rendahnya nilai pencapaian siswa

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan satuan

Pendidikan tersebut. Berdasarkan pengamatan bersama guru, Ketetapan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 70. Hal ini

sudah dipertimbangkan oleh para pendidik dan pihak sekolah yang

bersangkutan.

Data yang didapatkan sebelum melakukan penelitian Tindakan kelas

1 Failsofah, “Total Physical Response- Storytelling Salah Satu Pendekatan


Komunikatif Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Anak Usia Dini,” Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 9, no. 2 (2019): 60–65.

5
dibuktikan bahwa dari 30 siswa Kelas 4 yang ada di SDI Al-Mufidah hanya

1-2 siswa dapat memahami materi Daily Activity baik dari pengenalan

kosakata, berdialog maupun bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang

dilakukan di kehidupan sehari-hari. Hal ini dibuktikan bahwa lemahnya

pengetahuan mereka dikarenakan beberapa faktor didalamnya metode

pengajaran guru yang masih kurang memberikan umpan balik kepada siswa

dan pembelajaran yang masih monoton. Di sisi lain guru masih bingung

rancangan kegiatan pembelajaran dibuat model seperti apa sehingga tanpa

dikatakan kurang adanya persiapan dari guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran yang terstruktur dan sistematis.

Sebagai bentuk solusi dari permasalahan tersebut dalam menunjang

Indikator keberhasilan pembelajaran tentu dilihat dari hasil belajar siswanya.

Hasil belajar siswa merupakan sebuah ketercapaian yang didapatkan di akhir

pembelajaran dengan diikuti tujuan yang diharapkan. Sehingga Hasil belajar

dijadikan sebagai penentu keberhasilan siswa. Disisi lain penunjang

suksesnya pembelajaran siswa dengan disertai pendekatan dan strategi yang

tepat dalam melaksanakan proses pembelajaran agar lebih efektif dan

cenderung lebih senang dan tidak bosan. Namun hal ini juga disertai

ketrampilan guru dalam Penyampaian materi dengan intonasi yang sesuai dan

pegelolaan kreativitas guru dalam menyesuaikan gaya belajar siswa yang

sangat beranekaragam.

Pengamatan yang dibuktikan dalam kelas tertampak dari 30 siswa

Kelas 4 yang ada di SDI Al-Mufidah Dibuktikan Perbandingan Hasil akhir

Nilai raport siswa yang tertinggi dan mendapatkan peringkat 1 dengan nilai

6
akhir siswa sejumlah 95 secara hasil akhir akumulatif dengan dibandingkan

yang mendapatkan peringkat 2 terlihat drastis dan jauh sejumlah 70. Hal ini

juga terlihat pada siswa yang mendapatkan peringkat dibawahnya

mendapatkan nilai yang kurang dari ketetapan kriteria ketuntasan Minimal

(KKM) di sekolah sejumlah 70. Sehingga hampir separuh siswa dinayatakan

tidak lulus pada salah satu materi yang ada di Bahasa Inggris yaitu Daily

Acticty.

Dengan ini Peneliti tertarik untuk menunjang keberhasilan siswa

dalam pembelajaran siswa kelas IV di SDI Al-Mufidah dengan menggunakan

pendekatan TPR (Total Physical Response). Pendekatan ini merupakan salah

satu bentuk pendekatan pembelajaran Bahasa yang menarik serta mudah

dipahami dan dilakukan oleh guru dengan menuntut respon siswa secara fisik

keseluruhan.2 Hal tersebut dapat mengatasi siswa yang mudah bosan sehingga

mudah terhibur dengan pembelajaran yang diberikan. Selain itu tercapainya

titik tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar siswa di akhir

pembelajaran. Selain itu Informasi dan data dapat didukung dengan proses

penelitian yang melakukan observasi, wawancara dengan guru dan siswa

terkait pendekatan yang diteliti, serta dibuktikan dengan hasil dokumentasi.

Penggambaran pendekatan TPR (Total Physical Response) didasari

dengan adanya pemahaman terkait potensi yang ada di dalam otak kanan

dengan otak kiri dimana kegiatan motorik berpengaruh besar dalam otak

bagian kiri. Harapan peneliti adanya pendekatan TPR (Total Physical

2Moh. Iqbal Firdaus Euis Yanah Mulyanah, Ishak, “Issn 2540-9093 Penerapan
Metode Total Physical Response ( Tpr ) Dalam Penguasaan Kosa Kata,” Jpsd 4,
no. 2 (2018): 176–177.

7
Response) menjadikan siswa tidak dipaksakan namun terbiasa dengan adanya

pembelajaran dan tetap menyesuaikan kebutuhan mereka yang harus

dipelajari kedepannya3. Pentingnya pendekatan TPR (Total Physical

Response) dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa

Inggris di jenjang SD/MI dikarenakan semakin berkembangnya teori yang

diajarkan sehingga perlunya ketrampilan dan Pemahaman khusus dalam

kosakata maupun pengucapan. Dengan melalui pendekatan TPR (Total

Physical Response) siswa mampu mengolah kata, frasa, dan kosakata secara

langsung melalui fisik secara utuh sehingga secara tidak langsung mereka

mengerti apa yang dimaksud dengan gerakan yang dilakukan.

Peneliti mendiskusikan tentang Hasil belajar yang didapatkan siswa

di akhir pembelajaran. Hasil ini nantinya dijadikan sebagai bahan

pertimbangan siswa dalam menyusun Nilai Raport Hasil Belajar selama satu

semester. Berdasarkan pernyataan bahwa pendekatan dan metode yang tepat

dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil penilaian siswa sehingga

peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan

dari penggunaan pendekatan yang diterapkan dalam proses kegiatan belajar

mengajar di kelas terhadap Hasil Belajar siswa pada Materi Daily Activity di

kelas IV SDI Al-Mufidah melalui penelitian Tindakan kelas dengan

dibuktikan hasil observasi pra Siklus, Siklus hingga pasca Siklus kemudian

wawancara serta dokumentasi, Sehinggga dapat diambil judul penelitian

Tindakan Kelas yaitu “Peningkatan Hasil Belajar pada Materi Daily

3Lia Monita and Agung Prasetyo, “STUDI META-ANALISIS METODE TOTAL


PHYSICAL RESPONSE ( TPR ) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS” 1,
no. 1 (2021): 19–27.

8
Activity Melalui Pendekatan TPR Siswa Kelas IV SDI Al-Mufidah.”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penggunaan pendekatan Total Physical Response dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Daily Activity di kelas IV

SDI Al-Mufidah ?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan Total

Physical Response pada materi Daily Activity di kelas IV SDI Al-

Mufidah?

1.3 Tindakan Penelitian

Berdasarkan pernyataan dalam perumusan masalah yang dijelaskan,

peneliti memutuskan dalam melakukan penelitian Tindakan kelas untuk

pemecahan masalah yang ditemukan didalam kelas yaitu kurangnya adanya

pendekatan siswa saat pembelajaran menjadikan hasil belajar menurun.

Maka peneliti akan memutuskan meneliti peningkatan hasil belajar siswa

dengan menggunakan pendekatan Total Physical Response (TPR) saat

pembelajaran berlangsung khususnya pada materi Daily Activity.

Proses kegiatan belajar mengajar menggunakan pendekatan Total

Physical Response (TPR) perlu dilibatkan adanya aktivitas yang dilakukan

siswa kelas IV di SDI Al-Mufidah. Masyarakat banyak mengenal pendekatan

Total Physical Response (TPR) saat proses pembelajara terdahulu yang

diajarkan pada anak-anak sejak dini. Proses pendekatan yang dilaksanakan

perlu diterapkan secara bertahap. Pemberian peluang peserta didik lebih besar

9
karena mampu mempraktikkan secara langsung pada materi Daily Activity

sehingga mereka secara langsung mengenal macam-macam dan fungsi Daily

Activty di kehidupan sehari-hari.

Selain itu pelaksanaannya pun menyesuaikan juga dengan topik

tentang kegiatan sehari-hari melalui pendekatan Total Physical Response

(TPR) terkait kosakata yang diterapkan dalam materi Daily Activity. Siswa

diajak bermain sambil belajar dengan menanggapi antar satu sama lain

melalui praktik secara langsung di depan kelas menyesuaikan pengarahan

dari guru. Selain meningkatkan aspek kognitif, siswa dilatih dalam

psikomotorik (ketrampilan) dalam kekreativitas siswa sehingga mampu

diterapkan nantinya dengan berkomunikasi secara langsung antar satu sama

lain.

1.4 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui penggunaan pendekatan Total Physical Response

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Daily Activity di

kelas IV SDI Al-Mufidah

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui pendekatan

Total Physical Response pada materi Daily Activity di kelas IV SDI Al-

Mufidah

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Harapan Penelitian Tindakan kelas ini dapat memberikan manfaat

diantaranya yaitu :

10
1. Manfaat secara Teori

Penelitian ini menghasilkan data dan informasi penting dalam

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV di SDI Al-

Mufidah dengan menggunakan pendekatan Total Physical Response

(TPR) pada materi Daily Activity sehingga masyarakat menganggap

hal ini dijadikan sebuah solusi pembelaajran kedepannya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Peneliti :

1) Sebagai pengalaman peneliti dalam meneliti Tindakan kelas yang

terjadi di SDI Al-Mufidah terkait upaya dalam meningkatkan hasil

belajar siswa melalui pendekatan Total Physical Response (TPR)

pada materi Daily Activity siswa kelas IV yang dijadikan bentuk

pengembangan dan perbaikan Penyusunan kepenulisan

selanjutnya.

b. Bagi Peserta didik :

1) Dengan adanya penelitian Tindakan kelas guna menjadikan

pembelajaran lebih menyenangkan karena peserta didik

cenderung antusias, menarik dan menyenangkan dalam

menerapkan pendekatan Total Physical Response (TPR) pada

materi Daily Activity. Peserta didik saling menanggapi antar satu

sama lain sehingga mampu berkompetisi dan bersaing saat

kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini mendukung

adanya hasil belajar siswa yang meningkat dengan adanya

pengetahuan dan wawasan yang kuat khususnya pada materi

11
Daily Activity.

c. Bagi satuan Pendidikan setempat :

1) Sebagai bentuk Penunjang adanya bahan evaluasi dan saran serta

masukan dari penelitian Tindakan kelas yang dilakukan sehingga

mampu mengembangkan kembali saat pendekatan Total Physical

Response (TPR) yang diberikan kepada siswa saat proses

pembelajaran.

1.6 Lingkup Penelitian

Pokok permasalahan di dalam penelitian Tindakan kelas

difokuskan terhadap adanya beberapa poin penting yang nantinya

akan dibahas. Pemfokusan dilakukan secara tuntas saat pemecahan

permasalahan yang akan dipecahkan sehingga nanti informasi yang

didapatkan menghasilkan data yang fakta dan aktual. Berikut

pembahasan sekilas dalam ruang lingkup penelitian diantaranya yaitu:

1. Subjek penelitian dititikfokuskan pada siswa kelas IV di SDI Al-

Mufidah, peneliti sepakat memilih kelas tersebut, dikarenakan

mempunyai ajang persiapan dalam menghadapi AKM sehingga

banyak yang masih kesulitan khususnya dalam materi Daily Activity

yang menyebabkan hasil belajar mereka menurun secara drastis.

2. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menerapkan pendekatan

Total Physical Response (TPR) yang digunakan dalam meningkatkan

hasil belajar mereka khususnya pada materi Daily Activity.

3. Kompetensi Inti yang diteliti

12
Kognitif : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Kompetensi Dasar

3.5 Menerapkan struktur teks dan unsur kebahasaan untuk

melaksanakan fungsi sosial menyatakan dan menanyakan

tindakan/kejadian yang dilakukan/terjadi secara rutin kegiatan yang

dilakukan di kehidupan sehari-hari (Daily Activity) dengan

menyesuaikan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut

5. Indikator Penelitian yang diteliti

Materi Time and Daily Activity sebelumnya sudah pernah

diajarkan di kurikulum 2013 yang dikemas dalam bentuk Rancangan

Perencanaan Pembelajaran berikut Indikator Pencapaian

Pembelajaran di kurikulum 2013

Intial Competence For Daily Activity (KD. 3) Pada Aspek

Pengetahuan (Kognitif).

3.5.1 Siswa mampu menyebutkan kosakata tentang kegiatan yang

dilakukan di kehidupan sehari-hari (Daily Activity) dengan

menyesuaikan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan tersebut

melalui pendekatan Total Physical Response (TPR) dengan baik dan

benar

3.5.2 Siswa mampu mengelompokkan perbedaan waktu dalam

pelaksanaaan kegiatan yang dilakukan di kehidupan sehari-hari (Daily

13
Activity) baik Post Meridium maupun Ante Meridium melalui

pendekatan Total Physical Response (TPR) dengan baik dan benar

3.5.3 Siswa mampu mempresentasikan dengan bercerita tentang

kegiatan yang dilakukan di kehidupan sehari-hari (Daily Activity)

dengan menyesuaikan waktu baik Post Meridium maupun Ante

Meridium melalui pendekatan Total Physical Response (TPR) dengan

baik dan benar

Namun mengalami perubahan sedikit dalam perubahan

kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka yang dilandaskan pada

“Sistematika Merdeka Belajar” sesuai yang tercantum di Keputusan

Kemendikbudristek RI Nomor 262/M/2022 tentang Perubahan atas

keputusan kemendikbudristek Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman

Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran

dengan Capaian Pembelajaran pada Fase B Kelas 4 yaitu :

Menyimak : Pada akhir Fase B, peserta didik menggunakan bahasa

Inggris untuk berinteraksi dalam lingkup situasi sosial dan kelas yang

makin luas, namun masih dapat diprediksi (rutin) menggunakan

kalimat dengan 156 pola yang sesuai dengan konteks yang

dibicarakan. Mereka mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat

untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas dan aktivitas belajar,

seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan

meminta pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi

yang disampaikan secara lisan dengan bantuan visual, serta

menggunakan kosakata sederhana. Mereka mengikuti rangkaian

14
instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan

aktivitas belajar dengan bantuan visual.

Membaca : Pada akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata

yang sering digunakan sehari-hari dengan bantuan gambar/ilustrasi.

Mereka membaca dan memberikan respon terhadap teks pendek

sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk

teks visual, multimodal atau interaktif.

Menulis : Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan

pengalamannya melalui gambar dan salinan tulisan. Dengan bantuan

guru, mereka menghasilkan teks deskripsi dan prosedur sederhana

menggunakan kata/frasa sederhana dan gambar. Mereka menulis

kosakata sederhana yang berkaitan dengan lingkungan kelas dan

rumah dalam bahasa Inggris menggunakan ejaan yang diciptakan

sendiri oleh anak.

15
BAB II

LANDASAN TEORITIK

2.1 Kajian Teori

1. Hasil Belajar

A. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa mengacu pada capaian dan prestasi

akademik yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperoleh siswa sebagai hasil

dari pengalaman belajar di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.4

Penting untuk memahami bahwa hasil belajar bukan hanya sebatas

pengetahuan yang diperoleh, tetapi juga melibatkan pemahaman,

penerapan, dan transfer pengetahuan dalam berbagai konteks. Hasil

belajar mencakup berbagai aspek yang saling terkait dan melibatkan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik individu. Hasil

Belajar biasanya dilakukan melalui berbagai teknik pelaksanaannya

seperti tes, tugas proyek, observasi, presentasi, dan penilaian lainnya.

Tujuan utama dari pengukuran hasil belajar adalah untuk memperoleh

pemahaman yang jelas tentang apa yang telah dicapai oleh individu

setelah terlibat dalam proses belajar.

Di sisi lain keberhasilan dalam belajar memiliki pengukuran

tersendiri sebagai sebuah output dari proses kegiatan belajar

4Nana Meily Nurdiansyah, Ashabul Kahfi, and Dini Indah Maulidiah,


“Pembelajaran Tematik: Upaya Hasil Belajar Sistematik Menggunakan Metode
Problem Based Learning,” Jurnal Basicedu 6, no. 2 (2022): 2034–2044.

16
mengajar. Berdasarkan topik penelitian bahwa maksud hasil belajar

disini merupakan hasil belajar siswa di kelas IV SDI Al-Mufidah pada

Materi Daily Activity yang diterapkan pendekatan Total Physical

Response saat pembelajaran berlangsung. Hal ini didapatkan melalui

tes tulis akhir berupa pilihan ganda dan uraian singkat yang

dilaksanakan di akhir pembelajaran sebagai bahan evaluasi siswa.5

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah sesuatu yang berupa output dari kegiatan belajar

mengajar atau suatu hasil akhir dari proses pembelajaran yang terlihat

pada siswa meliputi berbagai aspek baik sisi pemahaman konsep

(Aspek Kognitif), Ketrampilan Proses (Aspek Psikomotorik), dan

Sikap siswa (Aspek Afektif.

B. Macam-Macam Hasil Belajar

Macam-macam hasil belajar ini tidak bersifat terpisah,

melainkan terhubung satu sama lain dalam proses pembelajaran yang

holistik. Peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang lebih tinggi

seiring dengan peningkatan tingkat kompleksitas dan keterampilan

kognitif yang diterapkan. Terdapat beberapa macam hasil belajar yang

dapat dicapai oleh seseorang dalam proses pembelajaran, berikut

diantaranya :

1. Pengetahuan (Kognitif): Hasil belajar yang terkait dengan pengetahuan

5Dian Hartini, “PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INGGRIS DI KELAS III MI NURUL ISLAM SEKARBELA TAHUN PELAJARAN
2017/2018” (2018).

17
yang diperoleh oleh seseorang. Misalnya, mempelajari fakta-fakta,

konsep, teori, prinsip, atau informasi tertentu dalam suatu bidang

studi.

2. Keterampilan (Psikomotorik): Hasil belajar yang berkaitan dengan

keterampilan yang dikembangkan oleh seseorang. Keterampilan ini

dapat berupa keterampilan praktis seperti memasak, mengemudi,

menggambar, atau berbicara di depan umum, maupun keterampilan

akademik seperti membaca, menulis, menghitung, atau berpikir kritis.

3. Sikap (Afektif): Hasil belajar yang berhubungan dengan perubahan

sikap atau nilai-nilai seseorang. Misalnya, mengembangkan sikap

positif terhadap lingkungan, toleransi terhadap perbedaan, motivasi

untuk belajar, atau etika kerja yang baik.

Setiap individu mungkin mencapai hasil belajar yang berbeda-

beda tergantung pada tujuan, minat, dan upaya yang telah dilakukan.

Hasil belajar ini dapat dinilai dan dievaluasi melalui berbagai cara,

seperti tes, proyek, presentasi, atau observasi. Dalam menunjang

teknik tersebut diperlukan instrumen penilaian dalam Hasil belajar

yang disesuaikan dengan Taksonomi bloom baik dari sisi Afektif,

Kognitif maupun psikomotorik. Dalam taksonomi Bloom, terdapat

beberapa kata kerja operasional yang merujuk pada tingkat kognitif,

Afektif dan psikomotorik dalam proses belajar dan pemahaman.

Kata kerja operasional ini membantu dalam merencanakan

tujuan pembelajaran yang jelas dan merinci tingkat pemahaman yang

diharapkan dari peserta didik. Dengan menggunakan kata kerja

18
operasional yang sesuai, pendidik dapat merancang aktivitas

pembelajaran yang memadai untuk mencapai tingkat kognitif yang

diinginkan. Taksonomi Bloom merupakan suatu kerangka kerja yang

menggambarkan enam tingkat kognitif yang berbeda dalam belajar

dan pemahaman. Berikut lampiran sistematika Taksonomi Bloom

yang terdiri Kata Kerja Operasional (KKO) diantaranya yaitu :

 Pengembangan Ranah Kognitif (C)

C1 (Pengetahuan) : C2 (Pemahaman) :

- Mengidentifikasi - Menjelaskan
- Menyebutkan - Menguraikan
- Menunjukkan - Merumuskan
- Menyusun daftar
- Merangkum
- Menggarisbawahi
- Merubah
- Menjodohkan
- Memberi contoh tentang
- Memilih
- Menyadur
- Memberikan definisi
- Meramalkan
- Menyatakan
- Menyimpulkan
- Mencatat
- Memperkirakan
- Mengeja
- Membuktikan

- Mengembangkan

19
C3 (Penerapan) : C5 (Sintesa) :

- Mendemonstrasikan - Mengkategorikan

- Menghitung - Mengkombinasi

- Menghubungkan - ]mengarang

- Memperhitungkan - menciptakan

- Menunjukkan - mendesain

- Menghasilkan - mengatur

- Menunjukkan - menyusun kembali

- Melengkapi - merangkaikan

- Menyediakan - menghubungkan

- Menyesuaikan

- Menemukan C6 (Evaluasi) :

- Memperbandingkan

C4 (Analisis) : - Menyimpulkan

- Memisahkan - Mengkritik

- Menerima - Mengevaluasi

- Menyisihkan - Membuktikan

- Memberikan argumentasi
- Menghubungkan
- Menafsirkan
- Memilih
- Membuat
- Membandingkan
- Merancang
- Menyusun
- Menyusun

- Menciptakan

20
Gambar 1.1 Pengembangan Ranah Afektif

Gambar 1.2 Pengembangan Ranah Psikomotorik

21
2. Pendekatan Total Physical Response (TPR)

A. Pengertian Pendekatan Total Physical Response (TPR)

Salah satu pendekatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan

komunikasi dan interaksi antar siswa dan guru adalah pendekatan Total

Physical Response (TPR). Pendekatan ini dijadikan sebagai pengantar

memperkenalkan pengajaran kepada siswa dengan menunjukkan respon

fisik secara total. Sikap anak-anak yang sering cenderung senang

bergerak, berlari-larian, bermain menjadikan inspirasi guru dalam

mempertahankan pembelajaran dengan mengaitkannya melalui

pendekatan TPR. Adanya pendekatan ini menjadikan siswa tumbuh rasa

ingin tahu apa maksud yang dilakukan dan diberikan guru kepada

mereka.6 Pendekatan Total Physical Response (TPR) mengajarkan bahasa

kepada anak menggunakan koordinasi perintah, ucapan dan gerak. Total

Physical Response (TPR) pun populer dengan “The Comprehension

Approach” yaitu metode pendekatan pemahaman untuk belajar bahasa

asing dengan perintah. TPR (Total Physical Response) dilakukan dengan

mengaitkan olah kata, frasa, dan kalimat yang dikemas menjadi bentuk

berupa gerakan fisik secara penuh.

Berdasarkan teknik pelaksanaannya dalam pembelajaran di kelas

dengan dikemas melalui permainan dimana guru mengumpulkan berbagai

kosakata, frase, maupun kalimat dalam bentuk perilaku yang dijadikan

contoh kepada murid sebelum permainan. Sistematika tersebut terlihat

6M Tech Student et al., “PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE


(TPR) TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA
ANAK USIA 5-6 TAHUN,” Frontiers in Neuroscience 14, no. 1 (2021): 1–13.

22
sederhana namun menantang siswa dalam menanggapi respon secara utuh

dari fisik secara keseluruhan melalui perilaku yang dilakukan. 7

Pendekatan TPR (Total Physical Response) berawal dikembangkan dari

Bapak Dr. James J. Asher adalah seorang Professor Psikologi Emeritus

sekaligus Mantan Wakil Dekan di San Jose State University, California

di Tahun 1857. Bapak penemu pendekatan tersebut telah berhasil

dikembangkan dengan berbagai bahasa asing di beberapa negara

diantaranya Inggris, Jepang, Prancis, dan sekitarnya. Beliau berpendapat

bahwa dari Hasil penemuannya disimpulkan berawal dari ucapan anak

secara langsung didapatkan dari perintah seseorang khususnya orang tua,

sehingga berawal dari perintah tersebut, si anak mampu mengenal dan

memahami apa yang diperintah kemudian diucapkan. Sedangkan

Menurut beberapa Ahli, Richards J. mendefinisikan Pendekatan TPR

sebagai Speech yang berarti Perkataan dan Action yang berarti Gerakan

dan menurut istilah, pendekatan ini disusun dan dikoordinasikan melalui

Command yang berarti Perintah,Speech dan Action dengan direspon

melalui fisik secara keseluruhan yang sering dikenal dengan Motorik.8.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan TPR merupakan

Salah satu pendekatan yang dilakukan guru dalam meningkatkan

komunikasi dan interaksi antar siswa dan guru. Pendekatan ini dijadikan

sebagai bentuk pengantar dalam memperkenalkan pembelajaran pada

siswa berupa menampilkan respon melalui fisik secara keseluruhan. Sikap

7 Avezova Gulmira Maxsetbaevna, “MENGGUNAKAN RESPON FISIK TOTAL


UNTUK MENGAJAR Kosa Kata” 9 (2021): 459–461.
8 Saepudin, An Introduction to English Learning and Teaching Methodology,

Yogyakarta : Trust Media, vol. 53, 2014.

23
anak-anak yang sering cenderung senang bergerak, berlari-larian,

bermain menjadikan inspirasi guru dalam mempertahankan pembelajaran

dengan mengaitkannya melalui pendekatan TPR. Adanya pendekatan ini

menjadikan siswa tumbuh rasa ingin tahu apa maksud yang dilakukan dan

diberikan guru kepada mereka.9 TPR secara umum disampaikan kepada

siswa melalui pengolahan kata, frasa, dan kalimat yang dikemas menjadi

bentuk berupa gerakan fisik. Hal ini menjadikan suasana kegiatan belajar

mengajar lebih aktif, interaktif, komunikatif serta menyenangkan

sehingga kebutuhan siswa akan terpenuhi secara perlahan-lahan.

b. Cara menggunakan Pendekatan Total Physical Response (TPR)

Sebelum menjelaskan Alur penerapan diperlukan prosesdur

secara struktural dalam Penyampaian pembelajaran Bahasa Inggris

menggunakan Pendekatan TPR Hal ini dikembangkan melalui pencetus

pendekatan ini bapak Asher yaitu saat memperkenalkan bahasa Inggris

khususnya pada Materi Daily Activity di kelas 4 dapat dilakukan melalui

verbal maupun tulisan. Penerapannya secara langsung terfokuskan pada

Siswa yaitu Student Centered sehingga guru hanya sebagai fasilitator

dalam membimbing dan mengarahkan mereka untuk belajar Bahasa

Inggris khususnya. Pendekatan Total Physical Response (TPR)

merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan

penggunaan gerakan fisik dalam mempelajari bahasa. Pendekatan ini

9Student et al., “PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR)


TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA
5-6 TAHUN.”

24
menghubungkan pemahaman dengan gerakan fisik yang dilakukan oleh

siswa. Berikut adalah langkah-langkah dalam menggunakan pendekatan

TPR dalam pembelajaran:10

1) Berikan instruksi dengan gerakan fisik: Mulailah dengan memberikan

instruksi kepada siswa menggunakan gerakan fisik yang sesuai.

Misalnya, jika Anda ingin mengajarkan kata-kata benda di sekitar

ruangan, tunjukkan objek tersebut sambil memberikan instruksi

dengan gerakan fisik seperti menunjuk atau mengambil objek

tersebut.

2) Sisipkan bahasa tubuh: Selain gerakan fisik, gunakan bahasa tubuh

untuk memperkuat pemahaman siswa. Misalnya, ketika mengajarkan

kata kerja seperti "walk" atau "jump," lakukan gerakan fisik dan

peragakan langkah-langkah yang tepat. Ini akan membantu siswa

mengaitkan kata dengan tindakan yang sesuai.

3) Gunakan perintah dan respons: Berikan perintah kepada siswa dalam

bahasa target dan minta mereka merespons dengan gerakan fisik yang

sesuai. Misalnya, Anda bisa memberi perintah "Walk In Front" dan

siswa merespons dengan berjalan ke depan. Hal ini memperkuat

pemahaman dan menghubungkan bahasa dengan gerakan fisik.

4) Berikan variasi aktivitas: Untuk menjaga minat dan keterlibatan

siswa, berikan variasi dalam aktivitas TPR. Misalnya, Anda bisa

membuat permainan memori dengan menggunakan kartu gambar

yang menggambarkan kata-kata atau frasa, dan siswa harus

10 Ibid. Hlm. 29

25
mencocokkan kartu dengan gerakan fisik yang sesuai.

5) Perluas dan aplikasikan: Setelah siswa memiliki pemahaman dasar

dengan menggunakan pendekatan TPR, perluas dan aplikasikan

pemahaman mereka dalam konteks yang berbeda. Misalnya, ajak

siswa berpartisipasi dalam dialog atau permainan peran yang

melibatkan gerakan fisik dan bahasa yang telah dipelajari.

6) Evaluasi pemahaman: Melakukan evaluasi secara berkala untuk

melihat sejauh mana siswa memahami materi yang diajarkan dengan

pendekatan TPR. Gunakan pertanyaan lisan, latihan tulis, atau

aktivitas lainnya yang sesuai untuk mengukur pemahaman mereka.

Dengan menggunakan pendekatan Total Physical Response (TPR),

siswa akan lebih aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan

memiliki kesempatan untuk mengaitkan bahasa dengan gerakan fisik

yang mereka lakukan. Ini dapat membantu meningkatkan pemahaman

dan retensi informasi bahasa yang dipelajari.

Pendekatan yang menuntut penggunaan gerakan fisik

keseluruhan daat diterapkan melalui beberapa langkah-langkah yang

diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris khususnya. Sehingga

penerapannya yang sering dilakukan dapat disengaja maupun tidak

dikarenakan hal ini mengimbangi Tindakan dan ucapan manusia.

Berdasarkan dalam jurnal yang ditulis Astuti dan Aulina yang

berjudul Metode Total Physical Response dimana dari hasil

penelitiannya yang menggunakan kualitatif deskriptif pada TK

Aisyah 5 Tanggulangin, interaksi dalam menggunakan pendekatan

26
TPR dilakukan secara tidak sengaja melalui Tindakan yang

mengundang perintah seperti guru sedang mengondisikan kelas

dengan mengucapkan “Silent Please” yang diartikan diam semuanya

melalui tindakan jari telunjuk didepan bibir ataupun yang lain. Hal ini

direspon dengan siswa baik melalui verbal maupun tulisan secara

langsung. Dari kegiatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru di

TK Aisyah 5 Tanggulangin mayoritas menerapkan pendekatan ini

dengan Natural Conditions saat pembelajaran berlangsung.11

c. Tujuan Pendekatan TPR (Total Physical Response)

Menurut Ruli Hafidah dan Nurul Kusuma mengatakan

berdasarkan hasil penelitiannya menemukan dalam penerapan

pendekatan TPR ditemukan manfaat tersendiri dalam pembelajaran

salah satunya anak lebih aktif saat kegiatan belajar mengajar sehingga

dapat memahami betul bahasa inggris yang dipelajari. Penelitiannya

diterapkan pada TK dan PAUD di Kecamatan Bendosari, dan

Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan dalam jenjang SD/MI lebih

dikembangkan kembali agar pembelajaran tetap interaktif dan

mengikuti karakteristik serta kebutuhan siswa.12 Dapat disimpulkan

bahwa tujuan dasar dari pendekatan TPR adalah mampu memberikan

fasilitas pemahaman bahasa dan membangun dasar yang kuat dalam

11 Yuli Astutik and Choirun Nisak Aulina, “Metode Total Physical Response (Tpr)
Pada Pengajaran Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-Kanak,” Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra 17, no. 2 (2018): 200.
12 Ruli Hafidah and Nurul Kusuma Dewi, “Tpr (Total Physical Response) Method on

Teaching English To Early Childhood,” Early Childhood Education and


Development Journal 2, no. 1 (2020): 9.

27
pembelajaran bahasa inggris khususnya melalui tindakan fisik dan

respons secara menyeluruh terhadap instruksi verbal.

Berikut beberapa rincian tujuan adanya pedekatan TPR

khusunya dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada Materi Daily

Activity, diantaranya yaitu :

1) Memperkuat pemahaman dan penguasaan kosakata : Melalui

gerakan fisik dan Respon secara keseluruhan, peserta didik

dapat memperkuat pemahaman mereka terhadap kosakata

khususnya tentang Daily Activity. Gerakan fisik membantu

mereka membuat koneksi antara kata-kata dengan tindakan

atau objek yang relevan, sehingga memperkuat asosiasi dan

pemahaman mereka terhadap kosakata tersebut.

2) Mengembangkan kemampuan mendengarkan : TPR

memberikan fokus yang kuat pada kemampuan mendengarkan

peserta didik. Melalui instruksi dan komando yang diberikan

oleh guru, peserta didik belajar untuk mendengarkan dengan

saksama dan merespons secara tepat dengan gerakan fisik

yang sesuai. Hal ini membantu meningkatkan kemampuan

mereka dalam memahami dan merespons instruksi dan

perintah yang dilakukan.

3) Membangun kepercayaan diri dalam berbicara: TPR

memberikan peserta didik kesempatan untuk berpartisipasi

aktif dengan merespons perintah secara verbal dan dengan

gerakan fisik. Melalui tindakan fisik yang dilakukan, peserta

28
didik dapat mempraktikkan dan menggunakan bahasa kedua

secara langsung. Hal ini dapat membantu membangun

kepercayaan diri mereka dalam berbicara dan menggunakan

bahasa kedua dengan lebih lancar dan percaya diri.

4) Meningkatkan retensi informasi: Melalui Pendekatan TPR

dapat membantu meningkatkan retensi informasi. Hal ini

didapatkan dari pengalaman fisik yang melibatkan otak dan

tubuh, peserta didik lebih cenderung mengingat informasi

dengan lebih baik. Asosiasi antara gerakan fisik dan kosakata

juga dapat membantu peserta didik mengingat kata-kata

dengan lebih efektif.

5) Mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif: Pendekatan TPR

mendorong partisipasi dan keterlibatan aktif peserta didik

dalam proses pembelajaran. Hal ini menciptakan suasana

pembelajaran yang interaktif, menyenangkan, dan melibatkan

semua indra peserta didik.

d. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan TPR (Total Physical

Response)

Berdasarkan Jurnal Edullingua Vol. 3, No.2 Juli-Desember

2016 dengan judul “Teaching English For Young Leaarners Using A

Total Physical Response (TPR) Method” dari penulis Aprillia Riyana

Putri, bahwa terdapat beberapa kelebihan dalam menerapkan

29
pendekatan TPR khususnya dalam pembelajaran bahasa Inggris,

diantaranya yaitu :

1. Senang dan mudah dalam mempersiapkannya. Dikarenakan

dalam pendekatan TPR tidak dituntut untuk menggunakan media

yang rumit dan cukup menyiapkan beberapa kata, frasa maupun

kalimat dalam menerapkannya.13

2. Pemahaman dapat didapatkan secara mendalam. Dengan

menggunakan gerakan fisik, siswa dapat mengasosiasikan makna

dengan tindakan konkret. Hal ini membantu siswa memahami dan

mengingat kata-kata, frasa, atau instruksi dengan lebih baik.

Pemahaman mendalam ini dapat mempercepat proses

pembelajaran bahasa.

3. Kontekstualisasi (Berdasarkan kehidupan nyata) dimana

Pendekatan ini memungkinkan dapat dipelajari melalui konteks

tindakan dan situasi yang nyata. Siswa dapat mengaitkan kata-kata

dengan tindakan sehari-hari atau kegiatan yang relevan, sehingga

meningkatkan pemahaman kontekstual dan penggunaan bahasa

dalam kehidupan sehari-hari.

Namun disisi lain terdapat kelemahan bagi pendekatan Total

Physical Response (TPR), dapat dijabarkan diantaranya :

1. Terbatas pada kosakata sederhana: Pendekatan TPR cenderung

lebih cocok untuk mempelajari kosakata sederhana dan perintah

dalam bahasa, seperti perintah fisik atau instruksi umum. Hal ini

13A Putri, R, “Teaching English for Young Learners Using a Total Physical
Response (TPR) Method,” Jurnal Edulingua 3, no. 2 (2016): 16–20.

30
mungkin tidak sepenuhnya efektif dalam mengajarkan

keterampilan berbicara dan berkomunikasi yang lebih kompleks

atau percakapan yang lebih formal.

2. Tidak berlaku pada aspek kognitif: Meskipun TPR efektif dalam

membantu siswa memahami dan mengingat kata-kata secara

visual dan fisik, pendekatan ini hanya bersifat mengajak aktif dan

menekankan siswa untuk praktik secara langsung tanpa dilihat

melalui sisi pengetahuan secara teori.

3. Tidak cocok untuk semua materi pelajaran: Pendekatan TPR

cenderung lebih cocok digunakan dalam pembelajaran kosakata,

kata kerja, atau instruksi dasar. Namun, untuk materi pelajaran

yang lebih abstrak atau konseptual, pendekatan ini mungkin tidak

secara efektif membantu siswa memahami atau menguasai materi

secara mendalam.

3. Materi Daily Activity

Pada Materi Daily Activty yang dipelajari di tingkat dasar

merupakan salah satu materi yang diajarkan di mata pelajaran Bahasa

inggris dengan ditandai perlunya pematangan konsep dalam

memperoleh kosakata penting serta pengolahan frasa dan kalimat

dalam pengucapan di kehidupan sehari-hari berdasarkan aktivitas

yang telah dilakukan. Di dalam Kurikulum Merdeka, dikemas dalam

Buku My Next Words For Elementary School Kelas 4 SD yang

berjudul “Cici Cooks in the Kitchen” Unit 4 Halaman 34. Daily

31
Activties in the Home sebagai topik awal dalam materi ini yang

diartikan kegiatan sehari-hari di rumah. Didalamnya juga terdapat

pengolahan frasa dengan tempat dan ruangan yang ada di rumah

disertai kegiatan sebagai inti dari pembicaraan. Nama tempat tersebut

seperti halnya dalam Bahasa Indonesia namun dikemas dengan ciri

khas Bahasa Inggris berikut diantaranya seperti, Living Room, Bed

Room, Bath Room, Dining Room, Kitchen, Etc.

Di sisi lain terdapat kata kerja (Verb) dengan tema Kegiatan

sehari-hari diantaranya seperti, Eat, Sleep, Take A Bath, Cook,

Breakfast, Study, Etc. Pada topik Daily Activties in the Home

“Kegiatan di dalam Rumah” bertujuan untuk menceritakan kehidupan

mereka dalam bentuk kegiatan dengan disesuaikan tempat di dalam

rumah. Selama pembelajaran, peserta didik dapat terlibat dalam

berbagai kegiatan, seperti bermain peran, berdiskusi, membuat

jadwal, dan menyusun cerita tentang kegiatan sehari-hari mereka

sendiri. Tujuan utama dari materi "Daily Activity" adalah membantu

peserta didik memahami pentingnya rutinitas sehari-hari,

mengembangkan keterampilan organisasi waktu, dan meningkatkan

pemahaman tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan dalam

kehidupan mereka.

2.2 Hipotesis Tindakan

H0 (Hipotesis Awal) : Hasil Belajar Siswa dikatakan

meningkat dari proses pembelajaran siswa kelas IV pada Materi Daily

32
Activity tanpa menggunakan pendekatan Total Physical Response

(TPR) dan hanya menerapkan pembelajaran bermetode ceramah.

Pada percobaan awal digunakan tanpa adanya penerapan pendekatan

Total Physical Response (TPR) terhadap siswa kelas IV dalam

pembelajaran Bahasa Inggris pada Materi Daily Activity menjadikan

hasil belajar tetap meningkat sehingga tidak diperlukan pendekatan

lain. Namun hal ini bertolak belakang terhadap hasil observasi yang

dilakukan sebelum Tindakan di SDI Al-Mufidah, bahwa Hasil belajar

siswa menurun dikarenakan kesulitan dalam mempelajari Materi

Daily Activity khususnya siswa kelas IV.

H1 (Hipotesis Akhir) : Hasil Belajar Siswa dikatakan

meningkat dari proses pembelajaran siswa kelas IV pada Materi Daily

Activity dengan menggunakan pendekatan Total Physical Response

(TPR). Berdasarkan pernyataan sebelumnya bahwa Salah satu

indikator keberhasilan pendidikan di suatu sekolah bisa dilihat dari

hasil belajar siswanya. Disinilah Pada percobaan akhir digunakan

dengan pemberian pendekatan Total Physical Response (TPR)

sebagai sebuah solusi dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada

Materi Daily Activity. Berdasarkan topik yang akan diteliti Hal ini

harapan peneliti dalam mengetahui seberapa tingkatan hasil yang

ditingkatkan siswa dalam belajar Daily Activity melalui pendekatan

Total Physical Response (TPR).14

Nina Indriani et al., “IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD


14

UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTATION OF FLASHCARD LEARNING


MEDIA TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES OF CLASS II
MADRASAH IBTIDAIYAH” 6 (2023).

33
2.3 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan 5 tahun silam pada

Jurnal Al Mahsuni “Studi Islam dan Ilmu Pendidikan” yang berjudul

: Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Anak melalui

Metode Total Physical Response (TPR) pada Siswa di SD/MI

menyatakan bahwa pendekatan/metode ini dianggap lebih

komunikatif terjadap pembelajaran siswa dimana mereka lebih

mendapatka respon dan tanggapan yang positif dalam kegiatan belajar

mengajar. Di penelitiannya menyatakan bahwa pelaksanaannya

menggunakan penelitian Tindakan kelas dengan guru maupun siswa

dalam tujuan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk belajar

Bahasa Inggris.15

Selain itu dalam Jurnal peneliti lain yang berjudul

Implementasi Metode Pembelajaran Sugestopedia Dan Total Physical

Response (TPR) Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbicara

Siswa PAUD, Nunik Suryantini,dkk , Widyabastra, dapat dinyatakan

bahwa Pengajarannya diajarkan sejak TK/RA/PAUD melalui

pendekatan ini hingga dikembangkan ke jenjang yang lebih tinggi

yaitu Sekolah dasar. Hal itu yang membedakan dari penelitian

Tindakan kelas kami dalam menguasai potensi dan daya Tarik mereka

sehingga senang dalam belajar Bahasa Inggris dimanapun dan

kapanpun. Penulis terdahulu meneliti Tindakan melalui pendekatan

ini hanya sebatas mengetahui sejauh mana mereka mampu

15 Ibid Hlm. 30

34
berkomunikasi dan tertarik dalam pembelajaran Bahasa Inggris tanpa

diketahui Hasil belajar mereka.

Sehingga peneliti sekarang mengembangkan hal tersebut

dengan mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dapat

ditingkatkan melalui pendekatan Total Physical Response (TPR).

Dalam penelitian lain didapatkan dalam jurnal Pendidikan Sekolah

Dasar yang berjudul “Penerapan Metode Total Physical Response

(TPR) dalam penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Sekolah Dasar.

Sebagai bentuk penunjang komunikasi siswa dalam berbahasa tentu

dititikfokuskan dalam penguasaan Kosakata Bahasa Inggris. Peneliti

terdahulu mendapatkan hasil pengamatan secara langsung dari Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Laksana, Kecamatan Paku Haji,

Kabupaten Tangerang, Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa

pembelajaran disana menuntut siswa aktif yang didapatkan dari

pengetahuan yang dimiliki melalui pengalaman yang didapatkan.16

16 Ibid, Hlm. 176

35
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langsung penelitian Tindakan

kelas (PTK) atau yang sering dikenal dengan action research. Penelitian

Tindakan Kelas merupakan penelitian berupa tindakan dalam bidang

pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas terdiri

dari tiga konsep penelitian, tindakan, dan kelas yang masing-masing

memiliki pengertian sebagai berikut, diantaranya : Dalam Penelitian

Tindakan Kelas, ketiga konsep ini saling terkait dan saling

mempengaruhi. Penelitian memberikan pemahaman tentang masalah dan

tantangan dalam pembelajaran di kelas, tindakan mengacu pada langkah-

langkah konkret yang diambil untuk memperbaiki situasi tersebut, dan

kelas menjadi konteks di mana penelitian dan tindakan dilakukan.

Menurut Suharsimi (2010: 1) penelitian tindakan merupakan

penelitian yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui suatu

perbuatan nyata, bukan hanya mencermati suatu fenomena tertentu

kemudian mendeskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang

tersebut. Menurut Sumadi (2006: 94) penelitian tindakan merupakan

penelitian yang bertujuan mengembangkan keterampilan-keterampilan

baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan

penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual lainnya. Penelitian

Tindakan kelas terdiri dari berbagai macam. Dalam penelitian ini

36
ditujukan untuk guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya

pada materi Daily Activity.

3.2 Desain Penelitian Tindakan Kelas

Desain PTK yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain

siklus model menurut Kemmis dan Mc Taggart, yaitu berulang dan

berkelanjutan atau berorientasi pada peningkatan dan proses pencapaian

hasil belajar. Model yang dikembangkan oleh kedua ahli tersebut tampak

masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin,

dikatakan demikian, karena di dalam satu siklus atau putaran terdiri dari

empat komponen seperti halnya yang dilaksanakan oleh Kurt Lewin

sehingga belum nampak adanya perubahan. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 92), Model Kemmis dan Mc Taggart memiliki tiga

tahap sebagai berikut ini:

1. Planning atau menyusun rancangan tindakan, dalam tahap ini,

peneliti menjelaskan mengenai apa, mengapa, kapan, dimana. Oleh

siapa dan bagaimana tindakan yang dilakukan. Perencanaan dibuat

dalam sebuah perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran namun disini peneliti menyesuaikan materi yang

disusun didalam Kurikulum Merdeka yaitu dengan penyusunan

Modul Ajar dengan menyesuaikan Capaian Pembelajaran sebagai

ketetapan terbaru didalam sistematika merdeka belajar.

Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan

37
ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar,

serta teknik atau instrumen observasi/evaluasi, dipersiapakan dengan

matang pada tahapan ini. Dalam tahap ini perlu juga perlu juga

diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap

implementasi berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari

diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik sesuai

dengan hipotesis yang telah ditentukan.

2. Acting atau pelaksanaan tindakan dan Observing atau pengamatan,

pada pelaksanaan ini digabungkan karena pada implementasinya dua

komponen tersebut tidak terpisahkan sehingga tahapan ini berisikan

penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan rancangan tindakan

kelas dan sekaligus dilakukan pengamatan pada saat pelaksanaan

tindakan dilakukan. Hal ini diperlukan beberapa lembar pengamatan

serta Teknik pelaksanaan saat pembelajaran berlangsung.

Dikhawatirkan jika tidak ada sistematika yang terstruktur terjadinya

ketidakteraturan proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan

proses tidak tercapai tujuannya sesuai harapan. Pada tahap ini perlu

mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur

penelitian guna kepentingan triangulasi data.

3. Reflection atau refleksi, dalam tahap ini merupakan tahapan untuk

memproses data yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang

didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisis,

dan disintesis. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat

penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu

38
refleksi yang tajam daan terpercaya akan didapat suatu masukan

yang sangat berharga dan akurat bagi penetuan langkah tindakkan

selanjutnya. setelah peneliti mendapat hasil dari tindakan, peneliti

melakukan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan. Jika

hasilnya belum memuaskan, maka perlu ada rancangan ulang untuk

diperbaiki, dimodifikasi, dan jika diperlukan dibuat skenario baru

untuk siklus selanjutnya.

Alur dari model spiral menurut Kemmis dan Taggart

digambarkan dengan beberapa siklus yang berlanjut terus jika belum

ada peningkatan yang terjadi. Adapun alurnya dapat digambarkan

berikut :

Gambar 3.1 Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart (Suharsimi

Arikunto, 2006: 93)

Tindakan penelitian direncanakan setelah melakukan pra

siklus sebagai kejadian awal penelitian kemudian dilanjutkan dengan

percobaan tahapan Siklus 1 dan Siklus 2 dengan tahapan rancangan

seperti berikut :

39
Siklus I merupakan Langkah awal dalam menerapkan

penggunaan pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan Total

Physical Response (TPR) pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi

Daily Activity kelas IV. Adapun tahapannya diantaranya sebagai

berikut :

1. Tahap Perencanaan

- Menyusun Silabus Pembelajaran yang dikembangkan kedalam Modul

Ajar berdasarkan ketentuan Capaian pembelajaran di setiap Fase

jenjang SD/MI yaitu Fase B (Kelas IV)

- Kesiapan Siswa dalam pembagian kelompok pembelajaran yang terbagi

menjadi dua, yaitu sebagai pemeran praktik fisik dan kelompok lain

menanggapi. Hal ini dapat dilakukan secara bergantian agar saling

memahami antar satu sama lain

- Pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang Materi Daily

Activity kelas IV.

- Rancangan Penyusunan Naskah Latihan Soal sebagai Penilaian baik tes

maupun praktik/unjuk kerja berupa instrumen yang sesuai dengan

Aspek pembelajaran baik sikap, kognitif maupun psikomotorik. Hal ini

dirancang nantinya agar dapat mengetahui pengukuran kemampuan

siswa sebagai bentuk hasil belajar tentang Materi Daily Activity.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

- Rancangan Kegiatan Disusun berdasarkan melalui pendekatan Total

Physical Response (TPR) dengan menggunakan media, alat dan bahan

40
ajar yang dijadikan sebagai bahan pendukung. Kegiatan pembelajaran

dilaksanakan sesuai dengan modal ajar yang telah disusun. Tahapan ini

digabung dengan langsung mengamati kegiatan yang dilakukan guru

maupun siswa sebagai bahan penemuan nantinya yang didasarkan

dengan fokus penelitian

3. Tahap Refleksi

- Menganalisis dan memberikan penguatan pembelajaran yang dirancang

melalui modul ajar dengan proses pembelajaran yang digunakan

menggunakan pendekatan TPR tentang Daily Activity pada mata

pelajaran Bahaa Inggris.

- Menganalisis dan mengulas kembali pembelajaran yang diajarkan

dengan pendekatan TPR dalam proses pembelajaran tentang Daily

Activity pada mata Pelajaran Bahasa Inggris.

- Menganalisis Hasil Belajar Siswa yang didapatkan setelah melakukan

pembelajaran menggunakan pendekatan TPR pada materi Daily

Activity

- Menganalisis dalam Hal faktor pendukung dan penghambat

pembelajaran menggunakan pendekatan TPR pada materi Daily

Activity.

Dari output yang didapatkan dalam beberapa tahapan diantaranya

yaitu Hasil Perencanaan awal, pengamatan guru maupun siswa, tindakan

keduanya serta hasil analisis refleksi dari awal hingga akhir siklus 1

sebagai bahan pertimbangan keberlanjutan untuk dilakukannya tindakan

41
siklus II apabila dirasa kurang memuaskan.

Sedangkan pada siklus II sebagai penunjang siklus sebelumnya

memiliki titik fokus dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

dalam mengimplementasikan materi Daily Activity di kehidupan sehari-

hari melalui pendekatan TPR dapat dilakukan dengan beberapa tahapan

diantaranya :

1. Analisis dan Evaluasi Siklus 1 : Hal ini berguna dalam memperbaiki

kembali dan melengkapi segala sesuatu yang kurang dari kinerja

pada siklus 1. Biasanya kesalahan awal dalam siklus 1 berdasarkan

penelitian terdahulu di Jurnal Equation yang berjudul “Implementasi

Media Pembelajaran Flashcard untuk meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Siswa Madrasah Ibtidaiyah Kelas II”, perbedaan dalam

memahami teori antar individu sehingga hasil tes yang didapatkan

masih kurang. Beberapa yang berperan di proses pembelajaran hanya

Sebagian siswa sehingga suasana pembelajaran masih kurang

kondusif menjadikan siswa masih kebingungan dengan materi yang

diajarkan.

2. Perbaikan dan Pengembangan: Setelah melalui analisis dan evaluasi,

Tahapan Siklus 2 dapat digunakan untuk mengidentifikasi area di

Siklus 1 yang memerlukan perbaikan atau pengembangan. Ini

melibatkan pengembangan strategi perbaikan, perencanaan tindakan,

dan implementasi perubahan yang diperlukan. Dengan

memanfaatkan hasil analisis dari Siklus 1, Tahapan Siklus 2 dapat

membantu memperbaiki proses, meningkatkan efisiensi, dan

42
mencapai hasil yang lebih baik di Siklus 1 selanjutnya.

3. Pemantauan dan Pengendalian: Tahapan Siklus 2 juga berperan

penting dalam pemantauan dan pengendalian pelaksanaan Siklus 1.

Ini melibatkan pengumpulan dan analisis data tentang kinerja aktual

dan pembandingannya dengan rencana yang ditetapkan dalam Siklus

1. Pemantauan dan pengendalian yang efektif akan membantu

memastikan bahwa pelaksanaan Siklus 1 berjalan sesuai rencana,

memungkinkan tindakan korektif yang diperlukan jika ada

penyimpangan dari tujuan yang ditetapkan.

4. Pelaporan dan Komunikasi: Tahapan Siklus 2 juga melibatkan

pelaporan dan komunikasi hasil Siklus 1. Ini penting untuk

menginformasikan pemangku kepentingan, seperti manajemen

senior, mitra, atau klien, tentang pencapaian dan kinerja Siklus 1.

Melalui pelaporan yang teratur dan komunikasi yang efektif,

Tahapan Siklus 2 dapat membantu memastikan transparansi,

akuntabilitas, dan pemahaman yang lebih baik tentang Siklus 1.

3.3 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

Berdasarkan prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

dilakukan langsung bertujuan untuk memberikan solusi terhadap

berbagai permasalahan pembelajaran yang ada di kelas. Desain

Penelitian dirancang dengan mengacu pada teori penelitian Kemis dan

Mc Teggart dimana berdasarkan Teknik pelaksanaannya diterapkan

dalam kelas dengan 3 siklus yang terbagi dari beberapa tahap

43
diantaranya, kegiatan merencanakan (Planning), melaksanakan (Doing),

mengamati (Observation), memberikan penguatan (Reflection). Dalam

tiga siklus dikumpulkan dari pra siklus sebelum diterapkan pendekatan

TPR (Total Physical Response), siklus 2 pada saat pembelajaran

berlangsung menggunakan pendekatan tersebut, dan siklus terakhir

dengan dinilai post test materi Daily Activity sebagai bahan penguat dari

siklus sebelumnya.17 Sesuai pengamatan observasi yang dilakukan di

kelas IV SDI Al-Mufidah, Surabaya. Tertampak secara fisik, lingkungan

dalam keadaan baik, hal ini terlihat dari tatanan dan pemeliharaan ruang

kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruangan tambahan lainnya.

Gambar 3.1 Kondisi dan Keadaan Kelas IV di SDI Al-

Mufidah, Surabaya.

Lingkungan sekitar juga cukup rindang dengan berbagai tanaman

di sekitarnya. Bahkan terdapat banyak bangunan baru yang dijadikan

sebagai perpustakaan dan laboratorium sebagai penunjang pembelajaran

praktik dan unjuk kerja mereka di berbagai mata pelajaran yang terlihat

sudah tertata bagus. Ruang Kelas IV berada di Gedung bagian selatan

17Ari Sofialina and Nur Hanifah, “Implementasi Metode Total Physical Response (
Tpr ) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Anak Usia Dini Di Tk Khalifah
Purwokerto” (2020): 42.

44
sebelah musholla lantai 2 yang berderetan dengan ruang kelas V dan VI.

Siswa kelas IV belajar menghadap papan tulis yang diletakkan di sebelah

barat dan masuk melalui pintu di bagian timur sehingga kondisi kelas

terang dan nyaman karena terkena sinar matahari yang cukup walaupun

kondisi kelas yang tidak begitu luas.

Jumlah Siswa kelas IV adalah 25 Siswa yang terdiri dari 15 siswa

laki-laki dan 10 Siswa perempuan. Kondisi kelas yang cukup memadai

dari Meja dan Kursi yang tercukupi sesuai jumlah siswa ditambah satu

meja dan kursi untuk guru khusus di depan meja dan kursi siswa. Disisi

lain ketenangan dirasakan dikarenakan dinding kanan dan kiri tertutup

oleh tembok dan hanya bersebelahan dengan kelas lainnya. Hal ini

didukung dengan kondisi sekitar yang hanya permukiman kecil yang

tidak dipadatkan dengan penduduk sehingga bisa belajar dengan nyaman

dan fokus. Namun terkait Fasilitas lain seperti LCD, Proyektor tidak

terwadahi dan hanya didukung fasilitias pelengkap saja seperti almari,

jam, dan papan administrasi kelas serta speaker pengeras. Hal ini guru

hanya memanfaatkan fasilitas yang ada dalam pembelajaran di kelas.

Disinilah peneliti memberikan siasat untuk mengatasi keterbatasan

Fasilitas melalui pendekatan Total Physical Response (TPR).18

Dalam Sisi Subjek, Peneliti memutuskan untuk melaksanakan

penelitian di SDI Al-Mufidah pada siswa kelas IV yang dijadikan salah

satu sumber penelitian dikarenakan dekatnya lokasi dengan kediaman

18Ningrum Perwitasari, “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Materi


Family Melalui Lagu Pada Siswa Kelas V SDN Piyaman II, Wonosari” (2014): 1–
227, http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14041.

45
peneliti yaitu di Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo,

Kota Surabaya, Jawa Timur. Dekatnya jarak dari lokasi menjadikan

peneliti mampu mengetahui info ter-update sehingga nantinya juga bisa

mengikuti berbagai alur dan kegiatan siswa yang dilakukan disana.

Disisi lain permasalahan yang dipaparkan menjadikan peneliti

mendiskusikan solusinya dalam menunjang pencapaian tujuan

pembelajaran yang diharapkan sehingga hasil belajar mereka

mendapatkan nilai baik dan memuaskan.

Lokasi ini cocok dijadikan sasaran penelitian dikarenakan SDI Al-

Mufidah merupakan Kawasan strategis yang dikelilingi oleh beberapa

penduduk kos, maupun rumah susun disamping sekolah yang ditinggali

mayoritas oleh rumah tangga. Hampir semua siswa yang ada di sana

bertempat tinggal di sekeliling sekolah, sehingga segala kegiatan mereka

berpengaruh terhadap kualitas guru maupun siswa serta nama baik

Lembaga di lingkungan sekitar. Selain itu bentuk Dukungan dari pihak

sekolah menjadikan peneliti mudah dalam mengakses leluasa

pembelajaran yang dilakukan di SDI Al-Mufidah. Sebagai penunjang

terlaksananya penelitian, kami menentukan waktu yang tepat Bersama

guru kelas agar tidak bertabrakan dengan jadwal yang dimiliki dari satuan

Pendidikan. Selain itu kami juga menyesuaikan materi yang diajarkan

oleh guru kelas.

3.4 Variabel Penelitian

Penelitian diukur sesuai pengamatan pada variable yang

46
ditentukan. Salah satunya Penelitian tindakan kelas dijadikan sebagai

sebuah solusi dalam memperbaiki proses pembelajaran dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Berikut beberapa variable yang

dilakukan dalam tindakan kelas terdiri dari Variabel Input, Variabel

Proses, dan Variabel Output. Pengelompokan variable tersebut dapat

dijelaskan sekaligus contohnya sebagai berikut :19

1. Variabel Input : Siswa Kelas IV di SDI Al-Mufidah, Surabaya

Angkatan 2022-2023

2. Variabel Proses : Penggunaan Pendekatan Total Physical Response

(TPR)

3. Variabel Output : Peningkatan Hasil Belajar Materi Daiy Activity

3.5 Rencana Tindakan

Berdasarkan desain yang dirancang dengan model Kemmis dan

Taggart dilakukan tahapan 2 siklus diantaranya di setiap siklus terdiri

dari tiga tahapan baik Planninng, Action dan Observation serta

Reflection. Hal ini dilakukan secara bertahap dan sistematis sehingga

sesuai tujuan yang dicapai dan diharapkan, berikut bentuk perencanaan

di setiap siklus diantaranya :

1. Pra Siklus (Sebelum dilakukan penelitian tindakan)

Tahapan pra-siklus ini dijadikan sebagai Langkah awal Planning

(Perencanaan) dengan bertujuan untuk mempersiapkan penelitian

19 Applied Mathematics, “Metode Penelitian Tindakan Kelas” (2016): 1–23.

47
tindakan yang akan dilakukan dan memastikan adanya pemahaman yang

jelas tentang masalah yang akan diselesaikan serta rencana tindakan


20
yang akan dilakukan. Berikut beberapa Langkah pelaksanaannya

diantaranya :

 Mengidentifikasi masalah atau area fokus yang ingin diteliti

dalam konteks pembelajaran materi Daily Activity dengan

pendekatan TPR pada siswa kelas IV

 Menyusun Lembar Pengamatan penelitian yang jelas berupa

observasi secara spesifik terkait masalah yang diidentifikasi.

 Menyusun Modul Ajar yang mencakup pendekatan, materi ajar,

media dengan menyesuaikan capaian pembelajaran (CP) yang

ditetapkan.

 Menentukan populasi dan sampel penelitian, yaitu siswa kelas IV

pada SDI Al-Mufidah

 Menentukan Rubrik dan Teknik pengumpulan melalui

instrument lembar observasi yang akan digunakan, seperti tes,

observasi partisipasi siswa maupun guru, dan dokumentasi.

 Menyusun rangkaian kegiatan pembelajaran yang menuntut

keaktifan belajawa siswa sebelum dilakukan menggunakan

pendekatan TPR

20
Strategi Al et al., PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MATERI FI> AL-
HADI>QAT PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN
MENGGUNAKAN STRATEGI AL TA’BIR AL-KITABY AL MUSHAWWAR SISWA
KELAS V MI ALMUHTADI PACIRAN LAMONGAN, 2018.

48
 Melakukan observasi awal terhadap pembelajaran Bahasa

Inggris materi Daily Activity yang sudah ada sebelum diterapkan

penggunaan pendekatan TPR di SDI Al-Mufidah.

 Merekam data observasi untuk menjadi dasar perbandingan

dengan hasil observasi selama implementasi pendekatan TPR.

 Menganalisis data observasi awal yang telah dikumpulkan.

 Membahas temuan tersebut untuk memahami kondisi awal

pembelajaran dan masalah yang perlu diselesaikan.

 Menyusun jadwal dan timeline pelaksanaan siklus tindakan.

 Merencanakan metode pengumpulan data dan analisis data yang

akan dilakukan pada setiap siklus.

2. Siklus I (Tindakan Awal setelah Pra-Siklus)

a) Tahap Perencanaan

 Mempersiapkan segala keperluan baik Modul Ajar, Alat dan

Bahan serta Instrumen Pembelajaran yang dibutuhkan di kelas

 Melaksanakan Tindakan sesuai perumusan Langkah alur tujuan


pembelajaran dalam Modul Ajar dengan menyesuaikan situasi.

Meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

b) Tahap Tindakan dan Observasi

Berikut alur pembagian di setiap kegiatan pembelajaran tahap Siklus

I, diantaranya:

49
1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru mengucapkan salam sebelum memasuki kelas, kemudian

siswa menanggapi

b) Guru mengajak doa bersama-sama dengan dipimpin salah satu dari

siswa

c) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan

kabar

d) Guru melakukan presensi satu per satu dengan cermat dan teliti

e) Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sekilas

tentang materi sebelumnya yaitu Time (Waktu) sebagai awal

komunikasi guru sebelum melaksanakan pembelajaran inti.

f) Siswa mempersiapkan Alat Tulis, buku, pensil, dll. sebelum

membuka pembelajaran baru

g) Siswa menyimak penjelasan dan menanggapi apersepsi dan

penyampaian tujuan pembelajaran tentang materi baru.

2) Kegiatan Inti

1) Observe (Mengamati)

 Siswa mengamati video “My Daily Avtivity”

https://www.youtube.com/watch?v=bj1LloI-tng/ gambar animasi

yang dilengkapi cerita tentang kegiatan sehari-hari

 Siswa mencatat beberapa informasi penting dari video/gambar

animasi seperti kosa kata, dll.

50
2) Ask (Menanya)

 Siswa mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru dari video yang

tidak tahu tentang apa yang dibicarakan dalam video tersebut?

 Explore(Mengeksplorasi)

 Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 siswa

 Guru menyiapkan beberapa kata tentang Daily Activity yang

dikaitkan dengan materi sebelumnya yaitu Time kemudian meminta

beberapa kelompok untuk menggunakan alat peraga atau gerakan

tubuh yang dimodelkan sesuai intruksi dari guru. Hal ini termasuk

bentuk dari pendekatan Total Physical Response (TPR).

 Siswa menulis kosakata maupun kalimat tentang Daily Actvity yang

sesuai dengan Gerakan temannya

3) Try (Mengasosiasi)

 Siswa berlatih mengucapkan beberapa kata dari diskusi kelompok.

Beberapa kelompok mengoreksi jawaban yang diucapkan dengan

menyesuaikan gerakan yang dilakukan oleh kelompok lain

 Siswa mencoba praktik sambil mengucapkan kosakata secara

berulang-ulang

4) Create (Membuat)
 Siswa berdiskusi dalam Pembuatan karya cerita deskriptif

menggunakan Picture Stick yang sudah ditentukan guru

 Siswa merangkai seluruh kalimat yang tepat dengan menyesuaikan

susunan penggunaan waktu yang diberikan.

51
5) Communicate (Mengomunikasikan)

 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

 Guru memberikan evaluasi hasil presentasi siswa secara lisan

 Guru memberikan umpan balik tentang materi “Daily Ativity” yang

telah dipelajari dan diskusi kerja kelompok

 Siswa memberikan kesimpulan materi dengan menyebutkan

beberapa kata penting tentang waktu dan kegiatan sehari-hari dan

Guru memberikan kesimpulan tambahan yang harus diketahui.

3) Closing (Penutup)

 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap waktu pembelajaran dan

kegiatan sehari-hari yang telah dipelajarinya.

 Guru mengkonfirmasi informasi materi dan RPP serta pertemuan

berikutnya.

 Guru memberikan motivasi untuk bekerja keras dan menjadi siswa

yang rajin sehingga mendapatkan siswa yang sempurna.

 Siswa meminta salah satu dari mereka memimpin untuk menutup

pelajaran dengan berdoa hamdalah Bersama.

 Guru mengakhiri pertemuan dan menyapa “See You and Nice Too

Meet You”

c) Tahap Refleksi

 Penguatan didasarkan dengan Hasil Pelaksanaan tindakan Siklus I

untuk mengetahui sejauhmana peningkatan Hasil Belajar mereka

dalam Materi Daily Activity.

52
 Analisis dan Evaluasi Siklus 1 : Hal ini berguna dalam memperbaiki

kembali dan melengkapi segala sesuatu yang kurang dari kinerja

pada siklus 1.

3. Siklus II

a) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang harus dilakukan

peneliti dalam Siklus 2 antara lain:

1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penerapan alternatif pemecahan

masalah.

2. Memperbaiki dan menyusun ulang modul ajar dengan menyesuaikan

karakteristik dan kebutuhan Siswa

3. Mempersiapkan barang dan fasilitas yang dibutuhkan dan masih

belum tersedia di kelas sehingga harus membawa saat pelaksanaan

berlangsung

4. Mengembangakan format evaluasi pembelajaran dengan berbagai

Instrumen yang didasarkan keempat aspek baik spiritual, sosial,

pengetahuan maupun ketrampilan.

b) Tahap Tindakan

1. Kegiatan pendahuluan

 Siswa mengucapkan salam (Giving) terlebih dahulu kepada guru

secara bersama-sama dengan dipimpin salah satu dari mereka

 Guru menjawab salam (Respond) dari seluruh siswa dengan senang

dan ceria

 Siswa membaca doa (Praying) sebelum belajar secara bersama-

53
sama dengan dimimpin salah satu dari mereka

 Guru mengecek kehadiran (Checking Participation) siswa sebelum

belajar agar senantiasa menerapkan sikap bertanggungjawab untuk

selalu hadir dan datang ke sekolah

 Guru menanyakan kondisi dan keadaan (Asking Condition)

mereka untuk memastikan mereka dalam kesiapan belajar sebelum

memulai materi

 Guru mengajak review ulang materi (Apersepsi) yang sudah

diajarkan sebelumnya yaitu time ,berupa pengaitan materi tersebut

dengan materi yang akan diajarkan

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Learning Purpose)

materi yang akan diajarkan agar siswa senantiasa rajin dan giat dalam

mempelajarinya.

 Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku Bahasa Inggris

(Preparing) sambil mengikuti pengarahan dari guru terkait materi

yang akan diajarkan.

 Guru memotivasi siswa (Give a Motivation) untuk senantiasa

bertanggungjawab dan disiplin dalam membawa kelengkapan buku

pelajaran, buku tulis maupun alat tulis serta selalu hadir dan datang

ke kelas dengan tepat waktu.

 Siswa melakukan Ice Breaking sambil mengaitkan bentuk kegiatan

sehari-hari (Daily Activity) yang nantinya akan dipraktikkan secara

bersama-sama dengan mengikuti intruksi dari guru.

54
2. Kegiatan Inti

 Siswa mencermati dahulu gambar macam-macam Daily Activity

yang ada di buku dengan didukung fasilitas video youtube yang ada

di link sebelumnya https://www.youtube.com/watch?v=bj1LloI-

tng/.

 Siswa menanyakan beberapa hal yang belum dipahami sambil

menerjemahkan soal cerita tentang Daily Activity in My Home dan

mengambil kosakata sulit yang ada pada teks.

 Siswa menyebutkan kosakata sulit tersebut melalui praktik dari guru

menggunakan pendekatan TPR melalui fisik secara menyeluruh.

 Kemudian, Siswa mengidentifikasi hal-hal yang penting dengan

berdiskusi bersama teman sebangku maupun sekelompok.

 Dalam mempresentasikan, siswa juga melakukan praktik fisik secara

menyeluruh berupa gerakan yang sesuai dengan kosakata yang akan

dijawab oleh kelompok lain

 Guru memberi reward kepada kelompok yang nilainya tertinggi.

 Guru memberi penguatan kepada siswa yang telah dipelajari tentang

Daily Activity.

c) Kegiatan penutup

1. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini

2. Guru melakukan evaluasi pembelajaran berupa tes penilaian harian

berupa 10 Soal Pilihan Ganda dan 5 Soal Uraian

3. Guru bersama siswa membaca doa, dengan dipimpin salah satu dari

mereka.

55
4. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

Dalam Tahap Observasi sudah dicakup sekilas melalui

tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Mengamati guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

2. Mengamati tindakan peserta didik saat megikuti pembelajaran.

3. Mengamati kemajuan respon peserta didik dalam proses

pembelajaran.

d. Refleksi

Tahapan Refleksi di Siklus II didasarkan dalam uraian tentang

prosedur analisis terhadap hasil observasi atau pemantauan serta

rencana bagi tindakan siklus selanjutnya 1) Kegiatan refleksi diawali

dengan memerikasa hasil pengamatan setelah observasi.

2) Merevisi proses pembelajaran yang ketika siswa mengalami

kesulitan dalam pembelajaran.

3) Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa.

3.6 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam pengumpulan dan analisis diperlukan Instrumen khusus

yang dijadikan sebagai dasar dalam menemukan hasil penelitian

sehingga peneliti dapat mengumpulkan data dan mempermudah dalam

pengolahan dikarenakan bukti dengan hasil yang akurat dan sistematis.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrument

penilaian performa, lembar observasi, wawancara dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan

56
dokumentasi. Data dalam penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk

kalimat yang memberikan gambaran suasana kelas, gambaran suasana

batin peserta didik maupun guru yang bersangkutan, gambaran tentang

ekspresi siswa, tingkat pemahaman, proses pembelajaran yang

berlangsung, sikap siswa, Hasil belajar dan motivasi untuk siswa.21

Menurut Miles dan Hubberman, teknik analisis data kualitatif

terdiri dari tiga tahap pokok ; reduksi data, paparan data, dan penarikan

kesimpulan. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka (hasil

belajar siswa) atau data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk

menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat

menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke

arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.

Data kuantitatif dapat dianalisis secara deskriptif antara lain dengan cara

: Menghitung jumlah, Menghitung rata-rata (rerata) dan Menghitung

nilai persentase. Sehingga proses penelitian Tindakan kelas diperlukan

beberapa tahapan dalam mengumpulkan data kualitatif maupun data

kuantitatif dikarenakan keduanya memiliki ketergantungan dan

keterkaitan antar satu sama lain.

Bentuk instrumen yang menggunakan data kualitatif berupa

observasi, wawancara dan dokumentasi dibutuhkan lembar khusus

21 Ibid Hlm. 21

57
dalam menilai hasil observasi, dan jawaban narasumber baik dari guru

dan siswa serta dibuktikan dengan dokumentasi yang nantinya akan

terlampir di dalam Hasil penelitian. Salah satunya dalam observasi,

peneliti menggunakan Lembar Observasi melalui Rating Scale

(Penilaian Skor). Dalam melakukan pengamatan tentu peneliti

membutuhkan penilaian di setiap proses pembelajaran. Sehingga model

Rating Scale dijadikan sebagai acuan dasar dalam penelitian Tindakan

kelas dikarenakan didalamnya terdapat pembatasan skor seperti skor 1

diartikan sebagai kurang, skor 2 diartikan sebagai cukup, skor 3 diartikan

sebagai baik dan skor 4 diartikan sebagai sangat baik. Rating Scale

digunakan karena memiliki keunggulan berupa jawaban yang lebih

akurat dan detail. Data yang diperoleh berupa data angka kemudian

ditafsirkan dengan kata-kata.

Berdasarkan Teknik pengumpulan datanya, bahwa Lembar

observasi dilakukan dengan penggunaan panca indra dalam

mendapatkan data dan informasi.22 Selain itu juga dibedakan lembar

observasi yang teruntukkan untuk guru dan juga siswa dikarenakan

dalam penelitian awal telah dijabarkan bahwa pengamatan proses

pembelajaran yang dilakukan guru saat mengajar diperlukan

pertimbangan dengan karakteristik dan kebutuhan siswa masing-masing

terkait materi yang diajarkan khususnya pada materi Daily Activity di

kelas IV SDI Al-Mufidah. Berikut contoh kisi-kisi Lembar Observasi

22I Komang Sukendra and I Kadek Surya Atmaja, Instrumen Penelitian, Journal
Academia, 2020.

58
Rating Scale menurut ahli penelitian Tindakan yaitu Brown (2002 : 430-

434) Kisi-Kisi Lembar Observasi Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi

Guru Pada materi Daily Activity :

Tabel 3.1 Pengisian dilakukan dengan centang (√) dengan

menyesuaikan pengamatan yang dilakukan!

Tahapan-Tahapan Pengamatan Nilai


No Keterangan
Pembelajaran untuk Pendidik SK K B SB

1 Salam dan Pra Pembelajaran

2 Apersepsi & Diagnostik Pembelajaran

3 Penyampaian Tujuan Pembelajaran

4 Pelaksanaan Pembelajaran

5 Karakteristik Kepribadian Pendidik

6 Interaksi Pendidik dan Peserta didik

7 Kekreativitas Pendidik

Pemanfaatan Pendekatan, Strategi,

8 Metode, Model, Media, Alat dan

Bahan Ajar

59
Keterangan :

Sangat Baik : Pendidik mampu melaksanakan rangkaian tahapan yang

ditentukan dengan baik dan dapat memberikan pemahaman serta tercapainya

pembelajaran yang diharapkan.

Baik : Pendidik mampu melaksanakan rangkaian tahapan yang

ditentukan dengan baik namun hanya memberikan pemahaman belum

sampai tercapainya pembelajaran yang diharapkan.

Kurang : Pendidik belum mampu melaksanakan rangkaian tahapan

yang ditentukan dengan baik namun dapat memberikan pemahaman serta

belum sampai tercapainya pembelajaran yang diharapkan.

Sangat Kurang : Pendidik belum mampu melaksanakan rangkaian tahapan

yang ditentukan dengan baik juga belum mampu memberikan pemahaman

hingga belum tercapainya pembelajaran yang diharapkan.

Lembar tersebut nantinya akan digunakan dalam pengamatan guru

berdasarkan aspek yang ditentukan dengan menyesuaikan topik penelitian

yaitu penelitian Tindakan kelas. Selain pengamatan guru dilakukan pula

observasi terhadap siswa pula diperlukan lembar observasi terhadap

kegiatan siswa secara satu per satu agar dapat mengidentifikasi karakteristik

dan kebutuhan mereka dalam pembelajaran yang dilakukan. Penilaian

didasarkan indikator pencapaian kompetensi siswa khususnya pada Materi

Daily Activity di Kelas IV dalam kurikulum merdeka. Hal ini didapatkan

melalui Capaian pembelajaran yang dikembangkan dalam sub variable

nantinya. Berikut lampiran Lembar Observasi pengamatan kegiatan

60
pembelajaran untuk siswa :

Tabel 3.2 Pengisian dilakukan dengan centang (√) pada kolom Ya atau

Tidak untuk menyesuaikan pengamatan yang dilakukan!

Pengamatan Keterangan
No Aspek Yang Dinilai Catatan
KBM Ya Tidak

1 Pendahuluan Siswa mempersiapkan diri



sebelum pembelajaran dimulai

Siswa mampu mengetahui

materi pembelajaran

sebelumnya terkait time √

(Waktu) yang nantinya akan

dikaitkan dengan materi baru

Siswa mampu memahami

tujuan pembelajaran yang



disampaikan oleh guru tentang

materi “Daily Activity”

2 Kegiatan Inti Siswa mampu menyebutkan

kosakata tentang kegiatan yang



dilakukan di kehidupan sehari-

hari (Daily Activity)

Siswa mampu √

61
mengelompokkan perbedaan

waktu dalam pelaksanaaan

kegiatan yang dilakukan di

kehidupan sehari-hari (Daily

Activity) baik Post Meridium

maupun Ante Meridium

Siswa mampu

mempresentasikan dengan

bercerita tentang kegiatan yang

dilakukan di kehidupan sehari-



hari (Daily Activity) dengan

menyesuaikan waktu baik Post

Meridium maupun Ante

Meridium

Siswa mampu mempraktikkan

dengan fisik secara



menyeluruh di hadapan teman

sekelas sesuai arahan guru

Siswa mampu menganalisis

praktik fisik secara



keseluruhan berdasarkan

materi Daily Activity.

Siswa mampu berdiskusi



dengan teman

62
sebangku/sekelompok tentang

Bentuk Kegiatan di Materi

Daily Activity.

Siswa mampu memanfaatkan

media yang ada melalui PPT

maupun sumber referensi



lainnya tentang Bentuk

Kegiatan di Materi Daily

Activity.

Siswa mampu mengolah dan

mengumpulkan beberapa data

dan Informasi tentang Bentuk √

Kegiatan di Materi Daily

Activity.

Siswa mampu menyimpulkan

hasil diskusi mereka tentang



Bentuk Kegiatan di Materi

Daily Activity.

3 Penutupan Siswa mampu memperbaiki

segala sesuatu yang belum



sesuai dengan menyesuaikan

pengoreksian dari guru

63
Pengamatan diperlukan dengan evaluasi meny√eluruh baik bagi

siswa dan guru melalui tes berupa pilihan ganda, uraian maupun essay

sebagai penunjang hasil belajar mereka dalam menyelesaikan satu semester.

Tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh siswa.

Pelaksanaan Tes bisa juga melalui lembar soal evaluasi yang dilaksanakan

pada setiap akhir siklus. Tes ini digunakan untuk melihat apakah ada

peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris Pada Materi Daily Activity

menggunakan pendekatan TPR. Tahapan setiap Siklus Instrumen Tes

didasarkan kebutuhan siswa dan menyesuaikan pencapaian siswa yang

diharapkan peneliti. Sehingga Pengumpulan data menggunakan instrumen

berupa 5 butir soal tes yang terdiri dari Pilihan Ganda dan Uraian, 30 Butir

instrumen observasi siswa dan 8 butir instrumen observasi guru, serta foto

saat pembelajaran berlangsung sebagai dokumentasi. Instrumen tes

diterapkan untuk mengukur hasil belajar siswa materi bangun datar.

Sedangkan instrumen observasi dan dokumentasi diterapka kepada guru dan

siswa saat proses pembelajaran berlangsng. Data ini nantinya dikumpulkan

dalam bentuk analisis kualitatif deskriptif. Berikut Lampiran Kisi-Kisi Soal

Materi Daily Activity kelas IV terlampir :

64
Tabel 3.3 Lampiran Kisi-Kisi Soal Harian pada Materi Daily Activity pelajaran Bahasa Inggris

kelas IV

Indikator Level Tingkat


Capaian Materi Indikator Nomor
No Capaian Kognitif Kesukara
Pembelajaran pokok soal soal
Pembelajaran n

Siswa Siswa mampu Daily Disajikan C1 Mudah 1,2


1 Activity
mengenal kata menyebutkan soal

– kata yang secara lengkap pilihan

sering bentuk kegiatan ganda,

digunakan di kehidupan peserta

sehari -hari sehari” dengan didik

dalam Bahasa menyesuaikan memilih

Inggris waktu jawaban

yang benar

65
Soal :

Answer The Question

1. A : What time do you have ………………….?

B : I have ……….. at 06.00 AM

a) Breakfast

b) Dinner

c) Lunch

Jawaban : (A) Breakfast

2. Andy : Hello, Dita. You're so early. What time do you usually go to school?

Dita : I go to school at half past six. My house is not far from here. How about you ?

Andy : I go to school at ten to seven. The underlined sentence In Indonesia is ….

a) Pergi ke Pasar

b) Pergi ke Sekolah

c) Pulang dari Sekolah

Jawaban : (B) Pergi Ke Sekolah

Catatan :

Siswa mampu menyesuaikan waktu yang ditentukan dengan kegiatan sehari-hari sehingga mampu

menyebutkan kosakata yang sesuai dan tepat, sedikitnya satu bentuk kegiatan dalam bahasa Inggris

tentang materi Daily Activity dan sesuai penggunaan waktu yang telah digunakan.

66
Indikator Level Tingkat
Capaian Materi Indikator Nomor
No Capaian Kognitif Kesukara
Pembelajaran pokok soal soal
Pembelajaran n

Siswa mampu Siswa mampu Daily Disajikan C2 Mudah 3,4

2
mengikuti mengidentifika Activity soal

rangkaian si bentuk pilihan

instruksi kegiatan yang ganda,

sederhana dipraktikkan peserta

yang dengan intruksi didik

berkaitan fisik secara memilih

dengan keseluruhan jawaban

aktivitas yang benar

sehari-hari

dengan

bantuan visual

67
Soal :

Answer The Question

3. What do we use our mouth for?

a. To eat something

b. To hear something

c. To hear something

d. To see something

Jawaban : (A)

4. Which activity is done to clean your teeth?

a. Washing hands

b. Brushing your hair

c. Washing face

d. Brushing your teeth

Jawaban : (D)

Catatan :

Siswa mampu menyesuaikan penerapan melalui praktik fisik secara menyeluruh yang ditentukan

melalui pengarahan tentang kosakata Daily Activity sehingga mampu mengidentifikasi kosakata yang

sesuai dan tepat, sedikitnya satu bentuk kosakata yang sesuai dengan fisik yang digunakan.

Indikator Level Tingkat


Capaian Materi Indikator Nomor
No Capaian Kognitif Kesukara
Pembelajaran pokok soal soal
Pembelajaran n

68
Siswa mampu Siswa mampu Daily Disajikan C3 Sulit 5

3
menganalisis menalar kritis Activity soal uraian

pernyataan terkait singkat

sebuah cerita pernyataan pada (Teks

singkat sebuah cerita Rumpang)

tentang Daily singkat dalam peserta

Activity In My teks rumpang didik

Home. tentang Daily memilih

Activity In My jawaban

Home. yang benar

"Today, Sarah wakes up ________________. She goes to the bathroom to ________________. After

that, she ________________ and ________________ for school. At school, Sarah meets her friends

and ________________. They plays ________________ in the ________________. After playing,

they go inside the classroom and ________________."

Jawaban : Today, Sarah wakes up __early__. She goes to the bathroom to __brush her teeth__.

After that, she __get dressed__ and __has breakfast__ for school. At school, Sarah meets her

friends and __chat with them__. They plays __soccer__ in the __playground__. After playing,

they go inside the classroom and __start the lesson__

Catatan :

Siswa mampu merangkai beberapa kegiatan Aktivitas sehari-hari melalui pernyataan soal cerita yang

dilampirkan.

Selain instrument Evaluasi diperlukan penunjang dalam

pengumpulan sumber data kualitatif melalui wawancara Bersama guru

dan siswa kelas IV di SDI Al-Mufidah. Adanya pelaksanaan wawancara

69
guna dapat memperoleh perspektif langsung baik dari pandangan guru

maupun siswa, selain itu juga mendapatkan informasi berdasarkan

konteks dan kejadian yang terjadi di kelas. Secara tidak langsung peneliti

mendapatkan umpan balik dari mereka dalam mengetahui saran,

masukan terkait penelitian yang dikembangkan. Khususnya Dalam

penelitian tindakan kelas, wawancara dengan guru dan siswa

memberikan dimensi kualitatif yang berharga dan membantu peneliti

untuk memahami konteks dan pengalaman subjek penelitian secara lebih

mendalam. Berikut Naskah Pertanyaan Wawancara Bersama guru terkait

pembelajaran yang dilakukan selama di kelas IV :

Naskah Wawancara Guru

Pertanyaan : (10 Butir)

1. Sebelumnya izinkan saya memperkenalkan diri kepada Bapak/Ibu

…….., Saya Achmad Haqqul Yaqin dari Prodi PGMI UIN Sunan

Ampel Surabaya. Disini saya meminta izin untuk mewawancarai

Bapak/Ibu dalam rangka pencaarian sumber data terkait penelitian

saya selama Bapak/Ibu mengajar di kelas IV ini. Sebelumnya bisa

memperkenalkan diri bapak/ibu untuk Nama dan Profesi serta

lulusan yang bapak/ibu miliki.

2. Terimakasih sebelumnya, Berapa lama Bapak/Ibu sudah mengajar di

kelas ini dan mata pelajaran apa yang Bapak/Ibu Ajarkan kepada

siswa kelas IV?

3. Bagaimana Bapak/Ibu merencanakan pembelajaran di kelas IV?

70
Apakah Bapak/Ibu mengikuti kurikulum yang ditetapkan atau

memiliki kebebasan dalam merancang pembelajaran?

4. Bagaimana Bapak/Ibu menyampaikan materi khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Inggris kepada siswa Kelas IV? Apakah Bapak/Ibu

menggunakan metode ceramah, pendekatan secara berdiskusi, tugas

kelompok, atau yang lainnya?

5. Apakah Bapak/Ibu sudah pernah menggunakan pendekatan TPR

dalam mengajar materi khusunya Daily Activity di mata pelajaran

Bahasa Inggris sebelumnya? Jika ya, dapatkah Bapak/Ibu

menjelaskan pengalaman menggunakan pendekatan ini dan

bagaimana respons siswa terhadapnya?

6. Bagaimana Bapak/Ibu memastikan bahwa siswa terlibat secara aktif

dalam pembelajaran di kelas?

7. Bagaimana Bapak/Ibu memonitor perkembangan belajar siswa di

kelas? Apakah Bapak/Ibu menggunakan instrumen penilaian sesuai

berdasarkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik atau hanya

salah satu dari ketiga aspek tersebut?

8. Bagaimana Bapak/Ibu memberikan umpan balik kepada siswa

tentang kemajuan mereka? Apakah ada strategi atau teknik tertentu

yang Bapak/Ibu gunakan saat proses pembelajaran berlangsung?

9. Di Akhir Pembelajaran, Apakah Bapak/Ibu melakukan refleksi

terhadap pembelajaran di kelas IV ini? Jika ya, apa yang menjadi

fokus refleksinya dan bagaimana sikap dalam menerapkan

71
perubahan berdasarkan refleksi tersebut?

10. Apakah Bapak/Ibu mempunyai tantangan atau hambatan tersendiri

yang dihadapi dalam mengajar di kelas? Bagaimana Bapak/Ibu

mengatasinya?

Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan saya. Wawancara ini sangat bermanfaat bagi

saya untuk memahami pengalaman dan pandangan Bapak/Ibu terkait

proses pembelajaran di kelas dalam mengajarkan materi Daily

Activity pada mata Pelajaran Bahasa Inggris. Saya menghargai usaha

Bapak/Ibu dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan berbagi

pengetahuan Bapak/Ibu dengan peneliti.

Hal ini dilakukan juga bersama siswa dalam mewawancarai

mereka dengan mengambil beberapa sampel yang nantinya sesuai

kebutuhan peneliti. Berikut beberapa pertanyaan yang dilakukan pra

tindakan untuk siswa, diantaranya yaitu :

Halo Adik-Adik, Selamat Pagi sebelumnya saya mau

memperkenalkan diri nama saya Achmad Haqqul Yaqin, Mahasiswa

UIN Sunan Ampel Surabaya. Disini saya mau mengajak adik untuk

saya wawancarai satupersatu terkait pembelajaran sebelumnya

bersama guru kelas yaitu Ibu Siti Aminah, S.Pd khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Inggris.

1. Pertama kali nih, kakak mau bertanya Bagaimana menurut

pendapat kalian tentang mata pelajaran Bahasa Inggris yang telah

72
kalian pelajari, apakah kalian senang belajar bahasa Inggris di

sekolah kalian?

2. Bagaimanakah kalau dalam belajar nanti, Kalian belajar secara

kelompok dengan ketentuan kelompoknya diatur oleh guru

dikarenakan guru sering mengajak kalian untuk saling berdiskusi

antar satu sama lain?

3. Bagaimanakah apabila guru selalu mengintruksikan pencarian

kosakata penting tentang Daily Activity yang harus diselesaikan

di setiap kelompok masing-masing, kemudian dikelola menjadi

sebuah cerita singkat berbahasa Inggris, Apakah kalian mampu

memahaminya secara detail terkait hal tersebut?

4. Menurut pendapat kamu apakah sanggup apabila pembelajaran

Bahasa Inggris khususnya pada Materi Daily Activity dengan

menggunakan pendekatan Total Physical Respons (TPR) yang

mengajak siswa untuk bergerak aktif sesuai intruksi fisik secara

keseluruhan?

5. Apa yang menjadi permasalahan pada saat belajar Bahasa Inggris

khususnya pada Materi Daily Activity?

Alternatif Jawaban :

1. a. Setuju b. Tidak setuju

2. a. Senang b. Tidak senang

3. a. Tidak sanggup b. Sanggup

4. a. Takut disuruh oleh guru

73
b. Takut tidak bisa berbicara Bahasa Inggris

c. Takut dimarahi guru

3.7 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas (PTK) mengacu

pada ukuran atau tanda yang digunakan untuk mengevaluasi dan

mengukur hasil atau prestasi yang diharapkan dari penerapan tindakan

kelas. Indikator kinerja memberikan petunjuk konkret tentang apa yang

harus diperhatikan dan diukur selama proses PTK. Pada dasarnya,

indikator kinerja membantu mengidentifikasi apakah tindakan kelas

yang dilakukan telah berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan. Mereka

memberikan dasar untuk mengukur perubahan dan perkembangan yang

diharapkan dalam konteks pembelajaran dan memberikan informasi

yang berguna untuk mengambil keputusan yang tepat dalam perbaikan

atau pengembangan selanjutnya.23 Berdasarkan pernyataan tersebut

dapat digunakan beberapa indikator kinerja diantaranya yaitu :

1. Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) sebagai faktor pengukuran

Hasil penilaian Siswa yang sering diberlakukan di setiap satuan

Pendidikan. Berdasarkan Pedoman Visi Misi di SDI Al-Mufidah,

KKM diberlakukan maksimal mencapai nilai 70 untuk mata

pelajaran Bahasa Inggris sehingga apabila nilai yang didapatkan

dibawah nilai tersebut maka diperlukan remidi dan bagi yang telah

mencapai ketuntasan akan diberlakukan pengayaan sebagai penguat

23 Dkk Nilakusmawati, “Panduan Penelitian Tindakan Kelas,” Penelitian (2015): 62.

74
secara detail materi yang diajarkan khususnya Daily Activity.

Presentase KKM dapat dihitung melalui rumus umum yaitu

Jumlah Presentase KKM = (Jumlah siswa yang mencapai KKM /

Jumlah total siswa) x 100%. Sehingga untuk menghitung presentase

KKM, diperlukan mengetahui jumlah siswa terlebih dahulu di kelas

IV yang mencapai KKM dalam tes yang telah diberikan dan jumlah

total siswa dalam kelas IV secara keseluruhan. Seperti contoh pada

siswa kelas IV terdapat 20 Siswa yang mencapai KKM dan jumlah

keseluruhan siswa adalah 25 Siswa sehingga diperoleh presentasenya

adalah 25/20 x 100% = 75% sehingga ketuntasan hasil belajar siswa

kelas IV telah mencapai KKM yang ditetapkan.

2. Penilaian Kinerja didasarkan pada proses pembelajaran siswa dan

pemberlakuan siklus I dan II yang diterapkan dengan menyesuaikan

model Kemmis dan Mc Taggart. Presentase ketuntasan siklus

berhasil telah mencapai sekurang-kurangnya 70% dengan mengikuti

tolak ukur kemampuan siswa pada KKM yang diterapkan di SDI Al-

Mufidah. Sehingga hal ini nanti dapat dilihat apabila belum tercapai

70% maka siklus akan terus berlanjut hingga mencapai tuntas.

Perhitungan Presentase tidak jauh beda dengan perhitungan KKM

sebelumnya hal ini hanya perlu perbandingan antara siklus 1 dan

siklus 2. Sehingga diperoleh rumus berikut ini :

Siklus 1 : Presentase Ketuntasan Penilaian Kinerja Siklus 1 =

(Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus 1 / Jumlah total

siswa) x 100%

75
Siklus 2 : Presentase Ketuntasan Penilaian Kinerja Siklus 2 =

(Jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus 2 / Jumlah total

siswa) x 100%

3. Alur Kegiatan Pembelajaran yang terstruktur juga dinilai sebagai

bentuk hasil presentase kemampuan guru dalam mengajar maupun

partisipasi dan keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran

yang diukur sekurang-kurangnya ≥ 75% sebagai ketuntasan dalam

pengelolaan pembelajaran yang baik dan tercapai sesuai harapan.

3.8 Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Guru

Nama : Ibu Siti Aminah, S.Pd.

Bertugas :

a. Turut Andil sebagai Penanggung Jawab dalam Proses

Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

b. Pengamatan didasarkan melalui proses pembelajaran yang

dilakukan di kelas

c. Sumber Kemitraan Peneliti dan Bahan Pengambilan Data

2. Peneliti

Nama : Achmad Haqqul Yaqin

Bertugas :

76
a. Bertanggung jawab bersama guru dalam proses pelaksanaan

kegiatan

b. Menyusun Modul Ajar dan Bahan Ajar yang diperlukan dalam

pembelajaran

c. Menyusun Instrumen Pengamatan (Observasi), Penilaian, Dll.

d. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran secara langsung

menggunakan Pendekatan Total Physical Response (TPR).

77
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan secara bertahap yang dimulai pada awal

sebelum pelaksanaan siklus sehingga terstruktur secara sistematis.

Pemberian tindakan nantinya dalam melakukan penerapan

pendekatan Total Physical Response (TPR) dengan menyesuaikan

karakteristik siswa SD dan kemampuan yang mereka miliki dalam

berbahasa Inggris. Sebelum dilaksanakan tindakan, peneliti

mewawancarai salah satu guru mata pelajaran Bahasa Inggris di

kelas IV SDI Al-Mufidah yaitu Ibu Siti Aminah, S.Pd. Berdasarkan

penjelasan dari beliau, bahwa sering dijumpai hambatan dan

tantangan dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata

pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini ditemui dengan berbagai faktor

diantaranya kurangnya penguasaan dan pemahaman kosakata,

kurangnya praktik dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan jarang

diterapkan dengan adanya lingkungan yang disekitar menggunakan

Bahasa Lokal.

Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, Ibu Siti Aminah,

S.Pd. telah berusaha semaksimal mungkin mengajak partisipasi dan

antusias siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan cara

berdiskusi secara kelompok salah satunya. Namun hal ini masih

kurang berhasil dilakukan oleh beliau dikarenakan kurangnya

78
pendekatan yang diterapkan dan siswa masih memiliki lingkup

interaksi dengan teman lainnya bukan dengan gurunya. Hasil ini

didasarkan secara konteks dari pengalaman beliau selama mengajar

Bahasa Inggris. Banyaknya karakteristik siswa dan kebutuhan yang

dia inginkan dari pembelajaran menjadikan beliau kurang

mengidentifikasi secara spesifik dan selalu menyamaratakan antar

satu dengan lainnya. Berikut Hasil Wawancara yang didapatkan pada

Hari Senin, 15 Mei 2023 secara langsung di kelas :

Jawaban :

1. Sebelumnya perkenalkan, Nama saya Siti Aminah, S,Pd. Selaku

guru kelas IV di SDI Al-Mufidah yang kebetulan mengajar

Bahasa Inggris di kelas ini. Saya lulusan S1 Program Studi PGMI

di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung pada Tahun

2008. Pertama kali mengajar di sini menjadi guru kelas I sehingga

mengalami peralihan sejak pergantian kepala sekolah pada

Tahun 2017.

2. Saya telah mengajar di kelas IV dengan berbagai mata pelajaran

dikarenakan saya selaku Wali guru kelas IV di SDI Al-Mufidah.

3. Dalam merencanakan pembelajaran di kelas IV, saya mengikuti

kurikulum yang ditetapkan oleh sekolah yaitu KOSP yang mulai

diterapkan sejak berlakunya Sistem Merdeka Belajar. Namun,

saya juga memiliki kebebasan dalam merancang pembelajaran

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa.

79
4. Dalam menyampaikan materi Bahasa Inggris kepada siswa kelas

IV, saya menggunakan berbagai metode dan pendekatan. Selain

ceramah, saya juga menerapkan pendekatan berdiskusi, tugas

kelompok, permainan, dan penggunaan media visual untuk

meningkatkan keterlibatan siswa.

5. Sebelumnya pernah namun hanya saat mengenal sekilas agar

siswa lebih memahami maksud yang saya ajarkan. Hal ini saya

lakukan Ketika di kelas I SD.

6. Saya memastikan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran

dengan melibatkan mereka dalam diskusi, kegiatan kelompok,

permainan, dan latihan praktis. Saya memberikan kesempatan

kepada setiap siswa untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam

proses pembelajaran.

7. Untuk memonitor perkembangan belajar siswa di kelas, saya

menggunakan instrumen penilaian yang mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Saya mengadakan tes tulis,

observasi partisipasi siswa, dan tugas praktik untuk mendapatkan

pemahaman yang komprehensif tentang kemajuan mereka.

8. Saya memberikan umpan balik kepada siswa tentang kemajuan

mereka melalui berbagai cara. Saya memberikan komentar secara

langsung, memberikan nilai atau skor, serta memberikan

masukan konstruktif secara verbal. Selain itu, saya juga

menggunakan lembar penilaian dan catatan perkembangan siswa

80
untuk memberikan umpan balik yang lebih terperinci.

9. Ya, saya melakukan refleksi di setiap akhir pembelajaran. Fokus

refleksi saya adalah penguatan di akhir pembelajaran dengan

mengajak siswa menyimpulkan materi yang sudah diajarkan.

10. Hambatan yang dimiliki siswa adalah kurangnya penguasaan dan

pemahaman kosakata, kurangnya praktik dalam kehidupan

sehari-hari dikarenakan jarang diterapkan dengan adanya

lingkungan yang disekitar menggunakan Bahasa Lokal.

Sedangkan tantangan yang saya hadapi dalam mengajar di

kelas adalah diversitas kemampuan siswa. Beberapa siswa memiliki

tingkat pemahaman yang berbeda-beda, sehingga saya perlu

menyesuaikan kebutuhan yang harus didapatkan mereka. Saya

mengatasinya dengan menggunakan pembelajaran berdiferensiasi

yang diberlakukan dalam kurikulum merdeka, yaitu memberikan

pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individual siswa,

serta memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang

membutuhkannya.

Dari jawaban dari Narasumber yaitu guru Kelas IV Ibu Siti

Aminah, S.Pd. hanya berfokus dalam pendekatan secara berdiskusi

antar kelompok sehingga belum dapat dikatakan berhasil dan

diperlukan pelaksanaan siklus baik dari Pra Siklus sebelum

diterapkan Pendekatan TPR, Siklus 1 saat diterapkan pendekatan

TPR, dan Siklus 2 evaluasi dan refleksi dari kurangnya pendekatan

81
TPR, berikut dapat dijabarkan melalui pembahasan setiap siklus

diantaranya :

1. Pra Siklus (Pembelajaran hanya berdiskusi seperti awal sebelum

diterapkan pendekatan TPR)

Tahapan ini dilaksanakan peneliti pada hari Senin, 15 Mei

2023 untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan

sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan proses

penelitian. Pengamatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu

wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Inggris kelas IV,

wawancara kepada siswa di kelas besar, dan pengambilan nilai awal

siswa kelas IV. Tujuanya adalah untuk mengetahui bagaimana

peningkatan hasil belajar siswa selama pembelajaran dilakukan oleh

Ibu Siti Aminah, S.Pd. sebelum diterapkan pendekatan TPR (Total

Physical Response).

Di awal pembelajaran, seperti biasa guru mengucapkan salam

kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama dengan dipimpin salah

satu dari siswa kelas IV. Sebelum menyampaikan materi baru, guru

memberikan motivasi kepada siswa yaitu “belajarlah dengan

sungguh-sungguh setiap hari, jangan menunggu jika ujian telah dekat

di kemudian hari.” Hal ini mengingatkan siswa untuk selalu

mempelajari materi yang diajarkan sebelumnya yaitu salah satunya

tentang “Time (Waktu)”. Guru melakukan apersepsi secara

diagnostik mengingat materi terkait hal tersebut di kehidupan sehari-

hari kemudian mengaitkan materi baru yaitu “Daily Activity

82
(Kegiatan Sehari-hari). Namun Di awal guru lupa untuk memberikan

tujuan pembelajaran tersebut hanya secara inti dasar dan topik

pembahasan yang akan dipelajari.

Kaitan antara materi Daily Activity dan Time adalah

kesinambungan dalam memberikan predikat dan objek berupa latar

waktu dalam penyusunan kalimat. Sehingga kedua materi saling

berkaitan dalam pembelajaran bahasa Inggris yang nantinya

dijadikan sebagai sebuah cerita singkat terkait materi tersebut.setelah

melakukan apersepsi guru memulai pembejaran dengan bertanya

jawab kepada siswa seputar pembelajaran yang akan diajarkan,

setelah itu guru menyuruh siswa membaca bacaan terlebih dahulu di

buku pedoman siswa yang dimiliki. Berdasarkan Pengalaman beliau,

Hal ini telah dilakukan setiap Ibu Aminah, S.Pd. mengajar di seluruh

Mata Pelajaran Khususnya Bahasa Inggris. Setelah membaca, siswa

diajak untuk bertanya terkait segala hal yang masih kurang dipahami

di dalam materi Daily Activity mungkin terkait kosakata asing yang

belum dikenal oleh siswa kelas IV.

Saat proses pembelajaran berlangsung, beliau menerapkan

diskusi antar kelompok disertai pengarahan di awal bahwa setiap

kelompok harus mempunyai kosakata penting dalam teks yang sudah

dibaca sebagai poin penilaian diskusi sekurang-kurangnya 30

Kosakata terkait materi Daily Activity. Setelah menemukannya,

mereka diarahkan untuk mencari arti terjemahan ke Bahasa

Indonesia di dalam Kamus Besar Inggris-Indonesia. Hal ini

83
diperlukan kekerjasamaan dalam menyelesaikannya secara

Bersama-sama agar waktu pengerjaan yang diberikan tidak terbuang

sia-sia. Namun disisi lain, perlunya pengarahan penuh kegiatan

diskusi dari guru untuk siswa dikarenakan hanya beberapa anak saja

yang mengikuti intruksi dan petunjuk yang diberikan. Hasil ini

dipaparkan dengan tindakan secara langsung didalam kelas dengan

dibuktikan lampiran observasi (Pengamatan) Ketika kegiatan belajar

mengajar. Berikut Hasil Lembar Observasi Pra Siklus Pembelajaran

yang didapatkan baik bagi guru maupun siswa :

Hasil Observasi Pra Siklus Pembelajaran Bagi Guru

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2023 Observer : Achmad

Haqqul Yaqin

Tahapan-Tahapan Pengamatan Nilai


No Keterangan
Pembelajaran untuk Pendidik SK K B SB

Guru mengucapkan
1 Salam dan Pra Pembelajaran √
salam dengan baik

Guru mengidentifikasi

2 Apersepsi & Diagnostik Pembelajaran √ awal pembelajaran

berupa tanya jawab

Guru memberikan

3 Penyampaian Tujuan Pembelajaran √ tujuan belajar materi

Daily Activity

84
Guru melaksanakan

sesuai rancangan RPP

4 Pelaksanaan Pembelajaran √ namun masih kurang

adanya pendekatan

terhadap siswa

Guru memiliki

berkepribadian baik
5 Karakteristik Kepribadian Pendidik √
dan berusaha menjadi

contoh untuk siswanya

Guru kurang interaksi

dan hanya

6 Interaksi Pendidik dan Peserta didik √ berkomunikasi di awal

saja Ketika

menjelaskan materi

Guru sangat penyayang

7 Kekreativitas Pendidik √ dan sabar dalam

membimbing siswa

Pendekatan yang

Pemanfaatan Pendekatan, Strategi, dilakukan hanya

8 Metode, Model, Media, Alat dan √ terbatas pengetahuan

Bahan Ajar pendidik tidak

tersalurkan penuh

85
Tabel 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus Pembelajaran Bagi Guru

Hasil Observasi Pra Siklus Pembelajaran Bagi Siswa

Hari/Tanggal : Senin, 15 Mei 2023 Observer : Achmad Haqqul Yaqin

Pengamatan Keterangan
No Aspek Yang Dinilai Catatan
KBM Ya Tidak

1 Pendahuluan Siswa mempersiapkan diri Siswa menyiapkan

sebelum pembelajaran pembelajaran secara

dimulai individual salah



satunya meletakkan

buku dan atk di atas

meja.

Siswa mampu mengetahui Siswa mengenal secara

materi pembelajaran dasar materi Time yang

sebelumnya terkait time terbagi menjadi P.M



(Waktu) yang nantinya dan A.M.

akan dikaitkan dengan

materi baru

Siswa mampu memahami Siswa masih bingung

tujuan pembelajaran yang dan kurang tahu

disampaikan oleh guru keterkaitannya Daily



bahwa ada hubungannya Activity dan Time

materi sebelumnya tentang karena masih minim

“Time” yaitu terkait materi pengetahuan akan

86
“Daily Activity” penggunaan di

kehidupan sehari-hari

2 Kegiatan Inti Siswa mampu menyebutkan Siswa dapat

kosakata tentang kegiatan menyebutkan kosakata

yang dilakukan di √ yang ada di buku

kehidupan sehari-hari tentang Daily Activity

(Daily Activity)

Siswa mampu Siswa belum bisa

mengelompokkan membedakan macam”

perbedaan waktu dalam Daily Activity dengan

pelaksanaaan kegiatan yang menyesuaikan waktu



dilakukan di kehidupan yaitu PM maupun AM

sehari-hari (Daily Activity)

baik Post Meridium

maupun Ante Meridium

Siswa mampu Siswa masih dapat

mempresentasikan dengan mempresentasikan

bercerita tentang kegiatan kosakata yang

yang dilakukan di didapatkan namun

kehidupan sehari-hari √ belum bisa bercerita

(Daily Activity) dengan dengan menyesuaikan

menyesuaikan waktu baik waktu baik PM/AM

Post Meridium maupun

Ante Meridium

87
Siswa mampu Siswa masih dapat

mempraktikkan dengan mempraktikkan

fisik secara menyeluruh di √ kosakata sederhana di

hadapan teman sekelas hadapan teman

sesuai arahan guru

Siswa mampu menganalisis Siswa masih belum

praktik fisik secara bisa menganalisis

keseluruhan berdasarkan maksud yang

materi Daily Activity. √ dipraktikkan

dikarenakan kesulitan

dalam penguasaan

kosakata

Siswa mampu berdiskusi Siswa antusias dalam

dengan teman berdiskusi namun

sebangku/sekelompok √ hanya beberapa saja

tentang Bentuk Kegiatan di yang berpartisipasi

Materi Daily Activity. dalam diskusi

Siswa mampu Media yang disediakan

memanfaatkan media yang berupa video dan PPT

ada melalui PPT maupun dari guru sebagai



sumber referensi lainnya bahan referensi siswa

tentang Bentuk Kegiatan di

Materi Daily Activity.

Siswa mampu mengolah √ Siswa masih dapat

88
dan mengumpulkan mengumpulkan namun

beberapa data dan belum bisa mengolah

Informasi tentang Bentuk data.

Kegiatan di Materi Daily

Activity.

Siswa mampu Siswa memberikan

menyimpulkan hasil diskusi kesimpulan dan

mereka tentang Bentuk √ rangkuman singkat

Kegiatan di Materi Daily tentang materi Daily

Activity. Activity

3 Penutupan Siswa mampu memperbaiki Siswa mengoreksi

segala sesuatu yang belum ulang dari segala hal

sesuai dengan √ yang dinilai oleh guru

menyesuaikan pengoreksian

dari guru

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pra Siklus Pembelajaran Bagi Siswa

Kegiatan ini berlanjut hingga output mendapatkan Hasil Belajar yang

dijadikan sebagai tindakan evaluasi dengan menggunakan instrumen dari

guru. Berikut Data Hasil Belajar Siswa Pra Siklus pembelajaran Bahasa

Inggris khususnya pada Materi Daily Activity dari jumlah siswa kelas IV di

SDI Al-Mufidah secara keseluruhan diantaranya :

NO. NIS Nama Siswa L/P Nilai Siswa Pra Siklus

89
PH/UH

Remidi
KKM

Total

Ket.
1 210060 Abdan Affredo L 70 65 70 67,5 B

2 210077 Abdulloh Mundzir L 70 50 60 55 C

3 210024 Achmad Dzaky Arrafiq L 70 45 65 55 C

4 210076 Ahmad Hilman Atharahman L 70 70 - 70 B

5 210065 Alfina Zahwa Luthfita P 70 76 - 76 B

6 200117 Alika Nayla Putri P 70 72 - 72 B

7 210020 Alvin Azmi Alfairuz L 70 40 55 47,5 D

8 210038 Alya Najwa Salim P 70 45 50 47,5 D

9 210021 Ayna Talita Zahra P 70 34 55 44,5 D

10 210083 David Apriano L 70 50 55 65 C

11 210048 Hana Aish Salma P 70 61 65 70 B

12 210014 Izzatul Abidah P 70 25 40 50 C

13 210075 Keisha Safia Nasyanda P 70 70 - 70 B

14 210091 M. Bima Alfarizki Purnomo L 70 79 - 79 B

15 210106 Moh. Habibi Zaidan Najib L 70 90 - 90 A

16 210035 Muhammad Candra Maulana L 70 100 - 100 A

17 210008 Muhammad Maher Al-Fiqih A. L 70 20 33 26,5 E

18 210051 Muhammad Maulana A. L 70 10 42 26 E

19 210079 Muhammad Naufal Romadhoni L 70 15 40 27,5 E

20 210025 Muhammad Reza Safii L 70 30 50 40 D

21 210041 Muhammad Syaifan Nur D. L 70 45 60 52,5 C

90
22 210100 Nadia Ariana Putri P 70 43 50 46,5 D

23 210107 Nyla Bintang Septriana P 70 23 40 31,5 E

24 210103 Rafa Akhdan Niaz L 70 60 65 62,5 C

25 210071 Raisa Naila Izza P 70 70 - 70 B

Tabel 4.3 Hasil Nilai Pra Siklus Pembelajaran Daily Activity siswa Kelas

IV

Sesuai Ketetapan Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik

memperoleh nilai dengan Keterangan Kriteria Rentan Nilai Akhir (Huruf) :

Rentang Nilai Huruf Keterangan

80-100 % A Sangat Baik

66-79 % B Baik

56-55 % C Cukup

40-55 % D Kurang

Kurang dari 40 % E Sangat Kurang

Tabel 4.4 Kriteria Rentan Nilai

Berdasarkan hasil nilai siswa di akhir pembelajaran sangat

memprihatinkan dikarenakan banyaknya siswa yang mencapai nilai dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Walaupun terdapat remidial test yang

diberlakukan oleh guru kelas, Hasil yang dicapai sangatlah rendah dan tidak

tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang diharapkan guru. Hal inilah

peneliti berkelanjutan untuk mulai melakukan tindakan dengan

memperkenalkan dan menggunakan pendekatan pembelajaran yaitu Total

Physical Response (TPR). Peneliti berusaha meningkatkan hasil belajar

91
dengan pendekatan tersebut agar siswa lebih memahami dan dapat

mengimplementasikan materi Daily Activity di kehidupan sehari-hari.24

2. Siklus 1

a. Penggunaan Pendekatan (Total Physical Response) TPR pada

Siswa kelas IV di SDI Al-Mufidah

Tahap pelaksanaan Siklus 1 dimulai pada Hari Senin, 29 Mei

2023, dilakukan secara langsung di lokasi penelitian yaitu SDI Al-

Mufidah tepatnya dalam Ruang Kelas IV di Gedung bagian selatan

sebelah musholla lantai 2 yang berderetan dengan ruang kelas V dan

VI. Pelaksanaan awal sesuai model Penelitian Tindakan Kelas yang

diambil yaitu Kemmis dan Mc. Teggart beraawal dari sebuah

perencanaan (Planing). Perencanaan dilakukan dengan menyusun

sebuah Modul Ajar yang bertemakan “Daily Activity In My Sweet

Home” dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dimana sebagai tahapan

siklus kedua untuk dilakukannya 2 x pertemuan agar ketuntasan

pembelajaran yang dicapai sesuai harapan peneliti.

Perencanaan dalam Siklus 1 menyesuaikan hasil sebelumnya

pada pra siklus sebelumnya, sehingga dalam menyusun Modul Ajar

perlu adanya konsep bahwa guru hanya berperan sebagai fasilitator

dan siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Konsep pembelajaran dititikfokuskan dalam penerapan Pendekatan

Total Physical Response dengan mencakup berbagai aspek afektif,

24Hull City Council, “Some Curriculum Implications,” Supporting Children with


Dyslexia (2020): 40–40.

92
kognitif dan psikomotorik. Pada Aspek Afektif, Siswa bersikap

respon terhadap segala sesuatu, sedangkan tolak ukur berdasarkan

Aspek Kognitif perlu adanya pemahaman melalui intruksi dan

perintah dan di dalam psikomotorik lebih mengarah kepada kinerja

dan pengembangan praktik gerak melalui fisik secara keseluruhan

sehingga diperlukan penilaian tersendiri di setiap masing-masing

aspek.

Selain itu diperlukan lembar observasi sebagai bentuk

kegiatan selanjutnya berupa Tindakan dan Observasi. Hal ini

dijadikan sebagai sebuah kegiatan inti pembelajaran dalam

memberikan eksekusi terhadap rancangan yang telah disusun di

tahapan sebelumnya. Peneliti Bersama guru mendiskusikan dalam

merancang tindakan yang akan dilakukan dengan menyesuaikan

karakteristik dan kebutuhan siswa. Penyesuaian ini telah dipaparkan

hasil observasi bersama siswa terkait selama kegiatan belajar

mengajar. Berikut lampiran bentuk diagram berdasarkan Presentase

Ketuntasan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa

pada pra-siklus menyesuaikan Rumus : Presentase Ketuntasan

Penilaian Kinerja Pra-Siklus = (Siswa yang mencapai ketuntasan/

Jumlah total siswa) x 100%

93
Presentase Ketuntasan Kinerja/Proses
Pembelajaran Bersama Siswa
Sangat Tuntas
8%

Tuntas
24%

Belum Tuntas
68%

Sangat Tuntas Tuntas Belum Tuntas

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Kinerja Pembelajaran

Berdasarkan diagram yang dibuat maka dalam tahap planning

(Perencanaan) kami memerlukan wawancara bersama siswa yang

diambil 3 sampel dari secara keseluruhan yang memenuhi kriteria

Sangat Tuntas, Tuntas dan Belum tuntas. Berikut Nama-nama Siswa

yang akan dijadikan sampel dalam melakukan wawancara sekilas

terkait pembelajaran bersama guru sebelumnya diantaranya :

1. Kriteria Sangat Tuntas

Nama : Muhammad Candra Maulana

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Nilai Akhir : 100

2. Kriteria Tuntas

94
Nama : Alfina Zahwa Luthfita

Jenis Kelamin : Perempuan

Nilai Akhir : 76

3. Kriteria Belum Tuntas

Nama : Nyla Bintang Septriana

Jenis Kelamin : Perempuan

Nilai Akhir : 31,5

Berikut Hasil Wawancara bersama siswa yang disertakan

jawaban di setiap sampel dalam pembelajaran bersama Ibu Siti

Aminah, S.Pd. diantaranya :

Jawaban :

1. Muhammad Candra Maulana (Kriteria Sangat Tuntas)

1) Ya, saya senang belajar Bahasa Inggris di sekolah kami. Bahasa

Inggris adalah bahasa internasional yang penting untuk

komunikasi global, dan saya merasa memiliki keterampilan

Bahasa Inggris yang baik (Setuju)

2) Saya pikir belajar dalam kelompok dengan pengaturan dari guru

adalah ide bagus. Diskusi antar siswa dapat membantu kami

untuk saling berbagi ide, memperbaiki keterampilan berbicara

kami, dan mendapatkan umpan balik dari teman sebaya. (Setuju)

3) Saya rasa itu akan sangat membantu kami memahaminya secara

95
lebih baik. Dengan menerapkan kosakata tersebut dalam konteks

cerita, kami dapat melihat bagaimana kosakata tersebut

digunakan dalam kalimat yang nyata. (Sanggup)

4) Saya pikir bisa menjadi pengalaman pembelajaran yang menarik

(Setuju)

5) Bagi saya adalah penguasaan kosakata yang kurang dan takut

berbicara bahasa inggris sesuai dengan tata bahasa dan struktural

(Takur)

2. Alfina Zahwa Luthfita (Kriteria Tuntas)

1) Menurut saya pribadi, saya lumayan senang mempelajari bahasa

Inggris karena adanya perkembangan globalisasi yang sangat

pesat, maka diperlukan pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah

khususnya. (Setuju)

2) Belajar diskusi dapat membantu saya untuk saling sharing antar

satu sama lain, namun disisi lain kurang adanya komunikasi

bersama guru karena guru hanya menjelaskan dan mengarahkan

di awal saja, sehingga seharusnya guru membimbing alur

berjalannya diskusi dari awal hingga akhir. (Tidak Setuju)

3) Sulit sekali kak menurut saya karena kalau diolah kedalam cerita,

kami hanya memahami kosakata sederhana saja sedangkan

secara tata bahasa kami belum mempelajari kak (Tidak

Sanggup)

4) Wah bagus itu kak, saya senang belajar dengan bergerak agar

96
tidak membosankan sehingga suasana kelas semakin

menyenangkan (Setuju)

5) Kecemasan pribadi kurang percaya diri dalam berbicara Bahasa

Inggris, walaupun kosakata sudah tahu artinya namun untuk sisi

pengucapan diperlukan keahlian tersendiri, (Kurang PE-DE)

3. Nyla Bintang Septriana (Kriteria Belum Tuntas)

1) Saya tidak terlalu senang dengan mata pelajaran Bahasa Inggris

dikarenakan perbedaan dalam pengucapannya dengan bahasa

Indonesia menjadikan sulit. (Tidak Setuju)

2) Diskusi hanya menghabiskan waktu kak, jika tidak dibagi secara

menyeluruh dan rata. Terkadang siswa yang memiliki

kemampuan yang rendah dijadikan satu kelompok dan merasa

terasingkan dengan kelompok lain. (Tidak Setuju)

3) Bingung dan Sulit kak jika dijadikan kedalam sebuah cerita tanpa

adanya praktik di depan kelas. Karena selama ini hanya bercerita

dengan menyesuaikan yang ada di buku. (Tidak Sanggup)

4) Senang sekali dan merasa terbantu kak dalam melatih

pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris khususnya pada

materi Daily Activity. (Setuju)

5) Penyampaian kurang merata yang menjadi hambatan dan

kesulitan sehingga kebingungan antar satu sam lain timbul.

(Tidak Setuju)

97
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa merasa masih

kebingungan dan kesulitan dalam memahami materi yang

diajarkan guru saat kegiatan belajar mengajar. Namun peneliti

disisi lain menawarkan adanya penggunaan pendekatan TPR

pada Materi Daily Activity sehingga hal ini perlu dilanjutkan ke

tahap eksekusi pelaksanaan siklus 1 yaitu Tindakan yang

dilakukan observasi secara langsung pada pertemuan awal

dengan sasaran siswa maupun guru. Berikut format lembar

observasi dan Tindakan yang dilakukan di siklus 1.

HASIL OBSERVASI/PENGAMATAN SISWA SELAMA

PEMBELAJARAN DI SIKLUS 1

A. Tahap Observation (Observasi)

Pengisian berupa angka berdasarkan jumlah siswa di dalam kelas saat

pertemuan siklus 1

No Aspek Assesmen Ya Tidak Presentase

1 Memperhatikan penjelasan guru dengan cermat 20 5 80% (Ya)

20% (Tidak)

2 Membaca secara detail dan megidentifikasi kosakata 19 6 76% (Ya)

Daily Activity yang ada di siswa 24% (Tidak)

3 Berdiskusi dan bertanya antar siswa dengan guru 15 10 60% (Ya)

terkait materi Daily Activity 40% (Tidak)

4 Mempraktikkan kosakata Bahasa Inggris melalui 17 8 68% (Ya)

98
pendekatan TPR dengan menggunakan gerakan fisik 32% (Tidak)

dengan mengikuti pengarahan dari guru

5 Mendiskusikan dan menganalisis gerakan yang akan 20 5 80% (Ya)

dipraktikkan secara kelompok 20% (Tidak)

6 Bertanggung jawab terhadap kelompoknya untuk 23 2 92% (Ya)

saling berperan antar satu sama lain 8% (Tidak)

7 Mengobrol yang kurang relevan dan tidak berkaitan 7 18 28% (Ya)

dengan materi bersama teman sebangku/sekelompok 72% (Tidak)

8 Aktif dan antusias dalam kelompok saat menanggapi 17 8 68% (Ya)

kelompok lain yang praktik melalui pendekatan TPR 32% (Tidak)

terkait kosakata Daily Activity yang diterapkan di

kehidupan sehari-hari

9 Malas atau tidak kreatif dalam penggunaan kosakata 5 20 20% (Ya)

yang kurang berkembang sehingga dalam praktik 80% (Tidak)

masih bersifat dasar dan umum.

10 Memberikan pendapat sebagai respon terhadap 12 13 48% (Ya)

kelompok lain baik secara verbal maupun nonverbal 52% (Tidak)

dengan menyebutkan kosakata yang dipraktikkan

melalui gerakan fisik secara menyeluruh

Total (Jumlah) 155 104 100%

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Observasi Pembelajaran Siswa di Siklus 1

B. Action (Tindakan)

Pengisian Hasil Wawancara berupa angka berdasarkan jumlah

99
siswa di dalam kelas saat pertemuan siklus 1 yang diisikan pada kolom ya

maupun tidaknya. Berikut Hasil Penilaian Tindakan yang dilakukan

sekaligus dengan pelaksanaan observasi sebelumnya dalam waktu yang

sama.

HASIL PPENILAIAN TINDAKAN SISWA SELAMA

PEMBELAJARAN DI SIKLUS 1

No Aspek Assesmen Ya Tidak Presentase

1 Menggali/mengajukan ide dengan temannya 18 7 72% (Ya)

melalui presentasi hasil diskusi antar kelompok 28% (Tidak)

2 Kemampuan dasar dalam mempraktikkan gerakan 20 5 80% (Ya)

melalui pendekatan TPR 20% (Tidak)

3 Penguasaan materi Daily Activity melalui tanya 24 1 96% (Ya)

jawab yang dilakukan bersama guru 4% (Tidak)

4 Membuktikan konsep/materi Daily Activity melalui 22 3 88% (Ya)

presentasi diskusi antar kelompok 12% (Tidak)

5 Mengerjakan tugas/soal dengan sistematis yang 24 1 96% (Ya)

dilakukan antar individu 4% (Tidak)

6 Menanggapi sesuai intruksi dengan cepat dan tepat 19 6 76% (Ya)

24% (Tidak)

7 Mengimplementasikan Praktik di kehidupan sehari- 10 15 40% (Ya)

haro 60% (Tidak)

8 Mencari/menemukan solusi baru terkait 20 5 80% (Ya)

permasalahan yang terjadi 20% (Tidak)

100
9 Peduli terhadap ide teman dalam mengolah 15 10 60% (Ya)

kosakata materi Daily Activity 40% (Tidak)

10 Menyimpulkan/memutuskan ide tentang materi 20 5 80% (Ya)

Daily Activity 20% (Tidak)

Jumlah 100%

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Tindakan Pembelajaran Siswa di Siklus 1

Langkah-langkah di setiap tindakan telah dirancang dengan

sistematis dimulai kegiatan awal guru mengucapkan salam, mengajak doa

bersama-sama, kemudian menyapa dan menanyakan kabar, melakukan

presensi, setelah itu melakukan apersepsi dengan bertanya “apa saja bentuk

aktivitas sehari yang kalian lakukan?” kemudian guru memotivasi siswa agar

semangat dalam mengikuti pelajaran dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran. Begitu juga pada saat kegiatan inti, guru memberikan arahan

dengan bentuk gambar macam-macam aktivitas sehari-hari sebagai kosakata

yang akan dipraktikkan dengan Gerakan bersama teman-temannya. Hal ini

yang memiliki titikfokus dalam pendekatan Total Physical Response

sehingga nantinya dapat ditanggapi dari kelompok dan teman-teman lain

baik secara verbal maupun non verbal.

Kegiatan yang dilakukan di akhir pembelajaran adalah sebelum

menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan, guru membrikan umpan

balik kepada siswa secara acak memberi pertanyaan-pertanyaan mengenai

materi yang disampaikan, kemudian guru memberikan rencana tindak lanjut

kepada siswa untuk mempraktikkan kosakata yang diberikan melalui

gambar sehingga mereka mampu menanggapi langsung baik secara lisan dan

101
tulisan terkait Gerakan yang dipraktikkan di depan teman-temannya.

kemudian guru mengakhiri pembelajaran ditutup dengan doa dan salam.

Setelah melakukan proses belajar mengajar, peneliti bersama guru

melakukan evaluasi tentang kekurangan yang perlu diperbaiki dan kelebihan

yang harus di tingkatkan dalam siklus II nantinya.

Selain dalam melakukan observasi tidak hanya berfokus kepada

siswa saja, namun diperlukan pengamatan dan tindakan dengan guru. Hal ini

kita mengamati sejauhmana ketercapaian guru dalam melakukan

pembelajaran di kelas.

Tabel 4.4 Hasil Komponen Observasi Guru


No Hal yang Diamati Skor
Guru 1 2 3 4
1 Penguasaan Materi: √
a. Kelancaran menjelaskan materi Daily Activity.
b. Kemampuan menjawab pertanyaan siswa
c. Keragaman pemberian contoh melalu Gerakan fisik
keseluruhan terkait kosakata IDaily Activity
2 Sistematika penyajian. √
a. Ketuntasan uraian materi Daily Activity.
b. Uraian materi mengarah pada tujuan meningkatkan
hasil belajar siswa
c. Urutan materi sesuai dengan Alur dan Langkah
Kegiatan Pembelajaran pada Modul Ajar
3 Penerapan Metode: √
a. Ketepatan pemilihan metode/pendekatan Total Physical
Response (TPR) dalam materi Daily Actiivity.
b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
c.Mudah diikuti siswa sehingga siswa aktif dan antusias
terhadap pembelajaran
4 Penggunaan Media: √
a. Ketepatan pemilihan media dengan materi
b. Ketrampilan menggunakan media
c. Media memperjelas terhadap materi
5 Performance: √
a. Kejelasan suara yang diucapkan
b. Kekomunikatifan guru dengan siswa
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa

102
6 Pemberian Motivasi: √
a. Keantusiasan guru dalam mengajar
b. Kepedulian guru terhadap siswa
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman

Keterangan;

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

Disamping mengamati kegiatan aktivitas guru selama

pembelajaran berlangsung kita perlu melihat komponen materi yang

disampaikan di kelas. Hal ini diperlukan karena memperkuat

wawasan yang diberikan oleh guru dan kesesuaian kurikulum yang

ditetapkan. Berikut Hasil lembar Observasi Penelitian Tindakan

Kelas dalam pembelajaran Bahasa Inggris dalam mengetahui

komponen materi yang diajarkan.

4.5 Hasil Komponen Materi yang disampaikan guru


No Hal yang Diamati Skor
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada silabus
b. Materi sudah sesuai dengan Capaian Pembelajara √
yang tercantum pada Modul Ajar
c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran
2 Sistematika penyampaian Materi:
a. Penyajian materi sesuai urutan
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan

deduktif
c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke
abstrak
3 Urgensi:
a. Sangat dibutuhkan peserta didik √
b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan

103
c. Diujikan dalam Ujian Akhi
4 Menarik:
a. Materi didukung media yang sesuai

b. Materi didukung metode yang menyenangkan
c. Materi dapat direspon secara antusias
Keterangan;

4 : Sangat Sesuai

3 : Sesuai

2 : Tidak Sesuai

1 : Sangat Tidak Sesuai

Dari Hasil yang disampaikan secara deskriptif, peneliti

merangkum hasil pengelolan kelas dalam pembelajaran pada siklus 1.

Pengelolaan kelas IV di SDI Al-Mufidah ternyata menyesuaikan

kondisi dan aktivitas pembelajaran yang dilakukan baik siswa dan

guru. Sehingga peneliti dapat merangkum berupa tabel komponen

pengelolaan kelas yang dilakukan pada siklus 1, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Tabel Komponen Pengelolaan Kelas


No Hal yang Diamati Skor
Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan dalam menguasai kelas

b. Keefektifan pembelajaran siswa
c. Pencapaian target kompetensi
2 Ruang:
a. Standarisasi ruangan

b. Kebersihan ruangan
c. Kenyamanan ruangan
3 Tempat Duduk:
a. Kerapian tempat duduk

b. Pengaturan tempat duduk
c. Pengaturan jarak duduk antar siswa
4 Siswa:
a. Kemampuan menstimulus untuk bertanya

b. Kemampuan memotivasi menjawab
c. Kemampuan menciptakan interaksi

104
Keterangan;

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

C. Refleksi (Evaluasi)

Pada siklus I pembelajaran terlihat cukup menyenangkan bagi

siswa-siswi maupun guru saat mengajarkan, namun terdapat beberapa

kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kelas menjadi kurang kondusif

dan guru kurang mampu memanajemen kelas, terdapat beberapa siswa

yang tidak bisa duduk diam di tempat. Pemberian instruksi dan

peraturan game dari tindakan yang dilakukan menggunakan

pendekatan TPR dengan mempraktikkan gerakan sesuai kosakata juga

belum tersampaikan secara maksimal kepada siswa, sehingga beberapa

siswa merasa kebingungan saat melaksanakan game. Hasil akhir

pembelajaran dilakukan dengan penilaian harian secara kognitif setelah

mereka melakukan projek langsung saat pembelajaran hal ini

dicakupkan secara keseluruhan dalam hasil belajar siswa. Hasil belajar

juga menunjukkan nilai rata-rata dari keseluruhan yang sebesar 72

dengan persentase ketuntasan sebesar 65%. Hasil yang didapatkan

belum memenuhi target yang telah disepakati oleh peneliti dan guru,

yakni nilai rata-rata diatas 75 dengan persentase ketuntasan diatas 75%.

Berikut Hasil Pembelajaran yang didapatkan siswa saat Siklus 1.

Tabel 4.7 Hasil Pembelajaran Siklus 1

105
Tahapan

NO. NIS NAMA SISWA L/P

siklus 1
pra
1 210060 Abdan Affredo L 67,5 75

2 210077 Abdulloh Mundzir L 55 80

3 210024 Achmad Dzaky Arrafiq L 55 75

4 210076 Ahmad Hilman Atharahman L 70 70

5 210065 Alfina Zahwa Luthfita P 76 72

6 200117 Alika Nayla Putri P 72 75

7 210020 Alvin Azmi Alfairuz L 47,5 79

8 210038 Alya Najwa Salim P 47,5 70

9 210021 Ayna Talita Zahra P 44,5 65

10 210083 David Apriano L 65 89

11 210048 Hana Aish Salma P 70 89

12 210014 Izzatul Abidah P 50 65

13 210075 Keisha Safia Nasyanda P 70 69

14 210091 M. Bima Alfarizki Purnomo L 79 85

15 210106 Moh. Habibi Zaidan Najib L 90 85

16 210035 Muhammad Candra Maulana L 100 60

17 210008 Muhammad Maher Al-Fiqih L 26,5 85

18 210051 Muhammad Maulana Alfian L 26 60

19 210079 Muhammad Naufal Romadhoni L 27,5 85

20 210025 Muhammad Reza Safii L 40 68

106
21 210041 Muhammad Syaifan Nur D. L 52,5 65

22 210100 Nadia Ariana Putri P 46,5 70

23 210107 Nyla Bintang Septriana P 31,5 65

24 210103 Rafa Akhdan Niaz L 62,5 70

25 210071 Raisa Naila Izza P 70 60

Berdasarkan Rumus awal sebelumnya presentase Presentase

KKM dapat dihitung melalui rumus umum yaitu Jumlah Presentase

KKM = (Jumlah siswa yang mencapai KKM / Jumlah total siswa) x

100%. KKM yang ditentukan adalah 70 maka dapat dihitung

ketuntasannya : 17/25 x 100% = 68% sehingga masih dikatakan

kurang karena minimal ketuntasan adalah 70%. Walaupun hanya ada

8 anak yang kurang tuntas namun secara keseluruhan dinilai rata-rata

masih belum memenuhi kriteria. Dengan adanya beberapa evaluasi

pada siklus I, maka peneliti memutuskan untuk melanjutkan

penelitian ke siklus II.

3. Siklus 2

Pada siklus II guru tetap menggunakan Pendekatan Total

Physical Response (TPR), namun guru menambahkan media Picture

Stick (Stik bergambar). Guru menjelaskan materi tentang Daily

Activity dengan bantuan media tersebut. kemudian guru dan siswa

melakukan tanya jawab. Selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok, guru menyajikan masalah yang berhubungan dengan

bangun datar dan kehidupan sehari-hari, tiap kelompok menjawab

permasalahan tersebut dengan stick bergammbar sesuai praktik dan

107
intruksi arahan dari guru terkait kosakata Daily Activity. Setelah itu

tiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di

depan kelas. Siklus II menunjukkan hasil yang lebih baik

dibandingkan pada siklus I, siswa terlihat antusias karena melakukan

aktivitas kesukaan mereka, seperti memotong, menempel, dan

menyusun. Suasana Kelas lebih kondusif dengan pelaksanaan refleksi

di kegiatan pembelajaran Siklus I. Instruksi yang disampaikan oleh

guru mampu ditangkap dengan baik oleh siswa, sehingga siswa

mampu mengerjakan tugas kelompok masing-masing dengan benar.

Berikut

Hal ini menjadikan tahap evaluasi pada Siklus II mengalami

peningkatan dengan nilai rata-rata menjadi 85 dengan presentase

ketuntasan 93% dari total keseluruhan yaitu 29 siswa yang mencapai

ketuntasan kriteria minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 27 siswa.

Sisa 2 siswa gagal mencapai ketuntasan dengan dibuktikan saat proses

pembelajaran, mereka kurang aktif dan antusias bahkan mengganggu

teman disampingnya. Peneliti mencapai titik keberhasilan dalam

observasi yang dilakukan yaitu mengalami hasil peningkatan baik

guru maupun siswa dalam aktivitas pembelajaran mencapai

ketuntasan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sehingga

Pendekatan Total Physical Response telah tercapaikan target

pembelajaran yang telah disepakati oleh peneliti dan guru. Berikut

Hasil Output yang didapatkan siswa pada Pembelajaran Siklus 2 :

108
Tabel 4.8 Hasil Akhir Pembelajaran Siklus II

Tahapan

NO. NIS NAMA SISWA L/P

Siklus II
siklus 1
pra
1 210060 Abdan Affredo L 67,5 75 85

2 210077 Abdulloh Mundzir L 55 80 90

3 210024 Achmad Dzaky Arrafiq L 55 75 85

4 210076 Ahmad Hilman Atharahman L 70 70 89

5 210065 Alfina Zahwa Luthfita P 76 72 92

6 200117 Alika Nayla Putri P 72 75 95

7 210020 Alvin Azmi Alfairuz L 47,5 79 89

8 210038 Alya Najwa Salim P 47,5 70 87

9 210021 Ayna Talita Zahra P 44,5 65 79

10 210083 David Apriano L 65 89 90

11 210048 Hana Aish Salma P 70 89 95

12 210014 Izzatul Abidah P 50 65 79

13 210075 Keisha Safia Nasyanda P 70 69 85

14 210091 M. Bima Alfarizki Purnomo L 79 85 95

15 210106 Moh. Habibi Zaidan Najib L 90 85 95

16 210035 Muhammad Candra Maulana L 100 60 70

17 210008 Muhammad Maher Al-Fiqih L 26,5 85 90

18 210051 Muhammad Maulana Alfian L 26 60 88

19 210079 Muhammad Naufal Romadhoni L 27,5 85 95

109
20 210025 Muhammad Reza Safii L 40 68 88

21 210041 Muhammad Syaifan Nur D. L 52,5 65 85

22 210100 Nadia Ariana Putri P 46,5 70 80

23 210107 Nyla Bintang Septriana P 31,5 65 85

24 210103 Rafa Akhdan Niaz L 62,5 70 80

25 210071 Raisa Naila Izza P 70 60 80

Hasil akhir ketuntasan menunjukkan nilai rata-rata siswa

menjadi 73,76 dengan persentase ketuntasan sebesar 73%. Dengan

dibuktikan hasil yang dikeluarkan maka dapat dikatakan berhasil

dikarenakan telah melebihi kriteria ketuntasan lebih dari 70%. Hal ini

juga dilihat bahwa Siswa dapat menguasai kosakata dan pembelajaran

bahasa inggris khususnya materi Daily Activity. Hal ini dilihat saat

pembelajaran mereka menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran salah satunya ketika menggunakan

pendekatan Total Physical Response. Sehingga di akhir pembelajaran

hasil mereka meningkat drastis dan rata-rata telah mencapai

ketuntasan secara maksimal.

4.2 Pembahasan

Penelitian Tindakan kelas yang dilakukan dari awal pra Siklus,

Siklus I hingga berlanjut ke Siklus II mengalami peningkatan yang

sangat pesat dalam menunjang peningkatan hasil belajar siswa

khususnya pada materi Daily Activity melalui pendekatan Total

110
Physical Response menghasilkan berdasarkan tinjauan peneliti

mencakup diantaranya yaitu :

1. Penerapan Pendekatan Total Physical Response dengan

dukungan Picture Stick dalam Upaya untuk meningkatkan Hasil

belajar siswa kelas 4 pada Materi Daily Activity.

a. Aktivitas Guru

Hasil penelitian Aktivitas guru dapat disimbolkan melalui

diagram batang sebagai berikut terkait perkembangan dalam

mengajarkan materi Daily Activity pada mata pelajaran Bahasa

Inggris di kelas IV,

Hasil Perkembangan Aktivitas Guru

300
250
200
150
100
50
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Perencanaan Tindakan Refleksi

Gambar 4.2 Grafik Penilaian Aktivitas Guru

Berdasarkan grafik skor perolehan dan tabel

persentase observasi terhadap guru, terdapat peningkatan hasil

observasi guru. Hal ini dibuktikan dengan skor perolehan dari

Perencanaan, Tindakan, Refleksi pada Pra Siklus setelah

dihitung rata-rata secara keseluruhan sejumlah 72, siklus I

111
sebesar 88 dan siklus II sebesar 94. Sehingga secara

keseluruhan dapat disimpulkan tuntas dari pra hingga siklus II

dari segi aktivitas Guru.

b. Aktivitas Siswa

Sedangkan dari sisi aktivitas siswa dapat disimbolkan

melalui diagram batang serkait perkembangan dalam mempelajari

materi Daily Activity pada mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas

IV diantaranya sebagai berikut,

Hasil Perkembangan Aktivitas Siswa

100
80
60
Siklus II
40
Siklus I
20
Pra Siklus
0
Perencanaan Tindakan Refleksi

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa

Berdasarkan grafik skor perolehan dan tabel persentase

perkembangan Aktivitas Siswa, terdapat peningkatan hasil belajar

siswa. Hal ini dibuktikan dengan skor perolehan dari Perencanaan,

Tindakan, Refleksi pada Pra Siklus setelah dihitung rata-rata secara

keseluruhan sejumlah 59, siklus I sebesar 77 dan siklus II sebesar 91.

Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan tuntas dari siklus I

hingga siklus II dari segi aktivitas Guru. Hal ini dikarenakan pada Pra

112
Siklus, Penyebab siswa kurang aktif dan antusias dalam pembelajaran

dikarenakan metode penyampaian guru dominan ke ceramah. Hal ini

menjadikan Siswa terlihat asyik sendiri mengobrol dengan teman

sebangkunya, ada pula yang terlihat bosan dan mengantuk. Pada

pelaksanaan siklus I siswa lebih antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Meskipun jawabannya belum sepenuhnya benar, siswa

berani dan antusias dalam menjawab pertanyaan guru. Disamping itu,

masih terdapat beberapa siswa asyik berbicara dengan teman di

dekatnya, bahkan saat pelaksanaan game antar kelompok kondisi

kelas cukup sulit dikendalikan.

113
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kajian terkait penelitian ini menitikberatkan pada sistematika

struktur kajian dan implementasinya dalam penelitian tindakan kelas.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran guru dalam proses

pembelajaran dan peran siswa dalam proses pembelajaran. Penelitian

bertujuan untuk mengetahui motivasi dan motivasi siswa dalam

proses pembelajaran. Penelitian ini juga bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pembelajaran dan tingkat interaksi antara siswa dan guru. Penelitian

bertujuan untuk memahami motivasi dan motivasi siswa dalam proses

pembelajaran. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dan tingkat

interaksi antara siswa dan guru.

Guru memainkan peran penting dalam proses pembelajaran

dengan memberikan bimbingan dan dukungan kepada siswa. Guru

juga berperan dalam membimbing siswa dalam proses pembelajaran

dan memastikan siswa termotivasi untuk belajar. Selain itu berfokus

pada refleksi dan penguatan pendekatan pengajaran pada tahap Siklus

I dan Siklus II. Di dalam kedua siklus tersebut, guru bersama peneliti

menggunakan Total Physical Response (TPR) dan Picture Stick (Stik

bergambar) untuk mengajarkan materi tentang kegiatan sehari-hari.

Guru dan siswa terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti memoting,

114
menyoroti, dan menulis. Guru memberikan instruksi kepada siswa,

memastikan mereka memahami materi secara efektif. Guru dan siswa

mencapai tingkat penyelesaian 93% pada tahap kedua, menunjukkan

partisipasi aktif dan antusias mereka dalam proses pengajaran.

5.2 Saran

Saran penelitian tindakan kelas tentang peningkatan hasil belajar pada

materi Daily Activity melalui pendekatan Total Physical Response (TPR)

untuk siswa kelas IV di SDI Al-Mufidah bisa dirancang dengan langkah-

langkah berikut:

1. Identifikasi masalah: Identifikasi masalah terkait hasil belajar siswa pada

materi Daily Activity di kelas IV SDI Al-Mufidah. Misalnya, rendahnya

pemahaman siswa terhadap kosakata, kesulitan dalam menggunakan kalimat

sederhana, atau kurangnya kemampuan siswa dalam berkomunikasi tentang

aktivitas sehari-hari dalam bahasa Inggris.

2. Perumusan tujuan: Tentukan tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil

belajar siswa pada materi Daily Activity dengan menggunakan pendekatan

Total Physical Response (TPR). Misalnya, meningkatkan pemahaman

kosakata siswa, meningkatkan kemampuan siswa dalam menggunakan

kalimat sederhana tentang aktivitas sehari-hari, atau meningkatkan

kemampuan siswa dalam berkomunikasi tentang aktivitas sehari-hari dalam

bahasa Inggris.

3. Desain penelitian: Rancang rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas

dengan menggunakan pendekatan TPR. Tentukan jumlah pertemuan yang

115
akan dilakukan, jadwal pelaksanaan, serta teknik dan instrumen yang akan

digunakan untuk mengumpulkan data.

4. Implementasi tindakan : Lakukan implementasi tindakan kelas dengan

mengajar materi Daily Activity menggunakan pendekatan TPR. Kemudian

iikutkan dengan kegiatan yang melibatkan gerakan fisik siswa dan partisipasi

aktif mereka dalam memahami dan menggunakan kosakata serta kalimat

terkait aktivitas sehari-hari.

5. Pengumpulan data: Gunakan instrumen yang telah Anda tentukan

sebelumnya untuk mengumpulkan data terkait hasil belajar siswa sebelum

dan setelah penerapan pendekatan TPR. Misalnya, Anda dapat menggunakan

tes tulis untuk mengukur pemahaman kosakata dan kemampuan siswa dalam

menggunakan kalimat sederhana, serta observasi untuk mengamati partisipasi

siswa dalam kegiatan kelas.

6. Analisis data: Analisis data yang telah dikumpulkan untuk melihat

perubahan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan TPR. Gunakan

metode analisis yang sesuai, seperti perhitungan persentase peningkatan,

analisis statistik sederhana, atau analisis kualitatif berdasarkan observasi.

7. Evaluasi dan refleksi: Evaluasi hasil penelitian dan refleksikan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Identifikasi kelebihan dan kekurangan

dari pendekatan TPR yang telah diterapkan.

8. Pelaporan: Tulis laporan penelitian yang mencakup semua langkah yang

telah dilakukan, temuan penelitian, analisis data, dan rekomendasi untuk

pengembangan pendekatan TPR dalam pembelajaran Daily Activity di kelas

IV SDI Al-Mufidah.

116
DAFTAR PUSTAKA

Al, Strategi, T A Bir, A L Al, Mushawwar Siswa, Kelas V Mi,

Almuhtadi Paciran, and Diah Aida Margareta. PENINGKATAN

KETERAMPILAN MENULIS MATERI FI> AL-HADI>QAT PADA

MATA PELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI AL TA’BIR AL-KITABY AL MUSHAWWAR SISWA KELAS

V MI ALMUHTADI PACIRAN LAMONGAN, 2018.

Astutik, Yuli, and Choirun Nisak Aulina. “Metode Total Physical

Response (Tpr) Pada Pengajaran Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-

Kanak.” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 17, no. 2 (2018): 200.

City Council, Hull. “Some Curriculum Implications.” Supporting

Children with Dyslexia (2020): 40–40.

Euis Yanah Mulyanah, Ishak, Moh. Iqbal Firdaus. “Issn 2540-

9093 Penerapan Metode Total Physical Response ( Tpr ) Dalam

Penguasaan Kosa Kata.” Jpsd 4, no. 2 (2018): 176–177.

Failsofah. “Total Physical Response- Storytelling Salah Satu

Pendekatan Komunikatif Pada Pembelajaran Bahasa Inggris Bagi Anak

Usia Dini.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 9, no. 2 (2019):

60–65.

Hafidah, Ruli, and Nurul Kusuma Dewi. “Tpr (Total Physical

Response) Method on Teaching English To Early Childhood.” Early

Childhood Education and Development Journal 2, no. 1 (2020): 9.

Hartini, Dian. “PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL

RESPONSE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

117
PELAJARAN BAHASA INGGRIS DI KELAS III MI NURUL ISLAM

SEKARBELA TAHUN PELAJARAN 2017/2018” (2018).

Indriani, Nina, Siti Rodliyah, Eka Agustina, and Achmad Haqqul

Yaqin. “IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN FLASHCARD

UNTUK MENINGKATKAN IMPLEMENTATION OF FLASHCARD

LEARNING MEDIA TO IMPROVE MATHEMATICS LEARNING

OUTCOMES OF CLASS II MADRASAH IBTIDAIYAH” 6 (2023).

Mathematics, Applied. “Metode Penelitian Tindakan Kelas”

(2016): 1–23.

Maxsetbaevna, Avezova Gulmira. “MENGGUNAKAN

RESPON FISIK TOTAL UNTUK MENGAJAR Kosa Kata” 9 (2021):

459–461.

Monita, Lia, and Agung Prasetyo. “STUDI META-ANALISIS

METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE ( TPR ) DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS” 1, no. 1 (2021): 19–27.

Nilakusmawati, Dkk. “Panduan Penelitian Tindakan Kelas.”

Penelitian (2015): 62.

Nurdiansyah, Nana Meily, Ashabul Kahfi, and Dini Indah

Maulidiah. “Pembelajaran Tematik: Upaya Hasil Belajar Sistematik

Menggunakan Metode Problem Based Learning.” Jurnal Basicedu 6, no.

2 (2022): 2034–2044.

Perwitasari, Ningrum. “Peningkatan Penguasaan Kosakata

Bahasa Inggris Materi Family Melalui Lagu Pada Siswa Kelas V SDN

Piyaman II, Wonosari” (2014): 1–227.

118
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/14041.

Putri, R, A. “Teaching English for Young Learners Using a Total

Physical Response (TPR) Method.” Jurnal Edulingua 3, no. 2 (2016):

16–20.

Saepudin. An Introduction to English Learning and Teaching

Methodology. Yogyakarta : Trust Media. Vol. 53, 2014.

Sofialina, Ari, and Nur Hanifah. “Implementasi Metode Total

Physical Response ( Tpr ) Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Anak

Usia Dini Di Tk Khalifah Purwokerto” (2020): 42.

Student, M Tech, Rahul Richa Kumar, R Eviewers C Omments,

Ajit Prajapati, Track- A Blockchain, A I Ml, Prof Santosh N Randive, et

al. “PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR)

TERHADAP KEMAMPUAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA

PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN.” Frontiers in Neuroscience 14, no. 1

(2021): 1–13.

Sukendra, I Komang, and I Kadek Surya Atmaja. Instrumen

Penelitian. Journal Academia, 2020.

119

Anda mungkin juga menyukai