Anda di halaman 1dari 9

No Dokumen FM/01/GKM/12/FTK-UINSA

FORMULIR Revisi 0
PENGAJUAN JUDUL
Tanggal Terbit 29-Apr-16
SKRIPSI
Halaman 1 dari 5

Hari/Tanggal Kamis, 13 Juli 2023


Nama Mahasiswa ACHMAD HAQQUL YAQIN
NIM 06020720021
PENGARUH PENDEKATAN TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) PADA MATA
Judul Skripsi PELAJARAN BAHASA INGGRIS TERHADAP ASESMEN SUMATIF MATERI DAILY ACTIVITY
KELAS IV DI SDI ISKANDAR SAID, SURABAYA
Pengecekan Kelengkapan Administrasi Naskah Pra Proposal

Dalam menunjang pembelajaran Bahasa Inggris diperlukan adanya rancangan yang disusun
sistematis dan teratur untuk mengasah daya pikir siswa dan mencapai keberhasilan
pembelajaran yang diharapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pada Dasarnya Mempelajari Bahasa Inggris tanpa
mempraktikkan di kehidupan sehari-hari tentu hanya dapat memahami secara teoritis namun
tidak dengan skill dan ketrampilan yang didapatkan. Disinilah peran pentingnya guru dalam
merancang pembelajaran terlebih dahulu yang mencakup aspek afektif (sikap), Kognitif
(Pengetahuan) dan Psikomotorik (Ketrampilan). Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan
juga tidak terlepas dari penggunaan model, strategi, metode dan pendekatan yang dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ke
Kelas IV di SDI Iskandar Said, Salah satu Sekolah yang ada di Kelurahan Kendangsari,
Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya yang dilakukan Pada Hari Senin, 8 Mei 2022
menunjukkan bahwa pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris salah satunya materi Daily Activity
hanya dijelaskan menggunakan metode ceramah dan dikte tanpa adanya praktik secara
langsung sehingga lemahnya siswa ditemukan dalam mengenal, memahami, mengidentifikasi,
dan mengkomunikasikan.
Dengan hasil dibuktikan bahwa dari 30 siswa Kelas 4 yang ada di SDI Iskandar Said hanya 1-
2 siswa dapat memahami materi Daily Activity baik dari pengenalan kosakata, berdialog
maupun bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang dilakukan di kehidupan sehari-hari.
Adanya Permasalahan tersebut dapat diatasi sekaligus ditunjangi dengan proses
pembelajaran melalui pendekatan yang sebelumnya telah digunakan di Jenjang TK, PAUD dan
dikembangkan di SD melalui pengolahan kosakata, frasa, kalimat khususnya pada
pembelajaran Bahasa Inggris yaitu pendekatan TPR (Total Physical Response). Pendekatan
TPR merupakan salah satu bentuk pendekatan pembelajaran Bahasa yang menarik serta
Latar belakang mudah dipahami melalui praktik fisik secara total dengan gerakan yang sesuai untuk menuntut
respon siswa dalam menanggapi hal tersebut.1 Alasan Peneliti menggunakan pendekatan TPR
dikarenakan penerapannya yang bersifat praktik secara langsung di kehidupan nyata seakan-
akan melakukannya sesuai pengarahan dan petunjuk yang ditetapkan. Pendekatan ini cocok
diterapkan karena menuntut siswa lebih aktif bergerak, bermain sambil belajar bersama teman-
temannya. Adanya berbagai permasalahan anak-anak mudah bosan dan jenuh menyebabkan
konsentrasi mereka kemana-mana sehingga diperlukan penciptaan suasana belajar menarik
bagi siswa yang menjadikan mereka mampu memahami apa yang disampaikan guru dalam
proses pembelajaran berlangsung. 2
Berawal dari Bapak Asher seorang professor psikologi di Universitas San Jose California yang
menyatakan keberhasilan dalam menerapkan pengembangan pendekatan ini melalui anak-
anak usia dini hingga sekolah dasar pada pembelajaran Bahasa Asing khususnya. Beliau
berpendapat bahwa sebuah alat komunikatif yang sesuai adalah pengucapan mereka dengan
respon melalui gerakan fisik mereka sehingga mereka mampu menyelaraskan pengucapan
seperti biasanya di kehidupan sehari-hari.3Selain itu, Berdasarkan Pengamatan awal yang
dilakukan, bahwa banyaknya siswa yang mendapatkan hasil akhir siswa kurang dari Kriteria
yang ditetapkan dari sekolah bahwa terlihat perbandingan hasil akhir Nilai raport siswa tertinggi
dan mendapatkan peringkat 1 dengan sejumlah 95 secara hasil akhir akumulatif dengan
dibandingkan yang mendapatkan peringkat 2 terlihat drastis dan jauh sejumlah 70. Sehingga
hampir setengah dari siswa keseluruhan dinayatakan tidak lulus pada salah satu materi yang
ada di Bahasa Inggris yaitu Daily Activity. Hal ini didasarkan dengan hasil wawancara peneliti
dengan guru yang terkait. Sehingga peneliti memutuskan pelaksanaan asesmen sumatif ini
bisa berupa tes praktik berupa projek mereka maupun bisa digunakan melalui tes tulis maupun
lisan. Pernyataan yang dipaparkan sebelumnya telah terbukti sehingga perlu adanya
pematangan konsep dari pendekatan TPR melalui penerapan Asesmen sumatif di akhir
pembelajaran.

1
Moh. Iqbal Firdaus Euis Yanah Mulyanah, Ishak, “Issn 2540-9093 Penerapan Metode Total Physical Response (
Tpr ) Dalam Penguasaan Kosa Kata,” Jpsd 4, no. 2 (2018): 176–177.
2
Besral Besral, “Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak-Anak,” Ta’dib 18, no. 2 (2016).
3
Hartin, “Pembelajaran Bahasa Inggris Di Sekolah Dasar,” Jurnal Bahasa dan Seni 16, no. 1 (2017): 120–128,
Asesmen Sumatif dijadikan Sebagai pengantar yang akan didapatkan khususnya pada Materi
Daily Activity diperlukan Capaian pembelajaran yang dirancang sebagai acuan dasar dalam
melaksanakan sesuai susunan indikator untuk Hasil Asesmen. Indikator ini bertujuan
terlaksananya harapan dan tujuan peneliti untuk mengetahui pengaruh penerapan Pendekatan
“Total Physical Response” (TPR) dari awal sebelum diterapkan hingga setelah diterapkan
dengan menyesuaikan Hasil Akhir Asesmen Sumatif hingga kedalam Penyusunan buku/nillai
raport bagi siswa. Pada Materi Daily Activty yang dipelajari di tingkat dasar merupakan salah
satu materi yang diajarkan di mata pelajaran Bahasa inggris dengan ditandai perlunya
pematangan konsep dalam memperoleh kosakata penting serta pengolahan frasa dan kalimat
dalam pengucapan di kehidupan sehari-hari berdasarkan aktivitas yang telah dilakukan.
Adanya pernyataan tersebut dijelaskan bahwa perlunya Asesmen Sumatif sebagai kesimpulan
akhir dalam mengevaluasi pembelajaran dan mempertimbangkan hasil yang didapatkan dari
materi tersebut yang memerlukan tingkat Pemahaman cukup dalam mengolah kosakata yang
terkait Aktivitas di kehidupan sehari-hari.
Sehingga disinilah Peneliti mendiskusikan tentang Asesmen Sumatif yang didapatkan siswa di
akhir pembelajaran dimana nantinya dijadikan sebagai bahan penguatan dan pertimbangan
siswa dalam menyusun Nilai Raport selama satu semester. Selain itu juga sebagai bahan
penunjang penilaian siswa untuk memberikan apresiasi dan motivasi mereka. Berdasarkan
pernyataan bahwa pendekatan dan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil asesmen siswa sehingga peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh dari penggunaan pendekatan yang diterapkan dalam proses kegiatan
belajar mengajar terhadap Asesmen Sumatif siswa pada Materi Daily Activity di kelas IV SDI
Iskandar Said, maka dapat diambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Pendekatan TPR (Total
Physical Response) terhadap Asesmen Sumatif Materi Daily Activity Siswa Kelas IV di
SDI Iskandar Said, Surabaya”

http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf.
Variabel X : Pendekatan TPR (Total Physical Response)
A. Pengertian Pendekatan TPR (Total Physical Response)
Pendekatan dalam bahasa Inggris didefinisikan Approach. Sedangkan menurut istilah
dartikan sebagai sudut pandang guru saat menemukan permasalahan di dalam hal sesuatu
hingga ditemukan solusi dari permasalahan tersebut. Menurut pendapat ahli bahasa,
Bapak Tarigan mengatakan pendekatan bisa diartikan sebagai alat pengantar bersifat
aksiomatik yang disusun terdiri dari hakikat, pengajaran, bahan, dan penggunaan belajar
bahasa sehingga dijadikan sebuah landasan untuk merancang, melakukan, dan menilai
proses belajar bahasa.4 Sedangkan pendekatan TPR (Total Physical Response) berawal
dikembangkan dari Bapak Dr. James J. Asher adalah seorang Professor Psikologi Emeritus
sekaligus Mantan Wakil Dekan di San Jose State University, California di Tahun 1857.
Bapak penemu pendekatan tersebut telah berhasil dikembangkan dengan berbagai
bahasa asing di beberapa negara diantaranya Inggris, Jepang, Prancis, dan sekitarnya.
Beliau berpendapat bahwa dari Hasil penemuannya disimpulkan berawal dari ucapan anak
secara langsung didapatkan dari perintah seseorang. Bentuk pengucapan seperti
Kosakata Bahasa Inggris dengan menggunakan koordinasi otak dan fisik secara
keseluruhan. Hal ini diperlukan kekompakan dan Kerjasama tim baik antar teman sebangku
maupun sekelompok saat guru memberikan intruksi dan pengarahan terkait kosakata yang
diucapkan.5
B. Alur Penerapan Pendekatan TPR (Total Physical Response)
Pertama kali Bapak Asher menerapkan sebelum mencetus pendekatan TPR, Beliau
melakukannya dari sebuah perintah kemudian ditanggapi melalui respon anak berupa
verbal dan ucapan kemudian dikembangkan kepada remaja hingga dewasa. Kini sekarang
banyak dari guru memulai mengembangkan selain respon yang dilakukan hanya melalui
ucapan juga bisa melalui tulisan tangan. Berdasarkan jurnal yang ditulis Astuti dan Aulina
yang berjudul “Metode Total Physical Response Pada pengajaran Bahasa Inggris Siswa
Taman Kanak-Kanak” dimana dari hasil penelitiannya yang menggunakan kualitatif
deskriptif di TK Aisyah 5 Tanggulangin, menyatakan bahwa interaksi dalam pendekatan
TPR dilakukan secara tidak sengaja melalui Tindakan yang mengundang perintah seperti
guru sedang mengondisikan kelas dengan mengucapkan “Silent Please” yang diartikan
diam semuanya melalui tindakan jari telunjuk didepan bibir ataupun yang lain. Hal ini
direspon dengan siswa baik melalui verbal maupun tulisan secara langsung. Dari kegiatan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru di TK Aisyah 5 Tanggulangin mayoritas
menerapkan pendekatan ini dengan Natural Conditions saat pembelajaran berlangsung. 6
C. Tujuan Pendekatan TPR (Total Physical Response)
Pada jenjang SD/MI lebih dikembangkan kembali dalam pembelajaran yang interaktif dan
mengikuti karakteristik serta kebutuhan siswa. 7 Dapat disimpulkan bahwa tujuan dasar dari
Deskripsi teori pendekatan TPR adalah mampu memberikan fasilitas pemahaman bahasa dan
membangun dasar yang kuat dalam pembelajaran bahasa inggris khususnya melalui
tindakan fisik dan respons secara menyeluruh terhadap instruksi verbal.
D. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan TPR (Total Physical Response)
Kelebihan menerapkan pendekatan TPR, diantaranya sebagai berikut :
1. Senang dan mudah mempersiapkannya
2. Pemahaman lebih mendalam
3. Sifat Kontekstual
Kelemahan menerapkan pendekatan TPR, diantaranya sebagai berikut :
1. Lemah dalam Konseptual
2. Terbatas dalam kosakata
3. Tidak berlaku pada aspek kognitif
E. Indikator Penerapan Pendekatan TPR (Total Physical Response)
Berikut beberapa indikator yang dijadikan sebagai kriteria keberhasilan dalam penerapan
pendekatan TPR (Total Physical Response) diantaranya yaitu :
1. Kesesuaian siswa untuk mempraktikkan gerakan melalui fisik dengan mengikuti
arahan dan intruksi dari guru tentang kosakata saat proses pembelajaran berlangsung,
2. Ketelitian dan kecermatan siswa untuk memberikan respon dan tanggapan yang
diungkapkan melalui verbal maupun nonverbal dengan menyesuaikan praktik dan
gerakan yang diberikan sebagai sebuah intruksi secara langsung.

Variabel Y : Asesmen Sumatif


A. Pengertian Asesmen Sumatif
Berbeda dengan evaluasi, asesmen diartikan sebuah proses penilaian yang dilandaskan
karakteristik dan kriteria yang ditentukan.8 Berdasarkan sistem kurikulum terbaru yaitu
“Merdeka Belajar”, Asesmen menjadi salah satu peran penting dalam mengukur sejauh mana
kemampuan siswa sebagai bentuk evaluasi dan perbaikan baik bagi siswa maupun guru.
Walaupun sebelumnya dalam kurikulum 2013 telah terdapat istilah Asesmen namun hanya
bersifat konteks dan pendekatan pembelajaran dengan berbagai tema yang sering dikenal
dengan tematik.9 Sedangkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan dalam
ketetapan Asesmen didalam Kurikulum Merdeka lebih diperkuat dengan mempunyai landasan
yang terdiri dari As (Sebagai), For (Untuk), dan Of (terhadap). Ketiga landasan tersebut
mempunyai fungsi tersendiri dalam memperkuat penerapan dalam pembelajaran.10 Penjabaran
menurut bahasa, Asesmen diartikan proses menilai (penilaian). Menurut istilah, Asesmen
merupakan rangkaian proses mengumpulkan data, informasi dan berbagai sumber yang
disesuaikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Sedangkan Sumatif merupakan bagian dari
Asesmen yang berlandaskan Of (terhadap) diartikan sebagai penilaian, dan For (untuk)
sebagai bentuk perbaikan dan penyempurnaan di akhir proses pembelajaran.

4
Nurul Hidayah, “Pendekatan Pembelajaran Bahasa Whole Language,” Terampil Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar 1, no. 2 (2014): 292–305.
5
Failsofah, “Total Physical Response- Storytelling Salah Satu Pendekatan Komunikatif Pada Pembelajaran Bahasa
Inggris Bagi Anak Usia Dini,” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 9, no. 2 (2019): 60–65.
6
Yuli Astutik and Choirun Nisak Aulina, “Metode Total Physical Response (Tpr) Pada Pengajaran Bahasa Inggris Siswa
Taman Kanak-Kanak,” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 17, no. 2 (2018): 200.
7
Ruli Hafidah and Nurul Kusuma Dewi, “Tpr (Total Physical Response) Method on Teaching English To Early
Childhood,” Early Childhood Education and Development Journal 2, no. 1 (2020): 9.
8
T. Iskandar, “Penerapan Penilaian Kinerja Dalam Kegiatan Laboratorium Pada Konsep Reproduksi Tumbuhan Biji Di
Madrasah Aliyah,” Tesis Magister pada PPS UPI 53, no. 9 (2000): 1689–1699.
9
Joko Widiyanto, Evaluasi Model Pembelajaran, Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 2018.
10
Kemendikbud, “Asesmen Formatif & Sumatif - Unit Modul Asesmen,” Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
(2022): 20, http://www.spega2kabblitar.sch.id/9Asesmen2.pdf.
B. Fungsi Asesmen Sumatif
Sebagai pelaksana di akhir pembelajaran, fungsi utama adalah tolak ukur kemampuan dan
pemahaman siswa, selain itu juga sebagai bentuk umpan balik serta penunjang motivati
siswa.11 Dalam Kurikulum Merdeka, asesmen sumatif tidak hanya bertujuan untuk mengukur
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, tetapi juga untuk mengukur kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam konteks
kehidupan nyata. Biasanya sumatif memiliki titik fokus kevaliditasan dan kereliabilitasan nilai
dalam hasil belajar, sehingga Asesmen sering dijadikan salah satu bahan evaluasi terkait
proses dan perkembangan belajar siswa.12 Harapan yang besar dalam kurikulum terbaru yaitu
“Merdeka belajar’ fungsi asesmen sumatif khususnya mengutamakan Asesmen As Learning
dan Asemen For Learning. Pada dasarnya fungsi Asesmen Sumatif terbagi menjadi tiga fungsi
dasar yaitu :
Assessment of learning : Asesmen sebagai bentuk penilaian di akhir dalam rangka
mengevaluasi kegiatan pembelajaran
Assesment For Learning : selain sebagai penilaian, Asesmen sumatif juga berfungsi untuk
bentuk memperbaiki dan mengembangkan diri sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Assesmen As Learning : seringkali Asesmen sumatif berusaha untuk menghilangkan
pemikiran yang hanya tertitikfokuskan nilai namun lebih ke proses pembelajaranmua.
C. Teknik Pelaksanaan Asesmen Sumatif
Menurut Sudijono, Pelaksanaan sumatif dilakukan berupa uji tes akhir setelah pembelajaran
yang sering digunakan oleh setiap satuan Pendidikan dengan dikemas sebagai salah satu
program akhir siswa di setiap semester.13 Teknik pelaksanaan asesmen sumatif dapat
dilakukan dengan beberapa cara yang dapat disesuaikan dengan konteks pembelajaran.
Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan :
1. Tes Tulis
2. Projek/Unjuk Kerja
3. Lembar Portofolio
4. Ujian Lisan
Pilihan teknik pelaksanaan asesmen sumatif pada Kurikulum Merdeka dapat disesuaikan
dengan karakteristik mata pelajaran, tingkat pendidikan, dan tujuan pembelajaran. Penting bagi
Deskripsi Teori guru untuk memilih teknik yang paling sesuai untuk menilai pencapaian kompetensi siswa
secara obyektif dan akurat. Selain itu, penting juga untuk memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada siswa agar mereka dapat memperbaiki dan mengembangkan pemahaman
mereka di masa mendatang.
D. Indikator Pencapaian Asesmen Sumatif
Berikut beberapa Indikator yang diukut dalam menunjang pencapaian ketuntasan Hasil
Asesmen Sumatif diantaranya :
Projek : Kesesuaian siswa merangkai kalimat berupa deskripsi, narasi, atau cerita singkat
yang dibuat secara individu maupun berkelompok terkait materi Daily Activity dengan
menyelaraskan tata kalimat inggris (Grammar), sedikitnya satu paragraf singkat.
Kinerja : Ketepatan siswa menyebutkan kosakata yang ditanggapi dari gerakan fisik secara
menyeluruh melalui praktik pendekatan Total Physical Response, sedikitnya 20 kosakata
umum tentang materi Daily Activity

Pendukung Materi : Daily Activity, Mata Pelajaran Bahasa Inggris


A. Pengertian Materi Daily Activity Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Pada Materi Daily Activty yang dipelajari di tingkat dasar merupakan salah satu materi yang
diajarkan di mata pelajaran Bahasa inggris dengan ditandai perlunya pematangan konsep
dalam memperoleh kosakata penting serta pengolahan frasa dan kalimat dalam pengucapan
di kehidupan sehari-hari berdasarkan aktivitas yang telah dilakukan. Di dalam Kurikulum
Merdeka, dikemas dalam Buku My Next Words For Elementary School Kelas 4 SD yang
berjudul “Cici Cooks in the Kitchen” Unit 4 Halaman 34. Daily Activties in the Home sebagai
topik awal dalam materi ini yang diartikan kegiatan sehari-hari di rumah.
B. Tujuan Materi Daily Acivity Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Tujuan utama dari materi "Daily Activity" adalah membantu peserta didik memahami
pentingnya rutinitas sehari-hari, mengembangkan keterampilan organisasi waktu, dan
meningkatkan pemahaman tentang kegiatan sehari-hari yang dilakukan dalam
kehidupan mereka. Melalui pemahaman dan penerapan materi "Daily Activity" ini, diharapkan
siswa dapat memperluas kosakata mereka, memperbaiki tata bahasa, dan mengembangkan
kepercayaan diri dalam menggunakan bahasa Inggris dalam konteks kegiatan sehari-hari

11
Rahmat Zainal Abidin, “Penilaian Formatif Dan Penilaian Sumatif,” UYP (n.d.),
https://yudharta.ac.id/2016/11/penilaian-formatif-dan-penilaian-sumatif/.
12
Ikhsan Waseso, “Modul Hakikat Evaluasi Dan Asesmen,” Modul 1Hakikat Evaluasidan Asesmen (2014): 1–31.
13
Diklabio Jurnal et al., “Analisis Kualitas Soal Sumatif Biologi SMA” 7, no. 1 (2023): 65–72.
- Ruang Lingkup Materi Daily Activity
Cakupan Materi ini cukup banyak dari secara dasar pengenalan dan pemahaman kosakata
tentang Daily Activity “Kegiatan sehari-hari” salah satu diantaranya yaitu Pengelolaan kalimat
dari kosakata tersebut dengan penggunaan waktu a.m (Ante Meridium) yang berlaku pada
pukul 12.00-00.00 dan p.m. (Post Meridium) yang berlaku pada pukul 00.00-12.00. Pada Materi
ini, siswa harus mencermati waktu dan kapan kegiatan yang dilakukan di kehidupan sehari-hari
dikarenakan dalam pembelajaran Time dalam bahasa inggris yang hanya berlaku 12 Jam
sebelumnya sangat berkaitan dengan materi agar tidak salah dalam penggunaan dan
pemanfaataan nantinya di kehidupan global dengan masyarakat lainnya.
- Capaian Pembelajaran Materi Daily Activity
Menyimak : Pada akhir Fase B, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi
dalam lingkup situasi sosial dan kelas yang makin luas, namun masih dapat diprediksi (rutin)
menggunakan kalimat dengan 156 pola yang sesuai dengan konteks yang dibicarakan. Mereka
mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas
dan aktivitas belajar, seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan
meminta pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara
lisan dengan bantuan visual, serta menggunakan kosakata sederhana. Mereka mengikuti
rangkaian instruksi sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar
dengan bantuan visual.
Membaca : Pada akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan
sehari-hari dengan bantuan gambar/ilustrasi. Mereka membaca dan memberikan respon
terhadap teks pendek sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks
visual, multimodal atau interaktif.
Menulis : Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui
gambar dan salinan tulisan. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks deskripsi dan
prosedur sederhana menggunakan kata/frasa sederhana dan gambar. Mereka menulis
kosakata sederhana yang berkaitan dengan lingkungan kelas dan rumah dalam bahasa Inggris
menggunakan ejaan yang diciptakan sendiri oleh anak.
- Alur Tujuan Pembelajaran Materi Daily Activity
- Kegiatan Pendahuluan:
- Guru mengucapkan salam sebelum memasuki kelas, kemudian siswa menanggapi.
- Guru mengajak doa bersama-sama dengan dipimpin salah satu dari siswa.
- Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar.
- Guru melakukan presensi satu per satu dengan cermat dan teliti.
- Guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan sekilas tentang materi
sebelumnya yaitu Time (Waktu) sebagai awal komunikasi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
Deskripsi Teori - Siswa mempersiapkan Alat Tulis, buku, pensil, dll. sebelum membuka pembelajaran
baru.
- Siswa menyimak penjelasan dan menanggapi apersepsi dan penyampaian tujuan
pembelajaran tentang materi baru.
- Guru menginformasikan dan memberikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh
(tujuan dan manfaat) dengan mempelajari Times and Daily Activities.
- Siswa melakukan Ice Breaking sambil mengaitkan bentuk kegiatan sehari-hari (Times
& Daily Activity) yang nantinya akan didemontrasikan secara bersama-sama dengan
mengikuti intruksi dari guru.
- Kegiatan Inti :
- Observe (Mengamati)
- Siswa mengamati video "My Daily Avtivity" https://www.youtube.com/watch?v=bj1LloI-
tng / gambar animasi yang dilengkapi dengan cerita tentang kegiatan sehari-hari
- Siswa mencatat beberapa informasi penting dari video / gambar animasi seperti
kosakata, dll.
- Selain itu, siswa membaca materi yang ada di buku panduan agar sesuai
- Ask (Menanya)
- Siswa dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru dari video yang tidak
diketahui tentang apa yang dibicarakan dalam video tersebut dan beberapa kosakata
asing yang tidak dimengerti
- Explore (Mengeksplorasi)
- Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa.
- Guru menyiapkan beberapa kata tentang waktu dan kegiatan sehari-hari dan meminta
beberapa kelompok untuk menggunakan alat peraga atau gerakan tubuh yang
dimodelkan seperti kata yang diberikan guru.
- Siswa menulis kata yang dilakukan oleh teman merek
- Try (Mengaosisasi)
- Siswa berlatih mengucapkan beberapa kata sebagai bentuk tanggapan respon secara
verbal dari hasil diskusi kelompok
- Beberapa kelompok mengoreksi jawaban yang diucapkan dengan menyesuaikan
gerakan/tindakan yang didemonstrasikan ke kelompok lain
- Selain siswa berlatih mengucapkan, juga siswa berlatih menulis kosakata yang benar
sebagai bentuk tanggapan non verbal dari hasil gerakan/tindakan yang
didemonstrasikan
- Create Project (Merancang Project)
 Siswa berdiskusi dalam Pembuatan karya cerita deskriptif menggunakan Picture
Stick yang sudah ditentukan guru.
 Siswa merangkai seluruh kalimat yang tepat dengan menyesuaikan susunan
penggunaan waktu yang diberikan.
- Communicate (Mengomunikasikan)
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok berupa karya cerita deskriptif tentang cerita
singkat bertemakan “Daily Activities in My Sweet Home” di depan kelas
 Guru memberikan perbaikan hasil presentasi siswa secara lisan terkait karya cerita deskriptif
tersebut.
 Guru memberikan umpan balik tentang materi "Times and Daily Activity" yang telah dipelajari
dan hasil kerja diskusi kelompok
 Siswa menyimpulkan materi dengan menyebutkan beberapa kata penting tentang Time and
Daily Activities.
 Guru memberikan penguatan tambahan yang perlu diketahui
Deskripsi Teori - Closing (Penutup)
 Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran dan kegiatan sehari-hari
yang telah dipelajari
 Guru menyampaikan informasi materi dan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
berikutnya
 Guru memberikan motivasi untuk selalu bekerja keras dan rajin belajar agar mendapatkan nilai
yang sempurna
 Siswa meminta salah satu siswa memimpin untuk menutup pelajaran dengan membaca
hamdalah bersama-sama
 Guru mengakhiri pertemuan dan mengucapkan salam "sampai jumpa lagi di pertemuan
berikutnya"

Berdasarkan topik penelitian yang ditentukan, sehingga peneliti melakukannya secara ilmiah
dengan menggunakan Metode Kuantitatif dengan Pendekatan Eksperimental Non Studi
Kasus. Dalam mengumpulkan data disusun secara nominal (Htungan) yang akurat. Hal ini
dikarenakan sesuai topik pembahasannya, penelitian kuantitatif dilaksanakan bertujuan
membuktikan kevalidan (ketepatan), reliabel dan objektif pada variabel x (pendekatan TPR)
terhadap variabel y (Asesmen Sumatif) yang akan diteliti. Desain penelitian ini dilakukan
melalui Quasi Eksperimental dengan pendekatan Non Equiavalent Control Group Design.
Pendekatan ini dilakukan seperti halnya desain True Experimental, namun yang membedakan
terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan pemilihan Non Random
Sampling (Sampel tidak acak). Hal ini langsung dipilih dengan peneliti menyesuaikan kriteria
yang ditetapkan. Berikut penggambaran desain penelitian Quasi Eksperimental jenis
Nonequivalent Control Group Design.
Kelas Pretest Perlakuan Post Test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 - O4
Tabel 3.1 Ilustrasi Desain Quasi Eksperimental jenis Nonequivalent Control Group
Design14
Metode Penelitian Peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian di SDI Iskandar Said pada siswa kelas IV
yang dijadikan salah satu sumber penelitian dikarenakan dekatnya lokasi dengan kediaman
peneliti yaitu di Kelurahan Kendangsari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa
Timur. Dekatnya jarak dari lokasi menjadikan peneliti mampu mengetahui info ter-update
sehingga nantinya juga bisa mengikuti berbagai alur dan kegiatan siswa yang dilakukan disana.
Sasaran dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV di SDI Iskandar Said Surabaya yang
belajar pada tahun ajaran 2022/2023. Peserta didik kelas IV terbagi menjadi 2 rombel yaitu
kelas IV A yang berjumlah 25 siswa dan kelas IV B yang berjumlah 30 siswa. Sehingga
berdasarkan pemilihan sample terbagi menjadi kelompok Eksperimen yaitu kelas IV A dan
kelompok Kontrol yaiu kelas IV B. Teknik Pengambilan sampel berdasarkan jenis penelitiannya
dapat menggunakan metode Non Random Sampling. Metode ini dilakukan tidak secara acak
dalam pemilihannya melalui teknik Purposive Sampling (Pemilihan Sampel Berdasarkan
Tujuan). Metode ini melibatkan pemilihan sampel yang sesuai dengan kriteria dan tujuan
penelitian. Beberapa kriteria yang dijadikan sample penelitian berdasarkan topik yaitu
diantaranya :
1. Siswa memiliki ketercapaian dan ketuntasan nilai Asesmen Sumatif yang rendah dibawah
KKTP yang ditetapkan dalam materi Daily Activity pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
2. Siswa memiliki ketercapaian dan ketuntasan nilai Asesmen Sumatif yang tinggi diatas
KKTP yang ditetapkan dalam materi Daily Activity pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

1. Putri, Aprillia Riyana. (2016). Teaching english for young learners using a total physical
response (TPR) method. Jurnal Edullingua, Vol. 3 No. 2 Juli-Desember (16-20)
2. Rambe, Sojuangon, (2019). Total Physical Response. English Education : English Journal
for Teaching and Learning Vol. 07, No. 01 Juni (45-48)
Penelitian 3. Avezova Gulmira Maxsetbaevna, (2021) “USING TOTAL PHYSICAL RESPONSE TO TEACH
sebelumnya VOCABULARY,” GALAXY INTERNATIONAL INTERDISCIPLINARY RESEARCH JOURNAL
(GIIRJ) 9, no. 5 (2021): 459–461.

Erwan Ph.D. Purwanto and Dyah Ratih M.Si. Sulistyastuti, “Metode Penelitian Kuantitatif : Untuk Administrasi Publik
14

Dan Masalah-Masalah Sosial,” in Metode Penelitian Kuantitatif, Edisi Kedu. (Yogyakarta, 2017), 218.
1. M. Junaidi (2018), melalui penelitian dalam Jurnal Al Mahsuni yang berjudul tentang
“Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Anak Melalui Metode Total Physical
Respons (TPR) Pada Siswa” menyatakan bahwa Subjek Penelitiannya melibatkan anak
PAUD yang belajar Bahasa Inggris melalui pendekatan TPR sehingga dapat meningkatkan
Motivasi Mereka.
2. Euis Yanah Mulyanah, dkk (2018), dalam penelitian mereka yang berjudul “Penerapan
Metode Total Physical Response (TPR) dalam Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris
Sekolah Dasar (SD)”, pada Jurnal Pendidikan Guru SD Vol. 4 No. 2, Bahwa Metode TPR
(Total Physical Response) dititikfokuskan dalam penguasaan kosakata Bahasa Inggris di
SD sekitar pedesaan dimana secara garis besar masih kurang menguasai bahasa
khususnya Bahasa Inggris.
3. Nunik Suryantini,dkk (2021), berdasarkan penelitiannya yang berjudul “Implementasi
Metode Pembelajaran Sugestopedia Dan Total Physical Response (TPR) untuk
Mengembangkan Kemampuan Berbicara Siswa PAUD” pada Jurnal Widyabastra, Vol. 09,
No. 1, mengatakan bahwa Penelitian ini hanya lebih mengarah campuran metode
suggestopedia dengan TPR.
4. David Darwin, dkk (2023), penelitian mereka yang terbaru dalam jurnal Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Vol. 12, No. 2 Juli 2023 tentang “Asesmen Pembelajaran Bahasa
dalam Kurikulum Merdeka Belajar pada Siswa SMA”, mengatakan bahwa rancangan
asesmen ini berawal dari perubahan dan pengembangan kurikulum yang telah berubah
selama lebih dari sepuluh kali sehingga diresmikan oleh kemendikbudristek yaitu Bapak
Nadiem Makarim untuk menerapkan Sistem Pendidikan “Merdeka Belajar”.
5. Syafitri, Ayu, Milya Sari, Negeri Sungai Tarab, Universitas Islam, Negeri Mahmud, and
Yunus Batusangkar. “Asesmen Kurikulum Merdeka Di Sekolah Penggerak SMP
Kabupaten Tanah Datar” 7 (2023): 5242–5250.

1. Saepudin. (2014), An introduction to english learning and teaching methodology. Trust


Media (Yogyakarta : 2014), 1689-1699.
2. Prof. Dr. Warsono M.S and Drs. Hariyanto M.S, “Pembelajaran Aktif : Teori Dan Asesmen,” Edisi
Ke-5. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offet, 2017), 275–276.
3. Prof. Dr. Ismet Basuki and M.S. Drs. Hariyanto, “ASESMEN PEMBELAJARAN,” ed. Nita Nur
Muliawati, Cet. Ke-4. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offet, 2017), 160–164.
4. M.S and M.S, “Pembelajaran Aktif : Teori Dan Asesmen.”
5. Purwanto, Erwan Ph.D., and Dyah Ratih M.Si. Sulistyastuti. Metode Penelitian Kuantitatif :
Untuk Administrasi Publik Dan Masalah-Masalah Sosial. EDISI KE-2. Bandung: GAVA
MEDIA, 2017.
6. Wahyuni, Dr. Sri, M.Pd., Ibrahim, Prof. Dr. Abd. Syukur. (2012). Asesmen Pembelajaran
Bahasa. PT Refika Aditama. (Bandung : 2012)
7. Kemendikbud. “Asesmen Formatif & Sumatif - Unit Modul Asesmen.” Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan (2022): 20.
Diverifikasi oleh Sekretaris Prodi……………………………….

Pada hari/tgl
Hasil Verifikasi Diajukan untuk mendapatkan persetujuan judul
Kelengkapan
Paraf/ttd Sekprodi Diperbaikan dan diajukan pada tanggal…………………………………..

Pengecekan konten judul dengan keilmuan Prodi oleh Ketua Program Studi
Pada hari/tgl
Hasil Layak untuk mendapatkan dosen Pembimbing

Layak dengan perbaikan judul

Paraf/ttd
Kaprodi Persetujuan Dosen Pembimbing ditetapkan Kajur/Sekjur

Pembimbing I

Pembimbing II
Disahkan oleh
Kajur/Sekjur
Nama dan tandatangan/paraf
Laporan Jabatan Fungsional Umum Prodi

Entry Surat Tugas paraf dan tanggal ……………………………………………………………… (diisi JFU)


ke Siakad

Pengambilan
surat tugas paraf dan tanggal ……………………………………………………………… (diisi JFU)
bimbingan
1 Asli untuk Dosen
form 1.1.PJS 2 Copy untuk Fungsional Umum Jurusan/Program Studi/Akademik

Anda mungkin juga menyukai