Anda di halaman 1dari 9

Dosen pengampu: Dr hj. Nurbaeti, s.Ag.,M.Pd.

TUGAS AGAMA

Disusun oleh:

A.fadel muh yasin (44323015)

1A Manufaktur

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK MANUFAKTUR, JURUSAN MESIN


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
SEMESTER GANJIL 2023/2024
JUDUL BUKU: AKHLAK ASWAJA

Vii + 176 hlm; 14,5 cm x 21 cm

Penulis:

Dr.H. Muammar bakry, lc. M.A.

Dr.H. Afifuddin harisah, lc M.Ag.

Editor:

H.mubarak Bakry, M.Th.i.

Cetakan ke 1, September 2018

Cetakan ke 2, September 2019

Diterbitkan oleh:

UIM Alghasali unversty press

Jlprntis kemerdekaan KM.9 No. 29

Kelebihan dari buku ini : buku ini sangat layak untuk dibaca karna dapat memberi kita
pengaruh yg positif dan juga buka ini menjelaskan dengan jelas berbagai materi yg di berikan
ketika sya sudah membaca buku ini sya merasakan bahwa perbuatan yg paling mulita yaitu
memiliki akhlak yang baik.

Kekurangan: smpai saat ini sya belum menemukan kekurangan dari buku ini. Bukan berarti
buku ini tidak memiliki kekurangan namun, dengan membaca buku ini sya mengatahui
bahwa sya harus terus belajar karna masih banyak kosa kata yg masih rumit saya pahami.

DAFTAR ISI
Kata sambutan ketua umum Yayasan

Perguruan tinggi Al-Gazali makasssar……………iii

Sambutan Rektor Universitas Islam Makassar……v

Daftar isi…………………………………………………….vii

BAB 1 - pengertian akhlak dalam islam....................1

BAB2 - Hubungan akidah syariah dan aklhak..........13

BAB3 - Sumber dan luang lingkup akhlak islam.......26

BAB4 - Kemuliaan aklhak dan nilai nilai buruk................36

BAB5 - Ihsan dan muraqabah.......................44

BAB6 - Taubat dan musahabah.......................55

BAB7 - syukur dan qana'ah .........................................65

BAB8 - Sabar dan tawakkal.........................................76

BAB9 - Akhlak kepada rasulullah..........................92

BAB10 - Cinta damai menghargai perbedaan....103

BAB11 - Jujur,Amanah dan tawadhu...........................115

BAB12 - Nasionalisme cinta tanah air..........................130

BAB13 - Toleransi dan ukhuwah.........................140


BAB14 - Bahaya sikap extream dan radikal.........156

MATERI YANG DI BAHAS:

BAB 1. Pengertian akhlak dalam islam

A. Akhlak

Akhlak merupakan salah satu tiga kerangka dalam ajaran islam yang
memiliki kedudukan yang sangat penting, disamping akidah dan syariah. Akhlak
merupakan efek atau buah yang di hasilkan dari proses menerap kan akidah dan
Syariah. Begitu dengan akhlak,tidak mungkin akhlak ini terwujud pada diri setiap
orang jika dia tidak memiliki akidah dan Syariah yang baik dan mapan.

Proses perbaikan akhlak Nabi Muhammad ‫( صلى هللا عليه وسلم‬sallallahu 'alaihi wa
sallam) merupakan suatu perjalanan spiritual yang mencakup berbagai fase
selama sepanjang hidupnya. Meskipun beliau telah dikenal sebagai orang yang
jujur dan dapat dipercaya sebelum menerima wahyu pertama, proses perbaikan
akhlaknya mengalami puncaknya ketika Allah menugaskan beliau sebagai rasul
dan membimbing umat manusia ke jalan yang benar. Berikut adalah beberapa
fase kunci dalam proses perbaikan akhlak Nabi Muhammad:
1. Sebelum Wahyu:
 Nabi Muhammad telah memiliki reputasi sebagai Al-Amin (yang dapat
dipercaya) dan Al-Sadiq (yang jujur) sejak sebelum menerima wahyu.
Kebaikan akhlak ini melekat pada dirinya bahkan sebelum kenabian.
2. Menerima Wahyu Pertama:
 Perubahan besar dalam hidup Nabi Muhammad terjadi saat beliau menerima
wahyu pertama di Gua Hira. Wahyu ini membimbing beliau untuk menyadari
misi kenabian dan membimbing umat manusia ke jalan kebenaran.
3. Dakwah di Mekkah:
 Selama periode awal dakwah di Mekkah, Nabi Muhammad dihadapkan pada
tantangan besar. Beliau terus menghadapi penentangan dan persekusi dari
kaum Quraisy, tetapi menjalani pengalaman ini dengan kesabaran dan kasih
sayang.
4. Pemindahan ke Madinah (Hijrah):
 Pemindahan ke Madinah menandai fase baru dalam sejarah Islam. Nabi
Muhammad terlibat dalam membentuk masyarakat baru yang didasarkan
pada prinsip-prinsip keadilan, kesatuan, dan toleransi.
5. Pembentukan Masyarakat Islam:
 Nabi Muhammad terlibat dalam membentuk masyarakat Islam di Madinah.
Beliau memberikan perhatian khusus pada pembentukan akhlak dan karakter
para sahabatnya, memberikan ajaran langsung melalui wahyu dan contoh
hidupnya.
6. Kesempurnaan Akhlak:
 Nabi Muhammad terus menunjukkan kesempurnaan akhlaknya melalui
tindakan-tindakan nyata. Beliau menunjukkan keteladanan dalam segala
aspek kehidupan, termasuk dalam keadilan, kejujuran, kesabaran,
pengampunan, dan kasih sayang.
7. Pengampunan Terhadap Penyembah Berhala Mekkah:
 Setelah berpulang ke Mekkah sebagai pemenang setelah Perjanjian
Hudaibiyah, Nabi Muhammad memberikan pengampunan besar kepada
mereka yang sebelumnya memusuhi dan menganiaya beliau.
8. Farewell Pilgrimage (Haji Wada):
 Sebelum wafat, Nabi Muhammad melakukan Haji Wada dan memberikan
khutbah penting di Bukit Arafah. Khutbah ini mencakup prinsip-prinsip moral
dan etika, menegaskan persamaan dan persaudaraan antarumat manusia.
Proses perbaikan akhlak Nabi Muhammad adalah perjalanan yang kontinu, yang
melibatkan kesempurnaan dan peningkatan konstan dalam kedekatan dengan
Allah dan pelayanan kepada sesama. Kesabaran, keteguhan, dan kasih sayangnya
menciptakan fondasi moral yang kuat bagi umat Islam dan menjadi teladan bagi
seluruh umat manusia.

Pengertian akhlak
Sedangkan dalam al-Qur’an hanya ditemukan bentuk tunggal dari akhlak, yaitu
khuluq, Dalam bahasa Arab, khuluqiyah berasal dari kata khuluq yang artinya adalah
akhlak. Islam memaknai akhlak sebagai perangai dan tabiat seseorang. Akhlak
menempati posisi penting dalam Islam, sebab ia merupakan salah satu tujuan diutusnya
Nabi Muhammad SAW di muka bumi ini. Semua perbuatan manusia didasari oleh
akhlaknya. Hal ini disebabkan akhlak telah menjadi perangai yang tertanam kuat dalam
jiwa seseorang sehingga terwujud dalam tingkah-polahnya sehari-hari. Sebagai misal,
seseorang yang berakhlak dermawan, maka dalam tingkah laku sehari-harinya,
cenderung suka berbagi dan gampang bersedekah. Islam diturunkan melalui Nabi
Muhammad SAW bertujuan untuk memperbaiki akhlak manusia. Akhlak yang mulia
merupakan jalan untuk meraih kemuliaan hidup. Hal ini tergambar dalam sabda Nabi
Muhammad SAW: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan
akhlak,” (H.R. Baihaqi). Memperbaiki akhlak manusia membutuhkan proses panjang.
Sebab, ia membutuhkan waktu seluruh kehidupan seseorang. Akhlak mulia tidak akan
muncul dalam sekejap atau diturunkan dari orang tua kepada anaknya melalui genetik.
Ada pendidikan khusus yang diterapkan dalam proses pembentukan akhlak mulia, yaitu
pendidikan akhlak (moral). Hal itu membutuhkan strategi dan metode belajar dari pakar
pendidikan atau pengasuhan anak. Bagaimanapun juga, menempa akhlak mulia
membutuhkan waktu dan konsistensi (istikamah). Tarbiyah khuluqiyah atau
pembentukan akhlak dalam Islam bersumber dari hukum Allah SWT yang
terdapat dalam Al-Quran dan hadis dari Rasulullah SAW.

Baca selengkapnya di artikel "Pengertian Khuluqiyah, Hukumnya dalam Al-


Quran, & Urutan Nilainya",

QS. Al-qalam ayat 4

‫َو ِإَّنَك َلَع َلٰى ُخ ُلٍق َع ِظ يٍم‬


Artinya;”Dan sesungguh nya kamu benar benar berbudi pekerti yang agung

Demikian pula dalam QS Al-Ahzab : 21 berikut ini:

‫َلَق ْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُس وِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِلَم ْن‬


‫َك اَن َي ْر ُجو َهَّللا َو اْلَي ْو َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًر ا‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada [diri] Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu [yaitu] bagi orang yang mengharap [rahmat] Allah dan [kedatangan] hari
Kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” (QS. Al-Ahzab [33]: 21).

Dalam Islam, konsep akhlak (akhlaq) merujuk pada perilaku dan karakter yang
mencerminkan nilai-nilai moral dan etika yang diajarkan oleh agama Islam.
Akhlak dalam Islam bukan hanya sebatas aturan-aturan formal, tetapi juga
mencakup dimensi spiritual dan moral dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah beberapa poin penjelasan mengenai akhlak dalam Islam:
1. Tauhid (Kesatuan Tuhan): Pemahaman dan penghayatan terhadap tauhid, yaitu
keyakinan akan kesatuan Tuhan, memiliki dampak langsung terhadap akhlak
seseorang. Ketika seseorang menyadari bahwa Allah selalu mengawasi tindakan
dan pikirannya, hal ini dapat memotivasi untuk bertindak dengan baik.
2. Taat kepada Allah (Taqwa): Taqwa, atau ketaatan kepada Allah, merupakan prinsip
dasar dalam ajaran Islam. Akhlak yang baik didasarkan pada kesadaran akan
kehadiran Allah dan tanggung jawab moral terhadap-Nya.
3. Rasulullah sebagai Teladan: Nabi Muhammad dianggap sebagai teladan utama
dalam akhlak Islam. Hadis-hadis (petunjuk dari perkataan, perbuatan, dan
persetujuan Nabi) menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam untuk mengembangkan
akhlak yang baik.
4. Ikhlas (Niat Murni): Setiap tindakan yang dilakukan dalam Islam harus didasarkan
pada niat yang murni dan ikhlas karena Allah. Ikhlas adalah kunci dari perspektif
moral dalam Islam.
5. Adil dan Keadilan: Prinsip keadilan sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Umat
Islam diajarkan untuk bersikap adil dalam segala aspek kehidupan, baik dalam
hubungan sosial, ekonomi, maupun politik.
6. Kesabaran (Sabar): Kesabaran dianggap sebagai sifat penting dalam Islam. Umat
Islam diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan kesulitan hidup serta
menjaga kesabaran dalam mencapai tujuan yang baik.
7. Kasih Sayang dan Kemanusiaan: Islam menekankan pentingnya memiliki sikap kasih
sayang, kepedulian, dan rasa kemanusiaan terhadap sesama. Pemberian
pertolongan kepada yang membutuhkan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar
dianggap sebagai bentuk ibadah.
8. Amanah (Kepercayaan) dan Sidq (Kejujuran): Islam mendorong umatnya untuk
menjaga amanah dan berlaku jujur dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini termasuk
memenuhi janji, menjaga kepercayaan, dan berlaku adil dalam segala hal.
9. Hormat kepada Sesama: Islam mendorong umatnya untuk menghormati dan
menghargai hak-hak sesama manusia tanpa memandang suku, ras, atau agama.
Penting untuk dicatat bahwa akhlak dalam Islam tidak hanya bersifat ritualistik,
tetapi juga mencakup aspek moral yang mencakup seluruh kehidupan sehari-
hari. Akhlak yang baik dianggap sebagai bagian integral dari ibadah dan
pengabdian kepada Allah dalam Islam.

B. Pendapat ulama tentang akhlak

Beberapa ulama mengemukakan pengertian trimonologis alkhlak di antaranya


adalah sebagai berikut :

1. Ibnu Maskawih mendefinisikan: akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang


mendorong untuk melakukan perbuatan" tanpa melalui pertimbangan dan
pikiran terlebih dahulu.
2. AL-Ghazali menyebutkan bahwa ahlaq atau prilaku adalah sikap yang
mengakar yang darinya lahir perbuatan yang mudah dan gampang, tampa
perlu kepada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu melahirkan perbuatan
yang baik atau terpuji.

C. Akhlak sebagai fitrah kemanusiaan

Akhlak sebagai fitrah kemanusiaan mengacu pada konsep bahwa manusia


secara alami memiliki kecenderungan atau fitrah untuk mengembangkan perilaku
dan karakter yang baik. Fitrah ini dianggap sebagai sifat dasar atau naluri
bawaan yang dimiliki setiap individu sebagai bagian dari kodrat manusia. Konsep
ini sering kali berkaitan dengan nilai-nilai moral, etika, dan tata krama yang
mengarah pada kebaikan dan kesempurnaan manusia.

Berikut adalah beberapa poin penjelasan tentang akhlak sebagai fitrah


kemanusiaan:

1.Naluri Kebaikan: Konsep fitrah kemanusiaan menunjukkan bahwa manusia


memiliki naluri bawaan untuk berbuat baik dan mengembangkan sifat-sifat positif.
Ini termasuk kecenderungan untuk berempati, menyayangi, dan membantu
sesama.

2.Kemampuan Rasionalitas: Manusia juga diberi keunggulan dalam bentuk


kemampuan rasionalitas yang memungkinkan mereka memahami perbedaan
antara benar dan salah. Kemampuan berpikir rasional ini dapat membimbing
individu dalam memilih tindakan yang baik dan menciptakan lingkungan yang
harmonis.

3.Nilai-Nilai Moral Universal: Beberapa nilai moral dianggap sebagai universal,


dan keberadaan fitrah kemanusiaan diyakini sebagai dasar untuk pemahaman
dan penerimaan nilai-nilai ini. Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kasih
sayang dianggap sebagai bagian dari fitrah kemanusiaan.

4. Ketidaksempurnaan Manusia: Sementara manusia memiliki fitrah


kemanusiaan, mereka juga dihadapkan pada potensi kesalahan dan
ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, bagian dari pengembangan akhlak
melibatkan usaha untuk mengatasi kelemahan dan kesalahan tersebut.

5. Peran Agama dan Etika: Banyak tradisi agama dan sistem etika mengakui
fitrah kemanusiaan sebagai dasar bagi norma-norma moral. Agama sering
memberikan panduan moral dan etika untuk membimbing perilaku manusia agar
sesuai dengan fitrah kemanusiaan.

6. Pendidikan Akhlak: Pengembangan akhlak sebagai fitrah kemanusiaan juga


dilihat sebagai tujuan pendidikan. Pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk
karakter dan perilaku yang baik melalui pengajaran nilai-nilai moral, etika, dan
norma-norma sosial.
7. Kesadaran Diri dan Pengembangan Diri: Mengenali fitrah kemanusiaan
melibatkan kesadaran diri tentang potensi baik yang dimiliki manusia.
Pengembangan diri melalui refleksi, pembelajaran, dan pengalaman dapat
membantu individu mengoptimalkan fitrah kemanusiaan mereka.

8. Dengan memahami dan menghargai fitrah kemanusiaan, diharapkan bahwa


manusia dapat menciptakan masyarakat yang lebih beradab, berkeadilan, dan
penuh kasih sayang. Fitrah kemanusiaan menjadi dasar untuk membangun
hubungan harmonis antarindividu dan antarbangsa.

Anda mungkin juga menyukai