Cetakan Mesin Injeksi Plastik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

CETAKAN MESIN INJEKSI PLASTIK (PLASTIC INJECTION MOLDING MOLD)

Cetakan (mold) merupakan suatu alat / tool yang digunakan untuk membentuk part
sesuai dengan desain yang kita inginkan (bentuk & dimensi). Definisi lainnya, cetakan (mold)
merupakan suatu rongga yang memiliki bentuk tertentu (sesuai design) agar dapat
membuat suatu produk dalam waktu yang cepat dalam satu tahapan dan murah. Karena
harga pembuatan mold ini sangat mahal, biasanya pembuatan mold dilakukan untuk suatu
produksi masal.
Konstruksi bahan dasar cetakan terdiri dari hardened steel, pre-hardened steel,
aluminium & beryllium copper alloy. Tetapi, pemilihan material mold secara garis besar
tertuju kepada pertimbangan ekonomis dengan mempertimbangkan umur pemakaian mold
tersebut (biasanya dinyatakan dengan "shot").
Secara umum, komponen dari mold dapat digambarkan sebagai berikut :

A. CAVITY & CORE


Cetakan terbentuk dari 2 bagian yaitu cavity dan core. Dalam injection molding, keduanya
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena gabungan antara cavity dan
core inilah yang akan membentuk design dari sebuah komponen. Untuk jelasnya lihat
gambar dibawah ini :
Dalam proses manufakturnya, cavity dan core dapat berupa satu kesatuan atau berupa
bagian terpisah (ditanamkan / inserting block). Pemilihan proses manufacture-nya
tergantung kepada faktor ekonomi dan design dari benda yang akan kita buat.

B. SPRUE, RUNNER & GATE

Ketiga bagian ini, sprue, runner & gate merupakan saluran untuk mengalirkan
lelehan plastik yang diinjeksikan dari nozel mesin sampai kedalam cetakan. Mengapa
lelehan plastik panas yang keluar dari mulut nozle tidak langsung saja dialirkan ke dalam
cetakan ??? Jawabannya adalah untuk menjaga kualitas part (menghindari flushing, jetting,
weldline, burnmarks, dll) sehingga didapatkan dimensi dan bentuk part yang diinginkan.
Jawaban lain secara ilmu mekanika fluida adalah untuk menjaga agar alirannya tetap
laminer sehingga menghindari hal2 seperti (a) terjebaknya udara didalam cetakan (b) erosi
pada cetakan akibat letusan uap air yg terjebak di dalam cetakan.
Dalam tahap percobaan produksi, seorang operator mesin harus mampu untuk
mengeset tiga parameter seperti tekanan, temperatur (terbatas dari spec material ybs) dan
kemudahan alir dari lelehan plastik (berhubungan dengan Viskositas dari material) sehingga
didapatkan kualitas part yang diinginkan (sesuai spesifikasi).
Sprue : merupakan saluran penghubung utama yang ditanamkan pada fixed plate dari
sebuah cetakan dan langsung bersentuhan dengan nozzle tips. Proses manufakturnya
dengan cara ditanamkan didalam blok cetakan.
Bagian ujung sprue akan bersentuhan langsung dengan bagian ujung nozel. Disinilah
titik pertama masuknya material plastik yang disemprotkan dari mesin injeksi kedalam
cetakan.
Runner : Posisinya tepat berada pada garis pemisah (parting line). merupakan saluran
lanjutan setelah sprue dan berfungsi untuk mencegah penurunan temperatur dan tekanan
pada saat lelehan plastik memasuki cetakan. Selain itu bentuk, posisi dan jumlah cavity
secara langsung akan mempengaruhi penurunan tekanan dan temperatur di dalam cetakan .

- Apabila ukuran / dimensi runner besar, waktu pendinginan akan menjadi lama & akan
memperlama injection cycle. Selain itu juga material yg digunakan akan semakin banyak dan
harga satuan part akan menjadi mahal.
- Apabila ukuran / dimensi runner diperkecil, kemungkinan terjadinya short shot akibat lack
of material filling akan semakin besar dan mempengaruhi kualitas material.
Jadi design runner harus disesuaikan dengan design part, jenis material dan jumlah cavity
dari cetakan.
Gate : Gate merupakan saluran terakhir yang langsung bersentuhan dengan material.
fungsinya : mengontrol arah dan aliran material, mempermudah proses finishing material
(gate hrs dipisahkan / dipotong dari produk jadi) dan mencegah aliran balik (counterflow)
dari cetakan kedalam nozel pada saat pendinginan.

Gambar disamping kiri ini merupatan contoh salah satu design gate yg banyak digunakan
(submarine gate).
Letak dan design dari gate juga akan mempengaruhi kualitas part. Kemungkinan timbulnya
flushing, short shot, atau weldline juga dipengaruhi oleh design dan posisi gate yg tidak
tepat. Biasanya seorang mold designer menggunakan program "mold flow" untuk
mengetahui posisi & design gate seperti apa yang tepat untuk diterapkan pada suatu
komponen.
Valve Gate : kelebihan dari gate jenis ini karena mempunyai mekanisme buka tutup valve
gate (hydraulic/ electric) yg dapat di kontrol oleh mesin injection. Jadi aliran lelehan plastik
dapat dikontrol sesuai keinginan kita.
Secara visual, karena valve gate ada yg digerakkan oleh system hydraulic, maka akan terlihat
ada penambahan inlet/outlet valve (selain inlet/outlet valve untuk air pendingin) untuk oli
hydraulic. Atau apabila menggunakan penggerak electric, penambahan electric conector box
untuk motor listrik.

Gambar disamping kiri ini merupakan gambar valve gate dengan menggunakan hot runner.
Ujung gate langsung bersentukan dengan part, sehingga tidak perlu proses finishing untuk
pemotongan gate.
Selain gambar disamping, ada pula valve gate yang menggunakan hot runner, tetapi setelah
valve gate masih menggunakan sprue, runner dan gate untuk mengontrol aliran materialnya
(menjaga agar aliran tetap laminer). Biasanya system ini dipakai untuk produk2 yg besar
seperti pada cetakan untuk membuat doortrim mobil.

C. UNDERCUT
Merupakan faktor penting dalam suatu perancangan cetakan. Banyaknya undercut pada
suatu part juga akan memperumit design dari mold itu sendiri dan yang lebih penting lagi
akan menaikkan harga cetakan yang juga akan diikuti oleh kenaikan harga satuan part yang
akan dibuat. Apa yang dimaksud dengan undercut ??? lihat gambar dibawah ini :
Seperti yang anda lihat pada gambar disamping kiri, molded part (warna ungu) tidak dapat
dikeluarkan dari cetakan akibat tersangkut (karena ada bagian part yang cekung kedalam).
Bagian ini disebut dengan UNDERCUT, yaitu bagian part yang tidak dapat dikeluarkan dari
cetakan (tersangkut) yang searah dengan arah buka tutup cetakan.
Penanganan undercut dengan menggunakan slide core dan angular pin seperti pada gambar
diatas, penggunannya terbatas untuk undercut yang terdapat pada bagian luar part.
Perhitungan dimensi undercut yg akan dibuat dapat dicari dengan menggunakan persamaan
dibawah ini :

S = Panjang Undercut
S1 = Slide Stroke
alpha = Kemiringan Slide Core
Betha = Kemiringan Angular Pin
S = S1 + 5mm atau lebih
Alpha = Betha + (2'~5`)
Betha < atau =" 2">

Selain menggunakan slide core, apabila posisi bagian undercut berada di luar (pada sisi
cavity) atau pada sisi fixed plate dan atau dikarenakan dimensi dari mold yg tidak
memungkinkan untuk membuat slide core & angular pin pada cetakan, bisa saja digunakan
silinder hidrolik sebagai mekanisme pengganti slide core & angular pin untuk menggerakkan
slide core block.. Lihat gambar dibawah ini :

Ada lagi cara lain untuk menangani undercut yang terdapat pada bagian dalam dan
sekaligus berfungsi sebagai ejector pin. Lihat gambar dibawah ini :
Karena kemiringannya, dorongan dari ejector plate akan menggerakkan slide rod dan karena
kemiringan dari slide rod, pada saat mendorong part, bagian dalam part akan terbebas dan
part dapat dikeluarkan tanpa tersangkut.

B = Panjang Undercut
Alpha = Kemiringan slide
slope
A = B + 3~5 mm

D. PENGELUARAN PART DARI CETAKAN


Setelah mengalami proses pendinginan dan lelehan plastik yang membeku ini membentuk
suatu produk yang diinginkan, sekarang kita harus memikirkan bagaimana caranya untuk
mengeluarkan part dari cetakan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ejector
pin (ada juga yg menggunakan tiupan udara, ulir, dll). Bentuk & dimensinya bermacam-
macam disesuaikan dengan kebutuhan. Mekanisme penggeraknya umumnya digerakkan
oleh ejector pin yg dipasangkan pada mesin injection, kemudian ejector pin mesin ini akan
mendorong ejector plate dan kerena ejector pin pada cetakan ini di pasang diatas ejector
plate, maka otomatis akan bergerak sesuai gerakan ejector plate. Selain berfungsi sebagai
ejector, kadang kala kepala ejector pin berbentuk slide slope, sehingga merupakan bagian
dari core sebagai pembentuk part sebagai ekonomisasi atau bisa juga sebagai cara untuk
mengatasi undercut sekaligus untuk ekonomisasi.

E. PENDINGINAN CETAKAN
Pengaturan temperatur pada cetakan memainkan peranan yang penting dalam proses
injection molding. Misalnya, apabila temperatur cetakan terlalu rendah, lelehan plastik akan
membeku di dalam sprue, runner & gate sehingga lelehan plastik tidak dapat mengalir
kedalam cetakan. Apabila temperaturnya ditinggikan, cycle mesin secara keseluruhan akan
menjadi lama & menjadi tidak ekonomis. Jadi dapat disimpulkan ada 3 faktor utama dari
alasan pengontrolan temperatur di dalam cetakan, yaitu :
(1) Mengatur waktu pendinginan yang berdampak kepada pengaturan cycle secara
keseluruhan
(2) Menjamin kualitas dari produk yang dibuat (bentuk & dimensi)
(3) Mencegah terjadinya warpage dan shringkage akibat dari perbedaan ketebalan produk
yg dibentuk sehingga timbul perbedaan tegangan dalam (internal stress) pada produk.
Posisi dari lubang pendinginan pada cetakan
Untuk meng-efektifkan pendinginan cetakan, seorang designer cetakan harus
memperhatikan hal2 dibawah ini :
A. Dari pada membuat 1 buah lubang saluran pendinginan yang besar lebih baik membuat
lubang saluran pendinginan yang kecil, tetapi jumlahnya banyak.
B. Bagian yg sulit didinginkan seperti inserting block, slide core, bagian produk yg memiliki
ketebalan, slide slope harus mendapatkan pendinginan yang lebih dari daerah lain.
C. Pakailah material cetakan yang memiliki perpindahan panas konduksi yang baik.
Pendinginan pada CAVITY

Prinsip dasar pendinginan pada daerah ini adalah dari daerah yang panas (dekat gate) ke
daerah yang dingin (jauh dari gate). Lihat Gambar disamping ini
Daerah yg panas (dekat gate) didinginkan terlebih dahulu, sehingga
pendinginannya akan merata.
Pendinginan pada CORE

1. Apabila dimensi bagian belakang core tidak mungkin dibuat lubang untuk air pendinginan,
tanamkan material yang memiliki perpindahan panas induksi yang baik pada core dan salat
satu bagian ujungnya bersentuhan dengan aliran air pendingin untuk melepas panas.
2. Apabila dimensi bagian belakang core memungkinkan untuk dibuat lubang, tanamkan
pipa pada luban core seperti pada gambar disamping dan aliran air dari dalam pipa akan
mengenai dinding core sehingga terjadi proses perpindahan panas induksi dari dinding core
ke air.

3. Mendirikan baffle plate pada tiap lubang untuk mengarahkan aliran di dalam lubang core.
System aliran seperti ini paling banyak digunakan pada designer karena design-nya yang
sederhana dan ekonomis.

4. Menggunakan pipa bersirip, dimana aliran yang keluar dari pipa akan dialirkan kembali
melalui sirip-sirip yang terdapat pada pinggir pipa sebelum mengalir kembali ke saluran
pendinginan utama.

5. Apabila variasi saluran air pendingin seperti no. 1 ~ 4 tidak bisa diterapkan karena design
dari core yang tidak memungkinkan, maka bisa disiasati agar bagian core-nya menggunakan
inserting block dari material yang memiliki perpindahan panas konduksi yang baik seperti
beryllium.
Karena sifat perpindahan panas konduksi yang baik, walaupun jarak saluran pendingin jauh
dari sisi part yang bersentuhan dengan bagian core, perpindahan panasnya akan tercukupi.

Anda mungkin juga menyukai