NPM : 23882015435 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2023 C
Suka Duka dalam Menulis
Cuaca siang ini agak muram, matahari nampak kelam tertutup mendung pertanda hujan. Namun hal ini tidak melemahkan tekad mahasiswa kampus Stkip Ponorogo untuk mengikuti acara sastra kajian Al-Qur'an yang berlangsung siang ini. Acara ini diselenggarakan oleh Hima Aksara yang biasanya menyelenggarakan program ini setahun sekali dengan nama "Festival Aksara". Selain ngaji sastra, Festival Aksara juga menyelenggarakan lomba baca puisi dan lomba menulis cerpen. Kali ini saya dipercaya untuk menjadi fotografer pada acara tersebut. Sapta dan Rally, sebagai narasumber dengan topik "Suka dan Duka dalam Menulis" tampak heboh dengan penyampaian materi sore ini. Sebelum acara utama dimulai, pembukaan diisi dengan penampilan para finalis lomba baca puisi, pengumuman pemenang lomba pembaca puisi, dan cipta cerpen. Kemudian kami lanjut ke main event, dimana kami bertemu dengan Yeni sebagai moderator dan Sapta dan Rulli sebagai presenter. Sapta Arif Nur Vakhyudin, atau Stkip Ponorogo yang sering disapa Sapta, adalah seorang dosen dan pengarang yang telah menerbitkan banyak karya. Ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Surakarta dan melanjutkan S2 di Universitas Dr. Soetomo. Pertama kali berkenalan dengan sastra di sekolah menengah dan membaca novel Ahmad Tohari "Rongeng Dukuh Paruk", ia memiliki keinginan untuk menulis, dan setelah membaca buku Agus Nur, ia beralih ke menulis pada tahun 2016, karya-karya yang ia kirimkan tidak segera diunggah, dan materi yang diterbitkan dalam bentuk cetak dan media gagal karena keberhasilan karya-karyanya. Cerita pertamanya diterbitkan oleh Radar Surabaya dengan judul "Renjana". Dengan dukungan lingkungan keluarga, ia menjadi saluran aktif untuk penyebaran bakat di dunia menulis. Seorang mahasiswa asal Karanganyar yang dikenal dengan Mas Ruly yang terkenal kejam berkeliaran di sekitar Ponorogo untuk belajar di kampus STKIP PGRI Ponorogo. Selain sebagai mahasiswa, ia juga aktif berkecimpung di dunia menulis. Tentu saja, dimulai dengan membaca, itu menjadi pengalaman menulis pertamanya. Ia mulai tertarik membaca sejak kelas 3 SD. Dongeng dan legenda rakyat tentang kura-kura dan kelinci merupakan karya penulis yang ditujukan untuk perkembangan dunia sastra. Karya Sapta adalah "Di Hari Kelahiran Puisi" dan "Bulan Ziarah Kenangan", keduanya merupakan kumpulan cerpen. Buku pertama berisi kumpulan cerpen yang diterbitkan pada tahun 2019, namun suatu saat ia melewati tahapan ketika merasa bahwa menulis tidak mempengaruhi hidupnya, dan tidak tahu persis apa yang diperjuangkan penulisnya di dunia, dan menyerah. untuk menulis. Ada juga dukungan dari keluarganya, salah satunya adalah ayah mertuanya, Pak Sutejo, yang menulis kata pengantar bukunya, dan istrinya, yang menghidupkan kembali hasratnya untuk menulis. Pengalaman, referensi bacaan, dan menceritakan kembali merupakan bekal Sapta hingga ia menciptakan karya keduanya yang berjudul "Bulan Ziarah Kenangan". Sapta saat ini sedang menulis dengan topik kedaerahan budaya daerah. Sedangkan Rully adalah "Tidak Ada Kartu Merah", "Terminal","Gelanggang Maaf"," Kalah"," Cakrawala"," Bocah Tepi Lapangan "dan karya terbarunya "Melawat Ingatan". Proses kreatif dari setiap karyanya memiliki banyak segi, dan buku pertama dikritik habis-habisan oleh teman- temannya, namun kemudian ia mencoba mengirimkannya ke Kompas, dan ternyata diterima dan diterbitkan. Buku terbarunya, yang dimulai dengan keinginan untuk kembali ke kampung halamannya di Karanganyar dan kemudian kembali ke Solo, berujung pada melawat ingatan dan kemudian penerbitan buku ini. Suka dan Duka dalam menulis Menurut Sapta, sukanya merupakan ruang yang luas untuk menulis artikel di media, terutama memudahkan penulis untuk mempublikasikan karyanya dan mendapatkan feedback yang baik dari pembacanya. Dukanya adalah ketika karya terbit, maka hinir nya akan lama untuk sampai pada Sapta. Menurut Rally, suka ketika menulis adalah dapat relasi pertemanan yang luas, mendapat uang dari honor tulisan yang terbit di media, dan banyak hal diluar dugaan yang terjadi. Kesedihan yang dialami adalah honor yang lama sampai pada Rully, kritik yang menyinggung, dan gosip palsu. Di antara sekian banyak karya baik media masa baru maupun media cetak, tidak satupun yang luput dari kegagalan dan perubahan di masa lalu. Namun semangat dan tekadnya tidak menghentikannya, dan dia tidak terus berlatih. Perbedaan latar belakang dan perjalanan menunjukkan bahwa masing-masing dari mereka bekerja keras untuk sampai ke titik ini.