Anda di halaman 1dari 4

DATA PRAKTIK SISWA PEMBACAAN PARAMETER SENSOR PGMFI HONDA

Berikut ini adalah interpretasi data hasil praktik ke dalam bentuk grafik

Data asli EOT hasil praktikum siswa

Data EOTS
3

2,5 2,457 2,399


2,321

2 1,989
1,853
1,775
1,677
1,599
1,5
1,248
Temperatur (°C)

1 1,034

0,5

0
37 38 40 49 42 55 57 60 70 80

Tegangan (volt)
Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu mesin maka nilai sinyal tegangan yang dikirimkan
oleh EOTS semakin rendah.

Data asli TPS hasil praktikum siswa


Data TPS
5

4,5
4,349
4
3,842
3,5

3 3,023
Sudut Buka Throttle ( ° )

2,5
2,184
2

1,5
1,209
1 0,936 0,995 1,014
0,8
0,5 0,429
0
0 1,5 4,5 5 5,5 10 29 46 62,5 72,5

Tegangan (volt)
Grafik di atas menunjukkan bahwa semakin besar sudut buka katup throttle maka nilai sinyal tegangan yang
dikirimkan oleh TPS semakin tinggi

Data asli O2 Sensor hasil praktikum siswa

Suhu kerja dari Oksigen Sensor adalah 315°C. Pada kegiatan praktik, pada saat mesin belum dinyalakan
(temperatur mesin 37°C) data tegangan O2 sensor tebaca 3.842 volt. Ketika mesin mulai dioperasikan dan suhu
terbaca di EOT sebesar 58°C, tegangan keluaran O2 sensor terbaca 3.805 volt. Ketika suhu kerja mesin sudah
tercapai (minimal 80°C) dan suhu oksigen sensor sudah mencapai 315°C maka tegangan keluaran dari Oksigen
sensor terbaca 0.956 volt. Tegangan tersebut berubah-ubah dalam kisaran 0.956 hingga 0.00 volt bergantung
pada fluktuasi/ variasi putaran mesin. Oksigen sensor akan mengeluarkan tegangan yang semakin mendekati 0.00
volt ketika kadar oksigen pada gas buang semakin tinggi.

Data asli CKP Sensor hasil praktikum siswa


Data CKPS
70

63
60
57
Timing pengapian ( ° 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑇𝑀𝐴 )

54
50
48

40

30

20

10
7

0
1400 4000 4500 5000 6000

Putaran mesin (RPM)

Dari grafik di atas dapat kita ketahui bahwa semakin tinggi RPM mesin maka pengapian akan disesuaikan oleh
ECM untuk maju semakin awal.

Data parameter ketika mesin awal dihidupkan dan dibiarkan stasioner

No. Suhu Mesin Putaran Mesin Durasi Injeksi Timing Pengapian


Data
1 37°C 1600 RPM 3.2 m.s 8.5° sebelum TMA
2 50°C 1500 RPM 2.8 m.s 8.2° sebelum TMA
3 57°C 1500 RPM 2.7 m.s 8° sebelum TMA
4 63°C 1500 RPM 2.4 m.s 7° sebelum TMA
5 73°C 1400 RPM 2.4 m.s 7° sebelum TMA
6 80°C 1400 RPM 2.4 m.s 7° sebelum TMA

Dari data di atas, kita ketahui bahwa pada saat mesin masih dalam keadaan dingin, ECM mengatur injeksi bahan
bakar lebih lama sehingga campuran lebih kaya dan mesin mudah hidup. Selain itu ECM juga meningkatkan RPM
mesin hingga 1600 rpm dan pengapian dimajukan 8,5° sebelum TMA. Ketika suhu kerja mesin sudah mencapai
idelanya, yaitu 80°C, maka putaran mesin diset secara otomatis oelh ECM pada kisaran 1400 RPM, durasi injeksi
pada 2,4 m.s dan timing pengapian pada 7° sebelum TMA.
Lampiran:

Lembar Kerja Siswa

Anda mungkin juga menyukai