Blud
Blud
PENYUSUNAN DOKUMEN
ADMINISTRATIF PENERAPAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
i
21. Nurul Fatimah, S.Pi., M.Si. (Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemdikbud Ristek)
TENAGA AHLI:
1. Hendra Wijaya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
2. Bramana Purwasetya, S.Sos., M.Si. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
3. Fadly, S.E., M.M. (Peneliti LPPSP FISIP UI)
EDITOR:
1. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
2. Yuda Aldeika
3. Ibnu Siswanto Ph.D
4. Noorfitrihana M.Eng
LAYOUTING:
1. Yuda Aldeika
2. Dr. Ketut Ima Ismara, M.Pd., M.Kes. asct.Prof
COVER:
1. Utardi, S.H.
2. Yuda Aldeika
3. Wisnu Saputra
ii
KATA PENGANTAR
MENTERI DALAM NEGERI
iii
KATA SAMBUTAN
Salam Sejahtera,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK untuk
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, salah satu amanatnya adalah
perlunya revitalisasi SMK secara komprehensif untuk menghasilkan lulusan SMK yang
kompeten, yang berdaya saing dan siap menghadapi tantangan dan dinamika
perkembangan nasional maupun global. Kemdikbudristek telah dan akan terus
mengupayakan upaya revitalisasi dan transformasi dan pendidikan vokasi yabg hari ini
fokusnya diarahkan pada penguatan softskills, karakter, serta nilai-nilai profil pelajar
pancasila diselaraskan dengan rencana pengembangan SDM dalam lingkup nasional.
Peningkatkan kualitas dan daya saing lulusan SMK secara terus menerus
didorong dalam penguatan link and match dengan dunia kerja, melalui strategi utama
8+i, yaitu: (1) kurikulum disusun bersama dunia kerja; (2) pembelajaran berbasis projetc
riil dari dunia kerja; (3) jumlah dan peran guru/instruktur dari dunia kerja minimum
mencapai 50 jam/semester/minggu; (4) praktik kerja lapangan/industri minimal 1
semester; (5) sertifikat kompetensi sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja;
(6) update teknologi dan pelatihan bagi guru/instruktur secara rutin dari dunia kerja; (7)
riset terapan mendukung teaching factory; (8) komitmen serapan lulusan oleh dunia
kerja; dan (9) berbagai kemungkinan kerja sama dengan dunia kerja, antara lain:
beasiswa dan/atau ikatan dinas, donasi dalam bentuk peralatan laboratorium atau
dalam bentuk lainnya.
Salah satu penguatan link and match dengan dunia kerja adalah penerapan
pembelajaran teaching factory di SMK. TeFa merupakan model atau sistem
pembelajaran, dimana untuk memastikan peserta didik kompeten, pembelajaran praktik
dirancang dan diimplementasikan untuk menghasilkan produk, baik barang maupun
jasa yg berstandar industri dan bermanfaat bagi masyarakat. Selain Tefa, SMK juga
memiliki Unit Produksi (UP) dan potensi aset sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat. UP dan penyewaan aset bertujuan mendapatkan pemasukan secara
finansial dan pada umumnya dikerjakan oleh guru atau tenaga dari eksternal. Selain itu
produk TeFa yang hadir harus bisa menjawab kebutuhan dunia kerja, yang artinya
sebelum pembuatan perlu ada riset market mempelajari pasar atau masyarakat
membutuhkan produk seperti apa. Hilirisasi hasil riset terapan melalui TeFa adalah
salah satu bentuk implementasi project-based learning yang harus disinergikan dengan
link and match dunia kerja, kesemuanya ini akan mendukung ekosistem pendidikan
vokasi yang betul betul sesuai kebutuhan nyata dan mampu menjadi solusi.
Pelaksanaan TeFa, UP, dan sewa aset menggunakan fasilitas negara, SDM,
siswa, dan proses pemanfaatan oleh masyarakat melalui transaksi administrasi dan
keuangan layaknya badan usaha, dengan demikian keberadaanya perlu diatur dengan
tata kelola yang dapat memayungi semua kegiatan tersebut secara hukum.
iv
Payung hukum yang mengatur suatu institusi pemerintah dapat berfungsi dan
beroperasi layaknya badan usaha adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
seperti diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Penerapan BLUD di SMK diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi
fleksibel dan transparan dalam pengelolaan keuangannya, serta mewujudkan sekolah
yang mandiri dan merdeka, sehingga mampu menghasilkan tamatan yang memiliki
softskills, hardskills, dan karakter unggul, serta berdaya saing tinggi, baik di tingkat
nasional maupun internasional.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak atas kontribusi dan dedikasinya dalam penyusunan Pedoman
Pembentukan BLUD SMK, khususnya kepada Kementerian Dalam Negeri yang telah
memberikan perhatian khusus dalam pengembangan SMK, serta Tim Penyusun yang
telah bekerja keras, sehingga pedoman ini dapat diselesaikan dengan baik.
Harapannya implementasi pelaksanaan pembentukan BLUD SMK ini akan lebih
mengakselerasi pengembangan pendidikan vokasi menuju Indonesia tangguh
Indonesia tumbuh dengan semangat merdeka belajar. Sekali lagi terimakasih, selamat
berkarya dan berkolaborasi dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
v
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB II TATA KELOLA BLUD SMK ............................................................................................ 49
BAB III PENUTUP ........................................................................................................................ 101
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 102
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SMK ................................................................................... 106
BAB III PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK ......................................................... 130
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN .......................................................... 135
BAB V PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN......................................................... 145
KERANGKA PENDANAAN ......................................................................................................... 145
BAB VI PENUTUP ........................................................................................................................ 148
LAMPIRAN PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN
(contoh) ......................................................................................................................................... 149
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 160
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL .............................................................................. 165
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM .................................................................................... 176
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 181
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
Tabel 47 Rencana Pencapaian Indikator SPM .......................................................................... 176
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar .......................... 178
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja ........................................... 180
Tabel 50 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH BLUD ............... 182
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD ............... 186
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN ................................................................ 189
Tabel 53 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN ................................................................ 190
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG MEMILIKI UPTD ....................................................... 220
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN
PENERAPAN BLUD BAGI SKPD YANG BELUM MEMILIKI UPTD ......................................... 235
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK merupakan lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan
lulusannya siap bekerja, berwirausaha, dan melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.
Sebagai sekolah kejuruan, setiap SMK dilengkapi dengan fasilitas pembelajaran
sesuai dengan kompetensi keahlian yang ada, seperti tempat praktik atau
bengkel, laboratorium, peralatan dan perabot serta sarana penunjang lainnya
termasuk aula, kantin dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, tenaga pendidik
SMK juga disiapkan secara khusus sehingga mempunyai kualifikasi sebagai
pengajar dengan kompetensi keahlian yang akan diampunya. Pembelajaran
praktik pada SMK merupakan aspek utama yang mampu meningkatkan
kompetensi peserta didik sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja, sehingga
keberadaanya selalu dikembangkan untuk menyesuaikan dengan perubahan
yang ada, baik teknologi maupun struktur ketenagakerjaannya.
Model atau sistem pembelajaran terkini yang diterapkan di SMK adalah
Teaching Factory (TeFa), dimana dalam pembelajaran praktik siswa harus
membuat secara langsung barang dan/atau mengerjakan jasa sesuai dengan
kompetensi keahlian yang dipelajarinya yang dilakukan di ruang atau tempat
praktik yang telah dikondisikan mendekati tempat kerja sebenarnya, mengunakan
SOP standar Industri, dengan pendampingan guru atau tenaga dari Industri,
serta dilengkapi dengan perangkat pembelajaran sesuai dengan struktur
kurikulum untuk mengukur capaian kompetensinya. Prinsip pembelajaran TeFa
juga diharapkan diterapkan sepenuhnya ke dalam kegiatan pemanfaatan aset
sekolah atau yang lebih dikenal sebagai Unit Produksi (UP) seperti pengunaan
aula, peralatan, laboratorium, kantin, lahan, tenaga pendidik serta sumber daya
lainnya.
UP sekolah pada awalnya dibentuk atau diadakan sebagai upaya untuk
membantu biaya operasional sekolah dengan memanfatkan peralatan dan
tenaga pendidik untuk mengerjakan pesanan masyarakat. Perkembangan UP
lebih berdasarkan pada inisiasi unsur sekolah melihat peluang usaha dan
kebutuhan masyarakat di lingkungannya, sehingga produk UP mungkin tidak
sesuai dengan kompetensi yang ada di sekolahnya, lebih banyak
mempekerjakan tenaga luar dari pada peserta didik untuk memenuhi target
produksi atau layanan, serta berorientasi mendapatkan pendapatan atau
keuntungan.
Pengelolaan TeFa dan UP yang sudah berkembang sedemikian besar di
banyak SMK terutama dalam hal keuangannya sudah mencerminkan
perusahaan atau badan usaha pada umumnya. Oleh karena itu, perlu payung
hukum untuk melindunginya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan,
khususnya pada lampiran VII Standar Pengelolaan di Bab II Standar Pengelolaan
1
oleh SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan mengamanatkan bahwa ”dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan bagi Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) yang memiliki spesifikasi teknis
di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan yang ditentukan diberikan
fleksibilitas sesuai peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan
keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD atau yang sejenisnya”.
BLUD adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya. Unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah yang telah menerapkan BLUD antara lain Rumah Sakit
Umum Daerah, Puskesmas, Persampahan, Pengolahan Limbah, Pasar,
Pertanian, Peternakan, Perikanan, Transportasi, Perparkiran, Terminal,
Pariwisata, Konservasi, Stadion Olahraga, dan lain sebagainya. BLUD
memberikan peluang yang besar kepada SMK untuk menerapkan pola tata kelola
keuangan yang fleksibel. Contoh daerah yang telah menerapkan BLUD yaitu
Provinsi Jawa Timur, dimulai tahun 2018 pada 20 SMK menunjukkan hasil yang
baik, efektif, namun perlu dievaluasi sebelum di diseminasi ke dalam skala yang
lebih luas. Implementasi BLUD telah menunjukkan SMK menjadi lebih mandiri,
produktif, efisien, dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan.
B. Tujuan
Tujuan yang diharapkan adalah:
1. Secara Umum
Menyediakan pedoman bagi SMK yang mampu mempercepat proses
pembentukan status BLUD.
2. Secara Khusus
a. Menjelaskan konsep BLUD;
b. Menjelaskan bidang layanan yang menjadi potensi income generating
BLUD SMK;
c. Menjelaskan manfaat penerapan BLUD SMK;
d. Menjelaskan hambatan pengelolaan BLUD SMK;
e. Menjelaskan penerapan BLUD SMK berbasis Good School Governance
(GSG);
f. Menjelaskan prosedur penyusunan dokumen BLUD SMK.
2
D. Outcome
3
BAB II
KONSEP BLUD
A. Definisi BLUD
BLUD SMK adalah Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah provinsi yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat terutama peserta didik, berupa penyediaan
barang dan/atau jasa tanpa mengutamakan mencari keuntungan. BLUD SMK
dalam melakukan kegiatannya harus didasarkan pada prinsip efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas. Pelaksanaan BLUD mendapatkan pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya dalam bentuk
fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat.
Tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat terutama
peserta didik, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dan daya saing
sumber daya manusia Indonesia. Fleksibilitas yang diberikan dalam bentuk
keleluasaan pengelolaan keuangan/barang BLUD SMK, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pejabat pengelola BLUD SMK adalah pimpinan BLUD SMK yang
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLUD SMK yang terdiri atas a)
Pemimpin BLUD/Kepala Sekolah, b) Pejabat Keuangan/Kepala Subbag Tata
Usaha, c) Pejabat Teknis/Wakil Kepala Sekolah atau Pejabat Setingkat. BLUD
SMK dalam melaksanakan kegiatannya dapat memperoleh pendapatan berupa
penerimaan dalam bentuk kas BLUD SMK. Pendapatan ini akan menambah
ekuitas dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak perlu dibayar kembali.
BLUD SMK juga melakukan belanja, berupa semua pengeluaran dari rekening
kas yang mengurangi ekuitas dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh BLUD SMK. Pendapatan dari
operasional BLUD SMK akan menghasilkan nilai omzet, yaitu jumlah seluruh
pendapatan operasional yang diterima oleh BLUD SMK yang berasal dari barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja BLUD
SMK dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya. Nilai aset BLUD SMK
adalah jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca BLUD SMK pada akhir suatu
tahun buku tertentu, dan merupakan bagian dari aset pemerintah daerah provinsi
yang tidak terpisahkan. Tarif yang dikenakan adalah imbalan atas barang
dan/atau jasa yang diberikan oleh BLUD SMK termasuk imbal hasil yang wajar
dari investasi dana, dapat bertujuan untuk menutup seluruh atau sebagian dari
biaya per unit layanan selama beroperasi. BLUD SMK akan mengeluarkan biaya,
berupa sejumlah pengeluaran yang mengurangi ekuitas untuk memperoleh
barang dan/atau jasa untuk keperluan operasional. BLUD SMK juga diizinkan
untuk investasi jangka pendek dalam bentuk pemanfaatan surplus kas jangka
pendek, selama bisa memberikan manfaat ekonomis yang dapat meningkatkan
kemampuan BLUD SMK dalam pelayanan kepada masyarakat dengan
memperhatikan likuiditas keuangan BLUD SMK.
Pada sisi pengelolaan keuangan, dikenal basis akrual, yaitu basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
4
transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. BLUD SMK memiliki rekening kas yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan uang BLUD yang dibuka oleh pejabat pengelola BLUD
SMK pada bank umum untuk menampung seluruh penerimaan pendapatan dan
pembayaran pengeluaran BLUD SMK.
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penerapan BLUD SMK adalah sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
d. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara;
e. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana yang telah beberapa kali di ubah, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana yang telah di ubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana yang telah di ubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
5
l. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
m. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
n. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan; dan
p. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79
Tahun 2018 tentang BLUD.
6
5. BLUD SMK menyelenggarakan kegiatan tanpa mengutamakan mencari
keuntungan.
6. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan laporan keuangan serta kinerja
BLUD SMK disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja Dinas
Pendidikan dan pemerintah provinsi.
7. BLUD SMK mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan
praktik bisnis yang sehat.
7
BAB III
PEMBENTUKAN BLUD SMK
A. Persiapan
Kelembagaan SMK secara tugas dan fungsi bersifat operasional dalam
menyelenggarakan pelayanan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa
layanan umum, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan
masyarakat. Selain itu, SMK juga mempersiapkan persyaratan administrasi
pendirian BLUD SMK yaitu: (a) kinerja pelayanan di bidang tugas dan fungsi
SMK terkait layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD SMK
atas rekomendasi Kepala Dinas Pendidikan; dan (b) kinerja keuangan SMK yang
sehat.
1. Persyaratan Substantif
Sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, persyaratan substantif dapat
terpenuhi apabila tugas dan fungsi unit pelaksana teknis dinas/badan daerah
bersifat operasional dalam menyelenggarakan layanan umum yang
menghasilkan barang/jasa publik. Layanan umum tersebut diutamakan untuk
pelayanan pendidikan SMK yang mana menjadi penyedia dalam pengadaan
barang dan/atau jasa yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta
sesuai dengan praktek bisnis yang sehat. Hal ini dilakukan sebagai salah
satu bentuk pengembangan layanan umum.
2. Persyaratan Teknis
Berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah, persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Karakteristik tugas dan fungsi SMK dalam memberikan pelayanan lebih
layak apabila dikelola dengan menerapkan BLUD, sehingga dapat
meningkatkan pencapaian target keberhasilan.
Kriteria layak yang dimaksud meliputi:
1) Memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
secara efektif, efisien, dan produktif;
2) Memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan
umum kepada masyarakat.
b. Berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja
keuangan apabila dikelola dengan menerapkan BLUD. Kriteria
berpotensi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kinerja
keuangan meliputi:
1) Perkiraan rencana pengembangan yang dilihat, misalnya dari
8
peningkatan/diversifikasi unit layanan, jumlah konsumen, dan tingkat
kepuasan konsumen;
2) Perhitungan/rencana peningkatan pendapatan dalam beberapa
tahun yang akan datang dengan ditetapkannya menjadi BLUD.
3. Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif dapat terpenuhi apabila SMK membuat dan
menyampaikan beberapa dokumen,Dokumen-dokumen tersebut meliputi:
a. Surat Pernyataan Kesanggupan Peningkatan Kinerja
Surat pernyataan ini berisi tentang komitmen SMK untuk meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
bidang layanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan. Surat
pernyataan kesanggupan yang ditanda tangani oleh kepala SMK dan
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
b. Pola Tata Kelola
Pola Tata Kelola merupakan uraian tentang Tata Kelola SMK yang
akan menerapkan BLUD. Pola Tata Kelola yang ditetapkan dengan
Peraturan Kepala Daerah. Contoh Pola Tata Kelola BLUD SMK dapat
dilihat pada lampiran 1. Pola Tata Kelola tersebut memuat:
9
menggunakan teknis analisis bisnis, yang ditetapkan melalui
Peraturan Kepala Daerah.
Pelaksanaan Renstra harus berdasarkan pada peningkatan
pelayanan masyarakat, efisiensi, efektivitas, produktifitas berdasarkan
praktek bisnis yang sehat tanpa mengutamakan keuntungan.
Implementasi rencana strategis ini juga harus dilakukan dengan
memperhatikan fleksibilitas dari penerapan BLUD. Renstra ini
selanjutnya akan dipakai sebagai dasar penyusunan Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) dan digunakan sebagai evaluasi kinerja untuk setiap
tahunnya. Renstra ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Penyusunan Renstra oleh unit pelaksana teknis dinas/badan
daerah yang akan menerapkan BLUD memuat: a. rencana
pengembangan layanan; b. strategi dan arah kebijakan; c. rencana
program dan kegiatan; dan d. rencana keuangan. Contoh Renstra
BLUD SMK dapat dilihat pada lampiran 2.
10
Laporan audit terakhir merupakan laporan audit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan atas laporan keuangan tahun terakhir sebelum SMK yang
akan menerapkan BLUD direkomendasikan untuk menerapkan BLUD.
Apabila audit terakhir tersebut belum tersedia, kepala SMK yang akan
menerapkan BLUD membuat surat pernyataan bersedia untuk diaudit
oleh pemerika eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Surat pertanyaan tersebut
ditandatangani oleh kepala SMK yang akan menerapkan BLUD dan
diketahui oleh kepala Dinas Pendidikan Provinsi.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah auditor eksternal
dalam audit laporan keuangan SMK yang akan menerapkan BLUD.
Jenis-jenis pemeriksaan BPK terdiri atas pemeriksaan keuangan,
pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Pemeriksaan keuangan yakni pemeriksaan atas laporan keuangan
yang bertujuan memberikan keyakinan yang memadai (reasonable
assurance) bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar
dalam semua hal material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pemeriksaan
kinerja yakni pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang
terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi, serta
pemeriksaan aspek efektivitas. Pemeriksaan selanjutnya adalah
pemeriksaan dengan tujuan tertentu yakni pemeriksaan yang
dilakukan dengan tujuan khusus atas hal-hal lain yang berkaitan
dengan keuangan dan pemeriksaan investigasi.
1. Tujuan
Tujuan Pedoman Penilaian Usulan Penerapan BLUD SMK adalah:
a. Tersedianya pedoman yang dapat digunakan oleh Tim Penilai dalam
melakukan penilaian atas usulan penerapan BLUD;
b. Tersusunnya instrumen penilaian bagi Tim Penilai sesuai dengan
karakteristik dan potensi daerah;
c. Terjaganya obyektivitas, transparansi dan kualitas penilaian.
11
b. PPKD sebagai sekretaris;
c. Kepala SKPD yang membidangi kegiatan BLUD sebagai anggota;
d. Kepala SKPD yang membidangi perencanaan pembangunan daerah
sebagai anggota; dan
e. Kepala SKPD yang membidangi pengawasan di pemerintah daerah
sebagai anggota; serta
f. Tenaga ahli yang berkompeten dibidangnya, apabila diperlukan.
5. Instrumen penilaian
SMK yang akan menerapkan BLUD dinilai melalui instrumen dengan
masing-masing bobot dokumen sebagai berikut.
12
Tabel 2 Persyaratan Penilaian Dokumen Administatif
No Dokumen Bobot
13
laksana Pengelompokan fungsi (akuntabilitas 2,0
berbasis kinerja)
14
Tabel 6 Penilaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Bobot 20%)
Untuk SMK yang baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD
menggunakan penilaian sebagai berikut:
15
Indikator Unsur Yang Dinilai Bobot
Unsur
Adanya hasil audit Hasil audit tahun terakhir oleh BPK 10,0
sebelum mengajukan untuk
menerapkan BLUD
ATAU
D. Proses Penilaian
1. Dalam rangka penilaian dokumen administratif dilakukan dengan
menggunakan format penilaian dokumen administratif, indikator, dan bobot
penilaian penerapan BLUD (SE Mendagri Nomor 981/1010/SJ dan Nomor
981/1011/SJ tentang Modul Penilaian dan Penetapan BLUD tanggal 6
Februari 2019), sebagai berikut:
a. bagi SKPD yang telah mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah
menggunakan format A.l ; (lampiran 5)
b. bagi SKPD yang belum mempunyai UPTD, menggunakan format A.2.
(lampiran 6)
2. Untuk melakukan penilaian dokumen administratif terhadap nilai per unsur
pada kolom 6 format A.l dan format A.2, menggunakan format B. (lampiran
7)
3. Setelah dilakukan penilaian terhadap dokumen administratif, hasil penilaian
16
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan Penerapan BLUD,
disertai dengan kesimpulan penilaian dokumen administrastif usulan
penerapan BLUD sebagaimana format C. (lampiran 8)
E. Penetapan BLUD
Berdasarkan hasil penilaian dokumen administratif, dalam hal nilai dari
dokumen administratif <60, maka hasil penilaian Ditolak Untuk Menerapkan
BLUD dan apabila nilai dari dokumen administratif >60, maka hasil penilaian
Diterima Untuk Menerapkan BLUD. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan
dituangkan dalam bentuk rekomendasi penerapan BLUD SMK sebagaimana
format D. (lampiran 9)
Rekomendasi disampaikan kepada kepala daerah sebagai dasar
penetapan dan kapan dimulainya penerapan BLUD SMK yang dituangkan
dalam Keputusan Kepala Daerah.
17
BAB IV
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SMK
YANG AKAN MENERAPKAN BLUD
18
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD yang
dijelaskan sebagai berikut:
(1) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf e disusun
oleh kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan
menerapkan BLUD sesuai dengan sistem akuntansi yang diterapkan pada
pemerintah daerah.
(2) Laporan keuangan terdiri atas:
a. laporan realisasi anggaran;
b. neraca;
c. laporan operasional:
d. laporan perubahan ekuitas; dan
e. catatan atas laporan keuangan.
19
dalam suatu periode pelaporan yang terdiri dari unsur pendapatan dan
belanja.
2. Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal
pelaporan. Neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
3. Laporan Operasional (LO) merupakan salah satu unsur laporan keuangan
yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan.
4. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) merupakan laporan yang menyajikan
peningkatan maupun penurunan aktiva-aktiva bersih atau kekayaan entitas
selama periode tertentu yang didasarkan prinsip-prinsip pengukuran tertentu
yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan salah satu unsur laporan
keuangan yang menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam LRA, LO, LPE, dan
Neraca dalam rangka pengungkapan yang memadai.
SMK dapat saja baru dibentuk dan akan langsung menerapkan BLUD
maka SMK baru tersebut tidak menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan
tetapi hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa LRA dan LO
sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan oleh
pemerintah daerah. Pada Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor:
981/1010/SJ tahun 2019 khususnya pada format A.2: SKPD yang belum
mempunyai unit pelaksana teknis daerah, pada Nomor 5 untuk dokumen
administratif yang dinilai pada prognosis/proyeksi laporan keuangan dengan
nilai bobot 20% pada 2 (dua) laporan keuangan sebagai berikut:
a. LRA sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang
diterapkan pemerintah daerah
b. LO sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang diterapkan
pemerintah daerah
Masing-masing laporan keuangan mempunyai nilai 0 atau 10 dengan
bobot per unsur masing-masing sebesar 5,0.
2. Akuntansi SMK
SMK menyusun 5 (lima) komponen laporan keuangan tersebut, perlu
pemahaman akuntansi yang memadai. Akuntansi adalah proses identifikasi,
pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan
kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.
Proses identifikasi dan pencatatan dalam akuntansi yang dimaksud adalah
setiap kejadian transaksi keuangan diperlukan adanya pencatatan serta
identifikasi pada pos-pos akun mana yang sesuai dengan kejadian transaksinya.
Begitu pula dengan pengklasifikasi transaksi yang dilakukan termasuk dalam
bagian pos akun yang mana saja nanti digunakan ketika sudah melakukan
pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi kemudian disajikan
dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan pedoman atau peraturan-
peraturan yang mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Akuntansi SMK
20
sendiri adalah bagian dari akuntansi SKPD karena sebagai UPTD, SMK
merupakan unit kerja dari SKPD. Dalam pengaturan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan daerah sebenarnya tidak dikenal akuntansi
SMK, namun untuk keperluan persyaratan dokumen administratif menjadi BLUD,
maka SMK harus membuat 5 (lima) komponen laporan keuangan. Laporan
keuangan SMK mempunyai basis akuntansi yang sama dengan laporan
keuangan SKPD yaitu basis kas untuk statutory report seperti LRA dan basis
akrual untuk laporan keuangan LO dan Neraca.
21
penjurnalan yang dilakukan harus dilakukan dengan teliti dimana posisi debit dan
kreditnya, agar tidak salah dalam tahapan selanjutnya. Pada tahapan
selanjutnya tiap transaksi dalam penjurnalan yang sudah dimasukan kedalam
pos-pos akun dibuatkan buku besar yang sifatnya sebagai penerjemah kenaikan
atau penurunan nilai akun atas transaksi pada penjurnalan sebelumnya. Hal ini
cukup mudah, karena hanya melakukan posting atau memindahkan tiap-tiap
akun yang terjadi pada saat transaksi penjurnalan. Hal penting yang perlu diingat
sebelum melakukan posting setiap akun jurnal ke buku besar adalah nilai saldo
awal atau saldo tahun sebelumnya yang wajib dimasukan terlebih dahulu.
Tahapan selanjutnya adalah membuat neraca saldo. Neraca saldo
merupakan tahapan sebelum penyusunan laporan keuangan, dimana dalam
neraca saldo ini berfungsi untuk mengelompokkan saldo nilai akun-akun yang
ada di dalam buku besar, serta sebagai koreksi untuk penyeimbangan posisi
debit dan kredit yang telah dilakukan pada saat transaksi sebelumnya. Ketika
neraca saldo yang sudah seimbang posisi debit dan kreditnya, kemudian
dimasukan ke dalam tahapan laporan keuangan. Laporan keuangan ini sesuai
dengan penyajian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dimana
setiap akun dalam neraca saldo perlu disajikan dalam lima komponen laporan
keuangan yang telah ditentukan sebelumnya.
Siklus akuntansi ini merupakan rangkaian tahapan perlakuan data transaksi
keuangan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, hal ini dikarenakan
adanya saling keterkaitan tahapan satu sama lain. Pembetulan dalam siklus
akuntansi tidak dapat dilakukan secara langsung dan harus melihat proses
awalnya terlebih dahulu jika didapati ada salah satu tahapan/siklus yang perlu
dikoreksi. Siklus akuntansi ini harus dipahami dengan baik dan benar oleh SMK
yang akan menyajikan laporan keuangan agar hasilnya baik dan maksimal.
a. Persamaan Akuntansi
Persamaan akuntansi, atau juga disebut persamaan dasar akuntansi
adalah komponen yang membentuk dasar untuk semua sistem akuntansi.
Persamaan sederhana ini menggambarkan dua fakta tentang perusahaan
atau suatu instansi yakni apa yang dimiliki perusahaan dan berapa besar
hutang perusahaan atau instansi tersebut. Persamaan akuntansi
menyamakan aset dengan kewajiban/liabilitas dan modalnya, hal ini
menunjukkan bahwa semua aset perusahaan atau instansi diperoleh melalui
kewajiban hutang dan/atau modal. Berikut ini adalah gambar ilustrasi
persamaan akuntansi:
22
Kewajiban/liabilitas dan modal pada dasarnya hanyalah sumber
pendanaan bagi perusahaan/instansi untuk memperoleh aset. Persamaan
akuntansi umumnya ditulis dengan kewajiban/liabilitas yang muncul sebelum
modal. Hal seperti ini harus konsisten dengan pelaporan keuangan di mana
aset dan kewajiban/liabilitas lancar selalu dilaporkan sebelum aset dan
kewajiban/liabilitas jangka panjang. Persamaan ini berlaku untuk semua
kegiatan bisnis dan transaksi. Aset akan selalu sama dengan
kewajiban/liabilitas dan modal. Jika aset meningkat, kewajiban/liabilitas atau
modal pemilik harus meningkat untuk menyeimbangkan persamaan.
Sebaliknya berlaku jika kewajiban/liabilitas atau modal yang menurun.
Persamaan akuntansi ini adalah alat bantu dalam menganalisis
dokumen transaksi yang kemudian dicatat dalam bentuk jurnal. Persamaan
akuntansi ini juga merupakan persamaan untuk seluruh transaksi yang
terdapat dalam instansi manapun, termasuk untuk transaksi di pemerintah
daerah. Istilah modal pada pemerintahan diganti dengan istilah ekuitas
sehingga persamaan akuntansinya menjadi seperti berikut:
23
Gambar 5 Persamaan Akuntansi UPTD SMK
1. Jurnal
Proses awal dalam siklus akuntansi adalah identifikasi transaksi
dimulai dengan pengumpulan data yang diambil dari bukti transaksi.
Berdasarkan bukti transaksi kemudian dikelompokkan transaksi-
transaksi yang terjadi dan dapat dipertanggungjawabkan berupa nota,
faktur, kuitansi atau memo yang diverifikasi. Semua transaksi yang
sudah dikelompokkan, maka harus dicatat ke dalam jurnal berdasarkan
urutan kronologi transaksi keuangan. Jurnal adalah alat untuk mencatat
transaksi-transaksi suatu entitas secara kronologis dan sistematis.
Contoh format jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut:
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
24
Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
(2) Nomor bukti transaksi.
(3) Nomor kode rekening.
(4) Nama akun yang di debit ditulis terlebih dahulu kemudian baris
selanjutnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok kesebelah
kanan.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
Pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme
debit dan kredit. Pengertian debit dalam persamaan akuntansi
menunjukan sisi sebelah kiri dan kredit menunjukan sebelah kanan.
Mekanisme untuk menggunakan aturan debit dan kredit pada setiap
akun utama akuntansi terlihat dalam tabel sebagai berikut:
25
Tabel 11 Contoh 1 Jurnal Transaksi SMK
Kode
Tanggal No Bukti Uraian Debit Kredit
Rekening
5-Jan-20 Xxxx x.x.x.xx Perlengkapan 2.000.000,00
Kantor
2.000.000,00
x.x.x.xx Kas di Bendahara
Pengeluaran
Pembantu SMK
26
Tabel 14 Mekanisme Basis Laporan Keuangan Pemerintah
Kode Akun Uraian Laporan Basis
1 Aset
2 Kewajiban Neraca Akrual
3 Ekuitas
4 Pendapatan LRA
5 Belanja LRA Kas
6 Pembiayaan
7 Pendapatan LO
LO Akrual
8 Beban
27
Hal lain yang perlu menjadi perhatian bahwa setiap transaksi harus
dilakukan jurnal basis akrual dan apabila memenuhi syarat maka juga
dilakukan jurnal basis kas. Apabila dalam satu transaksi terdapat jurnal
basis akrual dan jurnal basis kas maka jurnal dicatat pada saat yang
sama. Berikut ini adalah contoh transaksi yang memenuhi syarat basis
kas dan basis akrual:
c. Bendahara Penerimaan Pembantu SMK menerima uang sebesar
Rp5.000.000,00 dari pembayaran Pendapatan Pemanfaatan Aset
Sekolah.
28
menjadi laporan keuangan untuk dokumen administratif menjadi BLUD.
Apabila semua transaksi tersebut sudah dicatat dalam jurnal akuntansi
maka laporan keuangan SMK yang berbasis kas akan terbentuk.
Selanjutnya perlu dilakukan jurnal untuk mencatat transaksi akrual
yang meliputi transaksi sebagai berikut:
a. Pengakuan piutang jika ada, dapat dilakukan berdasarkan tagihan
kepada penerima jasa dari SMK. Untuk kasus tertentu diperlukan
adanya tanda terima atau berita acara serah terima pekerjaan yang
ditandatangani pihak SMK dan dan penerima jasa dari SMK;
b. Pengakuan persediaan baik yang bertambah maupun berkurang
berdasarkan laporan persediaan SMK yang menyajikan informasi
saldo awal, mutasi keluar, mutasi masuk dan saldo akhir;
c. Pengakuan investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang
jika ada, berdasarkan surat berharga, sertifikat deposito maupun
dokumen investasi lain;
d. Pengakuan aset tetap, aset dikerjasamakan, dan aset tak berwujud
baik yang bertambah maupun berkurang berdasarkan laporan
barang SMK yang menyajikan informasi saldo awal, mutasi keluar,
mutasi masuk dan saldo akhir;
e. Pengakuan beban penyusutan/amortisasi di LO dan akumulasi
penyusutan/amortisasi di Neraca berdasarkan tahun perolehan dari
laporan barang dan kebijakan akuntansi pemda;
f. Pengakuan aset rusak sebagai aset lainnya jika ada berdasarkan
surat permohonan penghapusan aset dari Kuasa Pengguna Barang;
dan
g. Pengakuan utang jangka pendek maupun jangka panjang jika ada,
berdasarkan tagihan dari debitur atau perjanjian pinjaman.
2. Buku Besar
Transaksi yang sudah dikelompokkan dan dicatat ke dalam jurnal
berdasarkan urutan kronologi transaksi keuangan memerlukan proses
klasifikasi. Proses klasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal
dengan istilah Posting. Posting adalah proses pemindahan jurnal suatu
transaksi ke dalam buku besar dari masing-masing akun dalam jurnal
terkait. Buku besar adalah buku yang digunakan untuk mengelompokkan
transaksi berdasarkan akun/kode rekening sehingga diperoleh saldo
akhir akun/kode rekening tersebut. Setiap akun memiliki satu buku
besarnya masing-masing sehingga jumlah buku besar yang dimiliki
sebuah entitas sama banyaknya dengan jumlah akun yang dimilikinya.
Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan
tertentu yang telah disepakati. Contoh format buku besar dapat dilihat
sebagai berikut:
29
Tabel 19 Format Buku Besar
Kode Rekening :
Uraian :
Anggaran :
Keterangan:
(1) Tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis
terjadinya transaksi.
(2) Nomor surat bukti transaksi.
(3) Uraian transaksi.
(4) Bagian ref mengacu pada pencatatan dalam jurnal yaitu halaman
jurnal pada saat transaksi dicatat.
(5) dan (6) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
(7) Jumlah saldo dari transaksi
Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua
saldo awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban dan Ekuitas yang diperoleh
dari Neraca Awal Tahun kedalam buku besarnya masing-masing. Ketika
transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat
dalam jurnal kemudian diposting kebuku besar. Berdasarkan contoh
jurnal di atas, dapat dilakukan posting ke buku besar sebagai berikut:
Jurnal Transaksi pendapatan tunai oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu SMK:
30
Tabel 20 Contoh Pengisian Buku Besar dari Jurnal
No Kode Debit
Tanggal Uraian Kredit
Bukti Rekening
21-Jan-20 xxxx x.x.x.xx Kas di Bendahara 5.000.000,00
Penerimaan
Pembantu SMK
5.000.000,00
x.x.x.xx Pendapatan
Pemanfaatan
Aset Sekolah -LO
Buku Besar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Kas di Bendahara Penerimaan Pembantu SMK
Anggaran :
BukuBesar :
Kode Rekening : x.x.x.xxx
Uraian : Pendapatan Pemanfaatan Aset Sekolah -LO
Anggaran :
Perlu diingat bahwa sebelum posting dilakukan, pastikan saldo awal akun-
akun neraca sudah masuk ke dalam buku besar.
3. Neraca Saldo
Proses mengumpulkan saldo akhir dari setiap buku besar
memerlukan keakurasian dari pencatatan pada buku besar itu sendiri.
Proses ini merupakan tujuan dari penyusunan neraca saldo, dimana jika
dilakukan dengan benar akan menghasilkan neraca saldo yang
seimbang antara penjumlahan kolom debit dan kreditnya. Neraca Saldo
adalah daftar seluruh akun dalam transaksi beserta saldonya pada posisi
debit maupun kredit. Neraca saldo disusun untuk memastikan bahwa
Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa
31
jumlah saldo-saldo debit selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Contoh
format neraca saldo dapat dilihat sebagai berikut:
Keterangan:
(1) Nomor kode rekening.
(2) Nama akun.
(3) dan (4) Jumlah rupiah dari akun yang di debit maupun di kredit.
32
C. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran (LRA) yaitu laporan yang menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode. Unsur-unsur yang dicakup secara langsung
oleh laporan realisasi anggaran. Masing-masing unsur di dalam LRA dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Penerimaan
Pembantu SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara
Penerimaan Pembantu SMK/Bendahara BOS yang menambah Saldo
Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak SMK, dan tidak perlu dibayar kembali oleh SMK.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
SMK/Bendahara BOS dan/atau rekening kas Bendahara Pengeluaran
Pembantu SMK/Bendahara BOS yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh SMK.
Penyusunan LRA dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 4 dan
5 di neraca saldo yang diposting kekolom realisasi di LRA. Setelah LRA
terbentuk maka dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LRA tersebut.
Tahapan sederhana penyusunan LRA dapat digambarkan sebagai berikut:
33
Tabel 23 Format Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
Anggaran
Realisasi Selisih
Uraian Setelah Perubahan
(Rp) (Rp)
(Rp)
1 2 3 4
PENDAPATAN – LRA
PENDAPATAN ASLI DAERAH - LRA
Pendapatan Pajak Daerah – LRA
Pendapatan Retribusi Daerah – LRA
Pendapatan Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan –
LRA
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang
sah – LRA
BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi
BELANJA MODAL
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin
Belanja Gedung dan Bangunan
Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
Belanja Aset Tetap Lainnya
Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
JUMLAH BELANJA
SURPLUS/DEFISIT
D. Laporan Operasional
Laporan operasional (LO) adalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh
entitas untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung dalam laporan operasional terdiri dari
pendapatan-LO, beban, dan surplus/(defisit-LO).
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
34
1. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah dalam hal ini adalah SMK yang diakui
sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Surplus/(defisit-LO) adalah selisih antara pendapatan-LO dan beban.
Penyusunan LO dilakukan dengan mengambil saldo-saldo dari akun 7
dan 8 di neraca saldo yang diposting ke LO. Setelah LO terbentuk maka
dilakukan jurnal penutup atas akun-akun temporer LO tersebut agar dapat
menghasilkan surplus/defisit-LO. Tahapan sederhana penyusunan LO dapat
digambarkan sebagai berikut:
1 2 3
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan - LO
Lain-lain PAD yang sah - LO
35
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)
TOTAL PENDAPATAN - LO
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) - LO
36
Tabel 25 Format Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
PEMERINTAH …
DINAS …
SMK NEGERI …
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1
20X0
URAIAN (Rp)
(Rp)
1 2 3
EKUITAS AWAL
SURPLUS/DEFISIT LO
EKUITAS AKHIR
F. Neraca
Neraca adalah bagian dari sebuah laporan keuangan yang mencatat
informasi mengenai aset, kewajiban pembayaran pada pihak-pihak yang terkait
dalam operasional perusahaan, dan modal pada waktu tertentu. Unsur yang
dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas. Masing-masing
unsure didefinisikan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki pemerintah
daerah dalam hal ini SMK sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat
diperoleh, baik oleh SMK maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam
satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk
penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang
dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah daerah dalam hal ini SMK.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah daerah dalam hal ini SMK yang
merupakan selisih antara aset dan kewajiban.
Penyusunan neraca diambil dari neraca saldo kode akun 1 dan 2 kemudian
menjadi neraca dan ekuitas akhir. Tahapan sederhana penyusunan neraca
dapat digambarkan sebagai berikut:
37
Gambar 9 Tahapan Penyusunan Neraca
1 2 3
ASET
Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Investasi Jangka Pendek
Piutang
Persediaan
Aset Lancar Lainnya
Jumlah Aset Lancar
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Pemanen
Investasi Permanen
Jumlah Investasi Jangka Panjang
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah Aset Tetap
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran
38
20X1 (Rp) 20X0 (Rp)
URAIAN
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Pihak Ketiga
Hutang Biaya
Hutang Pajak
Pendapatan Diterima di Muka
Utang Jangka Pendek Lainnya
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri
Hutang Luar Negeri
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS
Ekuitas
TOTAL EKUITAS
39
diproyeksikan dengan tahun berjalan misalnya dengan rata-rata kenaikan
pertahun 5% s.d 15% pertahun dari total realisasi anggaran.
Cara yang lebih rinci adalah dengan melakukan prognosis/proyeksi
pendapatan dan belanja melalui perhitungan secara rinci berdasarkan
volume dikalikan tarif (untuk pendapatan) dan volume dikalikan Satuan
Standar Harga atau SSH (untuk belanja). Prognosis/proyeksi belanja dapat
dirinci berdasarkan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Volume,
Tarif dan SSH ini juga dapat diproyeksi sesuai inflasi atau range rata-rata
kenaikan pertahun 5% sd 15% pertahun dari total realisasi anggaran sebagai
baseline anggarannya.
Prognosis/proyeksi LRA ini juga dapat sejalan dengan penjelasan rencana
program dan kegiatan SMK beserta kerangka pendanaan pada Bab 5
Dokumen Administratif Rencana Strategi BLUD.
Format prognosis/proyeksi LRA gunakan format ini:
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
Jumlah Pendapatan
2 BELANJA
2 1 BELANJA OPERASI
2 1 1 Belanja Pegawai
2 1 2 Belanja Barang dan Jasa
Jumlah Belanja Operasi
2 2 BELANJA MODAL
2 2 1 Belanja Tanah
2 2 2 Belanja Peralatan dan Mesin
2 2 3 Belanja Gedung dan Bangunan
2 2 4 Belanja Jalan Irigasi dan Jaringan
40
2 2 5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2 2 6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
Jumlah Belanja
SURPLUS/DEFISIT
2. Prognosis/Proyeksi LO
Prognosis/proyeksi laporan operasional ini berisikan proyeksi
pendapatan dan biaya yang akan diproyeksikan untuk tahun mendatang.
Tabel ini tidak jauh berbeda dengan tabel prognosis/proyeksi laporan
pendapatan dan belanja, bedanya hanya di tabel ini menggunakan konsep
beban, bukan belanja.
Penyusunan LO yaitu dengan memodifikasi LRA ke LO, dengan cara
memindahkan angka pendapatan-LRA ke Pendapatan-LO dan Belanja ke
Beban. Ada Belanja yang tidak pindah ke Beban yaitu Belanja Modal, namun
harus menghitung proyeksi beban penyusutan, dan memasukan data aset
tetap sekolah untuk diketahui tahun perolehan dan umur ekonomisnya agar
bisa dihitung beban penyusutannya. Hal yang sama berlaku untuk aset tak
berwujud.
Format prognosis/proyeksi LO gunakan format ini:
Tabel 28 Format prognosis/proyeksi LO
PEMERINTAH ......
DINAS ......
UPTD SMKN ......
PROGNOSIS/PROYEKSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1 DAN DESEMBER 20X5
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) – LO
Pendapatan Pajak Daerah – LO
Pendapatan Retribusi Daerah - LO
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan – LO
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah - LO
TOTAL PENDAPATAN
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai
Beban Barang dan Jasa
Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyisihan Piutang
Beban Lain-lain
TOTAL BEBAN
SURPLUS (DEFISIT) - LO
41
BAB V
PENUTUP
42
DAFTAR PUSTAKA
BPK Provinsi Jawa Timur. (2017). Sekolah Gagas Perencanaan Bisnis Kejar Status
BLUD. Diakses melalui https://surabaya.bpk.go.id/ pada tanggal 5 September
2019.
BPKP. (_____). Program Asistensi BLUD. Diakses melalui http://www.bpkp.go.id/ pada
tanggal 6 September 2019.
Depdiknas. (2002). Manajemen Keuangan. Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala
Sekolah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama.
Dijadja, M. (2003). Manajemen Proses Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan
Evaluasi Kinerja. Jakarta: LAN dan Duta Pertiwi.
Dijadja, M. (2003). Transparansi Pemerintah. Jakarta: Rineka Cipta.
Global News. (2017). Gandeng Kampus, Gubernur Rumuskan SMK jadi BLU. Diakses
dari http://global-news.co.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Hamdani. (2018). Penyajian Laporan Keuangan BLUD. Jakarta: Kemendagri.
Haq, A. A. (2015). Catatan atas Laporan Keuangan. Diakses dari
http://www.wikiapbn.org/ pada tanggal 5 September 2019.
Haq, A. A. (2015). Laporan Operasional. Diakses dari https://www.wikiapbn.org/ pada
tanggal 5 September 2019.
Hidayat, A. & Mahalli, I. (2016). The Handbook of Education Management. Jakarta:
Kencana.
Jajeli, R. (2017). Sekolah Kejuruan di Jatim akan Dijadikan BLUD. Diakses melalui
https://news.detik.com/ pada tanggal 5 September 2019.
JPNN. (2019). Mendikbud Dorong SMK dengan Teaching Factory Jadi BLUD. Diakses
dari https://www.jpnn.com/ pada tanggal 5 September 2019.
Kemdikbud Dorong SMK Jadi BLUD diakses melalui https://psmk.kemdikbud.go.id pada
tanggal 5 september 2019.
Kemendikbud. (2016). Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan SMK.
Kementerian Dalam Negeri. (2019). Modul Penilaian dan Penetapan BLUD. Jakarta:
Direktorat BUMD, BLUD dan Barang Milik Daerah.
Kementerian Keuangan. (2017). Mengelola Keuangan BLUD (BLUD). Diakses dari
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/ pada 6 September 2019.
Kementerian Keuangan. (2018). Buku I Pedoman Teknis Asistensi Penyusunan
Laporan Keuangan (Neraca) BLUD. Jakarta: Deputi Bidang Akuntan Negara.
Khurniawan, A.W. & Rivai, M. (2019). Wealth Management Sebagai Strategi
Pengelolaan Keuangan SMK Menuju Kemandirian Financial Sekolah. Vocational
Educational Policy White Paper Vol. 1 Nomor 10 Tahun 2019.
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan Nomor 13 Tentang Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Krina, L.L. (2003). Indikator Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi, dan
Partisiasi. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
LKPP. (2018). Modul Pelatihan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jakarta: Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mediani, M. (2018). Mendikbud Minta SMK Bentuk BLUD dan Stop Setoran ke Negara.
Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ pada tanggal 6 September 2019.
Pengadilan Tinggi Palembang. (2019). Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2019.
Diakses dari https://pt-palembang.go.id/ pada tanggal 5 September 2019.
Putra, Sanjaya. (2018). Pola Pengelolaan Keuangan BLUD.
43
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan.
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.05/2015
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Investasi Pemerintah.
Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 220/PMK.05/2016
Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.05/2017
Tentang Pedoman Remunerasi Badan Layanan Umum.
Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
Tentang BLUD.
Republik Indonesia. (2019). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019
Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2020.
Republik Indonesia. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
SMK-SMAK Bogor. (2016). Laporan Keuangan untuk Periode yang Berakhir 31
Desember 2016.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Standar Pelayanan Minimum SMK Negeri 1 Pacitan.
Pacitan: Dokumen BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
SMK Negeri 1 Pacitan. (2018). Tata Kelola SMK Negeri 1 Pacitan. Pacitan: Dokumen
BLUD SMK Negeri 1 Pacitan.
Sulaiman, A. (2018). SMK di Jatim Berubah Menjadi BLUD. Diakses dari
https://nusantaranews.co/ pada tanggal 5 September 2019.
Unpad. (2014). Pedoman Implementasi Remunerasi BLU Universitas Padjajaran.
44
LAMPIRAN
45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SMK merupakan unit pelaksana teknis Dinas Pendidikan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan
ujung tombak pembangunan Pendidikan. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya pada Pasal
18 huruf c yang menyatakan bahwa salah satu fungsi dari Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah adalah memfasilitasi pembangunan teaching
factory dan techno park di lingkungan SMK.
Pelayanan pendidikan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan pendidikan.
Mengingat beban kerja SMK yang berat untuk mencapai tujuan utama tersebut,
pengelolaan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat yang tidak memberikan keleluasaan bagi SMK serta tuntutan SMK
untuk meningkatkan kinerjanya, dimana disisi lain sistem pengelolaan keuangan
masih belum memberikan keleluasaan bagi SMK untuk berupaya dalam
peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk mengelola SMK secara
enterpreneur bukan secara birokratik lagi. SMK perlu untuk melakukan
perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang menjadi
lembaga yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan. Terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
BLUD, memberikan peluang bagi SMK untuk menerapkan BLUD yang
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaannya, sehingga dapat membantu
meningkatkan pelayanannya.
Penerapan BLUD perlu didukung dengan tata kelola organisasi yang
merupakan aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
46
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk
efektifitas pencapaian.
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
47
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
BLUD;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pengelolaan Teknis Keuangan Daerah;
7. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang
Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan
Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;
8. Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa tentang
Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan Daerah di Daerah
Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;
9. Keputusan Kepala Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Kepala Daerah Provinsi/Daerah
Khusus/Daerah Istimewa Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan, dan Tugas Unit Pelaksana Teknis SMK Dinas Pendidikan
Daerah Provinsi/Daerah Khusus/Daerah Istimewa;
10. Praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan etika bisnis dalam dunia
usaha.
G. Sistematika
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:
Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
B. Struktur Organisasi dan Tata Laksana
C. Tata Kerja Pimpinan BLUD SMK
D. Tata Kerja Urusan Tata Usaha
E. Tata Kerja Unit Sistem Pengendalian Intern
F. Manajemen Kepegawaian
G. Prosedur Kerja
H. Pengelolaan Pendapatan BLUD SMK
I. Pengelompokan Fungsi
J. Pengelolaan Keuangan
K. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
BAB III : PENUTUP
LAMPIRAN
48
BAB II
TATA KELOLA BLUD SMK
A. Kelembagaan
Unit Pelaksana Teknis Daerah Sekolah Menengah Kejuruan......, yang
selanjutnya disingkat UPTD SMK...., merupakan SMK yang beralamat di Jalan
…. No …. Kelurahan ….. Kecamatan …. Kabupaten/Kota …, terletak di …. km
sebelah ….. dari Kab/kota .... SMK adalah pendidikan formal pada jenjang
pendidikan menengah yang menyelenggarakan program kejuruan. Standar
Nasional Pendidikan SMK/MAK terdiri atas:
1. standar kompetensi lulusan;
2. standar isi;
3. standar proses pembelajaran;
4. standar penilaian pendidikan;
5. standar pendidik dan tenaga kependidikan;
6. standar sarana dan prasarana;
7. standar pengelolaan; dan
8. standar biaya operasi.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah, dalam pembagian urusan pemerintah bidang pendidikan, pendidikan
menengah termasuk urusan yang pengelolaannya berada di wilayah Provinsi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, SMK menjadi lembaga yang potensial
untuk menyiapkan calon tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
dan produksi yang berada di wilayah Provinsi.
Pendidikan SMK berupaya mengembangkan seluruh potensi peserta didik
agar memiliki wawasan kerja, keterampilan teknis bekerja, employability skills,
dan melakukan transformasi diri terhadap perubahan tuntutan dunia kerja.
Pendidikan kejuruan akan menjadi efisien bila pembelajarannya (peserta didik
dilatih) dengan cara mereplikasi lingkungan kerja semirip mungkin dengan yang
terjadi di tempat pekerjaan yang sebenarnya.
Pendidikan kejuruan dengan model pembelajaran berbasis produksi
(barang/jasa) yang dibutuhkan oleh masyarakat, sepenuhnya dikerjakan oleh
peserta didik, dilaksanakan dalam ruang praktik/bengkel/lahan yang telah
dikondisikan mendekati situasi dan suasana tempat kerja yang sesungguhnya,
menyangkut: waktu, prosedur, dan cara/aturan sesuai standar Industri, Dunia
Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA).
49
Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK …… sebagaimana berikut:
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK .............
Gambar 10 Bagan Struktur Organisasi UPTD SMK
WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM
KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI ………… KAKOMLI …………
WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……
GARIS KOMANDO
50
1. Pelaksanaan Pendidikan;
2. pengelolaan hasil praktek pembelajaran;
3. pelaksanaan hubungan kerja sama dengan orang tua peserta didik,
masyarakat, Komite Sekolah, dunia usaha dan dunia industri, dan/atau
asosiasi profesi;
4. pelaksanaan pengujian kompetensi profesi peserta didik sesuai kewenangan;
dan
5. Pelaksanaan Administrasi.
UPTD SMK ….. yang beroperasi di wilayah kerja Kecamatan ….., dimana
tata kerjanya diatur melalui Peraturan Daerah Provinsi... Nomor …. tahun ….
tentang Perangkat Daerah Provinsi... tentang Pembentukan Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi
yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Nomor ….
Tanggal …. Bulan …. Tahun …. tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Gubernur ... Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Kedudukan, dan
Tugas UPTD SMK Dinas Pendidikan Provinsi....
Struktur organisasi dan uraian tugas UPTD SMK dalam rangka penerapan
BLUD disajikan dalam dua kondisi, yaitu kondisi sebelum dan sesudah
menerapkan BLUD, sebagai berikut:
51
STRUKTUR ORGANISASI UPTD SMK …….
Kepala Sekolah
Subbagian Tata
Usaha
Bendahara
Penerimaan
Bendahara
Pengeluaran
Pengurus Barang
Aset & Persedian
52
teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu
hubungan masyarakat
6) Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Sekolah dalam melaksanakan sebagian kegiatan teknis
operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu bidang
kesiswaan
53
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Akademik.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Sarana dan Prasarana dan
pelaksana teknis kegiatan pengelolaan Sarana dan Prasarana yang
dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau
pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat dan
pelaksana teknis kegiatan Hubungan Masyarakat yang dilaksanakan
oleh Kelompok Jabatan Fungsional (guru atau pustakawan) yang
ada di bawah Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat.
Kedudukan Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan dan pelaksana teknis
kegiatan Kesiswaan yang dilaksanakan oleh Kelompok Jabatan
Fungsional (guru atau pustakawan) yang ada di bawah Wakil Kepala
Sekolah Kesiswaan.
54
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan
dan memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Satuan
Pendidikan SMK;
(4) menyelenggarakan proses belajar mengajar SMK;
(5) menyelenggarakan pengaturan administrasi ketatausahaan
dan ekstrakurikuler SMK;
(6) menyelenggarakan proses akreditasi sekolah;
(7) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi sekolah
menegah kejuruan;
(8) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) SMK dalam lingkup
tugasnya;
(9) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang pengelolaan pendidikan menengah kejuruan;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran
pertimbangan mengenai bidang pengelolaan pendidikan
menengah kejuruan sebagai bahan penetapan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Satuan
Pendidikan SMK; dan
(13) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
55
(1) melaksanakan penyusunan program kerja Kepala Sekolah
dan Subbagian Tata Usaha;
(2) melaksanakan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
SMK;
(3) melaksanakan pengelolaan kehumasan;
(4) melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
(5) melaksanakan pengelolaan administrasi sekolah;
(6) melaksanakan pengkoordinasian program 9 K;
(7) melaksanakan penatausahaan keuangan;
(8) melaksanakan pengelolaan umum dan perlengkapan;
(9) melaksanakan pengelolaan tata naskah dinas dan
kearsipan;
(10) melaksanakan penyusunan dan penghimpunan data dan
informasi lingkup Tata Usaha;
(11) melaksanakan penyusunan Standar Pelayanan dan Standar
Operasional Prosedur Subbagian Tata Usaha;
(12) melaksanakan penyusunan bahan tindak lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup tata usaha;
(13) melaksanakan penghimpunan bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang SMK;
(14) melaksanakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
(15) melaksanakan pengendalian kegiatan Subbagian Tata
Usaha;
(16) melaksanakan evaluasi dan pelaporan Subbagian Tata
Usaha; dan
(17) melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
56
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik adalah
sebagai berikut:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis
bidang akademik;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan
dan memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil
Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(4) menyelenggarakan pengkajian kalender pendidikan;
(5) menyelenggarakan pengkajian pembagian tugas guru dan
jadwal pelajaran;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal evaluasi belajar dan
pelaksanaan ujian akhir serta penerimaan rapor dan STTB;
(7) menyelenggarakan penerapan kriteria persyaratan kenaikan
kelas dan ketamatan;
(8) menyelenggarakan pengkoordinasian dan pengkajian
kelengkapan mengajar;
(9) menyelenggarakan pengaturan pelaksanaan program
perbaikan dan pengayaan;
(10) menyelenggarakan pengaturan pengembangan
MGMP/MGBP dan pengkoordinasian mata pelajaran;
(11) menyelenggarakan supervisi administrasi akademis;
(12) menyelenggarakan pengarsipan program kurikulum;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
akademik;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang akademik;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Akademik;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang akademik;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran
pertimbangan mengenai bidang akademik sebagai bahan
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Akademik; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
57
d) Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana
Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai
tugas pokok membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan
sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu bidang sarana dan prasarana.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:
(1) penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis bidang
sarana dan prasarana;
(2) penyelenggaraan pengelolaan sarana dan prasarana;
(3) penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(4) penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya.
Rincian tugas Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana:
(1) menyelenggarakan pengkajian program kerja Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(2) menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis
bidang sarana dan prasarana;
(3) menyelenggarakan koordinasi, membina, mengendalikan
dan memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Wakil
Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana;
(4) menyelenggarakan inventarisasi dan pengadaan sarana dan
prasarana;
(5) menyelenggarakan pengkoordinasian penggunaan sarana
dan prasarana;
(6) menyelenggarakan pengelolaan pembiayaan alat-alat
pengajaran;
(7) menyelenggarakan perawatan dan perbaikan sarana dan
prasarana;
(8) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
sarana dan prasarana;
(9) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang sarana dan
prasarana;
(10) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
(11) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Sarana dan Prasarana;
(12) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang sarana dan prasarana;
58
(13) menyelenggarakanpenyampaian bahan saran pertimbangan
mengenai bidang sarana dan prasarana sebagai bahan
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(14) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan
Prasarana;
(15) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana; dan
(16) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
59
(8) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
(9) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
(10) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang hubungan dunia usaha dan dunia industri;
(11) menyelenggarakan penyampaian bahan saran
pertimbangan mengenai bidang hubungan dunia usaha dan
dunia industri sebagai bahan perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah;
(12) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Dunia
Usaha dan Dunia Industri;
(13) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Hubungan Dunia Usaha dan Dunia Industri;
dan
(14) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
60
(4) menyelenggarakan pengkajian program pembinaan dan
bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
kesiswaan/OSlS, meliputi kepramukaan, PMR, KIR, UKS,
PKS, Paskibraka, pesantren kilat dan kegiatan kesiswaan
lainnya;
(5) menyelenggarakan penegakkan disiplin dan tata tertib
sekolah, pemilihan pengurus OSIS serta pembinaan
pengurus OSIS dalam berorganisasi;
(6) menyelenggarakan pengkajian jadwal dan pembinaan
secara berkala dan insidental;
(7) menyelenggarakan pembinaan dan pengkoordinasian
program
(8) menyelenggarakan pemilihan calon siswa berprestasi dan
penerima beasiswa serta pemilihan siswa untuk mewakili
sekolah dalam kegiatan di luar sekolah;
(9) menyelenggarakan pengelolaan mutasi siswa;
(10) menyelenggarakan pengkoordinasian dalam penerimaan
siswa baru dan pelaksanaan MOS;
(11) menyelenggarakan pengkajian jadwal kegiatan akhir tahun
sekolah;
(12) menyelenggarakan cerdas cermat dan olah raga prestasi;
(13) menyelenggarakan pengkajian data dan informasi bidang
kesiswaan;
(14) menyelenggarakan pengkajian Standar Pelayanan (SP) dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) bidang kesiswaan;
(15) menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
(16) menyelenggarakan pengkajian bahan Tindak Lanjut Laporan
Hasil Pemeriksaan lingkup Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kesiswaan;
(17) menyelenggarakan pengkajian bahan verifikasi, kajian teknis
dan menyelenggarakan pemantauan terhadap permohonan
dan realisasi bantuan keuangan dan hibah/bantuan sosial
bidang kesiswaan;
(18) menyelenggarakan penyampaian bahan saran
pertimbangan mengenai bidang kesiswaan sebagai bahan
perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
(19) menyelenggarakan pengendalian pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan;
(20) menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kesiswaan; dan
(21) menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
61
2. Struktur Organisasi, Pembina dan Pengawas dan Uraian Tugas Setelah
Penerapan BLUD
a) Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerapan pengelolaan keuangan, Pejabat
Pengelola BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD
2) Pejabat Keuangan
3) Pejabat Teknis
Subbagian/
Fungsional Tata
Usaha selaku
Pejabat Keuangan
Bendahara
Penerimaan BLUD
Bendahara
Pengeluaran BLUD
Pengurus Barang
Aset & Persedian
62
Wakil Kepala Sekolah Akademik; Wakil Kepala Sekolah Sarana dan
Prasarana; Wakil Kepala Sekolah Hubungan Masyarakat; dan Wakil
Kepala Sekolah Kesiswaan yang dibantu oleh Kelompok Jabatan
Fungsional (guru atau pustakawan) pada masing-masing Wakil Kepala
Sekolah.
63
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran
2 (dua) tahun terakhir, lebih besar dari Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar
dari Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar).
c) Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola
BLUD SMK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang
dapat terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Badan Pendapatan Pengelola
Keuangan dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang
dapat terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi … yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau
perguruan tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan
layanan BLUD SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
64
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi
BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas,
atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
badan usaha yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon
anggota legislatif.
65
b) Sekretaris Dewan Pengawas bukan merupakan anggota
Dewan Pengawas.
66
bertindak sebagai Pemimpin BLUD SMK. Pemimpin BLUD SMK
merupakan pejabat pengelola BLUD SMK yang bertanggungjawab
kepada kepala daerah.
a) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD SMK.
i. Pemimpin BLUD SMK diangkat dan diberhentikan oleh
Kepala Daerah;
ii. Pemimpin BLUD SMK bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah;
iii. Pemimpin BLUD SMK diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja,
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
iv. BLUD SMK dapat mengangkat pemimpin BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan,
profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan;
v. Pemimpin BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
vi. Pemimpin BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali periode masa
jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh)
tahun;
vii. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD SMK;
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1) dibidang
Pendidikan;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan
mengawasi kegiatan SMK dengan seksama;
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan
kegiatan SMK sedemikian rupa sehingga dapat berjalan
secara lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan;
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada
masyarakat; dan
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia
insan SMK;
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan
indah;
3. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan SMK; dan
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
67
b) Fungsi Pemimpin BLUD
Sesuai dengan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 tahun 2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLUD.
Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)/Kuasa Pengguna Barang. Dalam hal pemimpin BLUD tidak
berasal dari Pegawai Negeri Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Penggunan Barang
sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 79 tahun 2018 Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2).
68
c. Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
BLUD SMK;
d. Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran BLUD SMK harus dijabat oleh Pegawai Negeri
Sipil;
e. Standar Kompetensi:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
5. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
barang;
8. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
sekolah; dan
9. Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan;
69
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya.
i. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh Pimpinan
Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan, profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa jabatan
berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh) tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang
berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan ketentuan
perundang-undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat Teknis
BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan
praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis BLUD berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan
dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat
merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
ii. Standar Kompetensi
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan
standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu pelayanan
SMK.
iii. Tugas Pejabat Teknis
Pejabat Teknis BLUD SMK mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya;
70
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan pelayanan
sesuai dengan RBA dan DBA; dan
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.
71
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.
72
v. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan
dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur
kerja SMK dalam rangka memberikan pelayanan akademis, sarana prasarana,
kesiswaan serta hubungan masyarakat dan dunia kerja/usaha dituangkan dalam
bentuk (SOP) pelayanan Pendidikan, pelayanan penunjang Pendidikan serta
pelayanan manajemen, seperti contoh dibawah ini:
1. Standar kepegawaian (proses rekruitmen)
2. Standar prosedur pengadaan barang
3. Standar operasional penggajian
4. SOP pelayanan TeFa
5. Penerimaan pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
6. Pengeluaran pendapatan (SOP pengelolaan keuangan)
73
Penghapusan Sarana Karena
21
Penjualan/Rusak
Peminjaman Ruang Dan Sarana Untuk
22
Keperluan Ekstrakurikuler/OSIS
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
23
Keperluan Dinas
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
24
Keperluan Ekstrakurikuler
Peminjamam Mobil Dinas Untuk
25
Keperluan Pribadi Warga Sekolah
26 Pengiriman Dokumen
27 Pengamanan Sekolah
28 Kebersihan Sekolah
Penanganan Pelanggaran Hukum di
29
Sekolah
30 POS Teaching Factory
POS unit produksi /sop unit bisnis
31
sekolah
32 Tata Usaha/Administrasi
33 Pelayanan Pendidikan Masyarakat
34 Pelayanan Jaringan SMK
35 Dst
74
3. Pengelolaan Hasil Pemanfaatan (Sewa) Aset Sekolah
Hasil pemanfaatan aset sekolah adalah penggunaan aset sekolah oleh pihak
eksternal dengan tarif yang telah ditetapkan oleh kepala daerah. Jika belum
ditetapkan oleh kepala daerah, pemimpin BLUD SMK dapat menetapkan
secara mandiri, yang selanjutnya ditetapkan dalam peraturan kepala daerah
tahun berikutnya. Ketentuan yang berlaku untuk mengelola pemanfaatan
aset ini adalah sebagai berikut:
a. Kepala sekolah selaku Pemimpin BLUD SMK memilih tarif pemanfaatan
asset sesuai peraturan kepala daerah yang dapat dimanfaatkan pihak
eksternal;
b. Pengelola hasil pemanfaatan aset adalah petugas yang ditunjuk.
c. Hasil pemanfaatan aset seluruhnya disetorkan petugas yang ditunjuk ke
BPn – BLUD SMK atau ke Rekening Kas BLUD SMK selambat-
lambatnya 1 x 24 jam kerja dan dibukukan sebagai pendapatan hasil
kerjasama pemanfaatan aset.
75
Unsur pelaksana teknis pelayanan pendidikan terdiri atas Wakil Kepala
(Waka) Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Humas, dan Waka Sarana dan
Prasarana. Unsur pelaksana teknis mempunyai tugas dan kewajiban:
a. menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya;
b. melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA dan DBA; dan
c. mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
76
b. Nama Jabatan : Waka Sarana Prasarana
Tugas Pokok : Pengembangan fasilitas
Uraian Tugas :
1) Membuat Program Kerja Sarana dan Prasarana.
2) Mengkoordinir kebutuhan sarana prasarana sekolah.
3) Mengkoordinir inventarisasi sarana prasarana sekolah.
4) Mengkoordinir pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan
prasarana sekolah.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana prasarana
sekolah.
6) Memeriksa dan menyetujui rencana kebutuhan sarana dan prasarana
tiap unit kerja.
7) Membuat laporan hasil kerja.
77
Struktur Organisasi Pokja HUMAS SMK BLUD…….
(setiap struktur menyesuaikan kondisi sekolah masing masing)
MEDIA
PROMOSI
78
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk
gedung dan kendaraan ambulans
BENDAHARA PENGELUARAN
BENDAHARA PENERIMAAN
3. Fungsi Pendukung/Penunjang
Fungsi Pendukung/Penunjang terdiri atas Perpustakaan, Pusat
Pengembangan IT, Laboratorium, dan Unit Produksi Siswa (UPS).
a. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat pelayanan informasi ilmiah bagi
sivitas akademika yang dapat berupa sebagai bahan pustaka maupun
dalam media elektronik. Perpustakaan berfungsi mendukung kegiatan
sekolah. Perpustakaan dipimpin oleh seorang Pemimpin yang diangkat
79
dan diberhentikan oleh Kepala Sekolah serta bertanggung jawab kepada
Kepala Sekolah. Perpustakaan memiliki tugas untuk mengelola dan
pelayanan kepustakaan, referensi dan hasil‐hasil karya akdemik dalam
bentuk buku, majalah, perangkat lunak (soft copy) maupun dokumen
paten.
b. Pusat Pengembang IT
Pusat Pengembang Teknologi Informasi dan Komunikasi berfungsi
membantu sekolah melakukan kegiatan akademik dan non akademik di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pusat Pengembang
Informasi dan Komunikasi dipimpin oleh seorang pemimpin yang
diangkat dan diberhentikan oleh sekolah serta bertanggung jawab
kepada sekolah. Pimpinan Pusat Pengembang IT diangkat untuk masa 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya
dua kali masa jabatan. Unit Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat
bekerja sama dengan unit dan lembaga lain di dalam dan di luar sekolah.
Pemimpin TIK memiliki tugas untuk menyenggarakan penerapan
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk kepentingan manajemen
internal, layanan akademik serta sistem komunikasi. TIK bertanggung‐
jawab terhadap keamanan data elektronik dan terselenggaranya sistem
layanan TIK dengan kualitas tinggi seiiring dengan perkembangan TIK di
dunia internasional.
c. Laboratorium
Laboratorium adalah wadah bagi sivitas akademika melakukan
pengembangan ilmu melalui penelitian dan melakukan praktek belajar.
Laboratorium atau studio dipimpin oleh seorang pemimpin laboratorium
yang ditunjuk atas dasar kompetensi bidang ilmunya serta
kemampuannya melakukan pengembangan ilmu. Tugas seorang
pemimpin kepala laboratorium atau studio adalah melakukan pengelolan
laboratorium atau studio, melakukan koordinasi serta memimpin
pengembangan ilmu pada bidang kajian tertentu melalui kegiatan
penelitian. Laboratorium beranggotakan kelompok guru, dimana dalam
satu laboratorium dapat dibentuk lebih dari satu kelompok guru.
Laboratorium didukung oleh tenaga penunjang akademik yang terdiri dari
peneliti, teknisi, laboran, dan tenaga administrasi.
80
tahun dan dapat diangkat kembali untuk sebanyak‐banyaknya dua kali
masa jabatan.
Unit Produksi Siswa memiliki tugas mengembangkan kegiatan
bisnis yang tidak terkait dengan kegiatan akademik sebagai upaya
meningkatkan pendapatan di luar subsidi pemerintah dan biaya
pendidikan dari mahasiswa. Pertimbangan pembentukan dan rambu‐
rambu Pusat Usaha Komersial adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan keuntungan yang sepenuhnya untuk kepentingan–
kepentingan sekolah
2) Adanya transparansi keuangan dan kebijakan pengembangan usaha
komersial akademik pada sekolah.
3) Pengelolaan usaha‐usaha komersial dilakukan secara terpisah
dengan kegiatan akademik.
4) Pemimpin Pusat Usaha Komersial bertanggung jawab kepada
Kepala Sekolah
5) Kepala Sekolah atas persetujuan Dewan Pengawas menetapkan
bentuk organisasi dan sistem manajemen usaha‐usaha komersial
81
ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat
yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola dengan baik
mulai penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
1. Perencanaan Pegawai
Perencanaan pegawai merupakan proses yang sistimatis dan strategis untuk
memprediksi kondisi Jumlah PNS atau Non PNS, jenis kualifikasi, keahlian
dan kompetensi yang diinginkan dimasa depan melalui Analisis Beban Kerja
dan diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik agar pelayanan di
SMK dapat lebih baik dan hasilnya meningkat
2. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga pendidik, penunjang/pendukung
Pendidikan maupun administrasi/manajemen pada UPT SMK..... Provinsi...
adalah sebagai berikut:
82
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan
Praktek Bisnis Yang Sehat.
c. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan,
keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai
dengan kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
d. Sistem Remunerasi
1) Pengaturan Remunerasi
Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan
remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme. Komponen Remunerasi meliputi:
a) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;
b) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat
tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;
c) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji;
d) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang
bersifat tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan
insentif, atas prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat
tertentu;
e) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna
jabatan sesuai dengan kemampuan keuangan; dan/atau
f) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.
2) Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan
usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD SMK dengan
mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan,
kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan indeks harga
daerah/wilayah.
3) Gubernur dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang
keanggotaannya dapat berasal dari unsur:
a) Dinas Pendidikan;
b) Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
c) Perguruan Tinggi; dan
d) Lembaga Profesional.
4) Indikator Remunerasi meliputi:
a) Pengalaman dan masa kerja;
b) Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku;
c) Risiko kerja;
d) Tingkat kegawatdaruratan;
e) Jabatan yang disandang; dan
f) Hasil/capaian kinerja.
83
5) Remunerasi bagi Pejabat Pengelola meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
6) Indikator tambahan bagi remunerasi pemimpin BLUD
mempertimbangkan faktor:
a) Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta
produktivitas;
b) Pelayanan sejenis;
c) Kemampuan pendapatan; dan
d) Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan,
mutu dan manfaat bagi masyarakat.
7) Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat teknis ditetapkan
paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari remunerasi
pemimpin.
8) Remunerasi bagi Pegawai meliputi:
a) Bersifat tetap berupa gaji;
b) Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas
prestasi kerja; dan
c) Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan
profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil.
9) Remunerasi bagi Dewan Pengawas berupa honorarium sebagai
imbalan kerja berupa uang, bersifat tetap dan diberikan setiap bulan.
Honorarium Dewan Pengawas sebagai berikut:
a) Honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40%
(empat puluh persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin;
b) Honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar
36% (tiga puluh enam persen) dari gaji dan tunjagan pemimpin;
dan
c) Honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar
15% (lima belas persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin.
10) Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi PNS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
84
f. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Program pengembangan SDM SMK lima tahun ke depan diarahkan pada
pemenuhan jumlah SDM agar berada pada rasio yang ideal. Selain itu,
pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi
kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar pelayanan pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Program pengembangan SDM pada UPTD SMK
..... Provinsi... dijabarkan sebagai berikut :
1) Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam
rangka memenuhi tenaga pendidik sesuai dengan kebutuhan SMK.
2) Mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan yang potensial ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar
negeri.
3) Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan
kemampuan SDM baik pendidik dan tenaga kependidikan, maupun
administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel,
seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat, penulisan buku, studi
banding, dll.
4) Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang potensial,
terutama ke jenjang S1 atau Diploma IV.
85
2. Bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang dibutuhkan
SMK sebagaimana dimaksud pada angka 1, dapat
diperpanjang setiap tahun.
3. Keahlian sebagaimana dimaksud pada angka 2 tersebut
ditentukan oleh Kepala Sekolah .
4. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Pimpinan SMK.
5. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak
mendapat hak-hak kepegawaian.
6. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan
dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian
yang berlaku.
G. Pengelolaan Keuangan
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD SMK terdiri dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
1) Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh SMK
dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat. Jasa layanan
SMK diperoleh dari jenis layanan yang diberikan kepada siswa yang
mendapatkan pelayanan pendidikan SMK dan pendapatan dari jasa
layanan keahlian.
2) Hibah
Pendapatan hibah diperoleh SMK dari masyarakat atau badan lain
yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan dari hibah yang
bersifat terikat, digunakan sesuai dengan tujuan pemberi hibah,
sesuai dan selaras dengan tujuan SMK, sebagaimana tercantum
dalam naskah perjanjian hibah.
3) Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh SMK dari hasil kerjasama
dengan pihak lain yang dapat berupa pendapatan hasil kerjasama
usaha dan pendapatan hasil kerjasama pemanfaatan aset.
4) APBD
Pendapatan SMK dari APBD diperoleh dari alokasi Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) APBD untuk SMK seperti anggaran
operasional SMK termasuk dari BOS serta anggaran untuk honor
subsidi dan non subsidi SMK.
5) Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
86
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa BLUD;
e) Investasi;
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha dilaksanakan
dengan cara pembentukan unit usaha yang merupakan bagian
dari SMK yang bertujuan untuk peningkatan dan pengembangan
layanan. Contoh pengembangan usaha di SMK adalah hasil dari
pengelolaan usaha mandiri sekolah yang tidak terkait langsung
dengan praktik keterampilan peserta didik yang menjadi layanan
Pendidikan SMK.
b. Belanja BLUD
Belanja BLUD SMK terdiri dari:
1) Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya.
2) Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua belas)
bulan untuk digunakan dalam kegiatan SMK.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin,
belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja irigasi dan
jaringan, dan belanja aset tetap lainnya serta belanja modal aset
lainnya.
c. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD SMK adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan SMK meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman.
87
2) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.
88
RKA SMK pada akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah pada jenis lain pendapatan asli daerah yang sah
dengan obyek pendapatan dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam
RKA SMK pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1
(satu) program, 1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja.
Belanja BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program
Penunjang Urusan Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan
BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD ;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA SMK yang
selanjutnya dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja
Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Bendahara Umum Daerah
(BUD);
d. BLUD SMK dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak
melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD;
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
89
dianggarkan dan dalam kondisi mendesak dapat dilaksanakan
mendahului perubahan APBD. Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya
mendahului perubahan APBD tersebut dilakukan dengan perubahan
RBA tanpa melakukan perubahan DPA; dan
d. Penyesuaian SiLPA Tahun Sebelumnya BLUD untuk SiLPA TA sblmnya
yang sudah dianggarkan) yang dapat melebihi pagu jenis belanja di DPA.
Apabila BLUD telah menganggarkan SiLPA tahun sebelumnya, harus
dilakukan penyesuaian anggaran dengan melakukan koreksi
berdasarkan saldo kas BLUD per 31 Desember yang telah diaudit.
Koreksi tersebut dilakukan melalui mekanisme perubahan RBA yang
ditampung dalam perubahan APBD mengikuti ketentuan mekanisme
perubahan APBD.
5. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD SMK meliputi ketentuan sebagai
berikut:
a. SMK menyusun DBA baik dari dana APBD maupun BLUD, beserta
Anggaran Kas sebagai dasar penyusunan DPA. DBA tersebut yang
berasal dari dana BLUD, disusun atas belanja per program, kegiatan,
dan sub kegiatan BLUD yang merupakan rincian dari program
Penunjang Urusan Pemerintah Daerah, kegiatan peningkatan pelayanan
BLUD, serta sub kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan BLUD.
b. SMK menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan daerah tentang
APBD untuk diajukan kepada PPKD. DPA memuat pendapatan, belanja
dan pembiayaan BLUD.
c. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran BLUD.
d. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan anggaran
yang bersumber APBD yang digunakan untuk belanja pegawai, belanja
modal dan belanja barang dan/atau jasa yang mekanismenya dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan
anggarannya dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA
memperhitungkan: jumlah kas yang tersedia, proyeksi pendapatan dan
proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan anggaran dilengkapi dengan
melampirkan RBA.
e. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja yang
ditandatangani oleh Gubernur. Perjanjian kinerja memuat kesanggupan
untuk:
1) meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat;
2) meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan manfaat bagi
masyarakat.
f. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan belanja
BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala dan dilaporkan
kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat Pernyataan
Tanggunjawab yang ditandatangani pemimpin BLUD.
90
g. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Pendidikan
menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan, Belanja dan
Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPKD (SP3B).
h. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat Pengesahan
Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).
91
sekali dalam setahun, selanjutnya untuk mengisi saldo uang
persediaan akan menggunakan Surat PPD-GU.
2) Ganti Uang (GU), yang dipergunakan untuk mengganti UP yang
sudah terpakai.
3) Langsung (LS), yang dipergunakan untuk pembayaran langsung
pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan
c. Pejabat Keuangan melakukan verikasi S-PPD dan menyiapkan Surat
Otorisasi Pencairan Dana (S-OPD)
d. S-OPD dibedakan menjadi 3 (tiga) sesuai dengan jenis S-PPD-nya, yaitu
S-OPD UP, GU, dan LS.
e. Penerbitan S-OPD ditandatangan Pemimpin BLUD dan diserahkan
kepada Pejabat Keuangan untuk diterbitkan Surat Pencairan Dana (S-PD)
sesuai jenisnya, yaitu S-PD UP, GU, dan LS.
f. Pejabat Keuangan menandatangani S-PD dan menyerahkan kepada
Bank untuk dilakukan pencairan
92
1) Pejabat Keuangan harus meyakini bahwa dana yang digunakan
adalah idle cash.
2) menyampaikan rencana penempatan dana pada aset setara kas
kepada Pemimpin BLUD mencakup jumlah dana dan pilihan deposito
beserta alasan dan hasil analisa pemilihan.
3) dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening kas BLUD
menggunakan surat perintah pemindahbukuan Pemimpin BLUD ke
Pejabat Keuangan.
4) Apabila Pemimpin BLUD menyetujui, dikeluarkan Surat Keputusan
Pemimpin BLUD tentang aset setara kas yang dipilih.
5) Berdasarkan SK Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan menerbitkan
Surat Perintah Pejabat Keuangan yang memerintahkan pemindahan
dana dari kas BLUD ke dalam aset setara kas yang dipilih.
93
6. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang dimaksud
adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan pendapatan dalam
ambang batas RBA dan DPA yang telah ditetapkan secara definitif.
Fleksibilitas dilaksanakan terhadap Belanja BLUD yang bersumber dari
Pendapatan BLUD yang meliputi: jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan
pendapatan lain yang sah serta hibah tidak terikat.
Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja yang
diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih dulu
mendapat persetujuan Gubernur.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, SMK mengajukan usulan
tambahan anggaran dari APBD kepada PPKD.
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa memperhitungkan
saldo awal kas.
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi kegiatan
operasional meliputi:
1) Kecenderungan/tren selisih anggaran pendapatan BLUD selain
APBD tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun anggaran
sebelumnya.
2) Kecenderungan/tren selisih pendapatan BLUD selain APBD dengan
prognosis tahun anggaran berjalan.
7. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di SMK BLUD mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai
barang/ jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa layanan,
hibah tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain pendapatan BLUD yang
sah, diberikan fleksibilitas berupa pembebasan sebagian atau
94
seluruhnya dari peraturan perundangan-undangan mengenai pengadaan
barang/jasa pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau jasa diatur
dengan Peraturan Gubernur untuk menjamin ketersediaan barang
dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih murah, proses pengadaan yang
sederhana, cepat, serta mudah menyesuaikan dengan kebutuhan untuk
mendukung kelancaran pelayanan SMK.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari hibah
terikat, dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan dari pemberi
hibah atau Peraturan Gubernur sepanjang disetujui oleh pemberi hibah.
8. Tarif Layanan
SMK mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas penyediaan
layanan barang/jasa kepada masyarakat berupa besaran Tarif dan/atau Pola
Tarif. Penyusunan Tarif Layanan sesuai ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
1) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk menutup
seluruh atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan barang/jasa atas layanan yang disediakan SMK. Cara
perhitungan dengan akuntansi biaya.
2) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat pengembalian dari
investasi yang dilakukan oleh SMK selama periode tertentu.
3) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi, maka Tarif ditentukan
dengan perhitungan atau penetapan lain yang berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
1) Nilai nominal uang; dan/atau
2) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs, pendapatan
kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk formula.
95
kompetisi sehat dalam penetapan Tarif Layanan yang dikenakan
kepada masyarakat serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD SMK mengusulkan Tarif Layanan SMK kepada
Gubernur berupa usulan Tarif Layanan baru dan/atau usulan
perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per unit
layanan.
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat membentuk
tim yang terdiri dari:
1) Dinas Pendidikan
2) Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
3) Unsur Perguruan Tinggi
4) Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Gubernur dan disampaikan
kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
96
Pemimpin BLUD SMK dapat melakukan pelampauan pembayaran
bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi nilai ambang batas yang
telah ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur dengan
Peraturan Gubernur .
3) Utang/pinjaman Panjang adalah utang/pinjaman yang memberikan
manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa pembayaran kembali
atas utang/pinjaman tersebut lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran belanja
modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan kewajiban
pembayaran kembali utang/pinjaman yang meliputi pokok
utang/pinjaman, bunga, dan biaya lain yang harus dilunasi pada
tahun anggaran berikutnya sesuai dengan persyaratan perjanjian
utang/pinjaman yang bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
97
kurang. Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
surplus kas jangka pendek dengan memperhatikan rencana pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
a. Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan
12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat diperpanjang secara otomatis
b. Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
a. Dapat segera diperjualbelikan
b. Ditujukan untuk manajemen kas
c. Instrumen keuangan dengan risiko rendah
13. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan dengan
belanja BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan
pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber dari
SiLPA tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.
98
c. Neraca
d. LO
e. Laporan arus kas
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
g. CALK
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) khususnya PSAP nomor 13 tentang Penyajian Laporan Keuangan
BLU yang sudah disesuaikan dengan struktur RBA BLUD pada Surat Edaran
Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Nomor 981/4092/KEUDA tanggal 2
Oktober 2020 hal Pedoman Pengelolaan Keuangan BLUD.
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan informasi
pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2 (dua)
bulan setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan review oleh
bidang pengawasan di Pemerintah Daerah.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan
keuangan Dinas Pendidikan, untuk selanjutnya diintegrasikan/
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD SMK
99
c) Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil
daur ulang.
Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini
diwujudkan dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
lingkungan yang tidak sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki
komitmen dalam masalah limbah dan sampah dengan baik agar tidak
mencemari lingkungan.
100
BAB III
PENUTUP
Tata Kelola yang diterapkan pada SMK yang menerapkan BLUD bertujuan untuk:
1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar SMK memiliki daya saing yang
kuat.
2. Mendorong pengelolaan SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ SMK.
3. Mendorong agar organisasi SMK dalam membuat keputusan dan menjalankan
kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas
adanya tanggung jawab sosial SMK terhadap stakeholder.
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat
melalui pelayanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan
partisipasi seluruh warga SMK serta perhatian dan dukungan Pemerintah Provinsi baik
bersifat materiil, administratif maupun politis.
Tata Kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan SMK serta
perubahan lingkungan.
101
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan, dijelaskan bahwa SMK
dan MAK merupakan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan sebagian
dari tugas teknis operasional Dinas Pendidikan dan ujung tombak pembangunan
pendidikan.
Berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, SMK didorong untuk segera
melaksanakan revitalisasi. Instruksi Presiden tersebut dikeluarkan agar terwujud
sinergi antar pemangku kepentingan seperti Kementerian Perindustrian,
Kementerian Keuangan, BUMN, dan kementerian lainnya dalam merevitalisasi
SMK guna meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia. Peluang tersebut dapat diwujudkan dengan cara membuka
kesempatan sebesar-besarnya bagi SMK untuk bekerja sama yang utuh dan
bermakna dengan Dunia Kerja, antara lain kurikulum disusun berstandar Dunia
Usaha Dunia Industri (DUDI), pembelajaran berbasis project riil dari DUDI sejak
awal, jumlah dan peran guru/dosen dari industri expert dari DUDI ditingkatkan
secara signifikan, magang/Praktek Kerja Industri (prakerin) minimal 1 semester,
sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDI, guru/pengajar
secara rutin mendapatkan update teknologi dan training dari DUDI untuk
pengajar, riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata di DUDI
dan masyarakat, komitmen serapan lulusan oleh DUDI, dan beasiswa atau
ikatan dinas dari DUDI untuk peserta didik serta donasi dari DUDI dalam bentuk
peralatan laboratorium, atau dalam bentuk lainnya, bagi pendidikan vokasi.
Peningkatan kualitas dan daya saing tersebut diperkuat dengan adanya
Permendikbud Nomor 34 tahun 2018 lampiran 7 yang berisi bahwa SMK yang
memiliki spesifikasi teknis di bidang layanan umum dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan diberikan fleksibilitas sesuai perundang-undangan dalam
pengelolaan keuangannya untuk ditetapkan menjadi BLUD, sehingga
penerimaan dari Teaching Factory dan hasil layanan pendidikan dapat
digunakan langsung untuk mengembangkan kemandirian sekolah, khususnya
peningkatan kualitas kompetensi peserta didik.
Peningkatan kualitas kompetensi peserta didik dilaksanakan dengan cara
menyesuaikan program keahlian dengan kebutuhan lapangan kerja sesuai
dengan kelompok bidang industri/usaha/profesi dan menerapkan kurikulum
sesuai standar Dunia Kerja.
SMK dalam menjalankan fungsinya perlu memiliki arah dan rencana yang
jelas sesuai dengan visi pembangunan pendidikan pemerintah pusat dan daerah.
Arah dan rencana tersebut dituangkan dalam indikator kinerja dan target yang
akan dicapai dalam periode waktu tertentu.
102
Setiap tahun rencana tersebut akan dibuat target kinerja dan dilakukan
monitoring dan evaluasi dan jika perlu dilakukan juga perubahan rencana sesuai
dengan perubahan situasi dan kebijakan.
Penyusunan rencana strategis SMK dalam rangka penerapan BLUD,
dilaksanakan oleh tim perencanaan tingkat SMK yang ditunjuk oleh kepala
sekolah melalui SK Kepala SMK.
Sebagai unit pelaksana teknis, penyusunan rencana strategis SMK
mengacu kepada Rencana Strategis Renstra Dinas Pendidikan dan
menyesuaikan dengan sumber daya, lingkungan, kebutuhan masyarakat dan
peran masyarakat di wilayah kerja SMK.
103
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
12. Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah Nomor …. Tahun …. Tentang
….
13. Peraturan Gubernur tentang Kedudukan, Susunan, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Pendidikan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
14. Peraturan Gubernur tentang Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas dan
Badan Nomor …. Tahun …. Tentang ….
15. Peraturan Gubernur … Nomor … Tahun … tentang Rencana Strategis
Perangkat Daerah Tahun ... (Contoh: Peraturan Gubernur Jawa Timur
Nomor 52 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Tahun
2019-2024)
16. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan terkait Renstra Dinas Pendidikan Nomor
…. Tahun …. Tentang ….
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Gubernur tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan, dan Tugas Unit Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor ….
Tahun …. Tentang ….
18. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan tentang Struktur Organisasi Unit
Pelaksana Teknis Daerah SMK Nomor …. Tahun …. Tentang ….
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan dokumen Renstra sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Renstra
C. Tujuan Penyusunan Renstra
D. Dasar Hukum Renstra
E. Sistematika Penulisan
BAB II: GAMBARAN PELAYANAN SMK
A. Gambaran Umum SMK
B. Gambaran Organisasi SMK
C. Kinerja Pelayanan SMK
Bab III: PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
A. Identifikasi Masalah Layanan Sekolah terhadap Masyarakat
B. Isu Strategis
104
C. Rencana Pengembangan Layanan
Bab IV: VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
A. Visi SMK
B. Misi SMK
C. Tujuan (Rencana Pengembangan Layanan)
D. Sasaran (Sasaran Pengembangan Layanan)
E. Strategi dan Arah Kebijakan
Bab V: PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA
PENDANAAN
Bab VI: PENUTUP
105
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SMK
106
c. Layanan Penunjang
1) Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
1. Pelatihan kompetensi bisnis daring bagi masyarakat
2. Pelatihan kompetensi pemesinan bagi masyarakat
3. dst
2) Pemanfaatan Aset
1. Penyewaan Aula
2. Penyewaan Kantin
3. Penyewaan kapal (wisata bahari)
4. Penyewaan lahan
5. Dst
d. Lain-lain
1) Hibah terikat
2) dst
a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan BLUD, organisasi SMK perlu disesuaikan
berdasarkan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
Susunan organisasi dalam penerapan pola pengelolaan keuangan,
Pejabat Pengelola BLUD terdiri dari:
1) Pemimpin BLUD SMK (Kepala Sekolah)
2) Pejabat Keuangan (Kepala Sub Bagian Tata Usaha)
3) Pejabat Teknis (Wakil Kepala Sekolah/Pejabat yang setingkat)
107
sedangkan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab
kepada Pemimpin BLUD SMK.
Bendahara
Penerimaan BLUD
Bendahara
Pengeluaran BLUD
Pengurus Barang
Aset & Persedian
WAKA AKADEMIK WAKA SARPRAS selaku WAKA HUMAS selaku WAKA KESISWAAN selaku
selaku PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS
PEJABAT TEKNIS
108
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala
Subbagian Tata Usaha atau fungsional Tata Usaha; dan
c. Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan wakil kepala
sekolah atau yang setara.
(2) Pemimpin BLUD dapat membentuk (SPI) dalam rangka
meningkatkan sistem pengawasan dan pengendalian internal SMK
terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan
sosial dalam menyelenggarakan praktik bisnis yang sehat. Satuan
Pengawas Internal dapat direpresentasikan dengan Tim Manajemen
Mutu SMK.
(3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD
yaitu fungsi akuntansi, verifikasi, dan pelaporan.
(4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina teknis BLUD SMK adalah Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi…, sedangkan pembina keuangan adalah Kepala Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD).
b. Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLUD.
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila SMK telah
memenuhi persyaratan tentang Dewan Pengawas yaitu:
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 3 (tiga)
orang apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi Anggaran
2 (dua) tahun terakhir sebesar Rp.30.000.000.000,- (Tiga
Puluh Miliar) sampai dengan Rp.100.000.000.000,-
(Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir sebesar
Rp.150.000.000.000,- (Seratus Lima Puluh Miliar) sampai
dengan Rp.500.000.000.000,- (Lima Ratus Miliar)
2) Jumlah anggota Dewan Pengawas paling banyak 5 (lima)
orang apabila:
a) Realisasi pendapatan menurut Laporan Realisasi anggaran
2 (dua) tahun terakhir, lebih besar dari
Rp.100.000.000.000,- (Seratus Miliar); atau
b) Nilai aset menurut neraca 2 (dua) tahun terakhir lebih besar
dari Rp.500,000,000,000,- (Lima Ratus Miliar)
c. Tata Laksana
(1) Dewan Pengawas
Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas
melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian internal
terhadap pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola
BLUD SMK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
109
undangan. Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan Pimpinan
Daerah.
a. Pengangkatan dan pemberhentian Dewan Pengawas
1) Keanggotaan Dewan Pengawas
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 3 (tiga) orang
dapat terdiri dari unsur-unsur:
a) 1 (satu) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) (1 (satu) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
Anggota Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang
dapat terdiri dari unsur-unsur:
a) 2 (dua) orang pejabat Dinas Pendidikan Provinsi yang
membidangi SMK;
b) 2 (dua) orang pejabat Pendapatan, Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah;
c) 1 (satu) orang tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan
BLUD SMK.
2) Tenaga ahli dapat berasal dari tenaga profesional atau
perguruan tinggi yang memahami tugas, fungsi, kegiatan, dan
layanan BLUD SMK.
3) Anggota Dewan Pengawas dapat diangkat menjadi anggota
Dewan Pengawas pada 3 (tiga) atau lebih BLUD SMK.
4) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas dilakukan setelah
pengangkatan Pejabat Pengelola BLUD SMK.
5) Syarat untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan
Pengawas, yaitu:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
jujur, perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan BLUD;
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memiliki pengetahuan yang memadai tugas dan fungsi
BLUD;
e) Menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan
tugasnya;
f) Berijazah paling rendah S-1;
g) Berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun;
h) Tidak pernah menjadi anggota Direksi, Dewan Pengawas,
atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan
badan usaha yang dipimpinnya dinyatakan pailit;
i) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
110
j) Tidak sedang menjadi pengurus partai politik, calon kepala
daerah atau calon wakil kepala daerah, dan/atau calon
anggota legislatif.
111
penilaian untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola
BLUD SMK;
c) Memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian
kinerja dari hasil laporan audit pemeriksa eksternal
pemerintah;
d) Memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya;
e) Memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai:
i. RBA yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola BLUD
SMK;
ii. Permasalahan yang menjadi kendala dalam
pengelolaan BLUD SMK; dan
iii. Kinerja BLUD SMK.
f) Penilaian kinerja keuangan diukur paling sedikit meliputi:
i. Memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari
layanan yang diberikan (rentabilitas);
ii. Memenuhi kewajiban jangka pendeknya (likuiditas);
iii. Memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas); dan
iv. Kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk
membiayai pengeluaran.
g) Penilaian kinerja non keuangan diukur paling sedikit
berdasarkan perspektif pelanggan, proses internal
pelayanan, pembelajaran, dan pertumbuhan;
h) Dewan Pengawas melaporkan tugasnya kepada
Pimpinan Daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu)
kali dalam satu tahun atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.
112
BLUD SMK wajib berasal dari PNS menjadi pejabat kuasa pengguna
anggaran/barang daerah.
Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai
BLUD yang berasal dari non-PNS, diatur lebih lanjut dengan keputusan
gubernur.
113
f. Cakap menyusun kebijakan strategis SMK dalam
meningkatkan pelayanan Pendidikan kepada
masyarakat.
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program SMK yang
jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
1. Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak mulia
insan SMK.
2. Penciptaan suasana SMK yang asri, aman, dan
indah.
3. Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis dan
non medis SMK.
4. Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas
program.
114
b. Pejabat Keuangan
Pejabat keuangan yang dimaksud pada Pasal 10 Permendagri
Nomor 79 Tahun 2018 adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang
memiliki fungsi sebagai penanggung jawab keuangan SMK yang
meliputi fungsi berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi verifikasi
dan pelaporan.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan
a) Pejabat Keuangan BLUD SMK diangkat dan diberhentikan
oleh Kepala Daerah;
b) Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD SMK;
c) Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya dibantu
oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
BLUD SMK;
d) Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran harus dijabat oleh PNS;
e) Standar Kompetensi:
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2) Berijazah setidak-tidaknya S1/D4;
3) Sehat jasmani dan rohani;
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian;
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran;
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
barang;
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
sekolah; dan
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan.
115
h) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
i) Tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah dan/atau
pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.
c. Pejabat Teknis.
Pejabat teknis yang dimaksud pada Pasal 11 Permendagri Nomor 79
Tahun 2018, adalah Wakil Kepala Sekolah yang memiliki fungsi
sebagai penanggung jawab teknis operasional dan pelayanan di
bidangnya.
1. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh
Pimpinan Daerah;
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD;
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari PNS dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
d. BLUD SMK dapat mengangkat Pejabat Teknis BLUD dari
profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan,
profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan;
e. Pejabat Teknis BLUD SMK yang berasal dari tenaga
profesional lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau
tetap;
f. Pejabat Teknis BLUD SMK dari tenaga profesional lainnya
diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan
dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali periode masa
jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia 60 (enam puluh)
tahun;
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD
yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang kepegawaian; dan
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Teknis BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan
kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat Teknis
BLUD berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas. Kebutuhan
praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara
kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi dengan
kemampuan keuangan BLUD.
2. Standar Kompetensi:
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Berijazah setidak-tidaknya D4/S1;
116
c. Sehat jasmani dan rohani;
d. Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi jabatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
e. Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPTD SMK;
f. Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan
standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya; dan
g. Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan SMK.
SPI terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim audit
bidang pelayanan pendidikan (akademis, sarana prasarana, dan
kesiswaan), serta tim audit bidang Pendidikan hubungan masyarakat
termasuk dunia usaha sesuai dengan kebutuhan SMK.
Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara rutin
terhadap seluruh unit kerja di lingkungan SMK meliputi bidang
administrasi dan keuangan, dan bidang pelayanan pendidikan.
1. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi SPI:
a) Sehat jasmani dan rohani;
b) Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur, perilaku yang
baik, dan dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan BLUD;
117
c) Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
d) Memahami tugas dan fungsi BLUD;
e) Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
f) Berijazah paling rendah D3;
g) Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
h) Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan paling tinggi
55 (lima puluh lima) tahun pada saat mendaftar pertama kali;
i) Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara atau keuangan daerah;
j) Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
k) Mempunyai sikap independen dan obyektif.
2. Fungsi SPI
a) Membantu Pemimpin BLUD SMK dalam melakukan
pengawasan internal SMK;
b) Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran
SMK secara ekonomis, efisien, dan efektif;
c) Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di SMK; dan
d) Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme) yang
menimbulkan kerugian SMK sama dengan unit kerja terkait.
3. Tugas SPI
Tugas SPI adalah membantu manajemen SMK untuk:
a) Pengamanan harta kekayaan;
b) Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.
118
e) Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya; dan
f) Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam
maupun luar SMK, sepanjang hal tersebut diperlukan dalam
pelaksanaan tugasnya;
e. Pegawai BLUD
1. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk mendukung
kinerja BLUD;
2. Pegawai BLUD berasal dari PNS dan/atau pegawai pemerintah
dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan; dan
4. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat
dipekerjakan secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan sesuai
dengan jumlah dan komposisi yang telah disetujui BPPKAD.
5. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas,
kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan
kebutuhan Praktek Bisnis Yang Sehat.
Administrasi
2 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
3 Bendahara 0 0 3 3 3
Pengadministrasi
4 2 2 PNS 2 2 0
Umum
Sistem Informasi
5 1 1 honorer 2 2 1
Pendidikan
Pengurus Barang
6 1 1 PNS 1 1 0
Pembantu
Pengelola
7 Program dan 1 1 PNS 1 1 0
Pelaporan
8 Kasir 1 1 Honorer 1 1 0
119
9 Kebersihan 2 2 Honorer 4 4 2
11 dst
13 PNS,
JUMLAH 23 6 THL, 4 30 30 7
Honorer
120
Bengkel Konstruksi
1 171 1
Bangunan
Bengkel Las Tempa 1 152,75 1
Bengkel M.R 1 162,5 1
Bengkel Mr1 1 107,5 1
Bengkel Otomasi 3 60 1 2
dst
121
C. Kinerja Pelayanan SMK
a. Tingkat capaian kinerja SMK …. berdasarkan sasaran/ target Renstra SMK …. periode tahun 2017–2021 dituangkan
dalam tabel berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
122
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
2 PROGRAM 85 85 85 86 86 86 86 % APBD
PENUNJANG
Persentase Indikator
URUSAN
Program yang Tercapai
PEMERINTAH
DAERAH (APBD)
123
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
124
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
125
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
126
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
Pemerintahan Daerah
3.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang FUNGSIONAL
Pengelolaan
terserap di dunia kerja BLUD
Pendidikan SMK
dan berwirausaha
127
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
4.1 Jumlah lulusan yang 350 385 392 399 406 413 2.345 orang APBD
terserap di dunia kerja
dan berwirausaha
Pengelolaan
Pendidikan SMK Jumlah peserta didik 6 8 10 12 14 16 60 peserta APBD
yang mengikuti lomba didik
4.1.2 Penyelenggaraan 2.380 2.381 2.382 2.383 2.384 2.385 11.915 peserta APBD
Jumlah peserta didik yg
Proses Belajar dan didik
mengikuti proses
Ujian bagi Peserta
belajar
Didik
128
KETER
TARGET
INDIKATOR CAPAIAN
PROGRAM/
PROGRAM
NO KEGIATAN/ SATUAN SUMBER DANA
/KEGIATAN/ KONDISI
SUB KEGIATAN
SUB KEGIATAN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 AKHIR
(/TOTAL)
Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan nomor program/kegiatan/sub-kegiatan.
Kolom 2: diisi dengan nama program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 3: diisi dengan indikator program/kegiatan/sub-kegiatan
Kolom 4: diisi dengan ketercapaian pada tahun berjalan
Kolom 5 s.d. 9: diisi dengan target 5 tahun mendatang
Kolom 10: diisi dengan kondisi akhir (total) target 5 tahun mendatang
Kolom 11: diisi dengan satuan ketercapaian dan target
Kolom 12: diisi dengan sumber pendanaan
129
BAB III
PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS SMK
B. Isu Strategis
Informasi yang diperlukan dalam perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas
dan fungsi ini adalah:
1. Regulasi/payung hukum untuk memasarkan produk hasil belajar peserta
didik.
Contoh: informasi Peraturan-peraturan dan Kebijakan Pusat dan Daerah
tentang pemasaran produk sekolah atau pemanfaatan aset sekolah,
informasi provinsi yang telah melaksanakan BLUD SMK, dsb
2. Regulasi ijin produksi dan pemasaran.
Contoh: BPOM, sertifikat halal, IPRT, HKI
3. Pemasaran produk (barang dan jasa) SMK
4. Kolaborasi dengan pihak eksternal
5. Peta tarif layanan setempat
6. Potensi aset SMK
130
b) SDM
Ada beberapa isu strategis terkait SDM yaitu:
i) Keterbatasan jumlah guru, bendahara, sistem informasi pendidikan,
petugas kebersihan dan penjaga malam dibanding beban kerjanya
ii) Kurangnya jenis peningkatan kapasitas (pelatihan) petugas yang
sudah terpenuhi
iii) Rendahnya gaji/insentif pegawai non PNS
c) Aset
Adanya keterbatasan anggaran pemeliharaan sarana prasarana (gedung,
peralatan bengkel, kendaraan operasional, IPAL, dan lain-lain)
d) Operasional SMK
Adanya keterbatasan anggaran operasional (listrik, air, internet,
kebersihan, dan lain-lain) sehingga perlu tambahan pendapatan melalui
layanan nyata SMK terhadap masyarakat yang bisa digunakan untuk
operasional layanan SMK melalui penerapan BLUD
131
penggantian suku cadang dan pemasangan asessoris kendaraan roda
empat dan roda dua, cuci kendaraan roda empat dan roda dua selama 24
jam. Selain itu jugat terdapat layanan ATM, kafe dan resto beserta layanan
WIFI.
Semua keanekaragaman layanan di atas dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen yaitu masyarakat akan layanan otomotif
yang lengkap.
132
pengawasan, pemasaran, bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
akuntabilitas pelayanan publik.
133
c. Pembenahan laboratorium dan bengkel
d. Penerapan 5S dan K3L serta ECP (Ergonomic Check Point)
e. Dst
134
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN DAN ARAH KEBIJAKAN
135
d. Menjalin hubungan baik dengan mitra kerja yang saling menguntungkan di
bidang perbengkelan otomotif dan bidang terkait lainnya
e. Melaksanakan sistem manajemen berbasis informasi dan teknologi bertaraf
internasional
136
3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk
mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan
kebudayaan.
137
Berdasarkan dokumen (KLHS) RPJMD Provinsi...., program yang
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan semuanya tidak memiliki pengaruh dan
dampak terhadap lingkungan.
138
pencapaian sasaran tersebut, didasarkan pada indikator pengukuran capaiannya
dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Contoh:
139
Tabel 35 Contoh Sasaran Pengembangan Layanan SMK
No Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Adapun interaksi dan hasil interaksi dapat diikuti pada tabel berikut:
Analisis SWOT untuk mencapai sasaran Meningkatnya kuantitas lulusan
yang siap kerja dan berakhlak mulia
140
Faktor Eksternal
Peluang ( O ) SO WO
141
ST WT
Ancaman ( T )
1. Tingginya jumlah 1. Mengoptimalkan adanya sistem 1. Mengatasi keterbatasan personel
SMK kompetitor baik manajemen mutu akreditasi SMK SDM untuk mengatasi Jarak SMK
negeri maupun swasta (S1,T1) Kompetitor yang terlalu dekat (W1,
dan jarak yang terlalu 2. Mengoptimalkan jenis layanan T1)
dekat antar SMK dan keunggulan SMK (S6, T1) 2. Meningkatkan jangkauan layanan
tersebut warga sekolah terutama di luar
wilayah dengan tekhnologi
komunikasi untuk mengurangi
beban kerja pegawai non PNS
(W5, T1)
2. Kesadaran 1. Mengoptimalkan mutu pelayanan Mengatasi rendahnya gaji/insentif
masyarakat tentang melalui sistem manajemen mutu, pegawai Non PNS untuk mengatasi
hukum, budaya dan panduan SOP pelayanan dan masalah kesadaran masyarakat
agama pelaksanaan akreditasi SMK tentang hukum, budaya dan agama
sebagai dasar hukum kinerja melalui tekhnologi komunikasi untuk
pelayanan SMK (S1, T2) mengurangi beban kerja pegawai non
2. Mengoptimalkan komitmen PNS (W5,T2)
pimpinan tentang masalah
perlindungan hukum, budaya
dan agama (S2,T2)
Strategi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang dapat digunakan dari
analisa SWOT sebelumnya beserta arah kebijakan dari setiap strategi adalah
sebagai berikut:
142
Tabel 36 Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
143
warga sekolah dan inovasi warga yang kreatif dan inovatif kependidikan
sekolah
2. Magang pendidik dan
tenaga kependidikan
secara periodik
3. dst………. ……………
144
BAB V
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN
KERANGKA PENDANAAN
Renstra yang lengkap juga meliputi Tujuan, Sasaran, Rencana Program dan
Kegiatan, Sub kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Renstra tersebut dapat terealisasi jika ada pendanaannya yang berasal dari
pendapatan SMK. Rencana pendapatan yang akan dicapai oleh SMK yang akan
menerapkan BLUD pada tahun 20X1 sampai dengan 20x5 adalah sebagai berikut:
NO JENIS PENDAPATAN TAHUN 20X1 TAHUN 20X2 TAHUN 20X3 TAHUN 20X4 TAHUN 20X5
1 Jasa Layanan Pendidikan - - - - -
Jasa Layanan Bidang Keahlian
2 Teknologi dan Rekayasa – 21,489,000.00 23,550,000.00 25,450,000.00 29,700,000.00 33,158,000.00
Keahlian Teknik Otomotif
Jasa Layanan Keahlian Teknik
9,550,000.00 10,800,000.00 11,000,000.00 12,250,000.00 12,800,000.00
Kendaraan Ringan Otomotif
Jasa Layanan Keahlian Teknik
4,719,000.00 4,950,000.00 5,200,000.00 6,200,000.00 7,250,000.00
dan Bisnis Sepeda Motor
Jasa Layanan Keahlian Teknik
dan Manajemen Perawatan 3,100,000.00 3,450,000.00 4,000,000.00 5,750,000.00 6,358,000.00
Otomotif
Jasa Layanan Keahlian
Otomotif Daya dan Konversi 4,120,000.00 4,350,000.00 5,250,000.00 5,500,000.00 6,750,000.00
Energi
3 Pendapatan Hibah 306,550,000.00 313,250,000.00 349,600,000.00 400,000,000.00 480,000,000.00
Pendapatan Hibah Terikat 125,000,000.00 128,250,000.00 155,000,000.00 175,000,000.00 225,000,000.00
Pendapatan Hibah Tidak
181,550,000.00 185,000,000.00 194,600,000.00 225,000,000.00 255,000,000.00
Terikat
4 Hasil Kerjasama 127,500,000.00 133,000,000.00 135,500,000.00 144,582,000.00 148,700,000.00
Kerjasama Pelatihan 25,000,000.00 28,750,000.00 29,000,000.00 35,000,000.00 36,700,000.00
Kemitraan dengan Pihak
Ketiga - Sewa Peralatan dan 17,500,000.00 18,500,000.00 20,500,000.00 22,000,000.00 23,500,000.00
Mesin
Kemitraan dengan Pihak
Ketiga – Sewa Gedung dan 85,000,000.00 85,750,000.00 86,000,000.00 87,582,000.00 88,500,000.00
Bangunan
5 Operasional APBD 1,230,750,000.00 1,300,250,000.00 1,345,800,000.00 1,385,000,000.00 1,411,525,000.00
6 Bantuan Operasional Sekolah 1,155,000,000.00 1,235,400,000.00 1,290,000,000.00 1,325,000,000.00 1,375,500,000.00
Lain-lain Pendapatan BLUD
7 14,950,000.00 17,101,000.00 18,355,000.00 23,225,000.00 24,000,000.00
yang Sah
Jasa Giro/Bunga 2,450,000.00 2,627,000.00 2,850,000.00 2,975,000.00 3,000,000.00
Pengembangan Usaha Kafe 12,500,000.00 14,474,000.00 15,505,000.00 20,250,000.00 21,000,000.00
JUMLAH 2,856,239,000.00 3,022,551,000.00 3,164,705,000.00 3,307,507,000.00 3,472,883,000.00
145
Berdasarkan Rencana Pendapatan SMK dan berdasarkan Tujuan dan Sasaran
yang telah disusun sebelumnya maka selanjutnya dapat disusun rencana program,
kegiatan dan sub kegiatan pada SMK …. Selama … tahun kedepan sesuai periode
kepemimpinan Gubernur. Rencana program, kegiatan dan subkegiatan meliputi berikut
ini:
1. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana BLUD
meliputi kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) Sub kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Atribut Kelengkapannya
b. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah dan/ atau BLUD
1) sub kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
c. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
2. Program Penunjang Urusan Pemerintah Daerah yang dibiayai dari dana APBD
meliputi kegiatan dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Perencanaan, Penganggaran, dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Perangkat Daerah
2) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen RKA-SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Dokumen Perubahan RKA-SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan DPA-SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Perubahan DPA-SKPD
6) sub kegiatan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
b. Kegiatan Administrasi Keuangan Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Administrasi Pelaksanaan Tugas ASN
2) sub kegiatan Pelaksanaan Penatausahaan dan Pengujian/Verifikasi
Keuangan SKPD
3) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Akuntansi SKPD
4) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun
SKPD
5) sub kegiatan Koordinasi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Bulanan/Triwulanan/Semesteran SKPD
6) sub kegiatan Penyusunan Pelaporan dan Analisis Prognosis Realisasi
Anggaran
c. Kegiatan Administrasi Barang Milik Daerah pada Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Rekonsiliasi dan Penyusunan Laporan Barang Milik Daerah
pada SKPD
d. Kegiatan Administrasi Kepegawaian Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Koordinasi dan Pelaksanaan Sistem Informasi Kepegawaian
2) sub kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan Penilaian Kinerja Pegawai
e. Kegiatan Administrasi Umum Perangkat Daerah
1) sub kegiatan Fasilitasi Kunjungan Tamu
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Rapat Koordinasi dan Konsultasi SKPD
3) sub kegiatan Penatausahaan Arsip Dinamis pada SKPD
146
f. Kegiatan Pengadaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintah
Daerah
1) sub kegiatan Pengadaan Mebel
2) sub kegiatan Pengadaan Peralatan dan Mesin Lainnya
g. Kegiatan Penyediaan Jasa Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
1) sub kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
h. Kegiatan Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan
Daerah
1) sub kegiatan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya
3. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana BLUD meliputi kegiatan
dan subkegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Link and Match dengan DUNIA KERJA
b. Kegiatan Peningkatan Pelayanan BLUD
1) sub kegiatan Pelayanan TeFa Teknologi dan Rekayasa
4. Program Pengelolaan Pendidikan yang dibiayai dari dana APBD meliputi kegiatan
dan sub kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengelolaan Pendidikan SMK
1) sub kegiatan Pembinaan Minat, Bakat dan Kreativitas peserta didik
2) sub kegiatan Penyelenggaraan Proses Belajar dan Ujian bagi Peserta Didik
3) sub kegiatan Pengadaan Alat Praktik dan Peraga Peserta Didik
4) sub kegiatan Pengembangan Karir Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pada
Satuan Pendidikan SMK
147
BAB VI
PENUTUP
6.2. Penutup
SMK sebagai pusat pengembangan, pemberdayaan dan pelayanan
pendidikan kejuruan akan lebih aktif mencari terobosan dalam rangka
memberikan kepuasan kepada pelanggannya. Tugas pimpinan baik di Dinas
Pendidikan maupun SMK adalah menciptakan strategi pelayanan prima di SMK
dalam rangka meningkatkan ’image’ masyarakat terhadap SMK, yang
berorientasi pa da kepuasan masyarakat. Untuk itu, semua jajaran di Dinas
Pendidikan dan SMK … memiliki komitmen yang tinggi untuk mewujudkan
pelayanan prima di sekolah dengan cara mengubah pola pengelolaan
keuangannya dalam bentuk penerapan BLUD.
148
LAMPIRAN
PROGRAM, KEGIATAN, SUB-KEGIATAN DAN KERANGKA PENDANAAN (contoh)
Tabel 37 Ilustrasi Program dan Kegiatan SMK secara Umum
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 0% - 0,025% 140.000 0,025% 170.000 0,025% 175.000 0,025% 178.606 0,025% 187.53 Kepala BLUD
Pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Peningkatan 6 Sekolah
pendidik dan pendidik, PEMERINTAH Pendapatan
tenaga tendik/ DAERAH (BLUD) Unit Produksi
kependidikan, pegawai dan Jasa
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana
Administrasi Jumlah 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag
Kepegawaian dokumen doku dokum doku doku doku dokum TU
Perangkat Daerah ketatausahaan men en men men men en
dan
kepegawaian
Pengadaan Pakaian Jumlah 0 - 1 paket 40.000 1 44.000 1 46.200 1 48.510 1 paket 50.936 Kasubag TU
Dinas Beserta Atribut pengadaaan paket paket paket paket
Kelengkapannya pakaian dinas
149
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Penyediaan Peralatan Jumlah paket 0 - 1 20.000 1 20.500 1 22.000 1 23.100 1 24.255 Kasubag TU
dan Perlengkapan pengadaan paket paket paket paket paket paket
Kantor
Pengadaan Peralatan Jumlah 0 - 1 paket 100.000 1 105.000 1 106.800 1 106.996 1 paket 112.34 Waka
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket 6 Sarpras
mesin lainnya
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 85% 85% 529.190 85% 555.650 86% 583.432 86% 612.604 86% 643.23 Kepala APBD
pelayanan didik, PENUNJANG URUSAN Indikator 286.7 4 Sekolah
Pengelolaan pendidik, PEMERINTAH Program yang 00
SMK, tendik/pega DAERAH (APBD) Tercapai
pelayanan wai, alumni,
biaya operasi, masyarakat
pelayanan Persentase 85% 85% 85% 86% 86% 86%
Sarana dan realisasi
Prasarana, anggaran
pelayanan
pendidik dan
tenaga Indeks 80% 80% 80% 81% 81% 81%
kependidikan profesionalitas
ASN
150
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Perencanaan, Jumlah 0 dok 4 16.400 4 17.220 4 18.081 4 18.985 4 19.934 Kasubag APBD
Penganggaran, dan Dokumen umen 2.200 dokum doku doku doku dokum TU
Evaluasi Kinerja Perencanaan en men men men en
Perangkat Daerah dan Anggaran
Perangkat
Daerah
Penyusunan Dokumen Jumlah 0 7 4.500 7 4.725 11 4.961 11 5.209 11 5.470 Kasubag TU APBD
Perencanaan Perangkat Dokumen doku doku doku doku doku doku
Daerah perencanaan men men men men men men
perangkat
daerah
Koordinasi dan Jumlah 1 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku 2.200 doku doku doku doku doku
RKA-SKPD men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Penyusunan Dokumen dokumen RKA doku doku doku doku doku doku
Perubahan RKA-SKPD Perubahan men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan DPA-SKPD dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
men men men men men men
Koordinasi dan Jumlah 0 1 2.500 1 2.625 1 2.756 1 2.894 1 3.039 Kasubag TU APBD
Penyusunan Perubahan dokumen DPA doku doku doku doku doku doku
DPA-SKPD Perubahan men men men men men men
151
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Evaluasi Kinerja Jumlah 0 1 2.300 1 2.415 1 2.536 1 2.663 1 2.796 Kasubag TU APBD
Perangkat Daerah dokumen doku doku doku doku doku doku
evaluasi kinerja men men men men men men
Administrasi Jumlah laporan 0 0 12 63.990 12 67.190 12 70.549 12 74.076 12 77.780 Kasubag APBD
Keuangan Perangkat pertanggungja laporan lapor lapor lapor lapor lapor TU
Daerah waban an an an an an
keuangan
Penyediaan Administrasi jumlah laporan 0 12 51.620 12 54.201 12 56.911 12 59.757 12 62.744 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Tugas Administrasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
ASN Pelaksanaan an an an an n
Tugas ASN
Pelaksanaan Jumlah laporan 0 12 1.125 12 1.181 12 1.240 12 1.302 12 1.367 Kasubag TU APBD
Penatausahaan dan verifikasi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Pengujian/Verifikasi penatausahaan an an an an n
Keuangan SKPD
Koordinasi dan Jumlah Laporan 0 12 3.000 12 3.150 12 3.308 12 3.473 12 3.647 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Akuntansi akuntansi laporan lapor lapor lapor lapor lapora
SKPD perangkat an an an an n
daerah
Koordinasi dan Jumlah 0 2 2.460 2 2.583 2 2.712 2 2.848 2 2.990 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan dokumen dokume doku doku doku doku doku
Keuangan Akhir Tahun keuangan SKPD n men men men men men
SKPD
152
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Koordinasi dan Jumlah laporan 0 12 2.000 12 2.100 12 2.205 12 2.315 12 2.431 Kasubag TU APBD
Penyusunan Laporan keuangan laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Keuangan an an an an n
Bulanan/Triwulanan/Se
mesteran SKPD
Penyusunan Pelaporan Jumlah laporan 0 1 3.785 1 3.974 1 4.173 1 4.382 1 4.601 Kasubag TU APBD
dan Analisis Prognosis prognosis laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Realisasi Anggaran an an an an n
Administrasi Barang Jumlah 0 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Milik Daerah pada Laporan Lapor Lapo Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Perangkat Daerah Pengelolaan an ran ran ran ran an
Barang Milik
Daerah
Rekonsiliasi dan Jumlah Kegiatan 0 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Waka APBD
Penyusunan Laporan dan Laporan Lapor Lapor Lapo Lapo Lapo Lapor Sarpras
Barang Milik Daerah an an ran ran ran an
pada SKPD
Koordinasi dan Jumlah laporan 12 12 4.000 12 4.200 12 4.410 12 4.631 12 4.862 Kasubag TU APBD
Pelaksanaan Sistem data pegawai laporan 4.000 lapor lapor lapor lapor lapora
Informasi Kepegawaian an an an an n
153
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Monitoring, Evaluasi, Jumlah laporan 12 12 2.500 12 2.625 12 2.756 12 2.894 12 3.039 Kasubag TU APBD
dan Penilaian Kinerja SKP yang tepat laporan 2.500 lapor lapor lapor lapor lapora
Pegawai waktu an an an an n
Administrasi Umum Jumlah 0 20.00 3 162.100 3 170.205 3 178.715 3 187.651 3 197.034 Kasubag APBD
Perangkat Daerah Laporan laporan 0 lapor lapor lapor lapor lapor TU
Penyediaan an an an an an
Barang dan
Jasa
Fasilitasi Kunjungan jumlah paket 10 kali 20.00 10 23.000 10 24.150 10 25.358 10 26.625 10 kali 27.957 Kasubag TU APBD
Tamu pengadaan 0 kali kali kali kali
Penyelenggaraan Rapat Jumlah Laporan 0 1 136.000 1 142.800 1 149.940 1 157.437 1 165.309 Kasubag TU APBD
Koordinasi dan laporan lapor lapor lapor lapor lapora
Konsultasi SKPD an an an an n
Penatausahaan Arsip Jumlah daftar 0 3 3.100 3 3.255 3 3.418 3 3.589 3 3.768 Kasubag TU APBD
Dinamis pada SKPD arsip aktif, arsip doku doku doku doku doku doku
inaktif, arsip vital men men men men men men
Pengadaan Barang Jumlah 2 2 140.000 2 147.000 2 154.350 2 162.068 2 170.171 Waka APBD
Milik Daerah Laporan lapor 140.0 lapor lapor lapor lapor lapor Sarpras
Penunjang Urusan Pengadaan an 00 an an an an an
Pemerintah Daerah Barang Milik
Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintah
Daerah
154
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Pengadaan Mebel Jumlah mebel 1 set 40.00 1 set 40.000 1 set 42.000 1 set 44.100 1 set 46.305 1 set 48.620 Waka APBD
0 Sarpras
Pengadaan Peralatan Jumlah 1 1 paket 100.000 1 105.000 1 110.250 1 115.763 1 121.551 Waka APBD
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket 100.0 paket paket paket paket Sarpras
mesin lainnya 00
Penyediaan Jasa Jumlah laporan 0 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Penunjang Urusan Penyediaan laporan 118.0 laporan laporan laporan Sarpras
Pemerintahan Daerah Jasa 00 laporan laporan
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
Penyediaan Jasa Jumlah 12 12 121.200 12 127.260 12 133.623 12 140.304 12 147.319 Waka APBD
Komunikasi, Sumber penyediaan Jas bulan 118.0 bulan bulan bulan bulan bulan Sarpras
Daya Air dan Listrik a Komunikasi, 00
Sumber Daya
Air dan Listrik
Pemeliharaan Barang Jumlah laporan 0 0 12 15.000 12 15.750 12 16.538 12 17.364 12 18.233 Waka APBD
Milik Daerah Pemeliharaan laporan laporan laporan laporan Sarpras
Penunjang Urusan Barang Milik laporan laporan
Pemerintahan Daerah Daerah
Penunjang
Urusan
Pemerintahan
Daerah
155
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Pemeliharaan Peralatan Jumlah 0 0 6 15.000 6 15.750 6 16.538 6 17.364 6 18.233 Waka APBD
dan Mesin Lainnya peralatan dan paket paket paket paket Sarpras
mesin lainnya paket paket
yang dipelihara
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 30.00 100% 71.000 100% 74.550 100% 78.278 100% 82.191 100% 86.301 Kepala BLUD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 0 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (BLUD) Peserta Didik
pendidikan, tendik/peg
pelayanan awai,
pengembang alumni
an kurikulum
satuan
pendidikan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 10.00 385 50.000 392 52.500 399 55.125 406 57.881 413 60.775 Kepala BLUD
pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 0 orang orang orang orang Sekolah
di dunia kerja orang orang
capaian
kompetensi dan
lulusan, berwirausaha
Pelayanan
proses
pembelajaran Link and Match dengan Jumlah MOU 1 10.00 1 50.000 1 52.500 1 55.125 1 57.881 1 60.775 Waka BLUD
DUNIA KERJA dengan dunia paket 0 paket paket paket paket paket Humas
kerja
Jumlah lulusan 350 o 385 392 399 406 413 Waka BLUD
yang terserap di rang orang orang orang orang Humas
dunia kerja orang
Peningkatan Persentase 0% 20.000 5% 21.000 5% 22.050 5% 23.153 5% 24.310 5% 25.526 Kepala Fungsi
Pelayanan BLUD Peningkatan Sekolah onal
Sales Growth BLUD
156
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Pelayanan TEFA Jumlah program 10% 20.00 20% 21.000 30% 22.050 40% 23.153 50% 24.310 60% 25.526 Kepala BLUD
Teknologi dan Rekayasa keahlian yang 0 Sekolah
melaksanakan
TEFA
Meningkatkan Peserta PROGRAM Persentase 100% 100% 205.223 100% 215.484 100% 226.258 100% 237.571 100% 249.449 Kepala APBD
pelayanan didik, PENGELOLAAN Kelulusan 195.4 Sekolah
pengelolaan pendidik, PENDIDIKAN (APBD) peserta didik 50
pendidikan, tendik/pega
pelayanan wai, alumni
capaian
kompetensi
lulusan, Pengelolaan Jumlah lulusan 350 385 205.223 392 215.484 399 226.258 406 237.571 413 249.449 Kepala APBD
Pelayanan Pendidikan SMK yang terserap 195.450 orang Sekolah
proses di dunia kerja orang orang orang orang orang
pembelajaran dan
dan penilaian berwirausaha
pendidikan,
Pelayanan
Sarana dan
Prasarana, Jumlah peserta 6 8 10 12 14 16
Pelayanan didik yang peserta peserta peserta peserta peserta peserta
pendidik dan mengikuti didik didik didik didik didik didik
tenaga Lomba
kependidikan
Jumlah guru 2 3 4 5 6 7
yang guru guru guru guru guru
mendapatkan guru
pelatihan
157
Data Capaian
pada Tahun Unit Kerja
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Awal Perangkat
Sumber
Perencanaan Daerah
Dana
Penanggung
Program/ Kegiatan/ jawab
Tujuan Sasaran Indikator
Sub Kegiatan
20X5
20X0 20X1 20X2 20X3 20X4
Terea Rp.
Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000) Target Rp. (000)
lisasi (000)
Pembinaan Minat, Bakat Jumlah kegiatan 10 kali 40.00 11 kali 42.000 12 kali 44.100 13 kali 46.305 14 kali 48.620 15 kali 51.051 Waka APBD
dan Kreativitas peserta pembinaan 0 Kesiswaan
didik Minat Bakat dan
Kreativitas
peserta didik
Penyelenggaraan Jumlah peserta 2.380 70.45 2.381 73.973 2.382 77.671 2.383 81.555 2.384 85.632 2.385 89.914 Waka APBD
Proses Belajar dan Ujian didik yg peserta 0 peserta peserta peserta peserta peserta Kurikulum
bagi Peserta Didik mengikuti didik didik didik didik didik didik
proses belajar
Pengadaan Alat Praktik Jumlah alat 0 unit 35.00 1 unit 36.750 2 unit 38.588 3 unit 40.517 4 unit 42.543 5 unit 44.670 Waka APBD
dan Peraga Peserta praktek dan 0 Sarpras
Didik peraga peserta
didik
Pengembangan Karir Jumlah Guru 2 50.00 3 52.500 4 55.125 5 57.881 6 60.775 7 orang 63.814 Waka APBD
Pendidik dan Tenaga dan Tenaga orang 0 orang orang orang orang PSDM
Kependidikan Pada Kependidikan
Satuan Pendidikan SMK yang mengikuti
pengembangan
karir
Keterangan:
Kolom 1: diisi dengan tujuan pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 2: diisi dengan sasaran (subyek maupun obyek) pelaksanaan program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 3: diisi dengan nama program/kegiatan/sub kegiatan sesuai dengan e-blud
158
Kolom 4: diisi dengan indikator ketercapaian program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 5: diisi dengan data capaian/realisasi pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 6: diisi dengan data capaian/realisasi anggaran pada tahun awal perencanaan (tahun pengajuan BLUD)
Kolom 7: diisi dengan target kinerja pada tahun+1
Kolom 8: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+1
Kolom 9: diisi dengan target kinerja pada tahun n+2
Kolom 10: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+2
Kolom 11: diisi dengan target kinerja pada tahun n+3
Kolom 12: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+3
Kolom 13: diisi dengan target kinerja pada tahun n+4
Kolom 14: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+4
Kolom 15: diisi dengan target kinerja pada tahun n+5
Kolom 16: diisi dengan target pendanaan program/kegiatan/sub kegiatan pada tahun n+5
Kolom 17: diisi dengan pejabat penanggung jawab program/kegiatan/sub kegiatan
Kolom 18: diisi dengan sumber dana program/kegiatan/sub kegiatan
159
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan publik dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut
masyarakat umum selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan
ukuran yang harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan
secara akuntabel, bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
160
dapat menjamin kepuasan pelanggan dan kualitas pendidikan kejuruan harus
dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena itu pengukuran (indikator) dan
target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun, disepakati, dan ditetapkan
sebagai acuan.
SMK mengemban dua tugas untuk memenuhi SPM tersebut, karena SMK
sebagai bagian dari Pemerintah Daerah yang harus memenuhi hak-hak
konstitusional masyarakat, juga sebagai UPTD yang menerapkan BLUD. BLUD
SMK melaksanakan Pelayanan Dasar SPM Pendidikan dan SPM Pendukung
yang disesuaikan dengan kemampuan BLUD SMK tersebut. Penyusunan SPM
BLUD SMK mempergunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami,
sehingga penerima layanan memiliki pemahaman yang sama tentang ukuran
kinerja.
161
pendukung layanan utamanya, sehingga SPM BLUD SMK dapat disesuaikan
setiap saat berdasarkan jenis pelayanan yang dibutuhkan konsumen; dan
9. SPM BLUD SMK ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan layanan.
2. Terjaminnya hak pengguna layanan dalam menerima suatu layanan.
3. Digunakan sebagai acuan untuk menentukan alokasi anggaran yang
dibutuhkan.
4. Terciptanya akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan layanan.
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan SMK.
C. Pengertian
SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga
negara secara minimal. SPM di SMK menjadi acuan SMK dalam mencapai
standar kinerja, membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan
Pelayanan Pengelolaan Pendidikan dan Pelayanan Penunjang Pendidikan. Ada
3 (tiga) Jenis SPM yaitu SPM Pendidikan, SPM BLUD dan SPM BLUD SMK
sebagai berikut:
1. SPM Pendidikan
SPM Pendidikan adalah:
a. SPM, yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis
dan Mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan
Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
b. Pelayanan Dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan
dasar Warga Negara.
c. Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka
penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
d. Mutu Pelayanan Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal
dalam Pelayanan Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.
e. Urusan Pemerintahan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh semua Daerah.
2. SPM BLUD
SPM BLUD adalah SPM memuat batasan minimal mengenai jenis dan
mutu layanan dasar yang harus dipenuhi oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah yang akan menerapkan BLUD, untuk menjamin
ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, kesetaraan, kemudahan dan
kualitas layanan umum yang diberikan oleh unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah yang menerapkan BLUD sesuai dengan ketentuan
162
peraturan perundang-undangan. SPM BLUD ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Daerah.
D. Landasan Hukum
Penjaminan kualitas pendidikan dan terlaksananya pelayanan pendidikan
yang bermutu/dapat menjamin kepuasan pelanggan, maka SMK perlu
mengembangkan SPM yang merupakan salah satu syarat administrasi BLUD
SMK dengan mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
2. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No 32
tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
34 Tahun 2018 tentang Standar Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah
Kejuruan;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan
Standar Pelayanan Minimal ; dan
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang BLUD.
E. Perubahan SPM
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan SPM SMK sebagaimana
disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organisasi SMK serta perubahan lingkungan.
F. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Dokumen SPM BLUD SMK adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal SMK
BAB III RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Pencapaian SPM
BAB IV SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
163
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM, monitoring dan
pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran capaian dan evaluasi
kinerja
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN
4. Pemilihan Jenis Pelayanan sesuai pada poin 1 dan 3 yang dipastikan dapat
dilaksanakan dengan kualitas terbaik melalui pendampingan oleh Dinas
Pendidikan setempat. Dokumen ini selanjutnya diserahkan kepada dinas
Pendidikan untuk ditetapkan sebagai lampiran Perkada tentang BLUD SMK.
164
BAB II
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
A. Jenis Pelayanan
Berdasarkan Permendikbud Nomor 32 tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Minimal Pendidikan bahwa Jenis Pelayanan Dasar pada SPM
Pendidikan daerah provinsi terdiri atas:
a. pendidikan menengah; dan
b. pendidikan khusus
165
3. Besaran nilai pembiayaan pendidikan yang dibebankan kepada Peserta
Didik atau orangtua/wali untuk pendidikan menengah bagi satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh gubernur
sesuai dengan standar biaya yang berlaku di daerah setempat.
4. Kepala satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
menetapkan besaran pembiayaan pendidikan setelah mendapatkan
pertimbangan dari komite sekolah.
Standar untuk SMK terdiri atas Standar jumlah dan kualitas pendidik dan
tenaga kependidikan pada SMK terdiri atas:
166
Pemenuhan jumlah tenaga kependidikan pada SMK didasarkan pada tata
cara perhitungan pemenuhan tenaga kependidikan sebagai berikut:
a. 1 (satu) kepala sekolah per satuan pendidikan;
b. 1(satu) tenaga laboratorium/bengkel/workshop per laboratorium/bengkel/
workshop; dan
c. 1 (satu) tenaga penunjang lainnya per satuan pendidikan.
D. Prosedur Pelayanan
Prosedur pelayanan di SMK disusun dalam bentuk Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang dituangkan dalam dokumen Tata kelola yang ditetapkan
oleh Kepala Daerah. SOP merupakan serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas. Tujuan
penyusunan SOP di SMK adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana
dengan efisien, efektif, konsisten/seragam dan aman dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
Manfaat SOP bagi SMK adalah memenuhi persyaratan standar pelayanan
pendidikan, mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan dan memastikan staf
SMK memahami bagaimana melakukan pekerjaannya. Alur pelayanan di SMK
disusun untuk memberikan kejelasan dan kemudahan bagi masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan di SMK. Terdapat beberapa alur pelayanan yang
berlaku di SMK sebagai mana dijelaskan di dokumen Tata Kelola.
167
Tabel 38 Indikator SPM SMK
PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN CAPAIAN CAPAIAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR TARGET
DASAR DASAR JKL 20XX SMK
DASAR
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Capaian Sesuai Standar
1 Peserta didik pelayanan untuk mencapai kompetensi 100% …% …%
kompetensi lulusan Kelulusan
sesuai SKL
Pelayanan
Setiap peserta didik mendapatkan
pengembangan
2 Sesuai standar isi Peserta didik layanan kurikulum yang telah 100% …% …%
kurikulum satuan
diselaraskan dengan kebutuhan DUDIKA
Pendidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan proses
3 proses Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
pembelajaran
pembelajaran dengan standar
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan penilaian
4 penilaian Peserta didik layanan penilaian/ asesmen sesuai 100% …% …%
Pendidikan
Pendidikan dengan standar
Sesuai standar
Pelayanan pendidik Setiap peserta didik mendapatkan
pendidik dan
5 dan tenaga Peserta didik layanan pendidik dan tenaga 100% …% …%
tenaga
kependidikan kependidikan sesuai dengan standar
kependidikan
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sarana
6 sarana dan Peserta didik layanan sarana dan prasarana sesuai 100% …% …%
dan Prasarana
prasarana standar
Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Sesuai standar
7 Peserta didik layanan pengelolaan sesuai standar 100% …% …%
Pengelolaan SMK pengelolaan
BLUD
Sesuai standar Setiap peserta didik mendapatkan
Pelayanan Biaya
8 pengelolaan Peserta didik layanan biaya operasi sesuai dengan 100% …% …%
operasi
Keuangan BLUD standar
168
Profil Indikator SPM yang mengacu kepada Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Pendidikan SMK/Madrasah Aliyah Kejuruan sebagai berikut:
1. Pelayanan capaian kompetensi lulusan
Tabel 39 Pelayanan Capaian Kompetensi Lulusan
Judul Pencapaian kompetensi peserta didik SMK sesuai SKL
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT SMK dalam upaya pelayanan
ketercapaian kompetensi lulusan
Definisi Operasional Pelayanan yang diberikan kepada peserta didik SMK dilakukan
sepanjang tahun untuk memastikan bahwa standar kompetensi
lulusan dapat tercapai dengan baik, yaitu :
a. beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur;
b. memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan dirinya
secara berkelanjutan;
c. menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan seni serta memiliki
keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
d. memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang
keahliannya baik untuk bekerja atau berwirausaha; dan
berkontribusi dalam pengembangan industri Indonesia yang
kompetitif menghadapi pasar global.
Frekuensi Setiap 1 semester
Pengumpulan Data
Periode Analisis 1 tahun
Numerator Jumlah peserta didik SMK… yang telah mencapai standar
kompetensi lulusan selama periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah seluruh peserta didik SMK … selama periode waktu 1
tahun yang sama
Sumber Data Laporan hasil belajar peserta didik
Standart 100%
Penanggung Jawab Kepala Sekolah
Pengumpul Data
169
pendidikan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia
kerja, meliputi kompetensi dan budaya kerja industri.
Pengembangan atau penyelarasan kurikulum dilaksanakan
setiap tahun untuk menunjang proses pendidikan dengan baik
sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, dunia industri, dan
dunia kerja.
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah kurikulum kompetensi keahlian/program keahlian di
SMK …yang telah diselaraskan dalam periode satu tahun
Denominator Jumlah kompetensi keahlian/program keahlian di SMK…
Sumber Data Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)/Kurikulum Operasional Sekolah (KOS)
Standar 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang kurikulum
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. MoU/kesepakatan dengan DUDIKA Mitra untuk
Kegiatan pengembangan atau penyelarasan kurikulum
2. Pengembangan instrumen penyelarasan kurikulum
3. Melaksanakan penyelarasan kurikulum dengan
kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDIKA mitra
4. Pengesahan KTSP/KOS oleh SMK…dan Dudika Mitra,
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi….
5. Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan Raport mutu sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik, peserta didik dan stakeholder/tenaga ahli dari
DUDIKA
170
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kurikulum yang telah diselarasakan
Kegiatan 2. Penyusunan silabus/ Analisis Capaian Pembelajaran
3. Penyusunan rencana pelaksananaan pembelajaran/ Alur
Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar
4. Pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian/ Asesmen proses pembelajaran
Monitoring dan Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Kepala
Evaluasi Sekolah/ Pengawas dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali
dalam 1 semester
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
171
tercantum dalam silabus.
5. Penilaian perkembangan karakter/ penguatan profil
pelajar Pancasila dan budaya kerja peserta didik
dilakukan oleh pendidik secara khusus melalui
pengamatan sikap peserta didik.
Monitoring dan Kepala sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
172
sesuai dengan standar.
Frekuensi Setiap saat
Pengumpulan Data
Periode Analisis Setiap 1 tahun
Numerator Jumlah sarana prasarana sesuai standar di SMK… selama
periode waktu 1 tahun
Denominator Jumlah sarana prasarana yang ada di SMK.. selama periode
waktu 1 tahun yang sama
Sumber Data Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Standart 100%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Bidang Sarana Prasarana
Pengumpul Data
Langkah-langkah 1. Analisis kebutuhan sarana dan prasarana
Kegiatan 2. Pengusulan/pengadaan sarana prasarana
3. Peremajaan sarana dan prasarana
4. Perawatan dan perbaikan sarana prasarana
5. Pembaharuan data inventaris sarana prasarana
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
173
tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan, yaitu tindakan untuk menggerakan dan
menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia di SMK,
dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga terwujud
efisiensi proses dan efektifitas hasil kerja.
4. Penganggaran, yaitu proses menyusun rencana
penggunaan dana keuangan yang meliputi pengalokasian
dan pendistribusian secara akuntabel, transparan,
mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan dalam
menetapkan program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Pengendalian, yaitu proses pemberian balikan dan tindak
lanjut pembandingan antara hasil yang dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
6. Evaluasi, yaitu tindakan penyesuaian apabila terdapat
penyimpangan aktivitas berdasarkan standar atau
pedoman yang telah dibuat, sehingga rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat diperbaiki atau ditingkatkan,
supaya dapat berjalan sesuai dengan target/capaian yang
ditetapkan.
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
174
Langkah-langkah 1. Analisis Renstra BLUD
Kegiatan 2. Analisis RKAS
3. Penyusunan RBA
4. Penyusunan RKA
5. Penyusunan anggaran kas dan DBA
6. Penyusunan rincian DPA
7. Melaksanakan penatausahaan keuangan mulai dari penerimaan dan
pengeluaran kas untuk biaya operasi, pembukuan dan
pertanggungjawabannya
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen Sekolah
Evaluasi
SDM Pendidik dan Tenaga Kependidikan
175
BAB III
RENCANA PENCAPAIAN SPM
176
Keterangan:
Kolom 1: Nomor Indikator
Kolom 2: Indikator disesuaikan dengan PMP
Kolom 3-7: diisi target 5 tahun ke depan
177
C. Rencana Anggaran Biaya
Tabel 48 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Pelayanan Dasar
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Pelayanan Capaian Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
kompetensi lulusan Pengelolaan Pembinaan Minat, Bakat dan
Pendidikan Kreativitas Siswa
2 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
pengembangan Pengelolaan Link and Match dengan DUDIKA
kurikulum satuan Pendidikan
Pendidikan
3 Pelayanan proses Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
pembelajaran Pengelolaan 1. Penyelengaraan Proses
Pendidikan Belajar dan Ujian bagi
Peserta Didik
2. Pelayanan TEFA Pariwisata
3. Pelayanan TEFA ……..
4 Pelayanan Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
penilaian Pengelolaan Penyelengaraan Proses Belajar
pendidikan Pendidikan dan Ujian bagi Peserta Didik
5 Pelayanan pendidik Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan tenaga Pengelolaan 1. Penyediaan Pendidik dan
kependidikan Pendidikan Tenaga Kependidikan bagi
Satuan Pendidikan SMK
2. Pengembangan Karir
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Pada Satuan
Pendidikan SMK
Program Administrasi Kepegawaian
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah
6 Pelayanan Sarana Program Pengelolaan Pendidikan SMK:
dan Prasarana Pengelolaan 1. Pengadaaan Alat Praktik
Pendidikan dan Peraga Peserta Didik
2. Pembangunan Bengkel/Unit
Produksi
Program 1. Administrasi Umum
178
JENIS LAYANAN TAHUN (Rp)
NO PROGRAM KEGIATAN/ SUB KEGIATAN
DASAR 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Penunjang Perangkat Daerah
Urusan 2. Pengadaan Barang Milik
Pemerintah Daerah Penunjang Urusan
Daerah Pemerintah Daerah
3. Penyediaan Jasa
Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
4. Pemeliharaan Barang Milik
Daerah Penunjang Urusan
Pemerintahan Daerah
7 Pelayanan Program Perencanaan, Penganggaran,
Pengelolaan SMK Penunjang dan Evaluasi Kinerja Perangkat
Urusan Daerah
Pemerintah
Daerah
8 Pelayanan Biaya Program Administrasi Keuangan
operasi Penunjang Perangkat Daerah
Urusan
Pemerintah
Daerah
179
Tabel 49 Rencana Anggaran Biaya Berdasarkan Jenis Belanja
TAHUN (Rp)
NO JENIS BELANJA
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang dan Jasa
3 Belanja Modal Tanah
Belanja Modal Peralatan dan
4
mesin
Belanja Modal Gedung dan
5
Bangunan
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
6
Jaringan
Belanja Modal Aset Tetap
7
Lainnya
8 Belanja Modal Aset Lainnya
Jumlah
180
BAB V
PENUTUP
SPM BLUD SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan SPM BLUD SMK sebagiamana disebutkan di
atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organisasi
BLUD SMK serta perubahan lingkungan.
181
LAMPIRAN
182
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
183
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
4 Pelayanan Peserta didik Administrasi Umum Jumlah Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Sarana dan Pendidik Perangkat Daerah Laporan dan Perlengkapan Kantor
Prasarana Tendik/ dan/ atau BLUD Penyediaan
pegawai 1. Prosentase Barang dan
Jasa Penyediaan Peralatan jumlah paket pengadaan
Indikator
Rumah Tangga
Program yang
tercapai
Penyelenggaraan Rapat Jumlah kegiatan rapat
2. Prosentase
koordinasi dan konsultasi
realisasi
SKPD dan/ atau BLUD
anggaran
Fasilitasi Kunjungan jumlah paket pengadaan
3. Persentase
Tamu
Peningkatan
Pendapatan Penatausahaan Arsip Jumlah daftar arsip aktif,
4. Persentase Dinamis pada SKPD dan/ inaktif dan vital
Kenaikan atau BLUD
Pendapatan Unit
Produksi dan Dukungan Pelaksanaan Jumlah system
Jasa Sistem Pemerintahan pemerintahan berbasis
Berbasis Elektronik pada elektronik yang diterapkan
SKPD dan/atau BLUD
184
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan Jasa
Pendidik Penunjang Urusan laporan Komunikasi, Sumber Komunikasi, Sumber
Tendik/ Pemerintahan Penyediaan Daya Air dan Listrik Daya Air dan Listrik
pegawai Daerah Jasa
Penunjang
Penyediaan Jasa Jumlah Penyediaan Jasa
Urusan
Peralatan dan Peralatan dan
5. Pemerintahan
Perlengkapan Kantor Perlengkapan Kantor
Daerah
185
Tabel 51 PROGRAM PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH APBD
URUSAN UMUM YANG DIBIAYAI DARI DANA APBD
186
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
187
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR SUB
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM KEGIATAN KEGIATAN
Peserta didik Penyediaan Jasa Jumlah laporan Penyediaan Jasa Surat Jumlah pengiriman dokumen
Pendidik Penunjang Urusan Penyediaan Menyurat
Tendik/ Pemerintahan Jasa Penunjang
pegawai Daerah Urusan
Pemerintahan Penyediaan Jasa Jumlah penyediaan jasa
Daerah Komunikasi, Sumber Daya Komunikasi, Sumber Daya
Air dan Listrik Air dan Listrik
188
Tabel 52 PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
189
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR KEGIATAN INDIKATOR
SPM KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
berwirausaha
Jumlah peserta didik yang
mengikuti Lomba
Jumlah guru yang
mendapatkan pelatihan
Penyediaan Pendidik dan Jumlah Penyediaan
Tenaga Kependidikan Pendidik dan Tenaga
bagi Satuan Pendidikan Kependidikan
SMK
Jumlah lulusan yang
terserap di Dunia
Pelayanan Usaha/Dunia Industri dan
Prosentase
pendidik dan Peserta didik Pengelolaan berwirausaha
6 kelulusan
tenaga Pendidik Pendidikan SMK Jumlah peserta didik yang Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
peserta didik
kependidikan mengikuti Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
Jumlah guru yang Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
mendapatkan pelatihan Satuan Pendidikan SMK karir
190
INDIKATOR
INDIKATOR INDIKATOR INDIKATOR
SPM KEGIATAN KEGIATAN SUB KEGIATAN
SASARAN PROGRAM SUB KEGIATAN
3 Pelayanan didik yang Penyelengaraan Proses Jumlah peserta didik yang
penilaian mengikuti Lomba Belajar dan Ujian bagi melaksanakan ujian
pendidikan Jumlah guru yang Peserta Didik
mendapatkan
pelatihan
4 Pelayanan Sarana Pengadaaan Alat Praktik Jumlah alat praktek dan
dan Prasarana dan Peraga Peserta Didik peraga peserta didik
5 Pelayanan pendidik Pengembangan Karir Jumlah Guru dan Tenaga
dan tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang
kependidikan Kependidikan Pada mengikuti pengembangan
Satuan Pendidikan SMK karir
191
KATA PENGANTAR
Dirumuskan oleh sekolah yang akan menerapkan BLUD, kata pengantar disajikan
secara jelas, ringkas yang berisi gambaran umum tentang Dokumen Laporan Keuangan
SMK dan hal-hal lain yang dibutuhkan.
192
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
193
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
194
PROVINSI …........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..............
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) - LO
Pendapatan Pajak Daerah - LO 0
Pendapatan Retribusi Daerah - LO 0
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - LO 0
Lain-lain PAD yang sah - LO 925,378,670
BEBAN
Beban Operasi
Beban Pegawai-LO 0
Beban Barang dan Jasa 1,219,217,445
Beban Penyusutan dan Amortisasi 251,419,669
Beban Penyisihan Piutang 0
Beban Lain-lain 0
PROVINSI …..........
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …................
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20X1
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
EKUITAS AWAL 1,492,996,429
SURPLUS/DEFISIT LO (545,258,444)
195
PROVINSI …............
DINAS PENDIDIKAN
UPTD SMK …..................
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1 DAN 31 DESEMBER 20X0
20X1 20X0
URAIAN
(Rp) (Rp)
ASET
Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Kas dan Setara Kas 161,443,775 28,351,256
Investasi Jangka Pendek 0 0
Piutang 0 0
Persediaan 351,843,989 601,888,373
Aset Lancar Lainnya 0 0
Jumlah Aset Lancar 513,287,764 630,239,629
Investasi Jangka Panjang
Investasi Non Permanen 0 0
Investasi Permanen 0 0
Jumlah Investasi Jangka Panjang 0 0
Aset Tetap
Tanah 310,054,160 310,054,160
Peralatan dan Mesin 2,385,623,449 2,082,205,536
Gedung dan Bangunan 161,443,775 28,351,256
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0 0
Aset Tetap Lainnya 0 0
Konstruksi dalam Pengerjaan 0 0
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (1,813,073,822) (1,561,654,152)
Jumlah Aset Tetap 1,044,047,563 858,956,800
Aset Lainnya
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0 0
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 0 0
Kemitraan dengan Pihak Ketiga 0 0
Aset Tetap Nonoperasional
Aset Tak Berwujud 0 0
Aset lain-lain 3,800,000 3,800,000
Jumlah Aset Lainnya 3,800,000 3,800,000
TOTAL ASET 1,561,135,327 1,492,996,429
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Perhitungan Fihak Ketiga 0 0
Hutang Biaya 0 0
Hutang Pajak 0 0
Pendapatan Diterima di Muka 0 0
Utang Jangka Pendek Lainnya 0 0
Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0
Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Dalam Negeri 0 0
Hutang Luar Negeri 0 0
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 0
TOTAL KEWAJIBAN 0 0
EKUITAS
Ekuitas 1,561,135,327 1,492,996,429
TOTAL EKUITAS 1,561,135,327 1,492,996,429
196
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
197
2. Menyediakan informasi mengenai apakah cara memperoleh sumber daya
ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang ditetapkan
dan peraturan perundang-undangan.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan-kegiatan di SMK ........ dalam kerangka
Pemerintah Provinsi ........ serta hasil-hasil yang telah dicapai.
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana SMK ........ di Pemerintah
Provinsi ........ mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan
kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........ berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya.
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan SMK ........
di Pemerintah Provinsi ........, apakah mengalami kenaikan atau
penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode
pelaporan.
7. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan SMK ........ di
Pemerintah Provinsi ........ menyediakan informasi mengenal pendapatan,
belanja, aset, kewajiban dan ekuitas.
C. Sistematika
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
199
BAB II
PROFIL SMK ........
200
2. Sejarah SMK
SMK ........ milik Pemerintah Daerah yang berada di wilayah…. dan
merupakan tempat pelayanan pendidikan berdasar Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Surat
Keputusan … Nomor … tahun … tentang penetapan SMK dengan ijin
operasional SMK Nomor ….
SMK ........ didirikan oleh ….., berdasarkan kepada pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut: ……
SMK ........ sejak berdiri sampai sekarang ini mengalami perubahan-
perubahan, baik nama maupun jumlah Bidang, Program, dan Kompetensi
Keahlian. Pada tahun…., SMK ........ memiliki … Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun …., terjadi penambahan Bidang Keahlian,
….Kompetensi Keahlian. Tahun ….,. Pada tahun …., dst.
SMK ........ secara geografis berada di Provinsi Negeri ........
Kabupaten/Kota ........ Kecamatan ........, terletak di daerah (koordinat …… LS,
………..), dengan luas lahan … m2. Jarak SMK ........ ke Ibu Kota
Provinsi/Daerah …. dan Kabupaten/Kota ........ Kecamatan ........ … km. SMK
........ berlokasi di Jl. .... No. …., Kec. ........ Kabupaten/Kota ........, Provinsi ........
Tahun … SMK ........ meraih sertifikasi ….. dan sertifikat akreditasi SMK
pada tahun …. dengan predikat …dan prestasi-prestasi lainnya sebagai
berikut….
SMK ........ diharapkan ke depannya menjadi sekolah yang mampu
berkontribusi secara maksimal pada peningkatan kualitas dan daya saing
sumber daya manusia, baik pada tingkat lokal maupun nasional, sehingga untuk
mengantisipasi hal tersebut, dirancang beberapa program pembaharuan untuk
peningkatan kinerja sekolah, antara lain, yaitu sebagai berikut:…
201
4. Jumlah Siswa
No Kompetensi Keahlian Jumlah siswa 20x0 Total Jumlah siswa 20x1 Total
5. Jumlah Pegawai
20X0 20X1
No Indikator
PNS Non PNS PNS Non PNS
1 S2
2 S1/D4
3 Diploma 3
4 SMA/sederajat
5 SMP/sederajat
6 SD
Jumlah
202
7. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SMK ........
WAKA BID. AKADEMIK WAKA BID. KESISWAAN WAKA BID. HUMAS WAKA BID. SARPRAS WAKA BID. PSDM
WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS…… WALI KELAS……
203
BAB III
KEBIJAKAN AKUNTANSI
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah:
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap
sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan
keuangan sehingga tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan
dalampelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah
adanya kewenangan yang diberikan kepada entitas untuk menyusun anggaran
dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas
bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk
kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan atau
kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akiat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan
yang telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
3. Keterukuran dalam Satuan Uang
Laporan keuangan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan
dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi. Satuan uang yang
digunakan adalah rupiah.
204
C. Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Pengukuran pos-pos dalam
laporan keuangan menggunakan niai perolehan historis. Aset dicatat sebesar
pengeluaran kas atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk
memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal.
205
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yag digunakan dalam proses produksi.
c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan.
Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan
inventarisasi fisik. Inventarisasi fisik dapat berupa penghitungan, pengukuran
atau penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung
jumlah suatu persediaan. Berdasarkan jumlah tersebut diperoleh suatu nilai
rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan.
Inventarisasi fisik dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah.
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya
dalam aktivitas operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut:
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan
dalam kondisi siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektronik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nialinya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam
kondisi siap pakai.
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang
diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional
pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang
dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah
dan dalam kondisi siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke
dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk
kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam
proses pembangungan namun dalam tanggal laporan belum selesai
seluruhnya.
Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai
berikut:
206
1) berwujud;
2) mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
4) tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas;
5) diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan;
6) merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya/ongkos untuk
dipelihara; dan
7) nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian
barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang
telah ditetapkan. Memenuhi kriteria material/batasan minimal kapitalisasi
aset tetap sebagai berikut:1
Jumlah Harga
No. Uraian
Lusin/Set/Satuan (Rp)
1 Tanah Rpxxx
2 Peralatan dan Mesin, terdiri atas:
2.1 Alat-alat Berat Rpxxx
2.2 Alat-alat Angkutan Rpxxx
2.3 Alat-alat Bengkel dan Alat Ukur Rpxxx
2.4 Alat-alat Pertanian/Peternakan Rpxxx
2.5 Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
- Alat-alat Kantor Rpxxx
- Alat-alat Rumah Tangga Rpxxx
2.6 Alat Studio dan Alat Komunikasi Rpxxx
2.7 Alat-alat Kedokteran Rpxxx
2.8 Alat-alat Laboratorium Rpxxx
2.9 Alat Keamanan Rpxxx
3 Gedung dan Bangunan, yang terdiri atas:
3.1 Bangunan Gedung Rpxxx
3.2 Bangunan Monumen Rpxxx
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan, yg terdiri atas:
4.1 Jalan dan Jembatan Rpxxx
4.2 Bangunan Air/Irigasi Rpxxx
4.3 Instalasi Rpxxx
4.4 Jaringan Rpxxx
5 Aset Tetap Lainnya, yang terdiri atas:
5.1 Buku dan Perpustakaan Rpxxx
5.2 Barang Bercorak Kesenian/ Kebudayaan/Olahraga Rpxxx
5.3 Hewan/Ternak dan Tumbuhan
a. Hewan Rpxxx
b. Ternak Rpxxx
c. Tumbuhan Pohon Rpxxx
d. Tumbuhan Tanaman Hias Rpxxx
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp xxx
1
Tabel di atas adalah sekedar ilustrasi.
2
Pilih salah satu
207
Aset tetap dinilai dengan harga perolehan. Apabila penilaian aset tetap
dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset
tetap didasarkan pada nilai wajar saat perolehan.
7. Pengeluaran Setelah Perolehan
Pengeluaran setelah perolehan suatu aset tetap yang memperpanjang
masa manfaat atau yang kemungkinan memberi manfaat ekonomis di masa
yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan
standar kinerja, harus ditambahkan/dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang
bersangkutan.
Kriteria seperti pada paragraf diatas dan/atau suatu batasan jumlah biaya
(capitalization thresholds) tertentu digunakan dalam penentuan apakah suatu
pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak. Batasan jumlah biaya untuk
penentuan kapitalisasi dapat menggunakan tabel kriteria material/batasan
minimal kapitalisasi aset tetap.
8. Penyusutan
Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetap
yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang
bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam
laporan operasional.
Metode penyusutan dipergunakan adalah Metode garis lurus (straight line
method)/Metode saldo menurun ganda (double declining balance
method)/Metode unit produksi (unit of production method).3 Perkiraan masa
manfaat untuk setiap aset tetap adalah sebagai berikut:4
Masa
Kodifikasi Uraian Manfaat
(Tahun)
1 3 ASET TETAP
1 3 2 Peralatan dan Mesin
1 3 2 01 Alat-Alat Besar Darat 10
1 3 2 02 Alat-Alat Besar Apung 8
1 3 2 03 Alat-alat Bantu 7
1 3 2 04 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
1 3 2 05 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
1 3 2 06 Alat Angkut Apung Bermotor 10
1 3 2 07 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
1 3 2 08 Alat Angkut Bermotor Udara 20
1 3 2 09 Alat Bengkel Bermesin 10
1 3 2 10 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
1 3 2 11 Alat Ukur 5
1 3 2 12 Alat Pengolahan Pertanian 4
1 3 2 13 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan Pertanian 4
1 3 2 14 Alat Kantor 5
3
Pilih salah satu.
4
Tabel perkiraan umur tersebut di atas adalah sekedar ilustrasi.
208
1 3 2 15 Alat Rumah Tangga 5
1 3 2 16 Peralatan Komputer 4
1 3 2 17 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
1 3 2 18 Alat Studio 5
1 3 2 19 Alat Komunikasi 5
1 3 2 20 Peralatan Pemancar 10
1 3 2 21 Alat Kedokteran 5
1 3 2 22 Alat Kesehatan 5
1 3 2 23 Unit-Unit Laboratorium 8
1 3 2 24 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
1 3 2 25 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15
1 3 2 26 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika 15
1 3 2 27 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
1 3 2 28 Radiation Aplication and Non Destructive Testing 10
Laboratory (BATAM)
1 3 2 29 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
1 3 2 30 Peralatan Laboratorium Hidrodinamika 15
1 3 2 31 Senjata Api 10
1 3 2 32 Persenjataan Non Senjata Api 3
1 3 2 33 Alat Keamanan dan Perlindungan 5
1 3 3 Gedung dan Bangunan
1 3 3 01 Bangunan Gedung Tempat Kerja 50
1 3 3 02 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 50
1 3 3 03 Bangunan Menara 40
1 3 3 04 Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 05 Tugu Peringatan 50
1 3 3 06 Candi 50
1 3 3 07 Monumen/Bangunan Bersejarah 50
1 3 3 08 Tugu Peringatan Lain 50
1 3 3 09 Tugu Titik Kontrol/Pasti 50
1 3 3 10 Rambu-Rambu 50
1 3 3 11 Rambu-Rambu Lalu Lintas Udara 50
1 3 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
1 3 4 01 Jalan 10
1 3 4 02 Jembatan 50
1 3 4 03 Bangunan Air Irigasi 50
1 3 4 04 Bangunan Air Pasang Surut 50
1 3 4 05 Bangunan Air Rawa 25
1 3 4 06 Bangunan Pengaman Sungai dan Penanggulangan 10
Bencana Alam
1 3 4 07 Bangunan Pengembangan Sumber Air dan Air Tanah 30
1 3 4 08 Bangunan Air Bersih/Baku 40
1 3 4 09 Bangunan Air Kotor 40
1 3 4 10 Bangunan Air 40
1 3 4 11 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
1 3 4 12 Instalasi Air Kotor 30
1 3 4 13 Instalasi Pengolahan Sampah 10
209
1 3 4 14 Instalasi Pengolahan Bahan Bangunan 10
1 3 4 15 Instalasi Pembangkit Listrik 40
1 3 4 16 Instalasi Gardu Listrik 40
1 3 4 17 Instalasi Pertahanan 30
1 3 4 18 Instalasi Gas 30
1 3 4 19 Instalasi Pengaman 20
1 3 4 20 Jaringan Air Minum 30
1 3 4 21 Jaringan Listrik 40
1 3 4 22 Jaringan Telepon 20
1 3 4 23 Jaringan Gas 30
9. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah
daerah. Kewajiban pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman
kepada pihak ketiga, perikatan dengan pegawai yang bekerja pada
pemerintahan, kewajiban kepada masyarakat, alokasi/realokasi pendapatan ke
entitas lainnya, atau kewajiban kepada pemberi jasa. Kewajiban bersifat
mengikat dan dapat dipaksakan secara hukum sebagai konsekuensi atas
kontrak atau peraturan perundang-undangan.
Kewajiban dikategorisasikan berdasarkan waktu jatuh tempo
penyelesaiannya, yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
10. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih
antara aset dan kewajiban pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca
berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
210
BAB IV
PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN
Pendapatan Retribusi 0 0 0
Daerah
211
Belanja operasi di SMK ....... hanya terdiri dari belanja barang dan jasa
yang dapat dirinci sebagai berikut:
a. Belanja bahan habis pakai dianggarkan sebesar Rp135.768.190,00
direalisasikan sebesar Rp125.992.497,00 atau 92,8%.
b. Belanja bahan/material dianggarkan sebesar Rp156.655.604,00 dan
direalisasikan sebesar Rp145.375.959,00 atau 92,8%.
c. Belanja jasa kantor dianggarkan sebesar Rp104.437.069,00 dan
direalisasikan sebesar Rp96.917.306,00 atau sebesar 92,8%.
d. Belanja cetak dan penggandaan merupakan belanja untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam menunjang
pelaksanaan program dan kegiatan serta untuk belanja barang koasi/karcis
dan lain-lain terealisasi sebesar Rp96.917.306,00 dari anggaran sebesar
Rp104.437.069,00 atau 92,8%.
e. Belanja makanan dan minuman dianggarkan sebesar Rp73.105.948,00 dan
direalisasikan sebesar Rp67.842.114,00 atau sebesar 92,8%.
f. Belanja perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun luar
daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya perjalanan
dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung pelaksanaan
program dan kegiatan, belanja perjalanan dinas direlisasikan sebesar
92,8%atau sebesar Rp155.067.689.00 dari anggaran sebesar
Rp156.655.604.00.
g. Belanja Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan
bangunan kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan
peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin dan
lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan.
Belanja pemeliharaan untuk pemeliharaan tanah. peralatan dan mesin.
direalisasikan sebesar Rp16.756.895.252.00 dari anggaran sebesar
Rp155.067.689.00 atau 92,8%.
h. Belanja honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan baik untuk belanja honorarium PNS dan honorarium non PNS,
untuk belanja honorarium PNS. Belanja honorarium PNS dianggarkan
sebesar Rp102.348.328,00 dan direalisasikan sebesar Rp 94.978.959,00
atau sebesar 92,8%. Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian besar
diperuntukan dalam belanja honorarium pegawai honorer/tidak tetap
dianggarkan sebesar Rp43.863.569,00 dan direalisasikan sebesar
Rp40.705.268,00 atau 92,8%.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan
barang daerah yang memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun
Anggaran, yang terdiri dari tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan,
bangunan dan aset lainnya yang dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX
mencapai nilai total Rp 30.306.000,00. Penjelasan belanja operasi dapat
disajikan dalam tabel berikut:
212
Tabel Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja Modal
Tahun Anggaran 20X1
No Belanja Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1. Belanja Modal Tanah 0,00 0,00 0
2. Belanja Modal 30.306.000,00 30.306.000,00 100
Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung 0,00 0,00 0
dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, 0,00 0,00 0
Irigasi dan Jaringan
5. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Tetap Lainnya
6. Belanja Modal Aset 0,00 0,00 0
Lainnya
Jumlah 30.306.000,00 30.306.000,00 100
213
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan Mesin yang dimiliki adalah senilai Rp
2.385.623.449,00 terdiri dari:
214
c. Gedung dan Bangunan
Nilai Gedung dan Bangunan adalah senilai Rp161.443.775,00
yang terdiri dari:
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp3.800.000,00 yang merupakan aset tetap
rusak berupa motor yang diperoleh dari pengadaan tahun 2000 yang telah
diajukan penghapusannya oleh Kepala Sekolah SMK ...... kepada Sekretaris
Daerah selaku Pengelola Barang melalui Kepala Dinas Pendidikan selaku
Pengguna Barang dengan surat no. .... tanggal .....
6. Kewajiban
Kewajiban yang terdapat di SMK ......... Pemerintah Provinsi …. adalah
senilai Rp0,00 karena SMK … tidak memiliki kewajiban utang.
215
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas per 31 Desember 20X1 sebesar Rp1.561.135.326,00
Ekuitas merupakan kekayaan bersih SMK ......... Pemerintah Provinsi …..
C. Penjelasan Pos-Pos Laporan Operasional (LO)
1. Pendapatan
Jumlah pendapatan - LO SMK … Dinas Pendidikan …. Per 31 Desember
20X1 sebesar Rp 819.182.400,00 dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah 925.378.670,00
216
a) Beban bahan habis pakai sebesar Rp250.044.384,00.
b) Beban bahan/material sebesar Rp145.375.959,00.
c) Beban jasa kantor sebesar Rp96.917.306,00.
d) Beban cetak dan penggandaan merupakan Beban untuk percetakan,
penggandaan dan fotocopy dokumen keperluan kantor dalam
menunjang pelaksanaan program dan kegiatan sebesar
Rp96.917.306,00.
e) Beban makanan dan minuman sebesar Rp67.842.114,00.
f) Beban perjalanan dinas baik perjalanan dinas dalam daerah maupun
luar daerah merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk membiaya
perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dalam mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan, sebesar Rp156.655.604.00.
g) Beban Pemeliharaan meliputi antara lain pemeliharaan gedung dan
bangunan kantor. rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan
peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin
dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pemerintahan sebesar Rp16.756.895.252.00.
h) Beban honorarium pegawai untuk mendukung pelaksanaan program
dan kegiatan baik untuk beban honorarium PNS dan honorarium non
PNS, untuk beban honorarium PNS. Beban honorarium PNS sebesar
Rp 94.978.959,00. Sedangkan untuk honorarium non PNS sebagian
besar diperuntukan dalam beban honorarium pegawai honorer/tidak
tetap sebesar Rp40.705.268,00.
3) Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi SMK .... sebesar Rp.251,419,669,00
217
Selain itu terdapat juga koreksi nilai Aset Tetap sebesar Rp300.008.162,00 yang
berasal dari penyerahan barang milik daerah dari Pengguna Barang Dinas
Kesehatan kepada Kuasa Pengguna Barang di SMK …….
Rincian Perubahan Ekuitas SMK ….. Pemerintah Provinsi …. Per 31 Desember
20X1 terlihat pada tabel berikut:
SMK ……….
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20X0 dan 31 Desember 20X1
Uraian 20X0 (Rp) 20X1 (Rp)
218
BAB V
PENUTUP
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisi riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20X1 yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah seperti tertuang di dalam Peraturan Kepala Daerah tentang Sistem
dan Kebijakan Akuntansi.
219
Tabel 54 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG MEMILIKI UPTD
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang
ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Format yang sudah terisi Jika ditandatangani 10
Pernyataan Adanya pernyataan Dalam Negeri Nomor lengkap dan
kesanggupan kesanggupan untuk 79 tahun 2018 ditandatangani oleh
1
meningkatkan meningkatkan tentang BLUD Kepala UPTD dan
kinerja kinerja diketahui oleh Kepala
b. Ditandatangani oleh SKPD
Kepala UPTD dan Jika tidak
0
diketahui oleh Kepala ditandatangani
SKPD
Struktur organisasi
menggambarkan posisi
Adanya kebijakan- jabatan yang ada pada
Pola tata kebijakan mengenai UPTD dan hubungan Ada struktur dan
2 a. Kelembagaan 10
kelola organisasi dan tata wewenang atau lengkap
laksana tanggung jawab sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan
220
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
tanggung jawab masing-
masing jabatan dan
prosedur yang dilakukan
dalam pelaksanaan
tugasnya
Ada wewenang dan
tanggung jawab,
namun prosedur 6
pelaksanaan tugas
tidak lengkap
Ada prosedur kerja,
tetapi tidak ada
4
wewenang dan
tanggung jawab
tidak ada prosedur
0
kerja
Pengelompokan fungsi
merupakan struktur
c. Pengelompokan Ada pengelompokan
organisasi yang logis
fungsi (akuntabilitas fungsi yang logis dan 10
dan sesuai dengan
berbasis kinerja) lengkap
prinsip pengendalian
intern
221
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Tidak ada
pengelompokan fungsi 0
yang logis
d. Pengelolaan SDM Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyarat (pengadaan,persyaratan,
an, pengangkatan, pengangkatan,
penempatan, batas penempatan, batas usia,
Pengelolaan SDM
usia, masa kerja, hak, masa kerja, hak, 10
yang lengkap
kewajiban, termasuk kewajiban, termasuk
sistem reward dan sistem reward dan
punishment, serta punishment, serta
pemberhentian (PHK) pemberhentian (PHK)
Pengelolaan SDM
yang lengkap, kecuali 8
kebijakan PHK
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan mengenai 6
PHK dan reward
punishment
Pengelolaan SDM
lengkap kecuali
kebijakan PHK, reward 4
punishment dan hak,
kewajiban
222
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Pengelolaan SDM
hanya memiliki
kebijakan pengadaan,
persyaratan,
2
pengangkatan,
penempatan, batas
usia, masa kerja dan
hak, kewajiban
Keabsahan dokumen
Adanya tata kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala daerah
kepala daerah
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adanya pernyataan
mengenai visi, misi pada
Rencana Strategis untuk
periode 5 tahun Ada pernyataan visi
Rencana
Adanya pernyataan mendatang. Visi: - dan misi yang sesuai
3 Strategis Pernyataan visi dan misi 10
visi dan misi gambaran mengenai dengan definisi
(Renstra)
masa depan yang operasional
seolah-olah terjadi saat
ini, pernyataan yang
menantang dan
223
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
menggerakkann
semangat - harus
realistis - bisa terukur
(ada indikatornya) Misi
adalah pernyataan
mengenai apa yang
akan dikerjakan, dan
sesuatu yang harus
diemban atau
dilaksanakan sesuai visi
yanng ditetapkan, siapa
yang akan mengerjakan
dan siapa yang dilayani
sesuai dengan
bidangnya
224
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
225
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Kesesuaian Renstra
SKPD dan RPJMD
adalah Renstra yang Renstra Bisnis sesuai
Tergambarnya a. Kesesuaian dengan
tidak menyimpang dari dengan kebijakan
strategis dan arah Renstra SKPD dan 10
kebijakan strategis yang strategis Renstra
kebijakan RPJMD
dijelaskan dalam SKPD dan RPJMD
Renstra SKPD dan
RPJMD
226
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Visi, misi, program
sesuai dengan
pencapaian kinerja 6
pelayanan saja atau
keuangan saja
Visi, misi, program
sesuai dengan
4
pencapaian kinerja
manfaat
Ukuran kinerja
pelayanan, keuangan,
dan manfaat untuk
Ada ukuran kinerja
Rencana program mengetahui adanya
a. Indikator kinerja lengkap dengan target 10
dan kegiatan penyimpangan dari apa
kinerja dan SPM
yang telah ditetapkan
(target strategis dan
SPM)
227
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
8
memiliki target kinerja
dan SPM
Ada ukuran kinerja
lengkap tetapi tidak
6
memiliki target
strategis
228
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
pengembangan
layanan
Tidak ada program
kegiatan dan
pendanaan strategis
0
dalam pelaksanaan
pengembangan
layanan
Penanggungjawab
program adalah personil Ada penanggung
b. Penanggungjawab
yang bertanggungjawab jawab pada setiap 10
program
terhadap program program strategis
strategis
Tidak ada
penanggung jawab
0
pada setiap program
strategis
Prosedur pelaksanaan
program adalah Ada kebijakan
c. Prosedur pelaksanaan
kebijakan tentang prosedur pelaksanaan `0
program
prosedur pelaksanaan program
program
Tidak ada kebijakan
prosedur pelaksanaan 0
program
229
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Keabsahan dokumen
Adanya tata kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala daerah
kepala daerah
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
Adalah SPM yang
kegiatan pelayanannya SPM fokus pada jenis
Standar SPM yang sesuai
fokus pada jenis dan dan mutu pelayanan
4 Pelayanan dengan jenis dan a. Fokus 10
mutu pelayanan untuk untuk menunjang
Minimal (SPM) mutu pelayanan
menunjang tugas dan tugas dan fungsi
fungsi
230
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Kegiatan bersifat
nyata, tingkat
pencapaiannya dapat 6
diukur, tetapi tidak
realistis
Kegiatan tidak dapat
diukur dan tidak 0
realistis
231
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Relevan dan dapat
diandalkan artinya
kegiatan yang sejalan
dengan kebutuhan
d. Relevan dan dapat Relevan dan dapat
masyarakat dan 10
diandalkan diandalkan
organisasi, berkaitan dan
dapat dipercaya untuk
menunjang tugas dan
fungsi
232
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
SPM dengan dengan Renstra dan jelas antara SPM jelas antara SPM
Renstra dan anggaran tahunan dengan Renstra Bisnis dengan Renstra Bisnis
Anggaran dan anggran tahunan dan Anggaran
SKPD/Unit Kerja
Keabsahan dokumen
Adanya tata kelola yang ditandai Sudah/akan
Peraturan Kepala
Pengesahan oleh dengan adanya tanda ditandatangani oleh 10
Daerah
Kepala Daerah tangan dan stempel kepala daerah
kepala daerah
Belum ditandatangani
0
oleh kepala daerah
233
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Laporan audit
terakhir atau
pernyataan
bersedia untuk
diaudit oleh Hasil audit tahun terakhir Hasil audit tahun terakhir
pemerika oleh BPK sebelum oleh BPK sebelum
6 Adanya hasil audit Ada hasil audit 10
eksternal mengajukan untuk mengajukan untuk
pemda sesuai menerapkan BLUD menerapkan PPK BLUD
dengan
peraturan
perundang-
undangan
Tidak ada hasil audit 0
Atau
Adanya pernyataan
bersedia untuk Format pernyataan
a. Kesesuaian dengan
diaudit oleh bersedia diaudit sesuai
format yang ditetapkan
pemeriksa eksternal dengan yang telah
dalam Permendagri Format sesuai 10
pemda sesuai ditetapkan dalam
Nomor 79 tahun 2018
ketentuan Permendagri No. 79
tentang BLUD
perundang- Tahun 2018
undangan
Format tidak sesuai 0
b. Ditandatangani oleh Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan Kepala UPTD dan
Jika ditanda tangani 10
diketahui oleh Kepala diketahui oleh Kepala
SKPD SKPD
Jika tidak
0
ditandatangani
234
Tabel 55 PENILAIAN DOKUMEN ADMINISTRASI, INDIKATOR, DAN BOBOT PENILAIAN PENERAPAN BLUD BAGI SKPD
YANG BELUM MEMILIKI UPTD
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
a. Kesesuaian dengan
format yang ditetapkan
Adanya dalam Permendagri Jika ditandatangani 10
Pernyataan pernyataan Nomor 79 tahun 2018 Format yang sudah terisi
kesanggupan kesanggupan tentang BLUD lengkap dan ditandatangani
1
meningkatkan untuk oleh Kepala UPTD dan
kinerja meningkatkan diketahui oleh Kepala SKPD
kinerja
b. Ditandatangani oleh
Kepala UPTD dan
Jika tidak ditandatangani 0
diketahui oleh Kepala
SKPD
Struktur organisasi
Adanya
menggambarkan posisi
kebijakan-
jabatan yang ada pada UPTD
kebijakan
2 Pola tata kelola a. Kelembagaan dan hubungan wewenang atau Ada struktur dan lengkap 10
mengenai
tanggung jawab sesuai
organisasi dan
ketentuan peraturan
tata laksana
perundang-undangan
235
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Prosedur kerja
menggambarkan wewenang
b. Prosedur kerja
atau tanggung jawab masing- Ada prosedur yang
(akuntabilitas berbasis 10
masing jabatan dan prosedur lengkap
kinerja)
yang dilakukan dalam
pelaksanaan tugasnya
Pengelompokan fungsi
c. Pengelompokan fungsi Ada pengelompokan
merupakan struktur organisasi
(akuntabilitas berbasis fungsi yang logis dan 10
yang logis dan sesuai dengan
kinerja) lengkap
prinsip pengendalian intern
236
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Ada pengelompokan
Pengelompokan fungsi-fungsi
fungsi yang logis tetapi
pelayanan (services) dan 6
penempatannya tidak
pendukung (supporting)
sesuai
d. Pengelolaan SDM
(pengadaan,persyaratan, Pengelolaan SDM
pengangkatan, (pengadaan,persyaratan,
penempatan, batas usia, pengangkatan, penempatan,
Pengelolaan SDM yang
masa kerja, hak, batas usia, masa kerja, hak, 10
lengkap
kewajiban, termasuk kewajiban, termasuk sistem
sistem reward dan reward dan punishment, serta
punishment, serta pemberhentian (PHK))
pemberhentian (PHK))
237
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
238
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
239
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
240
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
241
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
242
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
243
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
244
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Penanggungjawab program
Ada penanggung jawab
b. Penanggungjawab adalah personil yang
pada setiap program 10
program bertanggungjawab terhadap
strategis
program strategis
Prosedur pelaksanaan
c. Prosedur pelaksanaan program adalah kebijakan Ada kebijakan prosedur
`0
program tentang prosedur pelaksanaan pelaksanaan program
program
245
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
SPM yang Adalah SPM yang kegiatan SPM fokus pada jenis dan
Standar
sesuai dengan pelayanannya fokus pada jenis mutu pelayanan untuk
4 Pelayanan Minimal a. Fokus 10
jenis dan mutu dan mutu pelayanan untuk menunjang tugas dan
(SPM)
pelayanan menunjang tugas dan fungsi fungsi
246
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
247
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
248
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
249
Dokumen
No Administratif Indikator Unsur yang dinilai Definisi Operasional Pedoman penilaian
yang Dinilai
Adanya
pernyataan
pernyataan
bersedia untuk
bersedia untuk a. Kesesuaian dengan Format pernyataan bersedia
diaudit oleh
diaudit oleh format yang ditetapkan diaudit sesuai dengan yang
pemerika eksternal
6 pemeriksa dalam Permendagri telah ditetapkan dalam Format sesuai 10
pemda sesuai
eksternal pemda Nomor 79 tahun 2018 Permendagri No. 79 Tahun
dengan peraturan
sesuai ketentuan tentang BLUD 2018
perundang-
perundang-
undangan
undangan
b. Ditandatangani oleh
Ditandatangani oleh Kepala
Kepala UPTD dan
UPTD dan diketahui oleh Jika ditanda tangani 10
diketahui oleh Kepala
Kepala SKPD
SKPD
250
Logo PEMERINTAH PROVINSI ……………………... (1)
DINAS PENDIDIKAN …………………….. (2)
SMK SMK NEGERI…. (3)
………………………………………………………………………. (4)
PERNYATAAN
KESANGGUPAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa untuk memenuhi salah satu
persyaratan administratif untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
…….. Tahun …….. tentang ………………… dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor ……... Tahun ……… tentang …………, bersedia untuk diaudit oleh pemeriksa
eksternal pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, penuh kesadaran
dan tanggungjawab serta tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.
(ttd) (ttd)
Materai
Nama Lengkap Nama Lengkap
NIP. ……………. NIP. …………….
251
Petunjuk Pengisian Surat Pernyataan Bersedia untuk Diaudit :
1) Diisi nama Provinsi;
2) Diisi nama Dinas Pendidikan;
3) Diisi SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
4) Diisi alamat, nomor telpon, dan email Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
5) Diisi nama lengkap dan gelar Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
6) Diisi jabatan yaitu Kepala Sekolah Menegah Kejuruan Negeri yang akan
menerapkan BLUD;
7) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
8) Diisi alamat SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
9) Diisi nomor telepon/fax SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
10) Diisi alamat email SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD;
11) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun;
12) Diisi Kepala Dinas Pendidikan setempat; dan
13) Diisi Kepala SMK Negeri yang akan menerapkan BLUD.
252
BERITA ACARA HASIL PENILAIAN USULAN PENERAPAN BLUD
UPTD……………………
SKPD……………………
Nomor…………………..
Pada <hari, tanggal/bulan/tahun> telah dilaksanakan rapat Tim Penilai
permohonan penerapan BLUD untuk melakukan penilaian terhadap dokumen
persyaratan administratif:
Berdasarkan hasil penilaian dan hasil koordinasi, Tim Penilai memberikan rekomendasi
bahwa <nama UPTD>:
1. diterima untuk menerapkan BLUD; atau
2. ditolak untuk menerapkan BLUD
253
Demikian berita acara hasil penilaian ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan
ditandatangani oleh:
Kedudukan
Tanda
No Nama Jabatan Dalam Tim
Tangan
Penilai
1 Sekda Ketua
2 PPKD Sekretaris
254
No Dokumen Administratif yang Dinilai Analisis/Komentar
KESIMPULAN
Catatan:
Kolom analisis/komentar diisi dengan analisis atau komentar atas masing-
masing dokumen administrtatif termasuk kekurangan dokumen administratif yang masih
perlu diperbaiki dimasa yang akan datang. Kolom kesimpulan diisi dengan kesimpulan
hasil penilaian yang akan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Penilaian Usulan
Penerapan BLUD.
255
REKOMENDASI TIM PENILAI PENERAPAN BLUD
Nomor:……..
Dengan catatan:
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
………., …………………………….2)
Ttd
(nama lengkap)
(ketua tim penilai)
Keterangan:
1) Pilih salah satu;
2) Diisi tempat, tanggal, bulan dan tahun.
256