Anda di halaman 1dari 28

TUGAS 01

PKN

RANGKUMAN

OLEH :

NAMA : ARIF ALAMSYAH


NIM :210203501020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2021

Dinamika dan Tantangan Identitas Nasional Indonesia


Secara sederhana, identitas nasional Indonesia mencakup semangat kebangsaan
(nasionalisme) Indonesia, negara-bangsa (nation-state) Indonesia, dasar negara Pancasila,
bahasa nasional, bahasa Indonesia, lagu kebangsaan Indonesia Raya, semboyan negara
'Bhinneka Tunggal Ika', bendera negara sang saka merah putih, konstitusi negara UUD 1945,
integrasi Wawasan Nusantara, serta tradisi dan kebudayaan daerah yang telah diterima secara
luas sebagai bagian integral budaya nasional setelah melalui proses tertentu yang bisa disebut
sebagai
'mengindonesia', yang berarti proses untuk mewujudkan mimpi, imajinasi, dan cita-cita ideal
bangsa Indonesia yang bersatu, adil, makmur, berharkat, dan bermartabat, baik ke dalam
maupun ke luar dalam kancah internasional.

Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing. Namun apabila
kita melihat fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, identitas yang dimiliki bangsa kita
seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Budaya-
budaya barat yang masuk ke negara kita ini, rasanya begitu capat di serap oleh lapisan
masyarakat. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-budaya barat yang tidak sesuai
dengan corak ketimuran. Yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika.
Namun kenyataannya, hal itu sering kali di abaikan. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat
jelas bahwa identitas nasional telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat
yang memang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia.

Tantangan mengembangkan identitas nasional terletak pada pikiran dan sikap yang
terbuka untuk menghormati keanekaragaman, mendorong demokrasi yang partisipatif,
memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka yang lemah
atau korban di mana negeri Indonesia adalah ruang publik sebagai tempat kita hidup bersama.
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam
bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena
tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
pendukungdalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan
pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini
dalam kehidupan sekolah sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dalam
mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita perlu memahami secara penuh bahwa pancasila
sebagai pedoman hidup bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam
melaksanakannya.

Tantangan terkait memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme perlu mendapat


perhatian. Bangsa indonesia perlu mengupayakan strategi untuk mengalihkan kecintaan
terhadap bangsa asing agar dapat berubah menjadi bangsa sendiri. Hal tersebut perlu adanya
upaya dari generasi baru untuk mendorong bangsa indonesia untuk membuat prestasi yang
tidak dapat dibuat oleh bangsa lain. Mendorong masyarakat kita untuk bangga menggunakan
produk bangsa sendiri.
TUGAS 02

PKN

RANGKUMAN

OLEH

NAMA :ARIF ALAMSYAH


NIM : 210203501020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2021
Mengapa Persatuan dan Kesatuan Sangat Penting bagi Bangsa Indonesia?

Mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia? Pertanyaan tersebut
pasti pernah terlintas di benak detikers. Untuk memahami sebuah makna akan lebih baik paham
terlebih dahulu tentang makna persatuan dan kesatuan.

Dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa terdapat sejumlah konsep dasar seperti
persatuan, kesatuan, bangsa, integrasi nasional, nasionalisme, dan patriotisme. Persatuan secara
sederhana berarti gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) dari beberapa bagian menjadi
sesuatu yang utuh.

Persatuan bangsa berarti persatuan bangsa Indonesia yang menghuni wilayah Nusantara.
Bersatunya bangsa Indonesia sendiri didorong atas kemauan yang sadar dan penuh tanggung
jawab untuk mencapai kehidupan bangsa yang bebas dan penuh tanggung jawab untuk mencapai
kehidupan bangsa yang bebas dalam suatu wadah negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur.

Mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia? Jawabannya tentu
agar bangsa Indonesia terhindar dari konflik dan dapat hidup berdampingan.

Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI karena hal tersebut terkait
dengan keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bangsa
Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi negara, UUD
NKRI Tahun 1945.

Berikut adalah manfaat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bernegara:

1. Dapat menjaga keutuhan dan keamanan.

2. Memperkuat jati diri bangsa.

3. Kemajuan bangsa dapat dirasakan dalam segala bidang.

4. Terciptanya suasana tenteram dan nyaman.

Persatuan dan kesatuan juga mencerminkan dari sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia
dari Persatuan Indonesia tersebut masyarakat Indonesia harus menjadi satu, dan jangan sampai
terpecah belah.

5 Faktor Penghambat Integrasi Nasional yang Perlu Diketahui

Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh. Dengan berintegrasi nasional berarti sama dengan menyatukan seluruh
elemen bangsa dengan kesederhanaan.
Perlu diketahui, integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan
nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu 'integrate' yang berarti memberi tempat dalam
suatu keseluruhan.

Sementara, menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran
sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun kata nasional berarti bangsa.

Jadi, dalam integrasi nasional menggambarkan proses persatuan dari wilayah yang
mempunyai perbedaan. Kondisi tersebut yang menjadikan Indonesia sangat membutuhkan yang
namanya integrasi nasional.

Hal tersebut untuk menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis, hingga latar
belakang ekonomi. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan penuh
keanekaragaman.

Persatuan dan Kesatuan Bangsa, Modal Penting Wujudkan Indonesia Damai


dan Anti Radikalisme

Salah satu modal penting dalam mewujudkan Indonesia yang damai, maju dan modern, serta
anti radikalisme adalah adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Tentunya masih ada pihak yang
menyatakan bahwa pembinaan persatuan dan kesatuan Indonesia sudah tidak diperlukan lagi
karena seolah-olah hanya dalih untuk membatasi ruang gerak masyarakat sejak masuk Era
Reformasi dan demokrasi.

“Menurut mereka, persatuan dan kesatuan bangsa akan lestari dengan sendirinya. Oleh karena
itu, kita tidak boleh lengah dan merasa bahwa persatuan Indonesia itu take it for granted yang
selalu utuh dan lestari tanpa upaya pembinaan, kita semua harus memiliki persepsi yang sama
bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dibina,” ujar Deputi Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Arief P Moekiyat, dalam Forum Koordinasi dan
Sinkronisasi ‘Dengan Semangat Bhineka Tungal Ika Kita Cegah Radikalisme Guna Memperkokoh
Ideologi Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa’ di Jakarta, Kamis
(14/11/2019).

Dikatakan, NKRI ini diperjuangkan dan dibangun oleh para pendiri bangsa dan para pejuang
kemerdekaan karena sadar bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, golongan, ras,
dan budaya dengan Ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, serta memiliki
semboyan Bhineka Tunggal Ika. “Saya mengajak semua elemen bangsa untuk terus menjalin tali
persaudaraan dan menegakkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Arief.

Terkait penanganan terhadap radikalisme dan terorisme, Arief menegaskan bahwa Kemenko
Polhukam bersama dengan Polri, TNI, BIN, dan BNPT, serta K/L terkait lainnya, memiliki
komitmen tinggi untuk melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanganannya. Pemerintah
tentu tidak bisa bekerja sendirian dan membutuhkan peran dari seluruh elemen bangsa,
masyarakat, diantaranya tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Radikalisme adalah suatu gerakan yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan
politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim. Radikalisme merupakan
tindakan/faham yang mempunyai akar dan jaringan yang kompleks, sehingga tidak mungkin hanya
bisa didekati dengan pendekatan keras berupa penegakan hukum dan intelijen, maupun tindakan
respresif lainnya, namun juga harus ditangani dengan pendekatan wawasan kebangsaan,
kewaspadaan nasonal, serta persatuan dan kesatuan bangsa melalui pendekatan persuasif dengan
instrument Ideologi Pancasila dan moderasi beragama.

“Forum ini menjadi sangat penting dan bermanfaat untuk terus meneguhkan komitmen dan
semangat diantara kita di dalam mencegah dan memberantas radikalisme, juga merupakan inisiatif
yang konstruktif untuk terus menggunakan spirit gotong royong antar berbagai pihak, sebagai
kontribusi terhadap upaya untuk menciptakan Indonesia yang damai serta anti

Di tempat yang sama, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ir. Hamli mengatakan bahwa
radikal ini bukan soal agama. Berdasarkan penelitian Alvara, ada tiga kelompok masyarakat di
Indonesia. Kelompok pertama (39,43%) merupakan kelompok yang menyatakan jika Pancasila
tidak bertentangan dengan agama Islam dan dalam bermasyarakat tidak harus memperhatikan
norma dan adat yang berlaku.

Kelompok kedua (42,47%) menyatakan Islam adalah agama yang cinta damai dan insklusif,
dan mendukung Perda Syariah diterapkan di Indonesia. Sedangkan kelompok ketiga (18,10%)
menyatakan, kekerasan diperlukan untuk menegakkan amar ma’aruf nahi mungkar, pemimpin
Kelurahan hingga Presiden harus dari kalangan muslim, dan cenderung setuju dengan konsep
khilafah.
TUGAS 03

PKN

RANGKUMAN

OLEH

NAMA : ARIF ALAMSYAH


NIM : 210203501020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2021
Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli
Berikut ini terdapat beberapa pengertian konstitusi menurut para ahli, antara lain sebagai berikut:
1. Elizabeth. C. Wade
Konstitusi merupakan naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dri badan pemerintahan
suatu negeri dan menentukan pokok-pokok panduan kerja badan tersebut.
2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu pelosok yang berupa kumpulan gaya
yang membentuk an mengelola pemerintahan negara.
3. Herman heller
Herman heller, konstitusi mempunyai arti yang lebih besar dari Undang-undang dasar. Konstitusi
tidak hanya yuridis meskipun juga sosiologis dan politis.
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, adalah :
Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang mencerminkan kehidupan
politik penduduk.
Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang hidup dalam
dalam mayarakat.
Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam salahsatu naskah sebagai
undang-undang.
4. VOIR. Strong
Menurut CF. Solid, konstitusi merupakan kumpulan dasar yang didasarkan pada dampak
pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan antara keduanya yang diatur.
5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negeri dan sendi-sendi sistem
pemerintahan negara.

KESIMPULAN
Kesimpulan Konstitusi adalah sebuah norma pola politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan Negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur situasi yang terperinci, melainkan cuma menjabarkan prinsip-prinsip yang jadi dasar
bagi peraturan-peraturan sebagainya.

PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KONSTITUSI

Salah satu pemikiran yang berkembang berkaitan dengan negara dan kekuasaan adalah
pernyataan Lord Acton (Inggris), yaitu power tends to corrupt, but absolute power corrupt
absolutely (manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakannya, akan
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan absolut sudah pasti akan menyalahgunakannya).
Kekuasaan secara umum sering diartikan sebagai kemampuan seseorang atau sekelompok
orang untuk memengaruhi atau mengendalikan tingkah laku orang atau kelompok orang lain.
Apabila kekuasaan ini dibiarkan berlangsung secara bebas atau bahkan sebebas-bebasnya maka
akan terjadi kekacauan atau anarki dalam masyarakat.
Salah satu wujud penting dalam penyatuan berbagai jenis kekuasaan (politik, ekonomi,
hukum, dan lain-lain) di dunia adalah dalam bentuk negara. Agar penyelenggara negara tidak
menyalahgunakan kekua- saannya maka harus diatur dan dibatasi serta dirinci secara tegas oleh
konstitusi.
Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan yang ada
dalam negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia/warga negara tidak dilanggar.
Konstitusi merupakan manifestasi dari hukum yang harus ditaati, baik oleh pihak yang
memegang kekuasaan maupun oleh rakyat. Konstitusi sangat penting artinya bagi suatu negara
karena kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasaan dalam suatu negara.
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis, yaitu constituer yang artinya membentuk. Istilah
tersebut memiliki makna pembentukan atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Selain
istilah tersebut, ada juga beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet (bahasa Belanda).
Gronwet dalam bahasa Indonesia memiliki arti, yaitu wet berarti undang-undang dan ground
berarti tanah. Namun demikian, ada beberapa negara yang menggunakan istilah constiturion
(bahasa Inggris) untuk mengartikan konstitusi.
Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar.
Istilah itu menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Ada beberapa ahli ketatanegaraan yang menyatakan tentang pengertian konstitusi, yaitu
sebagai berikut.
Herman Heller
Pengertian konstitusi menurut Herman Heller dibagi menjadi tiga.
1) Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan. Pengertian ini disebut pengertian secara sosiologis.
2) Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Pengertian ini
merupakan pengertian secara yuridis.
3) Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi dan berlaku
dalam suatu negara. Pengertian ini disebut pengertian secara politis.

K. C. Wheare
Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.
Pengertian konstitusi secara sempit adalah keseluruhan peraturan negara yang bersifat tertulis.
Pengertian konstitusi secara luas adalah keseluruhan peraturan negara, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.
Konstitusi tertulis hanya mengatur dan mencakup hal-hal mengenai negara dalam garis besar
atau pokok-pokoknya saja. Konstitusi yang tidak tertulis sering disebut konvensi, yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis. Keberadaan konvensi itu menyempurnakan adanya konstitusi tertulis, dan menjadikan
konstitusi suatu negara dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Konstitusi sebagai hukum dasar yang membentuk keseluruhan penyelenggaraan berbangsa
dan bernegara memiliki arti penting bagi negara. Oleh karena itu, semua negara-negara baru
yang merdeka akan membuat konstitusi yang sebaik mungkin. Demikian halnya bangsa
Indonesia juga menyusun konstitusi yang terbaik untuk bangsa Indonesia.

Konstitusi negara pada umumnya berisi tentang pembagian kekuasaan negara, hubungan
antarlembaga negara, dan hubungan negara dengan warga negara.

Ada tiga ciri-ciri umum yang terdapat pada konstitusi, yaitu sebagai berikut.
a. Konstitusi sebagai kumpulan kaidah hukum diberi kedudukan yang lebih tinggi daripada
kaidah hukum lainnya karena dimaksudkan sebagai alat untuk membatasi wewenang
penguasa sehingga tidak boleh dengan mudah diubah oleh kelompok atau golongan yang
tengah berkuasa.
b. Konstitusi memuat prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang dianggap paling pokok
mengenai kehidupan bersama dalam suatu negara.
c. Konstitusi lahir dari momen sejarah terpenting bagi masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya, pembebasan dari penjajahan (Indonesia), penyatuan beberapa negara menjadi satu
(Amerika Serikat).
Karena begitu pentingnya konstitusi bagi suatu negara maka Mirriam Budiarjo menyatakan
bahwa konstitusi atau undang-undang dasar memuat ketentuan sebagai berikut.
a. Pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
b. Hak asasi manusia.
c. Prosedur perubahan undang-undang dasar.
d. Larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
Dengan demikian, minimal ada tiga hal yang diatur dalam sebuah konstitusi, yaitu sebagai
berikut.
a. Jaminan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk.
b. Sistem ketatanegaraan yang mendasar.
c. Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga negara.
Fungsi konstitusi ada dua, yaitu .
a. membagi kekuasaan dalam negara, yakni antarcabang kekuasaan negara (terutama
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif) sehingga terwujud sistem checks and
balances dalam penyelenggaraan negara;
b. membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara.

Pembatasan kekuasaan itu mencakup dua hal, yaitu isi kekuasaan dan waktu pelaksanaan.
Pembatasan isi kekuasaan mengandung arti bahwa dalam konstitusi ditentukan tugas serta
wewenang lembaga- lembaga negara. Pembatasan waktu pelaksanaan kekuasaan berkaitan
dengan masa jabatan masing-masing lembaga-lembaga negara atau pejabatnya dalam
menjalankan kekuasaannya.
Konstitusi di negara kita adalah Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945
ialah hukum dasar yang tertulis. Di samping Undang-Undang Dasar 1945 itu, berlaku hukum
dasar yang tidak tertulis yang disebut konvensi. UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis
sehingga mengikat pemerintah, lembaga negara, lembagaimasyarakat, warga negara di mana pun
dia berada, dan penduduk yang berada di wilayah negara Indonesia.

Sebagai hukum, Undang-Undang Dasar 1945 berisi norma, aturan atau ketentuan yang harus
ditaati dan dilaksanakan. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum. Jadi,
semua perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya harus bersumber pada UUD 1945.

Tujuan dan Fungsi Konstitusi

Gagasan Konstitusionalisme menyatakan bahwa konstitusi disuatu Negara memiliki


sifat membatasi kekuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak dasar warga negara.
Sejalan dengan sifat membatasi kekuasaan pemerintahan maka konstitusi secara
ringkas memiliki 3 tujuan yaitu : ( Winarno 2009 : 70 )

a. Memberi pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.


b. Melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu sendiri.
c. Memberi batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam menjalankan
kekuasaannya.

1. Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak terjadi kesewenang-


wenangan yang dapat dilaukan oleh pemerintah, sehingga hak-hak bagi warga negara dapat
terlindungi dan tersalurkan.

2. Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara

3. Fungsi konstitusi sebagai sumber hukum tertinggi

4. Fungsi konstitusi sebagai alat membatasi kekuasaan

5. Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang

6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu
negara

Selain Fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan. Tujuan-tujuan adanya
konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak
melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak.

2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. Bisa juga
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya
konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.

3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam


menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-batasan untuk penguasa dalam
menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan untuk memberikan pedoman bagi
penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh.

Konstitusi suatu negara ada menganut sistem parlementer dan ada pula yang
menganut sistem presidential. Sistem parlementer merupakan sistem pemerintahan
dimana hubungan antara eksekutif dan badan legislatif sangat erat. Hal ini
diebaabkan adanya pertanggung jawaban para menteri terhadap parlemen . Maka
setiap kabinet yang dibentuk harus memperoleh dukungan mayoritas parlemen.
Sehingga kebijakan kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki
parlemen.

Kalau dibandingkaan isi konstitusi negara liberal dengan isi konstitusi komunis, dapat
digambarkan secara garis sebagai berikut :
Konstitusi Negara Liberal :
o Semua orang lahir merdeka dan berhak untuk merdeka
o Menebarkan kemerdekaan dan kebebasan individu dalam segala laoangan
kehidupan.
o Manusia adalah makhluk individu yang bebas.
o Negara harus menjamin kebebasan individu.
o Negara tidak boleh mencampuri urusan individu.
o Kekuasaan negara terbatas dan.
o Negara menjamin semua warganegara menikmati kebebasannya.
Konstitusi Negara Komunis :
• Ideologi komunis
• Manusia adalah makhluk sosial
• Segala sesuatu kepunyaan bersama dan untuk semua orang
• Negara bersifat absolut dan mutlak
• Penguasa menguasai dan mengendalikan seluruh sendi kehidupan bernegara
• Kebebasan warganegara dibatasi
• Konstitusi harus berdasarkan paham komunis
• Konstitusi akan diubah kalau sudah tercapai suatu tahapan yang diinginkan
Fungsi Konstitusi Hingga Tujuannya untuk Sebuah Negara

Indonesia memiliki konstitusi yaitu Undang-undang Dasar atau UUD 1945. Konstitusi sendiri
merupakan sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintah negara yang
biasanya berbentuk dokumen tertulis. Konstitusi tidak mengatur hal-hal yang terperinci
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnnya.

Ada beberapa pengertian konstitusi menurut para ahli. Konstitusi yang pertama menurut
E.C.S. Wade dan G.Philips, adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut. M

enurut K.C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara,
berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk dan mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.

Kemudian konstitusi menurut C.F. Strong adalah sekumpulan asas-asas yang mengatur
kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari pemerintah, dan hubungan antara pemerintah dengan
yang diperintah.

Di Indonesia sendiri konstitusi atau hukum dasar dibagi menjadi dua, yaitu hukum dasar
tertulis contohnya UUD, dan hukum dasar tidak tertulis contohnya konvensi atau pidato
presiden.

Fungsi konstitusi sendiri setiap negara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan yang mereka
buat. Ada beberapa fungsi konstitusi yang perlu kamu ketahui, berikut informasinya.

Fungsi Konstitusi

Menurut C.F. Strong pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan
tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.

Fungsi Konstitusi secara umum

Jenis Konstitusi

Jenis-jenis konstitusi menururt C.F. Strong terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Konstitusi tertulis

Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara,
beserta aturan dasar lainnya yang mengatur kehidupan suatu bangsa di dalam hukum negara
tersebut.
2. Konstitusi tidak tertulis/ konvensi

Konstitusi konvensi adalah konstitusi berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Pidato presiden juga bisa menjadi konstitusi konvensi. Syarat-syarat konvensi antara lain adalah
diakui dan dipergunakan secara berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan sebuah negara.
Tidak bertentangan dengan konstitusi tertulis, dan memperhatikan pelaksanaan konstitusi
tertulis.

Secara teoritis, konstitusi dibedakan menjadi beberapa di antaranya:

1. Konstitusi politik

Konstitusi politik berisi tentang norma-norma dalam penyelenggaraan negara, hubungan rakyat
dengan pemerintah, hubungan antar lebaga negara.

2. Konstitusi sosial

Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-cita sosial, rumusan filosofis, sistem
sosial, sistem ekonomi dan sistem politik dari sebuah negara.

Sifat Konstitusi

1. Fleksibel

Konstitusi akan bersifat fleksibel atau luwes dan memungkinkan untuk berubah sesuai dengan
perkembangan jaman

2. Rigrid

Konstitusi akan bersifat rigrid tau kaku apabila sebuah peraturan tersebut sulit untuk diubah.

Konstitusi yang Berlaku di Indonesia

1. UUD 1945

UUD 1945 adalah konstitusi pertama yang ada di Indonesia. Konstitusi ini berjenis konstitusi
tertulis. UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang dituangkan dalam suatu
dokumen yang formal. UUD 1945 digunakan pada 18 Agustus 1945 sampai dengan 27
Desember 1949.

2. Konstitusi RIS 1949

Konstitusi RIZ 1949 berlaku tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.
Konstitusi RIS 1949 merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan dalam suatu dokumen.
3. UUD Sementara 1950

UUD Sementara 1950 berlangsung dari tanggal 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959.
Sama halnya dengan UUD 1945 dan Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950 juga
merupakan konstitusi tertulis.

4. UUD 1945

UUD 1945 adalah konstitusi yang hingga sampai saat ini masih digunakan di Indonesia.
Konstitusi ini juga berbentuk tertulis dalam dokumen formal. UUD 1945 juga menjadi hukum
dasar dan pedoman pembentukan peratuan.
TUGAS 04

PKN

INFOGRAFIS

OLEH

NAMA : ARIF ALAMSYAH


NIM : 210203501020

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF (S1)
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR 2021
Konstitusi yang Pernah Ada di Indonesia

Konstitusi merupakan salah satu cabang ilmu hukum yang memiliki


wewenang hukum.
Dalam buku Hukum Tata Negara Indonesia (2019) karya Fajlurrahman
Jurdi, menurut K.C. Wheare mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan
sistem ketatanegaraan dari suatu negara berupa kumpulan peraturan.
Kumpulan peraturan tersebut membentuk, mengatur, atau memerintah
dalam pemerintahan satu negara. Bagi Wheare, kedudukan konstitusi
adalah yang tertinggi dalam sebuah negara.
Di Indonesia sudah ada tiga konstitusi yang pernah berlaku sejak
proklamasi kemerdekaanya. Pemberlakuan konstitusi tersebut tidak lepas
dari perubahan kehidupan tata negara.

Berikut konstitusi yang pernah ada di Indonesia, yaitu:

Undang-Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar 1945 dirancang oleh BPUPKI sebelum proklamasi
kemerdekaan bangsa Indonesia. Rancangan tersebut kemudian disahkan
oleh PPKI menjadi konstitusi Negara Republik Indonesia.
UUD 1945 disahkan sebagai langkah untuk meneruskan proklamasi
kemerdekaan RI. Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia lahir sebagai
negara.
Indonesia sebagai negara harus memiliki konstitusi untuk mengatur
kehidupan ketatanegaraannya, sehingga UUD 1945 disahkan menjadi
konstitusi.
Bentuk negara
Bentuk negara dalam UUD 1945 adalah kesatuan. Dengan bentuk
kesatuan, kekuasaan negara dikendalikan atau dipegang oleh pemerintah
pusat.
Pemerintah pusat juga dapat menyerahkan sebagian urusannya kepada
pemerintah daerah. Inilah yang disebut dengan desentralisasi.
Daerah-daerah Indonesia dibagi ke dalam daerah provinsi dan daerah
provinsi akan dibagi pula menjadi daerah yang lebih kecil yang masing-
masing memiliki otonomi.
Pembagian atas daerah-daerah yang bersifat otonom dibentuk badan
perwakilan atau permusyawaratan rakyat, karena pemerintah daerah pun
menjalankan prinsip permusyawaratan yang demokratis.
Bentuk pemerintahan
Dengan bentuk republik, kekuasaan pemerintah negara dipegang oleh
presiden. Presiden merupakan kepala pemerintahan sekaligus kepala
negara.
ada awal pembentukan negara setelah merdeka, presiden dan wakil
presiden dipilih oleh PPKI. Hal ini karena MPR saat itu beklum terbentuk
dan belum dapat dilakukan pemilu.
Sistem pemerintahan

Berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan


kabinet presidensial. Di mana presiden adalah penyelenggara pemerintahan
negara yang tertinggi di bawah MPR.

Sejak akhirn tahun 1949 terjadi pergantian konstitusi di Inoensia. Hal ini
karena situasi politik dalam negeri Indonesia akibat campur tangan
Belanda.

Nama Republik Indonesia berganti menjadi Republik Indonesia Serikat,


akibat dari perundingan damai Indonesia dan Belanda. Sebagai undang-
undang dasar digunakan Konstitusi RIS yang dibuat pada 1949.

Bentuk negara

Berdasarkan Konstitusi RIS 1949, bentu negara Indonesia adalah serikat


atau federal. Di mana ketentuan ini bertolak belakang dengan UUD 1945.

Prinsip negara federal adalah negara yang terbagi-bagi atas berbagai


negara bagian. Indonesia pun mengalami hal yang sama. Sebagai negara
serikat Indonesia terbelah-belah menjadi beberapa bagian, yakni menjadi
tujuh negara bagian dan sembilan satuan kenegaraan.

Bentuk dan sistem pemerintahan

Pemerintahan negara RIS adalah republik. Pemerintahan terdiri dari


presiden dan kabinet. Kedaulatan negara dipegang oleh presiden, kabinet,
DPR dan Senat.
Pemerintah RIS menganut sistem kabinet parlementer. Kebijakan dan
tanggung jawab kekuasaan pemerintah berada di tangan menteri baik
secara bersama maupun individual.
Para menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, tetapi kepada
parlemen (DPR).

UUDS 1950

Dilansir dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia, saat RIS ternyata menimbulkan banyak
ketidakpuasaan di kalangan rakyat Indonesia.
Apalagi diyakini ada pembentukan negara bagian lewat RIS merupakan
rencana Belanda untuk memecah belah Indonesia.
Untuk memenuhi tuntutan rakyat yang tidak setuju dengan bentuk
negara serikat, melalui sebuah pemerintah RI dan pemerintah RIS pada 19
Mei 1950 dibuat Piagam Persetujuan.

Negara kesatuan yang akan dibentuk merupakan hasil pengubahan


Konstitusi RIS dengan prinsip-prinsip pokok dalam UUD 1945. Kemudian
terbentuk undang-undang dasar bersifat sementara, yang terkenal disebut
Undang-Undang Dasar Sementara 1950.

UUDS 1950 berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1950. UUDS tersebut


berisi enam bab.

Bentuk negara

Masa UUDS 1950 membuat Indonesia kembali menjadi negara berbentuk


kesatuan. Sehingga, Indonesia tidak lagi terbagi-bagi menjadi negara bagian
atau daerah bagian.

Bentuk dan sistem pemerintahan

Pemerintahan negara Indonesia berbentuk republik. Kedaulatan negara


berada di tangan rakyat, tetapi kedaulatan dilakukan oleh pemerintah dan
DPR.

Sistem pemerintahan yang digunakan merupakan kabinet parlementer.


Pertanggungjawaban kabinet diberikan kepada parlemen (DPR).

Kembali ke UUD 1945

Konstitusi permanen sebagai pengganti UUDS 1950 ternyata tidak


berjalan dengan baik. Sehingga Presiden Sukarno mengusulkan untuk
kembali ke UUD 1945.

Untuk menyelamatkan Indonesia, Presiden Sukarno mengeluarkan


Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 yang berisi tiga hal, yaitu:
A. Membubarkan konstituante
B. Berlakunya kembali UUD 1945
C. Membentuk MPRS dan DPAS dalam waktyu sesingkat-singkatnya.

Dengan adanya Dekrit Presiden tersebut, secara otomatis UUD 1945


kembali menjadi konstitusi resmi negara Indonesia hingga sekarang. Semua
tatanan kenegaraan kembali disesuaikan oleh ketentuan yang diatur dalam
UUD 1945.
Amandemen UUD 1945
Amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pertamakali dilakukan
pada 1999 atau setelah Orde Baru pimpinan Soeharto berakhir seiring
terjadinya reformasi tahun 1998. Lantas, berapa kali Amandemen UUD
1945 dilakukan dan terjadi perubahan di pasal apa saja?

Dikutip dari tulisan A.M. Fatwa dalam Potret Konstitusi Pasca


Amandemen UUD 1945 (2009), penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi
negara menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang menganut
konstitusionalisme, konsep negara hukum, dan prinsip demokrasi.

Sebagai hukum dasar, lanjut A.M. Fatwa, Undang-Undang Dasar 1945


tidak hanya merupakan dokumen hukum, tetapi juga mengandung aspek-
aspek lain, seperti pandangan hidup, cita-cita, dan falsafah yang
merupakan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi landasan dalam
penyelenggaraan negara.

Sejarah Konstitusi di Indonesia

UUD 1945 merupakan konstitusi negara Republik Indonesia yanG


disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945 atau sehari setelah
proklamasi kemerdekaan RI.

Retno Widyani dalam Hukum Tata Negara Indonesia Teks dan Konteks
(2015) menyebutkan, pada 27 Desember 1949 dibentuk Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS) usai penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada
Indonesia. RIS menerapkan Konstitusi RIS 1949 sebagai undang-undang
dasar.

Seiring dibubarkannya RIS, mulai 17 Agustus 1950 diberlakukan


Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS). Selanjutnya, dengan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Sukarno, UUD 1945 kembali
diberlakukan yang dikukuhkan secara aklamasi oleh Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada 22 Juli 1959.

Kembali berlakunya UUD 1945 masih dijalankan hingga saat ini kendati
pernah dilakukan beberapa amandemen usai pemerintahan Orde Baru yang
telah berkuasa selama 32 tahun berakhir pada Mei 1998 seiring kuatnya
gelombang reformasi.

Kapan dan Berapa Kali Amandemen UUD 1945 Dilakukan?

Sepanjang sejarahnya, UUD 1945 telah mengalami 4 (empat) kali


amandemen atau perubahan dalam kurun waktu dari tahun 1999 hingga
2002 yang dilakukan dalam Sidang Umum maupun Sidang Tahunan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Berikut ini rangkaian pelaksanaan amandemen UUD 1945 seperti dikutip


dari buku Mengapa Kita Harus Kembali ke UUD 1945? (2019) karya
Taufiequrachman Ruki dan kawan-kawan:

1. Amandemen Pertama UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR


14-21 Oktober 1999

2. Amandemen Kedua UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 7-


18 Agustus 2000

3. Amandemen Ketiga UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR 1-


9 November 2001

4. Amandemen Keempat UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR


1-11 Agustus 2002

Pasal Apa Saja yang Mengalami Perubahan dalam Amandemen UUD


1945?

Amandemen UUD 1945 yang pertama dalam Sidang Umum MPR 1999
diterapkan terhadap 9 pasal dari total 37 Pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7,
Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.

Sedangkan Amandemen UUD 1945 kedua yang dilakukan dalam Sidang


Tahunan MPR 2000 meliputi 5 Bab dan 25 Pasal.

Adapun Amandemen UUD 1945 ketiga dalam Sidang Tahunan MPR 2001
mencakup beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan
Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara,
Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya.

Terakhir, Amandemen UUD 1945 keempat yang dilakukan dalam Sidang


Tahunan MPR 2002 menyempurnakan penyesuaian untuk perubahan-
perubahan sebelumnya termasuk penghapusan atau penambahan
pasal/bab.
PERTEMUAN 5 (HUKUM DAN KONSTITUSI II)

1) DINAMIKA KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UUD NRI 1945>Konstitusi RIS 1949(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)> UUDS 1950
(17 Agustus 1959- 5 Juli 1950)> UUD NRI 1945 (Orde Lama) (5 Juli 1959- 1965)> UUD
NRI (Orde Baru) (1966- 1998)

2) TUNTUTAN REFORMASI
 Mengamandemen UUD NRI 1945
 Menghapus doktrin Dwi Fungsi ABRI
 Menegakkan supermasi hukum, penghormatan HAM, dan pemberantasan
KKN(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
 Melakukan desntralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
 Mewujudkan kebebasan pres
 Mewujudkan kehidupan demokrasi

3) PROSES PERUBAHAN UUD RI
Sebelum Perubahan:

a) Pembukaan
b) Batang tubuh: 16 Bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal peraturan peralihan, 2 ayat aturan
tambahan
c) Penjelasan

Latar belakang Perubahan:

a.) Kekuasaan yang sangat besar pada presiden


b.) Pasal multitafsir
c.) Kewenangan presiden dalam mengatur hal penting dalam UU
d.) Semangat penyelenggaraan Negara belum didukung oleh ketentuan konstitusi

Tujuan perubahan, menyempurnakan aturan:

a.) Tatanan Negara


b.) Kedaulatan Negara
c.) Ham
d.) Pembagian kekuasaan
e.) Kesejahteraan social
f.) Eksistensi Negara demokrasi dan Negara hokum
g.) Hal lain sesuai perkembangan aspirasi dan keutuhan Negara
Kesepakatan dasar:
a.) Tidak mengubah pembukaan
b.) Tetap mempertahankan NKRI
c.) Mempertegas system presidensil
d.) Penjelasan UUD NRI dimasukkan kedalam pasal-pasal
e.) Perubahan dilakukan secara adendum

Sisang MPR:

a.) Sidang umum MPR 1999 tanggal 14-21 Okt 1999


b.) Sidang tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 agustus 2000
c.) Sidang tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001
d.) Sidang tahunan MPR 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002

Hasil perubahan:

a.) Pembukaan
b.) Pasal-pasal : 21 Bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan
tambahan

4) Tata peraturan perundang undangan menurut UU No 12 Tahun 2011

Sesuai pasal 7 ayat 1 dalam UU No 12 tahun 2011, jenis dan hireraki peraturan perundang
undangan meliputi:
a) UUD Indonesia tahun 1945
b) TAP MPR
c) UU/ Peraturan pemerintah pengganti UU
d) Peraturan pemerintah
e) Peraturan presiden
f) Peraturan daerah provinsi
g) Peraturan daerah kabupaten/kota

PERTEMUAN 6 (HAK KEWAJIBAN NEGARA DAN WARGA NEGARA)


1. Pendahuluan
Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam batas-batas tertentu telah difahami orang, akan
tetapi karena setiap orang melakukan akitivitas yang beraneka ragam dalam
kenegaraan, maka apa yang menjadi hak dan kewajibannya seringkali terlupakan. Dalam
kehidupan kenegaraan kadang kala hak warga negara berhadapan dengan kewajibannya.
Bahkan tidak jarang kewajiban warga negara lebih banyak dituntut sementara hak-hak warga
negara kurang mendapatkan perhatian.
Hak dan kewajiban asasi marupakan konsekwensi logis dari pada hak dan kewajiban
kenegaraan juga manusia tidak dapat mengembangkan hak asasinya tanpa hidup dalam
organisasi negara.
Hak dan kewajiban warga negara dan hak asasi manusia dewasa ini menjadi amat penting
untuk dikaji lebih mendalam mengingat negara kita sedang menumbuhkan kehidupan
demokrasi. Betapa tidak, di satu pihak implementasi hak dan kewajiban menjadi salah satu
indikator keberhasilan tumbuhnya kehidupan demokrasi. Pengaturan hak asasi manusia
maupun hak dan kewajiban warga negara secara lebih operasional ke dalam pelbagai
peraturan perundang-undangan amat bermanfaat. Pengaturan demikian itu akan menjadi
acuan bagi penyelenggara negara agar terhindar dari tindakan sewenang-wenang tatkala
mengoptimalisasikan tugas kenegaraan. Sedangkan bagi masyarakat/warga negara hal itu
merupakan pegangan/pedoman dalam mengaktualisasikan hak-haknya dengan penuh rasa
tanggung jawab.

2. Pembahasan

a. Pengertian

(1). Hak Azasi Manusia (HAM)


Dalam konstitusi Indonesia digunakan istilah hak warga negara yang oleh the Founding
Father di maksudkan sebagai pemenuhan hak asasi manusia. HAM merupakan suatu
pemikiran yang dituangkan dalam bentuk hukum. Para pemikir liberal seperti John Locke
dan John S. Mill yang menekankan pada kebebasan manusia dan Montesquieu serta Rouseau
yang menekankan pada equality, menghendaki perlunya pembatasan peran
negara/pemerintah. Pemikiran liberal yang menekankan pada « kebebasan», pada dasarnya
menjunjung tinggi kepentingan individu.

Hal mana berbeda dengan pemikiran aliran kiri yang menitikberatkan pada
«golongan». HAM meskipun demikian secra substansial, HAM merupakan suatu konsep
universal yang di dalamnya terdapat aspek-aspek kemanusiaan sebagai dasar yang tidak
boleh dilanggar oleh siapapun dan dalam kondisi apapun. Menurut Jan Matenson, HAM
adalah hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia2. Menurut Lopa, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan YangMaha Pencipta .

Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Sedangkan
dalam UndangUndang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Bertitik tolak dari pemikiran maupun rumusan HAM di atas maka pada
hakikatnya HAM terdiri dari dua hak dasar yang paling fundamental yakni hak persamaan
dan hak kebebasan.

Manusia lainnya sulit akan ditegakkan. Hak azasi individual sebagai hak fundamental yang
melekat pada pribadi manusia individual ialah hak hidup dan perkembangan
hidup. Sedangkan hak asazi sosial merupakan hak yang melekat pada pribadi manusia
sebagai mahluk sosial yang meliputi hak ekonomis, sosial dan kultural. Dalam posisinya
sebagai mahluk sosial, individu mempunyai kewajiban untuk membangun hidup bersama
agar hak-hak di maksud dapat terwujud.

(2). Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melakukan sesuatu sesuai peraturan perundangundangan. Dengan kata lain hak warga negara
merupakan suatu keistimewaan yan menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai
keistimewaan tersebut. Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga negara sesuai keistimewaan yang ada
pada warga lainnya.
Tanggung jawab itu timbul akibat telah menerima suatu wewenang. Sementara yang
dimaksud dengan peran warga negara adalah aspek dinamis dari kedudukan warga negara.

Istilah peranan mencakup 3 hal yaitu :

a. Peranan meliputi norma yang dihubungkn dengn posisi seseorang


dalam masyarakat. Dalam konteks ini peranan merupakan
rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam
kehidupan kemasyarakatan.
b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.

b. Pengaturan HAM, Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Hukum Positif

Hukum positif merupakan aturan hukum yang sedang berlaku disuatu negara. Hukum positif
di suatu negara tidaklah sama dengan hukum positif yang berlaku di negara
lain. Perbedaannya terletak pada konstitutsi yang menjadi dasar dan sumber pembuatan
hukum positif di maksud.

Pengaturan HAM yang sangat terbatas dalam UUD 1945 menurut Ahadian disebabkan
karena rancangan UUD dibahas dalam suasana ingin merdeka dari penjajahan Belanda, yang
dengan sendirinya tidak ingin memuat hal-hal yang berasal dari faham barat termasuk HAM
Ini berarti substansi HAM dalam Pembukaan UUD 1945 amat luas tetapi disayangkan
kurang mendapatkan penjabaran yang lebih rinci dalam Batang Tubuh UUD 1945.

c. Demokrasi dan hak warga negara

Terdapat kecenderungan bahwa istilah demokrasi diterapkan dalam kehidupan politik. Hal
itu tampak dari pembicaraan tentang pemilu yang melibatkan warga negara. Demokrasi
merupakan suatu aturan main untuk mendistribusikan kekuasaan secara adil diantara warga
negara. Pengertian demokrasi sebenarnya lebih luas dari pengertian politik karena dapat
diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial.
Keterlibatan warga negara dalam proses demokrasi khususnya dalam pembuatan
keputusan, merupakan kebutuhan dalam konteks sosial dan ekonomi. Misalnya perlakuan
yang sama terhadap warga negara.
Dari paparan diatas nyatalah bahwa tuntutan penerapan demokrasi dalam berbagai bidang
kehidupan amat relevan dengan eksistensi warga negara sebagai mahluk sosial. Artinya
setiap warga negara akan membutuhkan warga lain dalam mengembangkan kehidupannya.

d. Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam Era Ototnomi Daerah.

Pemerintah mempunyai tanggung jawab mewujudkan keadilan dan kemakmuran seluruh


rakyat berdasar prinsip sentralisasi dan desentralisasi. Kedua prinsip ini tidak dapat
dipandang sebagai suatu yang dihitomis melainkan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisah. Dalam penjelasan pasal 18 UUD 1945 ditegaskan bahwa oleh karena negara
Indonesia itu suatu eenheidstaat maka Indonesia tidak akan mempunyai daerah dalam
lingkungannya yang bersifat staat juga. Daerah Indonesia akan dibagi akan dibagi dalam
daerah provinsi dan daerah provinsi akan dibagi pula dalam daerah yang lebih kecil. Daerah
itu bersifat otonom atau administratif. Di daerah otonom penyelenggaraan pemerintahan
bersendikan demokrasi karenanya eksistensi badan perwakilan rakyat yang pengisian
keanggotaannya melibatkan peran serta masyarakat dalam bidang politik, mutlak diperlukan.

UU nomor 22/1999 memuat beberapa hal mendasar yang mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Atas dasar pemikiran itu maka salah satu prinsip
yang harus dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan otonomi daerah adalah
memperhatikan aspek demokrasi, keadilan dan pemerataan. Dengan prinsip itu diharapkan
tujuan pemberian otonomi untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah maupun antar daerah dalam konteks negara
kesatuan RI, dapat terwujud.
Dalam rangka pencapaian tujuan di maksud peranan masyarakat cukup menentukan. Agar
peran itu menjadi optimal, masyarakat harus memahami dan melaksanakan apa yang menjadi
hak dan kewajibannya. Adapun yang menjadi hak masyarakat antara lain :
a. Mengembangkan kehidupan demokrasi
- menyampaikan saran & pendapat secara bertanggung jawab
- Ikut mewujudkan penyelenggara negara yang bersih.
b. Mengembangkan usaha
c. Melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan Pemerintahan
Indonesia.
d. Mendapatkan keadilan
e. Berhak atas perlindungan dan kepastian hukum
f. Mengembangkan budaya
g. Mendapatkan pelayanan
h. Menikmati hasil-hasil pembangunan

Sedangkan kewajiban masyarakat meliputi antara lain :


a. Mentaati peraturan perundang-undangan termasuk Peraturan
Daerah
b. Mendukung pelaksanaan tugas pemerintahan
c. Memelihara persatuan dan kesatuan
d. Memelihara fasilitas-fasilitas/sarana kepentingan umum
e. Menyampaikan pengaduan wajib mewujudkan penyelenggaraan
negara yang bersih.

Anda mungkin juga menyukai