Tugas Resume PKN 1-6 Ar
Tugas Resume PKN 1-6 Ar
PKN
RANGKUMAN
OLEH :
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing. Namun apabila
kita melihat fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini, identitas yang dimiliki bangsa kita
seolah-olah telah terkikis dengan adanya pengaruh yang timbul dari pihak luar. Budaya-
budaya barat yang masuk ke negara kita ini, rasanya begitu capat di serap oleh lapisan
masyarakat. Masyarakat lebih mudah mengambil budaya-budaya barat yang tidak sesuai
dengan corak ketimuran. Yang pada dasarnya masih menjunjung tinggi nilai moral dan etika.
Namun kenyataannya, hal itu sering kali di abaikan. Dengan melihat kenyataan ini, terlihat
jelas bahwa identitas nasional telah mulai terkikis dengan datangnya budaya-budaya barat
yang memang tidak sesuai dengan budaya bangsa indonesia.
Tantangan mengembangkan identitas nasional terletak pada pikiran dan sikap yang
terbuka untuk menghormati keanekaragaman, mendorong demokrasi yang partisipatif,
memperkuat penegakan hukum, serta memajukan solidaritas terhadap mereka yang lemah
atau korban di mana negeri Indonesia adalah ruang publik sebagai tempat kita hidup bersama.
Karena kedudukannya yang amat penting itu, identitas nasional harus dimiliki oleh setiap
bangsa. Karena tanpa identitas nasional suatu bangsa akan terombang-ambing.
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran warga negara dalam
bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara khususnya pada era reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena
tidak ada nilai-nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
pendukungdalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan
pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti nilai-nilai pancasila sejak dini
dalam kehidupan sekolah sangat membantu dalam meningkatkan kesadaran dalam
mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita perlu memahami secara penuh bahwa pancasila
sebagai pedoman hidup bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam
melaksanakannya.
PKN
RANGKUMAN
OLEH
Mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia? Pertanyaan tersebut
pasti pernah terlintas di benak detikers. Untuk memahami sebuah makna akan lebih baik paham
terlebih dahulu tentang makna persatuan dan kesatuan.
Dalam substansi persatuan dan kesatuan bangsa terdapat sejumlah konsep dasar seperti
persatuan, kesatuan, bangsa, integrasi nasional, nasionalisme, dan patriotisme. Persatuan secara
sederhana berarti gabungan (ikatan, kumpulan, dan sebagainya) dari beberapa bagian menjadi
sesuatu yang utuh.
Persatuan bangsa berarti persatuan bangsa Indonesia yang menghuni wilayah Nusantara.
Bersatunya bangsa Indonesia sendiri didorong atas kemauan yang sadar dan penuh tanggung
jawab untuk mencapai kehidupan bangsa yang bebas dan penuh tanggung jawab untuk mencapai
kehidupan bangsa yang bebas dalam suatu wadah negara yang merdeka, berdaulat, adil, dan
makmur.
Mengapa persatuan dan kesatuan sangat penting bagi bangsa Indonesia? Jawabannya tentu
agar bangsa Indonesia terhindar dari konflik dan dapat hidup berdampingan.
Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI karena hal tersebut terkait
dengan keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bangsa
Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi negara, UUD
NKRI Tahun 1945.
Persatuan dan kesatuan juga mencerminkan dari sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia
dari Persatuan Indonesia tersebut masyarakat Indonesia harus menjadi satu, dan jangan sampai
terpecah belah.
Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu
kesatuan yang utuh. Dengan berintegrasi nasional berarti sama dengan menyatukan seluruh
elemen bangsa dengan kesederhanaan.
Perlu diketahui, integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan
nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu 'integrate' yang berarti memberi tempat dalam
suatu keseluruhan.
Sementara, menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran
sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun kata nasional berarti bangsa.
Jadi, dalam integrasi nasional menggambarkan proses persatuan dari wilayah yang
mempunyai perbedaan. Kondisi tersebut yang menjadikan Indonesia sangat membutuhkan yang
namanya integrasi nasional.
Hal tersebut untuk menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis, hingga latar
belakang ekonomi. Seperti diketahui, Indonesia merupakan negara dengan penuh
keanekaragaman.
Salah satu modal penting dalam mewujudkan Indonesia yang damai, maju dan modern, serta
anti radikalisme adalah adanya persatuan dan kesatuan bangsa. Tentunya masih ada pihak yang
menyatakan bahwa pembinaan persatuan dan kesatuan Indonesia sudah tidak diperlukan lagi
karena seolah-olah hanya dalih untuk membatasi ruang gerak masyarakat sejak masuk Era
Reformasi dan demokrasi.
“Menurut mereka, persatuan dan kesatuan bangsa akan lestari dengan sendirinya. Oleh karena
itu, kita tidak boleh lengah dan merasa bahwa persatuan Indonesia itu take it for granted yang
selalu utuh dan lestari tanpa upaya pembinaan, kita semua harus memiliki persepsi yang sama
bahwa persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dibina,” ujar Deputi Bidang Koordinasi
Kesatuan Bangsa Kemenko Polhukam, Arief P Moekiyat, dalam Forum Koordinasi dan
Sinkronisasi ‘Dengan Semangat Bhineka Tungal Ika Kita Cegah Radikalisme Guna Memperkokoh
Ideologi Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Berbangsa’ di Jakarta, Kamis
(14/11/2019).
Dikatakan, NKRI ini diperjuangkan dan dibangun oleh para pendiri bangsa dan para pejuang
kemerdekaan karena sadar bahwa masyarakatnya terdiri dari berbagai suku, agama, golongan, ras,
dan budaya dengan Ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa, serta memiliki
semboyan Bhineka Tunggal Ika. “Saya mengajak semua elemen bangsa untuk terus menjalin tali
persaudaraan dan menegakkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam mewujudkan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Arief.
Terkait penanganan terhadap radikalisme dan terorisme, Arief menegaskan bahwa Kemenko
Polhukam bersama dengan Polri, TNI, BIN, dan BNPT, serta K/L terkait lainnya, memiliki
komitmen tinggi untuk melakukan berbagai langkah pencegahan dan penanganannya. Pemerintah
tentu tidak bisa bekerja sendirian dan membutuhkan peran dari seluruh elemen bangsa,
masyarakat, diantaranya tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Radikalisme adalah suatu gerakan yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan
politik secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ekstrim. Radikalisme merupakan
tindakan/faham yang mempunyai akar dan jaringan yang kompleks, sehingga tidak mungkin hanya
bisa didekati dengan pendekatan keras berupa penegakan hukum dan intelijen, maupun tindakan
respresif lainnya, namun juga harus ditangani dengan pendekatan wawasan kebangsaan,
kewaspadaan nasonal, serta persatuan dan kesatuan bangsa melalui pendekatan persuasif dengan
instrument Ideologi Pancasila dan moderasi beragama.
“Forum ini menjadi sangat penting dan bermanfaat untuk terus meneguhkan komitmen dan
semangat diantara kita di dalam mencegah dan memberantas radikalisme, juga merupakan inisiatif
yang konstruktif untuk terus menggunakan spirit gotong royong antar berbagai pihak, sebagai
kontribusi terhadap upaya untuk menciptakan Indonesia yang damai serta anti
Di tempat yang sama, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ir. Hamli mengatakan bahwa
radikal ini bukan soal agama. Berdasarkan penelitian Alvara, ada tiga kelompok masyarakat di
Indonesia. Kelompok pertama (39,43%) merupakan kelompok yang menyatakan jika Pancasila
tidak bertentangan dengan agama Islam dan dalam bermasyarakat tidak harus memperhatikan
norma dan adat yang berlaku.
Kelompok kedua (42,47%) menyatakan Islam adalah agama yang cinta damai dan insklusif,
dan mendukung Perda Syariah diterapkan di Indonesia. Sedangkan kelompok ketiga (18,10%)
menyatakan, kekerasan diperlukan untuk menegakkan amar ma’aruf nahi mungkar, pemimpin
Kelurahan hingga Presiden harus dari kalangan muslim, dan cenderung setuju dengan konsep
khilafah.
TUGAS 03
PKN
RANGKUMAN
OLEH
KESIMPULAN
Kesimpulan Konstitusi adalah sebuah norma pola politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan Negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur situasi yang terperinci, melainkan cuma menjabarkan prinsip-prinsip yang jadi dasar
bagi peraturan-peraturan sebagainya.
Salah satu pemikiran yang berkembang berkaitan dengan negara dan kekuasaan adalah
pernyataan Lord Acton (Inggris), yaitu power tends to corrupt, but absolute power corrupt
absolutely (manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakannya, akan
tetapi manusia yang mempunyai kekuasaan absolut sudah pasti akan menyalahgunakannya).
Kekuasaan secara umum sering diartikan sebagai kemampuan seseorang atau sekelompok
orang untuk memengaruhi atau mengendalikan tingkah laku orang atau kelompok orang lain.
Apabila kekuasaan ini dibiarkan berlangsung secara bebas atau bahkan sebebas-bebasnya maka
akan terjadi kekacauan atau anarki dalam masyarakat.
Salah satu wujud penting dalam penyatuan berbagai jenis kekuasaan (politik, ekonomi,
hukum, dan lain-lain) di dunia adalah dalam bentuk negara. Agar penyelenggara negara tidak
menyalahgunakan kekua- saannya maka harus diatur dan dibatasi serta dirinci secara tegas oleh
konstitusi.
Konstitusi merupakan jaminan yang paling efektif dalam menjaga agar kekuasaan yang ada
dalam negara tidak disalahgunakan dan hak asasi manusia/warga negara tidak dilanggar.
Konstitusi merupakan manifestasi dari hukum yang harus ditaati, baik oleh pihak yang
memegang kekuasaan maupun oleh rakyat. Konstitusi sangat penting artinya bagi suatu negara
karena kedudukannya dalam mengatur dan membatasi kekuasaan dalam suatu negara.
Konstitusi berasal dari istilah bahasa Prancis, yaitu constituer yang artinya membentuk. Istilah
tersebut memiliki makna pembentukan atau menyusun dan menyatakan suatu negara. Selain
istilah tersebut, ada juga beberapa istilah dari konstitusi seperti gronwet (bahasa Belanda).
Gronwet dalam bahasa Indonesia memiliki arti, yaitu wet berarti undang-undang dan ground
berarti tanah. Namun demikian, ada beberapa negara yang menggunakan istilah constiturion
(bahasa Inggris) untuk mengartikan konstitusi.
Dalam bahasa Indonesia, konstitusi diartikan sebagai hukum dasar atau undang-undang dasar.
Istilah itu menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara.
Ada beberapa ahli ketatanegaraan yang menyatakan tentang pengertian konstitusi, yaitu
sebagai berikut.
Herman Heller
Pengertian konstitusi menurut Herman Heller dibagi menjadi tiga.
1) Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan. Pengertian ini disebut pengertian secara sosiologis.
2) Konstitusi merupakan satu kesatuan kaidah yang hidup dalam masyarakat. Pengertian ini
merupakan pengertian secara yuridis.
3) Konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah sebagai undang-undang yang tinggi dan berlaku
dalam suatu negara. Pengertian ini disebut pengertian secara politis.
K. C. Wheare
Pengertian konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah dalam pemerintahan suatu
negara.
Pengertian konstitusi secara sempit adalah keseluruhan peraturan negara yang bersifat tertulis.
Pengertian konstitusi secara luas adalah keseluruhan peraturan negara, baik yang tertulis maupun
tidak tertulis.
Konstitusi tertulis hanya mengatur dan mencakup hal-hal mengenai negara dalam garis besar
atau pokok-pokoknya saja. Konstitusi yang tidak tertulis sering disebut konvensi, yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak
tertulis. Keberadaan konvensi itu menyempurnakan adanya konstitusi tertulis, dan menjadikan
konstitusi suatu negara dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Konstitusi sebagai hukum dasar yang membentuk keseluruhan penyelenggaraan berbangsa
dan bernegara memiliki arti penting bagi negara. Oleh karena itu, semua negara-negara baru
yang merdeka akan membuat konstitusi yang sebaik mungkin. Demikian halnya bangsa
Indonesia juga menyusun konstitusi yang terbaik untuk bangsa Indonesia.
Konstitusi negara pada umumnya berisi tentang pembagian kekuasaan negara, hubungan
antarlembaga negara, dan hubungan negara dengan warga negara.
Ada tiga ciri-ciri umum yang terdapat pada konstitusi, yaitu sebagai berikut.
a. Konstitusi sebagai kumpulan kaidah hukum diberi kedudukan yang lebih tinggi daripada
kaidah hukum lainnya karena dimaksudkan sebagai alat untuk membatasi wewenang
penguasa sehingga tidak boleh dengan mudah diubah oleh kelompok atau golongan yang
tengah berkuasa.
b. Konstitusi memuat prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang dianggap paling pokok
mengenai kehidupan bersama dalam suatu negara.
c. Konstitusi lahir dari momen sejarah terpenting bagi masyarakat yang bersangkutan.
Misalnya, pembebasan dari penjajahan (Indonesia), penyatuan beberapa negara menjadi satu
(Amerika Serikat).
Karena begitu pentingnya konstitusi bagi suatu negara maka Mirriam Budiarjo menyatakan
bahwa konstitusi atau undang-undang dasar memuat ketentuan sebagai berikut.
a. Pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
b. Hak asasi manusia.
c. Prosedur perubahan undang-undang dasar.
d. Larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
Dengan demikian, minimal ada tiga hal yang diatur dalam sebuah konstitusi, yaitu sebagai
berikut.
a. Jaminan hak asasi manusia bagi seluruh warga negara dan penduduk.
b. Sistem ketatanegaraan yang mendasar.
c. Kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga-lembaga negara.
Fungsi konstitusi ada dua, yaitu .
a. membagi kekuasaan dalam negara, yakni antarcabang kekuasaan negara (terutama
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif) sehingga terwujud sistem checks and
balances dalam penyelenggaraan negara;
b. membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara.
Pembatasan kekuasaan itu mencakup dua hal, yaitu isi kekuasaan dan waktu pelaksanaan.
Pembatasan isi kekuasaan mengandung arti bahwa dalam konstitusi ditentukan tugas serta
wewenang lembaga- lembaga negara. Pembatasan waktu pelaksanaan kekuasaan berkaitan
dengan masa jabatan masing-masing lembaga-lembaga negara atau pejabatnya dalam
menjalankan kekuasaannya.
Konstitusi di negara kita adalah Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945
ialah hukum dasar yang tertulis. Di samping Undang-Undang Dasar 1945 itu, berlaku hukum
dasar yang tidak tertulis yang disebut konvensi. UUD 1945 merupakan hukum dasar yang tertulis
sehingga mengikat pemerintah, lembaga negara, lembagaimasyarakat, warga negara di mana pun
dia berada, dan penduduk yang berada di wilayah negara Indonesia.
Sebagai hukum, Undang-Undang Dasar 1945 berisi norma, aturan atau ketentuan yang harus
ditaati dan dilaksanakan. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum. Jadi,
semua perundang-undangan dan peraturan-peraturan lainnya harus bersumber pada UUD 1945.
6. Konstitusi berfungsi sebagai pelindung hak asasi manusia dan kebebasan warga suatu
negara
Selain Fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan. Tujuan-tujuan adanya
konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa sehingga tidak
melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri. Bisa juga
memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga dengan adanya
konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak
mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
Konstitusi suatu negara ada menganut sistem parlementer dan ada pula yang
menganut sistem presidential. Sistem parlementer merupakan sistem pemerintahan
dimana hubungan antara eksekutif dan badan legislatif sangat erat. Hal ini
diebaabkan adanya pertanggung jawaban para menteri terhadap parlemen . Maka
setiap kabinet yang dibentuk harus memperoleh dukungan mayoritas parlemen.
Sehingga kebijakan kabinet tidak boleh menyimpang dari apa yang dikehendaki
parlemen.
Kalau dibandingkaan isi konstitusi negara liberal dengan isi konstitusi komunis, dapat
digambarkan secara garis sebagai berikut :
Konstitusi Negara Liberal :
o Semua orang lahir merdeka dan berhak untuk merdeka
o Menebarkan kemerdekaan dan kebebasan individu dalam segala laoangan
kehidupan.
o Manusia adalah makhluk individu yang bebas.
o Negara harus menjamin kebebasan individu.
o Negara tidak boleh mencampuri urusan individu.
o Kekuasaan negara terbatas dan.
o Negara menjamin semua warganegara menikmati kebebasannya.
Konstitusi Negara Komunis :
• Ideologi komunis
• Manusia adalah makhluk sosial
• Segala sesuatu kepunyaan bersama dan untuk semua orang
• Negara bersifat absolut dan mutlak
• Penguasa menguasai dan mengendalikan seluruh sendi kehidupan bernegara
• Kebebasan warganegara dibatasi
• Konstitusi harus berdasarkan paham komunis
• Konstitusi akan diubah kalau sudah tercapai suatu tahapan yang diinginkan
Fungsi Konstitusi Hingga Tujuannya untuk Sebuah Negara
Indonesia memiliki konstitusi yaitu Undang-undang Dasar atau UUD 1945. Konstitusi sendiri
merupakan sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada pemerintah negara yang
biasanya berbentuk dokumen tertulis. Konstitusi tidak mengatur hal-hal yang terperinci
melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi peraturan-peraturan
lainnnya.
Ada beberapa pengertian konstitusi menurut para ahli. Konstitusi yang pertama menurut
E.C.S. Wade dan G.Philips, adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas pokok dari
badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut. M
enurut K.C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara,
berupa kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk dan mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
Kemudian konstitusi menurut C.F. Strong adalah sekumpulan asas-asas yang mengatur
kekuasaan pemerintahan, hak-hak dari pemerintah, dan hubungan antara pemerintah dengan
yang diperintah.
Di Indonesia sendiri konstitusi atau hukum dasar dibagi menjadi dua, yaitu hukum dasar
tertulis contohnya UUD, dan hukum dasar tidak tertulis contohnya konvensi atau pidato
presiden.
Fungsi konstitusi sendiri setiap negara berbeda-beda, tergantung dari kebijakan yang mereka
buat. Ada beberapa fungsi konstitusi yang perlu kamu ketahui, berikut informasinya.
Fungsi Konstitusi
Menurut C.F. Strong pada prinsipnya fungsi konstitusi adalah untuk membatasi kewenangan
tindakan pemerintah, untuk menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan
kekuasaan yang berdaulat.
Jenis Konstitusi
Jenis-jenis konstitusi menururt C.F. Strong terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Konstitusi tertulis
Konstitusi tertulis adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara, dan tata negara,
beserta aturan dasar lainnya yang mengatur kehidupan suatu bangsa di dalam hukum negara
tersebut.
2. Konstitusi tidak tertulis/ konvensi
Konstitusi konvensi adalah konstitusi berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
Pidato presiden juga bisa menjadi konstitusi konvensi. Syarat-syarat konvensi antara lain adalah
diakui dan dipergunakan secara berulang-ulang dalam praktik penyelenggaraan sebuah negara.
Tidak bertentangan dengan konstitusi tertulis, dan memperhatikan pelaksanaan konstitusi
tertulis.
1. Konstitusi politik
Konstitusi politik berisi tentang norma-norma dalam penyelenggaraan negara, hubungan rakyat
dengan pemerintah, hubungan antar lebaga negara.
2. Konstitusi sosial
Konstitusi sosial adalah konstitusi yang mengandung cita-cita sosial, rumusan filosofis, sistem
sosial, sistem ekonomi dan sistem politik dari sebuah negara.
Sifat Konstitusi
1. Fleksibel
Konstitusi akan bersifat fleksibel atau luwes dan memungkinkan untuk berubah sesuai dengan
perkembangan jaman
2. Rigrid
Konstitusi akan bersifat rigrid tau kaku apabila sebuah peraturan tersebut sulit untuk diubah.
1. UUD 1945
UUD 1945 adalah konstitusi pertama yang ada di Indonesia. Konstitusi ini berjenis konstitusi
tertulis. UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia yang dituangkan dalam suatu
dokumen yang formal. UUD 1945 digunakan pada 18 Agustus 1945 sampai dengan 27
Desember 1949.
Konstitusi RIZ 1949 berlaku tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950.
Konstitusi RIS 1949 merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan dalam suatu dokumen.
3. UUD Sementara 1950
UUD Sementara 1950 berlangsung dari tanggal 17 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959.
Sama halnya dengan UUD 1945 dan Konstitusi RIS 1949, UUD Sementara 1950 juga
merupakan konstitusi tertulis.
4. UUD 1945
UUD 1945 adalah konstitusi yang hingga sampai saat ini masih digunakan di Indonesia.
Konstitusi ini juga berbentuk tertulis dalam dokumen formal. UUD 1945 juga menjadi hukum
dasar dan pedoman pembentukan peratuan.
TUGAS 04
PKN
INFOGRAFIS
OLEH
Sejak akhirn tahun 1949 terjadi pergantian konstitusi di Inoensia. Hal ini
karena situasi politik dalam negeri Indonesia akibat campur tangan
Belanda.
Bentuk negara
UUDS 1950
Bentuk negara
Retno Widyani dalam Hukum Tata Negara Indonesia Teks dan Konteks
(2015) menyebutkan, pada 27 Desember 1949 dibentuk Negara Republik
Indonesia Serikat (RIS) usai penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada
Indonesia. RIS menerapkan Konstitusi RIS 1949 sebagai undang-undang
dasar.
Kembali berlakunya UUD 1945 masih dijalankan hingga saat ini kendati
pernah dilakukan beberapa amandemen usai pemerintahan Orde Baru yang
telah berkuasa selama 32 tahun berakhir pada Mei 1998 seiring kuatnya
gelombang reformasi.
Amandemen UUD 1945 yang pertama dalam Sidang Umum MPR 1999
diterapkan terhadap 9 pasal dari total 37 Pasal, yakni Pasal 5, Pasal 7,
Pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17, Pasal 20, dan Pasal 21.
Adapun Amandemen UUD 1945 ketiga dalam Sidang Tahunan MPR 2001
mencakup beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan
Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Impeachment, Keuangan Negara,
Kekuasaan Kehakiman, dan lainnya.
UUD NRI 1945>Konstitusi RIS 1949(27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)> UUDS 1950
(17 Agustus 1959- 5 Juli 1950)> UUD NRI 1945 (Orde Lama) (5 Juli 1959- 1965)> UUD
NRI (Orde Baru) (1966- 1998)
2) TUNTUTAN REFORMASI
Mengamandemen UUD NRI 1945
Menghapus doktrin Dwi Fungsi ABRI
Menegakkan supermasi hukum, penghormatan HAM, dan pemberantasan
KKN(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme)
Melakukan desntralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah
Mewujudkan kebebasan pres
Mewujudkan kehidupan demokrasi
3) PROSES PERUBAHAN UUD RI
Sebelum Perubahan:
a) Pembukaan
b) Batang tubuh: 16 Bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal peraturan peralihan, 2 ayat aturan
tambahan
c) Penjelasan
Sisang MPR:
Hasil perubahan:
a.) Pembukaan
b.) Pasal-pasal : 21 Bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal aturan peralihan, 2 pasal aturan
tambahan
Sesuai pasal 7 ayat 1 dalam UU No 12 tahun 2011, jenis dan hireraki peraturan perundang
undangan meliputi:
a) UUD Indonesia tahun 1945
b) TAP MPR
c) UU/ Peraturan pemerintah pengganti UU
d) Peraturan pemerintah
e) Peraturan presiden
f) Peraturan daerah provinsi
g) Peraturan daerah kabupaten/kota
2. Pembahasan
a. Pengertian
Hal mana berbeda dengan pemikiran aliran kiri yang menitikberatkan pada
«golongan». HAM meskipun demikian secra substansial, HAM merupakan suatu konsep
universal yang di dalamnya terdapat aspek-aspek kemanusiaan sebagai dasar yang tidak
boleh dilanggar oleh siapapun dan dalam kondisi apapun. Menurut Jan Matenson, HAM
adalah hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa dengannya manusia mustahil dapat
hidup sebagai manusia2. Menurut Lopa, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh
Tuhan YangMaha Pencipta .
Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Sedangkan
dalam UndangUndang nomor 39 tahun 1999 ditegaskan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. Bertitik tolak dari pemikiran maupun rumusan HAM di atas maka pada
hakikatnya HAM terdiri dari dua hak dasar yang paling fundamental yakni hak persamaan
dan hak kebebasan.
Manusia lainnya sulit akan ditegakkan. Hak azasi individual sebagai hak fundamental yang
melekat pada pribadi manusia individual ialah hak hidup dan perkembangan
hidup. Sedangkan hak asazi sosial merupakan hak yang melekat pada pribadi manusia
sebagai mahluk sosial yang meliputi hak ekonomis, sosial dan kultural. Dalam posisinya
sebagai mahluk sosial, individu mempunyai kewajiban untuk membangun hidup bersama
agar hak-hak di maksud dapat terwujud.
b. Pengaturan HAM, Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Hukum Positif
Hukum positif merupakan aturan hukum yang sedang berlaku disuatu negara. Hukum positif
di suatu negara tidaklah sama dengan hukum positif yang berlaku di negara
lain. Perbedaannya terletak pada konstitutsi yang menjadi dasar dan sumber pembuatan
hukum positif di maksud.
Pengaturan HAM yang sangat terbatas dalam UUD 1945 menurut Ahadian disebabkan
karena rancangan UUD dibahas dalam suasana ingin merdeka dari penjajahan Belanda, yang
dengan sendirinya tidak ingin memuat hal-hal yang berasal dari faham barat termasuk HAM
Ini berarti substansi HAM dalam Pembukaan UUD 1945 amat luas tetapi disayangkan
kurang mendapatkan penjabaran yang lebih rinci dalam Batang Tubuh UUD 1945.
Terdapat kecenderungan bahwa istilah demokrasi diterapkan dalam kehidupan politik. Hal
itu tampak dari pembicaraan tentang pemilu yang melibatkan warga negara. Demokrasi
merupakan suatu aturan main untuk mendistribusikan kekuasaan secara adil diantara warga
negara. Pengertian demokrasi sebenarnya lebih luas dari pengertian politik karena dapat
diterapkan dalam kehidupan ekonomi dan sosial.
Keterlibatan warga negara dalam proses demokrasi khususnya dalam pembuatan
keputusan, merupakan kebutuhan dalam konteks sosial dan ekonomi. Misalnya perlakuan
yang sama terhadap warga negara.
Dari paparan diatas nyatalah bahwa tuntutan penerapan demokrasi dalam berbagai bidang
kehidupan amat relevan dengan eksistensi warga negara sebagai mahluk sosial. Artinya
setiap warga negara akan membutuhkan warga lain dalam mengembangkan kehidupannya.
UU nomor 22/1999 memuat beberapa hal mendasar yang mendorong untuk memberdayakan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembangkan peran dan fungsi DPRD. Atas dasar pemikiran itu maka salah satu prinsip
yang harus dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan otonomi daerah adalah
memperhatikan aspek demokrasi, keadilan dan pemerataan. Dengan prinsip itu diharapkan
tujuan pemberian otonomi untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat,
mengembangkan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah maupun antar daerah dalam konteks negara
kesatuan RI, dapat terwujud.
Dalam rangka pencapaian tujuan di maksud peranan masyarakat cukup menentukan. Agar
peran itu menjadi optimal, masyarakat harus memahami dan melaksanakan apa yang menjadi
hak dan kewajibannya. Adapun yang menjadi hak masyarakat antara lain :
a. Mengembangkan kehidupan demokrasi
- menyampaikan saran & pendapat secara bertanggung jawab
- Ikut mewujudkan penyelenggara negara yang bersih.
b. Mengembangkan usaha
c. Melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan Pemerintahan
Indonesia.
d. Mendapatkan keadilan
e. Berhak atas perlindungan dan kepastian hukum
f. Mengembangkan budaya
g. Mendapatkan pelayanan
h. Menikmati hasil-hasil pembangunan