Anda di halaman 1dari 7

CATATAN

Ruam Popok atau Diaper dermatitis

1. Ibu pd saat mengkasi bayi temuan kasus tersebut usia bayi berapa hari bu..?
2. Ibu pakai metode apa ini bu..?
Kemarinkan kita sudah sepakati pakai CBD kan bu..?
Tp ibu pakai Laporan Kaus ya bu..
3. Kl saya lihat dari LK y ini tidak menekankan penalaran ttg Ruam Popok y ya bu secara
Epidenbased y.. missal y di BAB I tidak sama sekali ibu kaji mengenai Ruam Popok y ya bu, yg ibu
kaji lebih ke AKB, harusnya yg ibu kaji ttg Ruam Popok itu apa, misalnya ibu mengkaji secara
gelobal piramida terbalik ya bu, secara globalnya misalanya privalensi dermatitis tertinggi
pertahun ada berapa dg umur ruam popok anak umur berapa, krn ibu BBL tentu hatus mencari
referensi yg BBL jg ya bu, gt y
4. Kemudian bu Ruam popok yg seperti apa buy g ibu kaji, ada fotonya bu..?
Diaper dermatitis secara umum terbagi dua, yaitu diaper dermatitis iritan dan diaper dermatitis
kandida yang secara umum mengenai area yang menggunakan popok pada individu berbagai
usia.1
5. Evidenbased y bu harusnya yg dikaji itu mengenai ruam popok hubungannya apa dg BBL y bu
kok sehingga harus dan penting dikaji begitu bu, mislanya menganggu kesehatan, perubahan
perilaku BBL, tangisan, iritasi, ada perubahan pola makan misalnya, tidur, kan termasuk ketidak
nyamanan jg ya bu, tp ibu disini tida dikaji sejauh itu, nah disinilah CBD itu bu penalaran klinis
atau Kritikal Reasoning ya bu..
6. Ibu hubungkan pengaruhnya apa, menyebabkan gangguan apa,
7. Kita disini mengangkat kasus kan untuk diberi solusi dan upaya penyebuhan serta pencegahan
kedepannya nanti y ya bu.. nah apa kira2 solusi yg dapat inu2 berikan..?? edukasi dan langkah2
8. Secara EPIDEMIOLOGI Angka kejadian diaper dermatitis pada bayi sekitar 7% sampai 35%
dengan puncak insidens antara 9 sampai 12 bulan. Tidak ada
9. Misalnya ada penelitian mengatakan kl BBL itu 4 mggu pertama terjadi Ruam popok pada bayi
mislanya ada insiden yg mengatakan bgt
10. Etiologi dermatitis popok adalah multifaktorial.1 Kerusakan kulit area diaper merupakan akibat
beberapa faktor5 yang berlangsung lama, sehingga meningkatkan kelembapan kulit. Hal
tersebut meningkatkan risiko kerusakan kulit karena gesekan, penurunan fungsi barier kulit, dan
meningkatkan reaktivitas iritan. Faktor etiologi lain adalah kontak dengan urin, tinja, enzim
pencernaan pemecah protein dan lemak pada tinja, peningkatan pH kulit dan superinfeksi
kandida, lebih jarang superinfeksi bakteri.1 Kulit yang memakai popok mempunyai pH lebih
tinggi daripada kulit tidak menggunakan popok baik pada bayi maupun anak yang lebih tua.
Peningkatan pH juga terkait dengan efek oklusi popok dan peningkatan permeabilitas kulit.
11. Jadi bagaimana kira2 pemkaian Popok bu misalnya berapa jam harus diganti begitu..?
12. Penyebab diaper dermatitis iritan adalah amoniak dalam urin ataupun tinja yang dapat
menyebabkan maserasi kulit.2 Penyebab lain yaitu peningkatan hidrasi kulit, kulit lembap lebih
mudah terluka karena gesekan popok saat anak bergerak dan lebih mudah teriritasi.2,5 Kulit
basah juga memungkinkan pertumbuhan bakteri dan ragi yang dapat meningkatkan pH kulit
lokal, meningkatkan aktvitas lipase dan protease tinja.2 Diaper dermatitis juga dapat disebabkan
oleh Candida albicans yang merupakan parasit sekunder.2 Penggunaan antibiotik juga
meningkatkan kolonisasi Candida albicans. 8
13. Faktor-faktor lain adalah kontak dengan iritan kulit (urin, feses, garam empedu), gesekan
mekanis (kulit ke kulit, popok ke kulit), pH kulit, status gizi atau diet (komposisi feses), diare, dan
kondisi medis tertentu.5
14. Tingkat keparahannya bagaimana bu..?
15. Boleh diperbaiki Laporan Kasusnya lg ya bu dari BAB I, II Teori Ruam Popok y lebih banyak lg ya
bu-ibu dan III keluhan utama blm ada .. BAB IV y di Pembahasan y ditekannkan evidencebased y
ttg Ruam Popok ya bu, secara teori gmn scr evidence based y, kemudian kesenjangan teori dan
praktek bagaimana ya bu, terakhir asumsi y ya bu..

Penyebab kulit kering dan mengelupas


pada bayi
Kulit kering dan mengelupas cenderung sering ditemui pada bayi yang baru
lahir. Namun khusus bayi yang baru lahir, pengelupasan yang terjadi
sebetulnya bukanlah sel kulit mati selayaknya orang dewasa.
Kulit bayi tampak mengelupas dalam beberapa hari setelah kelahiran adalah
karena luruhnya vernix caseosa pada bayi baru lahir yang melapisi kulit.
Lapisan ini berfungsi untuk mempermudah bayi keluar dari vagina sang ibu
sekaligus melindungi kulit bayi dari infeksi.
Setelah dilahirkan, lapisan vernix akan terlihat lebih tebal dan akan
mengelupas bila dibersihkan dengan rutin. Kondisi ini akan berhenti sendiri
seiring waktu dan idak butuh perawatan khusus.
Pada bayi yang sudah agak besar, kulit mereka bisa kering dan mengelupas
karena lapisan terluarnya (epidermis) kekurangan cairan. Epidermis yang
mengalami “dehidrasi” dapat dipicu oleh berbagai faktor, meliputi:
16.
IKTERUS

(BAYI KUNING)

Ikterus fisiologis adalah peningkatan konsentrasi bilirubin tak


terkonjugasi serum selama minggu pertama kehidupan yang
menghilang sendiri (Haws, 2008; h. 202).
Ikterus disebut normal (fisiologis) jika muncul setelah 24–72 jam dan menghilang sebelum usia
2 minggu. Pada kondisi ini, bilirubin yang belum terkonjugasi (Unconjugated bilirubin) terdeteksi
kurang dari 15 mg/dl, namun menurut AAP masih dianggap normal jika di bawah 17–18 mg/dl.
Terjadi pada hari ke-2 dan ke-3 kelahiran bayi. Pada kelahiran normal memiliki kadar bilirubin
indirect tidak melewati dari 12mg/dL. Pada kelahiran prematur memiliki kadar bilirubin indirect
tidak melewati dari 10mg/dL. Setelah 2–3 minggu, warna kuning akan berubah dan membaik
dengan sendirinya.

Bagaimanakah karakteristik ikterus neonatorum fisiologis?


Pada ikterus neonatorum fisiologis, bayi secara keseluruhan berada dalam kondisi klinis
baik, tampak aktif, memiliki refleks hisap yang baik, suhu tubuh normal dan stabil,
ukuran hepar dan lien tidak membesar, warna urin dan BAB dalam batas normal.

Apa yang menyebabkan ikterus?


Istilah medis untuk kondisi ini adalah ikterik
neonatorum. Penyebab bayi kuning
adalah kadar bilirubin yang tinggi dalam
darah. Bilirubin ini adalah pigmen kuning
dalam sel darah merah. Kelebihan bilirubin
terjadi karena organ hati bayi belum cukup
matang untuk menyingkirkan bilirubin
dalam aliran darah.

Penatalaksanaan ikterus fisiologis yaitu


dengan memberikan ASI sedini mungkin
serta sesering mungkin, dan melakukan
penjemuran bayi dibawah paparan sinar
matahari pagi. Penatalaksanaan pada
ikterus patologis yaitu dengan pemberian
fototerapi.

Ada 2 jenis ikterus yang berhubungan


dengan pemberian ASI, yaitu (1) Jenis
pertama: ikterus yang timbul dini (hari
kedua atau ketiga) dan disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang karena
produksi ASI masih kurang pada hari
pertama dan (2) Jenis kedua: ikterus yang
timbul pada akhir minggu pertama, bersifat
familial .
Ada yang dapat disembuhkan, tetapi ada pula yang kemungkinan penyembuhannya kecil,
terutama pada stadium yang lanjut (misal pada kuning yang disebabkan oleh kanker).
Sebaiknya kunjungi dokter, semua kasus kuning (ikterus / jaundice) harus dievaluasi oleh
seorang dokter.

Pada bayi usia berapakah ikterus pada bayi dikatakan patologis?

Di sisi lain, ikterus patologis umumnya ditandai dengan: Muncul pada 24 jam
pertama. Peningkatan bilirubin > 5 mg/dL per 24 jam. Kuning menetap setelah hari ke-7
(aterm) atau setelah hari ke-14 (preterm)

Melansir dari American Pregnancy Association kadar bilirubin normal pada bayi seperti berikut
ini: Di atas 10 mg dengan usia bayi kurang dari 24 jam. Di atas 15 mg dengan usia bayi 24-48
jam. Di atas 18 mg dengan usia bayi 49-72 jam.

Apa yang menyebabkan bayi ikterus?


Ikterus neonatorum atau bayi kuning adalah
sebutan bagi bayi baru lahir yang
mengalami penyakit kuning, yaitu
perubahan warna pada kulit dan mata bayi
menjadi kuning. Kondisi ini biasanya
disebabkan oleh kelahiran prematur,
kekurangan cairan, dan gangguan
kesehatan lainnya.
Berapa kadar bilirubin normal pada bayi baru lahir?
Lebih dari 15 mg/dL untuk bayi berusia 1-2 hari. Lebih dari 18 mg/dL untuk bayi berusia
2-3 hari. Lebih dari 20 mg/dL untuk bayi berusia lebih dari 3 hari.

Anda mungkin juga menyukai