Anda di halaman 1dari 5

LK. 1.2.

Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama : DIAN WAHYUNINGSIH, S.Pd.


NIP : 198906062023212008
Asal Sekolah : SMP SATAP 4 DUSUN UTARA

01 Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab Analisis eksplorasi penyebab


telah masalah masalah
diidentifikasi
1 Setelah dilakukan
Rendahnya KAJIAN LITERATUR: analisis terhadap
Motivasi belajar 1. Rendahnya motivasi belajar kajian literatur
siswa rendah siswa karena rendahnya dan wawancara,
(PEDAGOGIK) disiplin belajar, sikap belajar penyebab
siswa yang tidak terlibat aktif rendahnya
dalam pembelajaran di kelas, motivasi belajar
tingkat aktivitas siswa yang siswa yang rendah
kurang, dan tingkat kepuasan adalah :
belajar yang rendah. (Rike 1. Rendahnya
Kurnia Sari/2021) disiplin Belajar
2. Tinggi rendahnya motivasi
belajar siswa disebabkan oleh 2. Materi yang
beberapa faktor. Faktor-faktor dipelajari susah
yang mempengaruhi motivasi ,
belajar adalah: cita-cita atau 3. Siswa tidak
aspirasi siswa, kondisi jasmani menyukai cara
dan rohani siswa, kondisi pengajaran guru,
lingkungan siswa, unsur-unsur
dinamis belajar, dan upaya
guru membelajarkan siswa
(Sudaryono, 2012).

WAWANCARA :
1. EWARSA, S.Pd

Penyebab motivasi belajar


rendah:
a) Sudah 2 tahun
belajar dirumah
karena pandemi,
sehingga ketika
masuk sekolah anak-
anak masih merasa
malas belajar.
b) Guru kurang
variatif saat mengajar
c) kurang perhatian
dari orang tua
d) siswa belum
mempunyai cita-cita

2. Farida Nur Afifah, S.Pd

Penyebab Motivasi belajar


rendah:
Karena anak bersal dari
keluarga brokenhome dan
dirumah tidak ada yang
mendampingi belajar.
Selain itu anak merasa tidak
pintar atau kurang percaya diri
3. Ristiya Krisnawati, M.Pd

Peserta didik masih


memiliki motivasi belajar
rendah disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya
adalah materi yang dipelajari
susah, siswa tidak menyukai
cara pengajaran guru, siswa
tidak menyukai mata pelajaran
tertentu bahkan kondisi
lingkungan keluarga yang
kurang mendukung
No Masalah Analisis eksplorasi
Hasil eksplorasi penyebab masalah
yang telah penyebab masalah
diidentifikasi
2 Kemampuan 1. Guru Tidak Menggunakan Peserta didik mempunyai
menyimak peserta Media Pembelajaran Yang motivasi belajar yang rendah
didik rendah Menarik Perhatian Siswa sehingga
2. Kecerdasan Siswa Dibawah menyebabkan hasil kegiatan
Rata-rata
belajarnya pun dibawah rata-
rata.
Hampir setiap hari tidak bisa
mengikuti pembelajaran
karena ketika
mengerjakan soal latihan
ataupun tugas disekolah
cenderung
jawabanya tidak nyambung
dengan soal yang ditanyakan.
Ada
beberapa penyebab
diantaranya yaitu guru tidak
membuat model
pembelajaran yang sesuai
dengan gaya belajar peserta
didik. Guru
tidak membuat kegiatan
pembelajaran yang menarik
perhatin peserta
didik. Peserta didik
mempunyai minat dalam
bidang kesenian
misalnya dalam pelajaran
SBdP selalu bersemangat jika
menggambar
atau bernyanyi. Sehingga
dalam kegiatan pembelajaran
yang tidak
berkaitan dengan kesenian
cenderung rendah.

:
3 Pembelajaran di 1. Kendala yang dihadapi guru dalam Setelah dilakukan analisis
kelas masih belum menerapkan model pembelajaran terhadap kajian
berbasis HOTS diantaranya adalah dalam rencana literatur dan wawancara,
(Higher Order pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru penyebab Pembelajaran di kelas
Thinking Skill) kurang memahami langkah- langkah masih belum berbasis HOTS
pembelajaran sesuai sintak yang ada (Higher Order Thinking Skill) :
pada model pembelajaran. (Indah Fajar 1. Paradikma lama siswa hanya
Friani, Sulaiman, Mislinawati: 2017) di suruh menghafal bukan
berlatih untuk kemampuan
2. Menurut pengamatan, dalam menalar
pelaksanaan pembelajaran di kelas 2. Kemampuan Guru sdalam
guru yang menggunakan model menyususn pembelajaran
pembelajaran yang bervariatif masih berbasis HOTS masih Rendah
sangat rendah dan guru cenderung
menggunakan model konvensional
pada setiap pembelajaran yang
dilakukannya. Hal ini disebabkan
kurangnya penguasaan tenaga pendidik
terhadap model-model pembelajaran

KAJIAN LITERATUR :
1. Berdasarkan analisis hasil penelitian
mengenai pengetahuan guru Sekolah
Dasar tentang higher order thinking
skill dalam pembelajaran matematika
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
guru tentang makna higher order
thinking skill masih rendah. Tidak
semua guru mengetahui level kognitif
HOTS sesuai Taksonomi Bloom serta
memaknai HOTSsecara beragam yakni
sebagai keterampilan, instrumen
penilaian dan proses pembelajaran.
Selain itu, pengetahuan guru tentang
implementasi pembelajaran
matematika yang berorientasi higher
order thinking skill juga masih rendah.
Pada tahap perencanaan pembelajaran,
guru belum dapat merumuskan tujuan
pembelajaran yang memuat HOTS,
walau telah mengetahui model atau
metode pembelajaran yang relevan
untuk diterapkan dalam mendorong
pengembangan HOTS siswa. Pada
tahap pelaksanaan pembelajaran, guru
masih minim dalam melakukan hal-hal
yang memfasiltasi peningkatan HOTS
siswa. Pada tahap evaluasi,
kemampuan guru dalam menyusun
instrumen penilaian HOTS masih
rendah. (Rafiq Badjeber,Nursupiamin,
Agung Wicaksono, Mufidah: 2020)

https://www.researchgate.net/
publication/347821490_
2. Kompetensi Dasar (KD) pada
kurikulum 2013 tidak membatasi
penggunaan tingkatan taksonomi, hal
ini dapat dilihat dari siswa yang dapat
membangun Higher Order Thinking
Skills (HOTS) dengan berbagai
kategori pengetahuan. Tetapi pada
prakteknya masih mengalami
permasalahan. Banyak lembaga
pendidikan terutama pada tingkat
Sekolah Dasar (SD) yang masih
menggunakan model pembelajaran
sederhana sehingga siswa hanya
dituntut untuk menghafal. Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada
siswa tidak dibangun dengan baik
sehingga hampir semua materi yang
diberikan oleh guru hanya

Anda mungkin juga menyukai