Anda di halaman 1dari 18

Hadits Arbain ke-5

tentang menghargai
Perbedaan Pendapat
Indikator Capaian :
Saling menghargai dalam
masalah khilafiyah
Poin-poin Pembahasan
1 2 3
Pengertian Bid’ah pada Tidak ada
Bid’ah menurut hal-hal yang bid’ah pada
Ahlussunnah wal prinsip hal-hal yang
jama’ah bersifat
khilafiyah
‫ اَل َرُس وُل ِهللا صىل هللا‬: ‫َق‬ ‫ْت‬ ‫َل‬ ‫َق‬
‫رضي هللا عنها ا‬ ‫َة‬ ‫َش‬ ‫ُأ‬ ‫ْؤ‬ ‫ُأ‬
‫َع ْن ِّم الُم ِم ِنْي ِّم َع ْب ِد ِهللا َع اِئ‬
‫َن‬
‫ُه َو َرُّد‬ ‫َف‬ ‫ُه‬ ‫ْن‬ ‫َل‬ ‫َن‬ ‫َأ‬ ‫َث‬ ‫َأ‬
‫ َم ْن ْح َد ِفي ْم ِر ا هذا َم ا ْي َس ِم‬: ‫عليه و سلم‬.

Dari Ummul Mu’minin, Ummu ‘Abdillah, ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia


berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami
ini yang bukan berasal darinya, maka amalan tersebut tertolak’.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dalam riwayat lain milik Muslim,

‫َف‬ ‫َن‬ ‫َأ‬


‫َم ْن َع ِم َل َع َم اًل َلْي َس َع َلْي ِه ْم ُر ا ُه َو َرُّد‬.
“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak
berdasarkan perintah kami, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari No. 2697 dan Muslim No. 1718)
1. Pengertian Bid’ah menurut
Ahlussunnah wal jama’ah
Imam Ibnu Hajar al ‘Asqalani berkata:

‫َم ا ُأْح ِد َث َو َلْي َس َلُه َأْص ٌل ِفي الَّش ْر ِع َو ُيَس َّم ى ِفي ُع ْر ِف الَّش ْر ِع ِبْد َع ًة َو َم ا‬
‫َّش‬‫ال‬ ‫ِف‬ ‫ُع‬ ‫ِفي‬ ‫ُة‬ ‫َع‬ ‫ْد‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫َف‬ ‫ٍة‬ ‫َع‬ ‫ْد‬ ‫َفَل‬ ‫ُع‬ ‫َّش‬‫ال‬ ‫ِه‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫ُدُّل‬‫َي‬ ‫ٌل‬ ‫ْص‬‫َأ‬ ‫ُه‬‫َل‬ ‫َن‬‫ا‬ ‫َك‬
‫ِع‬ ‫ْر‬ ‫ْر‬ ‫ِب‬ ‫ِبِب‬ ‫َس‬ ‫ْي‬ ‫ْر‬ ‫ْي‬
‫َم ْذ ُم وَم ٌة‬

Hal baru yang diada-adakan yang tidak memiliki dasar


dalam syariat, dalam makna syariat disebut dengan
bid’ah. Sedangkan apa-apa yang memiliki dasar dalam
syariat maka itu bukan bid’ah, dan bid’ah dalam definisi
syariat itu tercela.
(Fathul Bari, 13/253)
1. Pengertian Bid’ah menurut
Ahlussunnah wal jama’ah
Atau yang didefinisikan oleh Imam Ibnul Jauzi :

‫ واألغلب في المبتدعات أنها‬،‫ عبارة عن فعل ما لم يكن فابُتدع‬:‫والبدعة‬


‫ وتوجب التعاطي عليها بزيادة أو نقصان‬،‫تصادم الشريعة بالمخالفة‬

“Bid’ah adalah ungkapan tentang perbuatan yang


belum pernah ada lalu dibuat ada, umumnya bid’ah itu
bertentangan dengan syariat serta menyelisihinya, yang
memunculkan tambahan atau pengurangan kepada
syariat.”
(Dikutip oleh Syaikh Sa’id bin Nashir al Ghamidi,
Haqiqatul Bid’ah wa Ahkamuha, hal. 265)
2. Bid’ah pada hal-hal
yang prinsip
‫قال الشافعي البدعة بدعتان محمودة ومذمومة فما وافق السنة فهو‬
‫محمود وما خالفها فهو مذموم‬

Imam Syafii berkata: Bidah itu ada dua, mahmudah


(terpuji) dan madzmumah (tercela). Bidah yang sesuai
dengan sunnah maka bidah yang terpuji, dan bidah
yang menyelisihi sunnah adalah bidah yang tercela.
2. Bid’ah pada hal-hal
yang prinsip

Jadi, bid’ah yang tercela menurut syariat dan dikecam


dalam hadits-hadits shahih adalah bukan semata-mata
tidak ada di masa Nabi saw, tapi ajaran dan amalan
baru dalam agama yang bertentangan atau menyelisihi
dengan sumber hukum Islam baik Al Qur’an, As Sunnah,
.ijma’, dan qiyas
2. Bid’ah pada hal-hal
yang prinsip
Contoh :

Bid’ah dalam hal aqidah : syi’ah, khawarij, qadariyah,


jabariyah, murji’ah, jahmiyah, mu’tazilah, mujassimah, dll

Bid’ah dalam Ibadah mahdhah : Shalat fardhu 5 waktu


selalu dijama’ menjadi 3 waktu
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Perbedaan dalam memahami dan
menetapkan kriteria bid’ah inilah yang
dapat memunculkan perbedaan dalam
menentukan sebuah perkara itu bid’ah
atau bukan. Walau Secara prinsip dasar
mereka sama-sama merujuk pada sumber
hukum yang sama dan ulama salaf yang
sama.
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Sumber Hukum Islam Sumber Hukum Islam
-Yang disepakati ada 4 : -Yang tidak disepakati ada 7 :

1. Al-Qur’an 1. Istishab
2. As-Sunnah/Al-Hadits 2. Al-Maslahah Al Mursalah
3. Ijma’ 3. Istihsan
4. Qiyas 4. ‘Urf
5. Syar’u man qablana
6. Saadudz Dzari’ah
7. Qaul Shahabi
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Contoh Amalan yang disangka Bid’ah padahal Khilafiyah :

1. Bersedekap ketika i’tidal. Ini dibid’ahkan oleh Syaikh Al


Albani, tapi dinyatakan sunnah oleh Syaikh Bin Baaz.

2. Berdzikir dengan biji tasbih. Dinyatakan BAGUS


(HASAN) oleh Ibnu Taimiyah, dinyatakan boleh oleh Syaikh
Bin Baaz dan Syaikh Utsaimin, bahkan As Suyuthi
mengatakan kaum salaf dan khalaf tidak
memakruhkannya. Tapi Syaikh Al Albani, Syaikh Bakr Abu
Zaid membid’ahkannya.
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Contoh Amalan yang disangka Bid’ah padahal Khilafiyah :

3. Menghadiahkan bacaan Al Qur’an (Al Fatihah, Yasin)


kepada mayit. Syaikh Abdullah Al Bassam mengatakan
mayoritas salaf dan Imam Ahmad mengatakan sampai
dan bermanfaat. Ini juga pendapat Hanafiyah, Malikiyah,
dan Hanabilah. Syaikh Bin Baaz dan Syaikh Utsaimin pun
mengatakan sampai pahalanya. Walau dibid’ahkan
sebagian kalangan.
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Contoh Amalan yang disangka Bid’ah padahal Khilafiyah :

4. Tahlilan: Berkumpul mendoakan mayit dan bersedekah


hari ke 7, 40, dan lain-lain. Dinyatakan sunnah oleh Imam
as Suyuthi bahkan beliau menyebutnya ini perbuatan
sudah berlangsung lama sejak masa sahabat di Mekkah
berdasarkan atsar-atsar shahih, sebagaimana beliau
jelaskan dalam kitab Al Hawi Lil Fatawi dan ad Dibaj ‘ala
Shahih Muslim. Sementara sebagian kalangan
membid’ahkannya bahkan menuduhnya perbuatan Hindu.
3. Tidak ada bid’ah pada
hal-hal khilafiyah
Contoh Amalan yang disangka Bid’ah padahal Khilafiyah :

5. Peringatan Maulid Nabi : Imam As-Suyuthi dan jumhur


ulama menyatakan amalan ini mustahab/dianjurkan,
Imam Ibnu Hajar mengatakan maulid adalah bid’ah
hasanah. Sedangkan ulama Salafi seperti Syaikh Bin Baz,
Syaikh Utsaimin, Syaikh Albani, dll menyatakannya sebagai
bid’ah.
REFERENSI

1. Ust. Farid Nu’man. Website : alfahmu.id


2. Syekh Yusuf Al-Qaradhawy. Fiqh Ikhtilaf.
3. Dr. Ahmad Sarwat. Website : rumahfiqih.com

BK KPU 4A NOVEMBER 2023


JAZAKUMULLAH
KHAYRAN
KATSIRAN

Anda mungkin juga menyukai