Anda di halaman 1dari 6

UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
MATA KULIAH METODOLOGI STUDI ISLAM
SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2022/2023

PENGARUH ORGANISASI MASYARAKAT TERHADAP


DOKTRINKEPERCAYAAN DALAM ISLAM
KELOMPOK 1

Devita Maharani (1234020047)


Naila Aura Armelia Abdan (1234020049)
Nam Desti Fitriah (1234020062)
Nabella Putri Sanrissa (1234020065)
Salsabiil Firdaus (1234020070)
Azzam Kusuma Maletino (1234020073)
Muhamad Farham Jamil (1234020075)
Acep Lesmana (1234020095)

Dosen Pengampu :
Dr. H. Aang Ridwan, M.Ag.
Ridwan Rustandi, S.Kom.I., M.Sos.

Abstrak
Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa saja doktrin-doktrin yang terdapat dalam kepercayaan
Islam dan agar kita dapat memfilter ajaran-ajaran yang beredar luas di lingkungan yang bersifat negatif. Metode penelitian yang
digunakan dalam karya tulis ilmiah ini, yakni dengan cara mewawancarai orang- orang yang telah ahli di bidangnya dan juga mencari
referensi yang relevan dari jurnal atau buku-buku yang berisikan mengenai materi-materi yang sesuai dengan permasalahan pada
zaman seperti sekarang ini. Adapun terdapat pertanyaan dan masalah penting dalam doktrin kepercayaan Islam, organisasi
masyarakat muncul untuk menjembataninya, sehingga tercapai sebuah pemahaman. Namun ada keraguan, apakah ada pengaruh
organisasi masyarakat terhadap doktrin kepercayaan Islam yang asli. Maka dari itu karya tulis ilmiah ini dibuat sebagai jawaban atas
keraguan dari penulis, yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh negatif dari organisasi masyarakat terhadap doktrin
kepercayaan dalam Islam selama doktrin yang diajarkan tidak menyimpang dari doktrin kepercayaan Islam yang sesungguhnya yaitu
Rukun Iman dalam ajaran agama Islam.
Pendahuluan

Agama Islam merupakan agama yang komprehensif dan berkaitan dengan berbagai macam
ilmu yang mengatur urusan manusia secara terperinci. Islam akan bermakna dalam kehidupan bagi
pemeluknya jika ditinjau dari berbagai disiplin ilmu anatar lain : ekonomi, sosial, budaya, politik.
Agama diturunkan untuk mengatur hidup manusia meluruskan dan mengendalikan akal yang
berisifat bebas. Kebebasan akal tanpa kendali, bukan saja menyebabkan manusia lupa diri,
melainkan juga akan membawa ia ke jurang kesesatan, mengingkari tuhan, tidak percaya kepada yang
gaib dan berbagai akibat negatif lainnya. Maka dari itu penting bagi kita untuk mempelajari doktrin
kepercayaan dalam Islam, agar kita tidak terjebak dalam jurang kesesatan.

Doktrin kepercayaan dalam Islam secara singkat bisa didefinisikan sebagai rukun iman, yaitu
iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepadaRasul, iman
kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar. Sedangkan ibadah seperti shalat, itu termasuknya
kedalam ritual dalam agama Islam. Yang istimewa pada doktrin agama ialah wawasannya lebih luas.
Ada hal-hal yang kadang tak terjangkau oleh rasio dikemukakan oleh agama. Akan tetapi pada
hakikatnya tidak ada ajaran agama (yang benar) bertentangan dengan akal, oleh karena agama itu sendiri
diturunkan hanya pada orang-orang yang berakal. Maka jelas bahwa manusia tidak akan mampu
menanggalkan doktrin agama dalam diri mereka. Jika ada yang merasa diri mereka bertentangan
dengan agama maka akalnya lah yang tidak mau berfikir secara luas. (Mustaring, 2021, hal. 60)

Dan pada metode yang penulis gunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini dengan cara
mengobservasi menggunakan metode studi pustaka dengan bersumberkan jurnal, buku danwawancara.
Dari hasil uraian diatas maka penulis dapat simpulkan ke dalam karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengaruh
Organisasi Masyarakat terhadap Doktrin Kepercayaan Agama Islam” denganbeberapa permasalahan pokok yang
akan dibahas dalam karya tulis ini yaitu :

Pertama, apa yang dimaksud dengan doktrin?


Kedua, apa saja organisasi masyarakat Islam yang ada di Indonesia dan perbedaan dalam ajarannya?
Ketiga, bagaimana pengaruh organisasi masyarakat terhadap doktrin kepercayaan agama Islam?

Pembahasan

Pengertian Doktrin

Kata doktrin berasal dari bahasa Inggris, yaitu doktrin yang berarti mengajar. Oleh karena itu,
ajaran ini paling dikenal sebagai ajaran yang mutlak tidak terbantahkan. Secara umum, doktrin adalah
sebuah prinsip atau seperangkat prinsip-prinsip yang diikuti oleh kelompok tertentu atau dalam
situasi tertentu. Doktrin dapat meliputi kodifikasi keyakinan atau kumpulan ajaran atau instruksi,
prinsip atau posisi yang diajarkan. Doktrin dijadikan esensi ajaran dalam cabang pengetahuan
tertentu atau dalam sistem kepercayaan. Bisa diartikan, doktrin adalah ajaran yang bersifat mendorong
sesuatu seperti mobilisasinya. Dalam Kamus Ilmu Pengetahuan Populer (Windi Novia, 2008), kata
doktrin mengacu pada dalil suatu ajaran. Relevansi pengertian tersebut dapat ditemukan atas dasar,
yaitu bahwa suatu ajaran tentang agama atau lainnya harus mempunyai premis-premis atau dalil. Definisi
yang sama juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu“Doktrin adalah ajaran atau asas
suatu aliran politik atau agama; pembentukan secara sistematis sekelompok ahli ilmu pengetahuan, agama, dan
ketatanegaraan, khususnya dalam pengembangan kebijakan negara”. Dalam doktrin Islam sendiri, iman kepada
Allah menjadi doktrin kepercayaan yang paling mendasar karena menjadi refleksi tauhid Allah yang
menjadi inti ajaran Islam. Dandalam bahasan kali ini kita akan menggali lebih dalam mengenai doktrin
kepercayaan Islam didalamruang lingkup organisasi masyarakat.
Macam-Macam Organisasi Masyarakat Islam di Indonesia dan Perbedaan Ajarannya

NU (Nahdlatul Ulama) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang telah


memberikankontribusi besar dalam sejarah dan perkembangan Islam di Nusantara. Nahdlatul
Ulama adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di kota
Surabaya, NU merupakan gerakan Islam yang berkomitmen untuk memperkuat ajaran Islam yang
tradisional, menjagapersatuan umat Muslim, serta berperan aktif dalam pembangunan sosial dan politik
di Indonesia.

NU memiliki jutaan anggota yang terdiri dari ulama, santri (murid pesantren), dan masyarakat
umum. Organisasi ini memiliki ribuan pesantren di seluruh Indonesia yang menjadi pusat pendidikan
agama dan sosial. NU juga memiliki peran yang signifikan dalam politik Indonesia, dengan anggota
yang terpilih menjadi anggota parlemen dan terlibat dalam pembentukan kebijakan nasional.

Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam modernisasi terbesar


yang lahir di Indonesia pada awal abad ke-20, tepatnya pada 18 November 1912 atau 8 Dzulhijjah
1330 H di Desa Kauman, Yogyakarta. Persyarikatan Muhammadiyah didirikan oleh Muhammad
Darwisy atau biasa dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan yang merupakan gerakan Islam yang
fokus dalam memurnikan ajaran Islam di Indonesia yang pada saat itu tercampur dengan praktek
kejumudan dan kesyirikan sehingga umat Islam di Indonesia pada saat itu mengalami kemunduran
dalam segala aspek, mulai dari pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. Secara umum arti
Muhammadiyah adalah umatnya Nabi Muhammad yang beraliran Ahlu Sunnah wal Jama’ah.
Dengan menjadi umatnya Nabi Muhammad harusnya kita para Muhammadiyah melakukan
segalanya sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad. Persyarikatan Muhammadiyah memiliki
tuntunan beribadah yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits dan bergerak juga di bidang
sosial dan pendidikan.

Dalam kiprahnya dengan berbekal spirit tafsir Surah Al-Ma’un, Persyarikatan


Muhammadiyah sebagai organisasi masyarakat Islam telah banyak membangun amal usaha mulai
dari didirikannya Persyarikatan Muhammadiyah hingga kini, yakni tercatat telah membangun 163
universitas, 23.000 PAUD dan TK, 348 pondok pesantren, 117 rumah sakit, 600 klinik dan ribuan
pendidikan dasar dan menengah. Artinya begitu besar kiprah dan kontribusi Persyarikatan
Muhammadiyah dalam mencerdaskan dan mensejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan keberadaan amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah tersebut, diharakan mampu
menjadi teladan bagi lembaga atau organisasi masyarakat Islam lainnya bahwa Islam merupakan
dinul ‘amal atau agama ‘amaliyah dan dinul hadharah, yaitu Islam menjadi agama dengan
peradaban yang maju dengan disebut sebagai Islam berkemajuan. Itulah yang menjadi alasana
mengapa Persyarikatan Muhammadiyah tetap eksis bahkan berkembang pesat hingga sekarang ,
karena Persyarikatan Muhammadiyah mampu berdialektika dengan zaman.

Persatuan Islam (disingkat Persis atau PERSIS) adalah sebuah organisasi Islam yang
membawa ajaran puritanisme atau pemurnian ajaran agama Islam di Indonesia. Persis didirikan
pada 12 September 1923 di Bandung oleh sekelompok Islam yang berminat dalam pendidikan
dan aktivitas keagamaan yang dipimpin oleh Haji Zamzam dan Haji Muhammad Yunus.

Persis didirikan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan
aslinya yang dibawa oleh Rasulullah Saw dan memberikan pandangan berbeda dari pemahaman
Islam tradisional yang dianggap sudah tidak orisinal karena bercampur dengan budaya lokal,
sikap taklid buta, sikap tidak kritis, dan tidak mau menggali Islam lebih dalam dengan membuka
kitab-kitab hadits yang shahih. Oleh karena itu, lewat para ulamanya seperti Ahmad Hassan yang
juga dikenal dengan Hassan Bandung atau Hassan Bangil, Persis mengenalkan Islam yang hanya
bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Persis juga bergerak aktif dalam bidang pendidikan dengan
mendirikan beberapa lembaga pendidikan yang menanamkan nilai-nilai ajaran Islam yang murni
dan sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits, sehingga Persis mencetak para kader muda yang
militan dan berilmu.

Pengaruh Organisasi Masyarakat terhadap Doktrin Kepercayaan Islam


Islam menegaskan bahwa setelah doktrin tentang sifat Tuhan (at-Tauhid), doktrin yang
menduduki tempat terpenting berikutnya adalah doktrin kenabian (An-Nubuwwah), sebagaimana
dipahami oleh Islam, tengah realitas dalam perjalanan sejarah manusia lingkaran kenabian dimulai
dari Nabi Adam a.s. dan diakhiri dengan turunnya Al-Quran. Dikatakan bahwa ada sekitar 124.000
nabi yang diutus untuk setiap bangsa dan kelompok manusia, dan Tuhan tidak akan
meninggalkan sekelompok manusia tanpa kehadiran wahyu, sebagaimana dijelaskan secara jelas
dalam Al-Qur'an. Islam memandang manusia, laki-laki dan perempuan, sebagai makhluk yang tidak
ada bedanya dihadapan Tuhan yang membedakan hanyalah ketaqwaan dihadapan Allah SWT.
Pertama Allah menciptakan manusia dari tanah (Nabi Adam) dan meniupkan ke dalamnya
kemudian Allah mengajarkan kepadanya semua nama-nama benda dan memerintahkan semua
makhluk Allah untuk sujud di hadapannya. Mereka menundukkan kepala kecuali setan yang tidak
sujud sebelum Adam, yang terakhir menjadi setan yang dilaknat Allah dan menjadi musuh para
hamba Allah hingga hari kiamat.
Doktrin kepercayaan dalam islam secara singkat bisa didefinisikan sebagai rukun iman,
yaitu iman kepada Allah SWT, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman
kepada Rasul, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadar. Sedangkan ibadah
seperti ahalat, itu termasuknya kedalam ritual dalam agama islam.
Dari hasil wawancara kami di lapangan mengenai pengaruh organisasi masyarakat
terhadap doktrin kepercayaan dalam agama Islam, kami mendapatkan beberapa hasil, “Tidak
ada pengaruhnya organisasi masyarakat terhadap doktrin kepercayaan Islam. Jadi begini, ada
yang disebut ushul (utama) dan furu’ (cabang-cabang), semua organisasi masyarakat pada
dasarnya sama mengenai ushulnya, yang membedakan hanya pada furu’nya, seperti shalat,
semuanya sama sama shalat, tapi kadang-kadang ada yang shalat shubuhnya memakai qunut,
ada yang tidak, kenapa itu bisa terjadi, karena ada yang menemukan hadist dalam shalat shubuh
itu memakai qunut, dan ada yang menemukan lagi hadits yang mengatakan bahwa sholat
shubuh itu tidak perlu memakai qunut, jadi begitu ya yang membedakan hanya pada bagian
furu’nya, bukan pada bagian ushulnya, sehingga tidak menjadi masalah”. Ujar Bapak Drs. H.
Dang Eif Saiful Amin, M.Pd., Dosen IAD KPI 1B.
Dari hasil wawancara tersebut, bisa kami simpulkan bahwa tidak ada pengaruhnya
organisasi masyarakat terhadap doktrin kepercayaan dalam Islam, karena pada bagian ushulnya
atau yang utamanya, semua organisasi masyarakat menganut paham yang sama yaitu beriman
kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman
kepada hari akhir, dan iman kepada qadha dan qadhar, yang membedakan hanya pada bagian
furu’nya atau pada cabang-cabangnya, sehingga tidak akan berpengaruh terhadap doktrin
kepercayaan dalam Islam.
Penutup
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kita sebagai
umat islam harus mempelajari lebih dalam mengenai doktrin kepercayaan dalam Islam agar kita
sebagai umat Islam tidak tersesat terhadap doktrin atau ajaran yang tidak benar. Sebagai umat Islam
sudah seharusnya kita meyakini doktrin yang benar yaitu rukun Iman dalam Islam yang meliputi
Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada kitab-kitab Allah, Iman kepada Rasul, Iman
kepada hari akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadar.
Rukun iman tersebut termasuk kedalam pokok-pokok ajaran Islam yang utama dan menjadi
pedoman yang harus diyakini serta diaplikasikan oleh seluruh umat Islam. Sedangkan bahasan
mengenai doktrin didalam ruang lingkup organisasi masyarakat meliputi cabang-cabang dari ajaran
Islam itu sendiri sehingga dalam hal ini, organisasi masyarakat tidak akan mempengaruhi ajaran
islam yang pokok atau yang utama, sehingga kita sebagai umat Islam tidak perlu khawatir untuk
terlibat didalam organisasi masyarakat yang ada di Indonesia, selagi paham yang diajarkan oleh
organisasi masyarakat tersebut tidak menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama Islam yang sudah
kita bahas dalam karya tulis ilmiah ini.
Sepertinya yang telah disampaikan di atas bahwasanya inti dari materi diatas ialah tentang
kepercayaan yang dimana kepercayaan tersebut ialah beriman kepada Allah SWT, beriman kepada
malaikat, beriman kepada kitab Allah, beriman kepada utusan Allah, beriman kepada hari akhir
serta beriman kepada qadha dan qadhar yang diberikan oleh Allah SWT.

Kesimpulan
Bagi peniliti selanjutnya, hasil karya tulis ilmiah ini bisa digunakan sebagai bahan
perbandingan dan referensi untuk penelitian, dan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih
memperdalam penelitian selanjutnya.
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengambil penelitian dengan tema serupa diharapkan
dapat lebih meningkatkan keaktifan, rasa inisiatif, percaya diri, dan bekerjasama dengan informan
penelitian atau responden penelitian untuk melakukan koordinasi yang lebih baik sehingga dapat
membantu kelancaran penelitian.
Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya kaji lebih permasalahan apa yang akan dijadikan bahan
penelitian agar lebih memahami apa yang akan dibahas melalui referensi dari buku atau dari penelitian
terdahulu yang pembahasannya menyerupai baik itu variabel maupun metode penelitiannya.
Daftar Pustaka

Barkah, Aah Laelatul. “Doktrin Kepercayaan dalam Islam” (2019).


https://www.academia.edu/38578028/DOKTRIN_DAN_KEPERCAYAAN_DALAM_IS
LAM_docx

Haidar , M . A. “Nahdatul Ulama dan Islam di Indonesia’’. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
(1998)

Isroqiyatul. “Kristalisasi, Doktrin Islam, Islam Tradisional, Islam Modern”. (2013)


http://etheses.iainkediri.ac.id/576/3/903100709-bab2.pdf

Jabrohim. “Muhammadiyah Gerakan Kebudayaan yang Berkemajuan”, Pustaka Pelajar, (2010)

Madjid, Nurcholish. “Islam Doktrin dan Peradaban’’. Jakarta : Paramidha (1995)

Maimun, Ach. “Doktrin Islam dan Doktrin Pra-Islam (Apresiasi Terhadap Ritus dan Dasar-Dasar
Keyakinan” (2020). https://jurnal.instika.ac.id/index.php/jpik/article/download/147/95

Mubarok, Jaih . “Metodologi Studi Islam”. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, (2000).

Murata, Shaciko. “Trilogi Islam (Islam, Iman, Ihsan)”. Jakarta : Jakarta Raja Grapindo Rosada,
(1997).

Rahmawati, Nurl Laila. “Islam Sebagai Doktrinn dan Peradaban dalam Menangkal Radikalisme”
(2020). https://e-jurnal.staiattanwir.ac.id/index.php/attanwir/article/view/27/29

Risaldy, Rafael Elfan. “Manusia dan Kebutuhan Doktrin Agama” (2022).


https://mail.ojs.uma.ac.id/index.php/adabiyah/article/view/8626

Anda mungkin juga menyukai