Anda di halaman 1dari 2

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : PELATIHAN TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI


BAGI PETUGAS PENGENDALI ORGANISME
PENGGANGGU TUMBUHAN (POPT)

Angkatan : II
Nama Mata Pelatihan : KONSEP PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)
Nama Peserta : INA SYAHLINA, S.P.
Nomor Daftar Hadir : 43
Lembaga Penyelenggara : BPSDM Provinsi Jawa Barat
Pelatihan

A. Pokok-Pokok Pikiran Materi Mata Pelatihan :


Konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) adalah satu upaya pengendalian populasi atau
tingkat serangan OPT dengan menggunakan satu atau lebih dari berbagai teknik pengendalian
yang dikembangkan dalam satu kesatuan, untuk mencegah timbulnya kerugian secara ekonomis
dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam sistem ini penggunaan pestisida merupakan alternatif
terakhir.
Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dalam usaha tani sangat penting karena bertujuan
meningkatkan kesejahteraan petani dalam budidaya tanaman dengan memanfaatkan alam
sehingga biaya produksi menjadi rendah.
Konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) terdiri dari pemahaman dinamika ekosistem
pertanian, analisis biaya-manfaat pengendalian hama, adanya toleransi tanaman terhadap
kerusakan hama, budidaya tanaman sehat, pemantauan ekosistem, pemberdayaan dan pelatihan
petani PHT, serta konservasi dan pemantauan musuh alami.
Pelaksanaan dan Pengelolaan Program PHT bendasarkan dari pada unsur dasar PHT,
yang meliputi empat hal pokok yaitu :

1. Pengendalian alami
Kondisi alami yang menyebabkan populasi jasad pengganggu berada pada tingkat
yang tidak menyebabkan kerugian, tanpa ada campur tangan manusia. Kondisi ini dapat
terjadi karena secara fisik maupun biotik lingkungan alami menghambat laju perkembangan
jasad pengganggu yang ada di pertanaman

2. Pengambilan sampel
Pengambilan Sampel merupakan langkah pemantauan yang dilakukan karena
tidak mungkin pengamatan dilakukan terhadap keseluruhan kondisi jasad pengganggu yang
ada di lapangan. Karena itu diperlukan sebagian saja dari keseluruhan lingkup pertanaman
untuk menyimpulkan keadaan pada suatu saat di suatu tempat. Dengan demikian syarat
sampelnya harus dipenuhi dengan baik, yaitu dapat dipercaya dan mewakili, selain harus
praktis dan murah.

3. Aras konomik
Aras Ekonomik berhubungan dengan kapan harus dilakukan tindakan
pengendalian. Setelah data dan informasi lapangan diperoleh, maka perlu dilakukan tindakan
berdasar data dan informasi dalam proses pengambilan keputusan. Tindakan ini didasarkan
kepada kondisi populasi jasad pengganggu di lapangan, yang sebetulnya merupakan
cerminan dari kondisi kerusakan dan kerugian ekonomi.

4. Ekologi dan Biologi


Ekologi dan Biologi lingkungan pertanaman harus dipelajari dan tersimpan dalam
bentuk informasi dasar (identifikasi, biologi, perilaku dll.) agar tindakan berdasar aras
ekonomi dapat dilakukan dengan tepat dan sampai kepada sasaran. Dasar ilmu inilah yang
merupakan dasar ilmu dalam Perlindungan Tanaman.

B. Penerapan:
Penerapan Konsep Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) melalui Sekolah Lapang
Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) pada kelompoktani/petani melalui pengamatan dan
pengambilan sampel hama dan musuh alami, analisis agroekosistem, pengambilan keputusan
secara berkelompok, topik khusus untuk melakukan kajian topik-topik tertentu sesuai kebutuhan
kelompok, serta dinamika kelompok untuk meningkatkan kekompakan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai