M O D U L
Komariah
P R A K T I K U M
❑ Mikroskop Cahaya ❑ Sistem Endokrin
❑
❑
❑
Persiapan dan cara Interpretasi
Sediaan Histologi
Jaringan Epitel
❑
❑
❑
Sistem Pencernakan
Sistem Kardiovaskular
Sistem Limfoid
MODUL PRAKTIKUM
H I S TO L O G I
❑
HISTOLOGI
Jaringan Ikat ❑ Kelenjar Liur
❑ Jaringan Muskular ❑ Membran Mukosa Mulut
❑ Tulang dan Tulang Rawan ❑ Sistem Pernapasan
❑ Sistem Saraf ❑ Sistem Urinaria
U N I V E R S I TA S T R I S A K T I
BAGIAN HISTOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS TRISAKTI
ISBN 979-99416-0-1 2020
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas iziNYA
buku praktikum ini dapat dicetak, setelah mengalami perbaikan dan penyelarasan
dengan kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta.
Penerbitannya tertunda-tunda karena kandungan isi dan tata-sajinya yang masih
belum sempurna. Keterbatasan waktu juga menjadi kendala perbaikan buku ini,
sehingga tersendat-sendat. Secara bertahap, selama beberapa tahun belakangan
ini buku tersebut telah diperbaiki terutama segi redaksi dan kandungan isinya agar
sesuai dengan teori perkuliahan.
Hampir setiap judul dilengkapi tujuan umun dan sasaran yang akan dicapai oleh
mahasiswa sehingga dapat memacu minat para mahasiswa untuk menelusuri lebih
lanjut informasi ilmiah dari literatur yang tersedia di perpustakaan fakultas. Akhirnya
disepakati untuk diterbitkan dalam bentuk yang lebih baik dan akan disempurnakan
secara periodik
Terima kasih dan penghargaan yang besar disampaikan kepada semua pihak yang
membantu penerbitan ini. Kritik dan saran serta koreksi sangat diharapkan agar
penyempurnaan materi dan penampilan menjadi lebih baik.
Penyusun.
DAFTAR ISI
1. Mikroskop cahaya
3. Jaringan epitel
4. Jaringan ikat
5. Jaringan muskular
7. Jaringan syaraf
8. Sistem endokrin
9. Sistem pencernaan
Bagian-bagian mikroskop
Sebagaimana kita ketahui bagian-bagian mikroskop cahaya adalah :
1. Penyangga.
2. Tiang.
3. Tubus.
4. Meja sediaan.
5. Penggeser dan atau penjepit.
6. Kondensor, diafragma, dan filter.
7. Cermin atau lampu cumber cahaya dan filter.
8. Lensa objektif.
9. Lensa ocular.
10. Dudukan lensa.
11. Pemfokus kasar dan halus (makro dan mikrometer).
1.4 Evaluasi
1. Sebutkan bagian-bagian mikroskop
2. Sebutkan fungsi bagian-bagian mikroskop
Jaringan Epitel
Jaringan epitel terdiri atas sel-sel polihedral yang berhimpitan, dengan substansi
ekstrasel dalam jumlah yang sangat sedikit. Sel-sel ini saling melekat erat dan membentuk
lembaran-lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi rongga-rongga
tubuh.
Fungsi utama epitel (Yun. Epi, di atas, + thele, puting) adalah menutupi dan melapisi
permukaan (misalnya kulit), absorpsi (misalnya usus), sekresi (misalnya sel epitel
kelenjar), sensasi (misalnya neuroepitel).
Berdasarkan strukturnya, jaringan epitel dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
• Epitel gepeng, berbentuk seperti lapisan pipih, nukleusnya bulat yang terletak di tengah.
• Epitel batang (silindris), berbentuk seperti batang, nukleusnya bulat yang terletak di
dasar sel.
• Epitel kubus (kuboid), berbentuk seperti kubus, nukleusnya bulat, besar yang terletak di
tengah
Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Epitel Selapis Gepeng (Simple squamosum epithelium)
Jaringan epitel selapis gepeng disusun oleh selapis sel yang berbentuk gepeng. Sel-
sel pada jaringan epitel gepeng selapis tersusun sangat rapat dan tersusun dalam satu
lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan AgNO3. Epitel selapis
gepeng terdapat di endotel yang membatasi permukaan sistem peredaran darah, mesotel
yang membatasi rongga serosa, ductus alveolaris, dan permukaan dalam membrane
tympani.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :
Jaringan Ikat
Jaringan ikat membentuk dan mempertahankan bentuk dalam tubuh. Fungsi
mekaniknya adalah menyediakan matriks yang menghubungkan dan mengikat sel-sel,
organ-organ dan akhirnya menunjang seluruh tubuh. Jaringan ikat merupakan jaringan
yang paling banyak terdapat di dalam tubuh.
Jaringan ikat diklasifikasikan berdasarkan tingkat diferensiasi menjadi jaringan ikat
embrional dan jaringan ikat dewasa. Jaringan embrional yaitu jaringan mesenkim dan
jaringan mukosa atau gelatinosa. Sedangkan jaringan ikat dewasa yaitu, jaringan ikat
longgar, jaringan ikat padat, jaringan ikat retikuler dan jaringan lemak.
Secara struktural, jaringan ikat terdiri atas tiga golongan komponen yaitu; sel serat
dan substansi dasar, unsur pembentuk utama jaringan ikat adalah matriks ektrasel yang
terdiri dari kombinasi berbagai serat protein (kolagen, retikulin dan elastin) dan substasi
dasar yang merupakan kompleks makromolekul anionik (glikosaminoglikan dan
proteoglikan), yang kental dan sangat hidrofilik, dan glikoprotein multiadhesif (laminin,
fibronektin dan lain-lain) yang memberikan kekuatan dan kekakuan pada matriks.
1. Jaringan Mesenkim
Jaringan mesenkim banyak berkembang menjadi jaringan dewasa, khususnya
menjadi jaringan ikat, sehingga pada tempat-tempat perkembangan jaringan tersebut
walaupun bukan embrio lagi masih dapat dijumpai jaringan mesenkim. Jaringan mesenkim
sebagian besar tersusun secara longgar oleh sel-sel yang mempunyai tonjolan sitoplasma
yang saling berhubungan.
2. Jaringan Mukosa
Jaringan mukosa merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat,
humor vitreus dalam bola mata. Struktur jaringan mukosa, bentuk sel yang menyusunnya
oval dengan inti yang berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Dengan pewarnaan biasa
batas sel tidak jelas. Di antara sel-sel tampak serabut-serabut kolagen yang berwarna
eosinofil. Di antara sel-selnya terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada
tali pusat bahan tersebut dinamakan Wharton jelly atau agar-agar dari Wharton.
5. Jaringan Retikuler
Jaringan retikuler tersusun oleh serat retikulin dengan sel retikuler primitif atau sel
makrofag. Serat retikulin merupakan serat yang paling halus, bercabang dan
beranastomosis sehingga membentuk gambaran seperti jala. Memiliki sifat kelenturan yang
rendah, ukuranya lebih tipis dari serat kolagen. Serat retikulin diwarnai dengan pewarnaan
khusus seperti inpregnasi dengan garam perak.. Serat retikulin terdapat pada hati, limpa
dan kelenjar limfe.
6. Jaringan Lemak
Jaringan lemak tersusun dari sel-sel lemak yang tidak membentuk serat-serat
interseluler atau matriks, tetapi terspesialisasi untuk penimbunan lemak. Jaringan lemak
berasal dari sel-sel mesenkim. Jaringan ini berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi
organ-organ secara mekanis dari benturan, sebagai persediaan cadangan makanan, dan
sebagai alat pengatur panas dengan cara membantu menjaga suhu badan. Jaringan lemak
terdapat di seluruh bagian tubuh, yaitu di bawah kulit di sekitar persendian, serta di sekitar
organ bagian dalam seperti ginjal dan jantung.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
5.3 DasarTeori
Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik
dengan jalan kontraksi dan relaksasi. Sel otot berbeda dengan jaringan lain sel-sel tersusun
memanjang tanpa komponen lain. Agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi
pendek, sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasmanya, yaitu dua jenis filamen
kontraktil aktin dan miosin. Terdapat tiga jenis jaringan otot dalam tubuh; otot polos, otot
rangka, dan otot jantung.
5.4 WaktuPraktikum
1 kali pertemuan selama 45 menit untuk tiap grup.
5.6 SaranadanPrasarana
A. Ruang praktikum biomedik.
B. Preparat histology.
a. Jaringan otot polos.
b. Jaringan otot rangka.
c. Jaringan otot jantung.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
5. Osifikasi Kondral
Pelajari daerah-daerah epifisis, metafisis, dan diafisis tulang. Osifikasi ini terjadi di
daerah epifisis, yaitu bagian ujung tulang pipa.
1. Zona istirahat (resting zone)
Gambarannya sama dengan tulang rawan hialin,.Terletak pada lempeng epifisis.
2. Zona proliferasi (multifikasi)
Kondrosit mengalami mitosis, terlihat gepeng, kecil-kecil, tersusun bertumpuk.
3. Zona pematangan (maturasi atau hipertrofi)
Kondrosit membesar setelah berproliferasi
4. Zona pengapuran (kalsifikasi)
Kondrosit mulai mati akibat matriks di sekitarnya terjadi pengapuran.
5. Zona degenerasi
Kondrosit mengalami perusakan matriks tulang yang telah mengapur. Celah di antara
jaringan ikat yang mengisi kolom lakuna, terdapat sisa balok-balok sisa tulang.
6. Zona penulangan (osifikasi)
Sel-sel osteogenik, jaringan ikat, dan pembuluh darah akan mengisi kolom lakuna bekas
kondrosit. Kemudian sel osteogenik menjadi osteoblast yang menyusun diri berderet di
tepi balok tulang. Osteoblas mengeluarkan matriks tulang dan tenggelam dalam
matriksnya sendiri disebut osteosit.
6. Osifikasi Desmal
Pada osifikasi ini tidak ditemui balok tulang rawan, karena prosesnya tidak
didahului oleh pembentukan tulang rawan. Gambarannya adalah balok tulang yang di
kelilingi oleh osteoblas, sumsum tulang, dan osteoklas yang berinti banyak, berada di dalam
lacuna Howship. Lakuna Howship terjadi akibat resorbsi osteoklas. Osteoblas berperan
pada pembentukan matriks tulang, setelah matriks terbentuk, osteoblas akan terbenam di
dalam matriksnya sendiri. Osteoblas yang sudah dikelilingi matriks disebut osteosit.
Osteosit terletak di dalam lakuna.
1 (1) Osteoblas
(2) Osteosit
2
5
3
6.7 DaftarKepustakaan
Gartner LP and Hiatt JL. Color atlas of histology, 4nd ed. Lippincott Williams and
Wilkins,2005
Gartner LP and Hiatt JL. Histology. 3nd ed. Saunders,2007
Junqueira LC danCarneiro J. Histologi dasar. Edisi 10. PenerbitBukuKedokteran.
Jakarta.2004
Subowo. Histologi umum.Edisi 2. AgungSeto. Jakarta. 2008
Wonodirekso S., Martoprawiryo M., Siswojo SK., Penuntunpraktikum histologi. Dian Rakyat.
Jakarta. 2003
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
7.3 DasarTeori
Jaringan saraf merupakan jaringan yang terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh
sebagai jaringan komunikasi. Jaringan saraf terdiri atas susunan saraf pusat (SSP) dan
susunan saraf tepi (SST). SSP terdiri atas neuron dan akson yang terdapat pada otak dan
medulla spinalis, yaitu pusat pengintegrasi dan komunikasi tubuh. SST terdiri atas neuron
dan akson yang terletak di luar SSP, yaitu nervus kranialis dari otak.
7.7 DaftarKepustakaan
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :
3
1 2
1
2. Kelenjar Paratiroid
3. Kelenjar Hipofisis
Sediaan ini terdiri atas pars anterior, pars intermedia (sisa kantong Rathke), dan
pars hipofisis. Pars tuberalis jarang terpotong. Di dalam hipofisis pars anterior terdapat
deretan sel yang tidak beraturan dengan sinusoid diantaranya. Bentuk selnya bundar,
1. Sel α.
Disebut juga sel asidofil, sitoplasmanya bergranula merah, inti biru, biasanya bulat.
Bentuk sel bundar, lonjong, atau polygonal dan biasanya tampak berkelompok.
2. Sel β
Sel ini disebut juga sel basophil. Sitoplasma bergranula biru, inti dan bentuknya
seperti sel α. Biasanya terdapat diantara sel α. Namun ada juga yang membentuk
kelompok sel β.
3. Sel kromofob
Sitoplasma pucat, terlihat seakan-akan tanpa granula, biasanya terdapat diantara
kelompokan sel α dan sel β.
Hipofisis pars intermedia terletak diantara pars anterior dan pars nervosa hipofisis. Pars
intermedia merupakan sisa kantong Rathke, yang berupa sebuah ruangan berisi substansi
homogen merah di dalamnya. Hipofisis pars posterior terdiri atas serat saraf tidak
bermielin, sehingga terlihat pucat. Ditemukan sel pituisit yang merupakan sel penyokong di
dalam pars nervosa hipofisis yang sebenarnya merupakan neuroglia.
4. Kelenjar Adrenalis
Kelenjar ini terdiri atas bagian korteks dan medulla.
A. Korteks dibagi lagi menjadi:
1. Zona Glomerulosa
Zona ini adalah bagian terluar. Sel-sel bagian ini berbentuk bulat atau polygonal,
aspek inti gelap, sitoplasma basophil dan sedikit mengandung lipid.
2. Zona Fasikulata
Bagian ini adalah yang paling tebal, terletak di bawah zona glomerulosa. Sel-
selnya berbentuk polygonal dan tersusun berderet-deret mengarah ke
medulla (pusat kelenjar). Di dalam sitoplasma banyak terdapat vakuol, sehingga
selnya disebut spongiosit (sel busa). Di antara deretan sel terdapat sinusoid
darah.
3. Zona retikularis
Sel-sel di bagian yang berrbatasan dengan medulla ini tersusun berderet-deret
dan deretan itu saling silang berjalinan satu sama lain membentuk anyaman
Buku Modul Praktikum Histologi FKG Usakti 42
mirip jala. Di antara deretan sel dipisahkan oleh sinusoid. Sitoplasma basophil
dan inti gelap.
B. Medula, sel tersusun di dalam kelompokan yang tidak beraturan. Sel berbentuk
poligonal, dan mempunyai granula coklat.
Kelenjar pankreas terdiri atas bagian eksokrin yang terpulas lebih gelap dan bagian
endokrin yang terplihat lebih pucat. Bagian eksokrin pars terminalisnya berupa asinus,
yang di dalamnya terdapat sel sentroasiner yang membatasi lumen asinus. Sel ini
merupakan awal dinding duktus interkalaris. Saluran ini pada awalnya dindingnya berupa
epitel selapis kuboid.
Bagian endokrin disebut juga pulau Langerhans, yang terdiri atas sekelompok sel
yang terpulas lebih pucat dari sel asinus di sekitarnya (bagian eksokrin). Sel-sel ini juga
tampak lebih kecil daripada sel asinus. Berbentuk bulat dan dinding sel tidak mudah
terlihat.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :
1. Esofagus
Dinding esofagus memiliki empat lapisan yaitu, mukosa dengan epitel berlapis
gepeng tanpa lapisan tanduk/keratin, lamina propria, muskularis mukosa. Lapisan kedua
submukosa, muskular dan adventisia/serosa.
2. Fundus
Lambung/gaster adalah perluasan organ berongga yang terletak di antara
esophagus dan usus halus. Secara anatomi memperlihatkan empat bagian lambung yaitu;
kardia, fundus, korpus, dan pilorus, karena struktus mikroskopik dari fundus dan pilorus
identik, maka secara histologi lambung terbagi menjadi tiga bagian.
Pada taut esophagus-gaster, terdapat transisi dari epitel berlapis gepeng menjadi
epitel selapis silindris. Pada permukaan lambung, terlihat banyak membentuk sumur-
sumur lambung yang disebut foveola gastrika/pit gaster. Sumur ini dibentuk oleh epitel
yang berinvaginasi ke lamina propria.
Mukosa dilapisi oleh epitel selapis silindris yang diikuti oleh lamina propria yang
terdiri dari jaringan ikat longgar yang disusupi oleh sel-sel otot polos dan sel limfoid. Pada
lamina propria terdapat banyak kelanjar lambung seperti, sel pariental,sel zimogen (chief
cell), sel enteroendokrin. Yang memisahkan mukosa dari submukosa di bawahnya adalah
selapis otot polos, yaitu muskularis mukosa.
Submukosa jaringan ikat padat, mengandung banyak pembuluh darah dan saraf
gaster. Dinding muskular tebal terdiri atas tiga lapisan, selain dua yang normal, lapisan
terluar dari lambung ditutupi oleh serosa atau peritoneum viseral.
3. Duodenum
Dinding duodenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel selapis silindris
dengan mikrovili yang membentuk striated borders, sel-sel goblet yang terpulas pucat,
lamina propria terdapat kelenjar intestinal tubular pendek (kripti Lieberkuhn)d an
muskularis mukosa, submukosa dengan jaringan ikat dan kelenjar duodenal (Brunner),
muskular dengan dua lapisan otot polos, dan lapisan serosa.
4. Jejunum
Histologi jejunum, dan ileum serupa dengan duodem perkecualian tidak adanya
kelenjar duodenal yang hana terdapat pada duodenum. Pada jejunum potongan melintang
tampak sebuah lipatan permanen besar usus halus, yaitu plika sirkularis merupakan
lipatan dari lapisan mukosa dan submukosa. Epitel mukosa merupakan epitel selapis
silindris dengan mikrovilli dan sel goblet, lamina propria dan mukularis mukosa.
Submukosa tersusun oleh jaringan ikat padat serta lapisan muskular dan serosa.
3
4
5. Ileum
Potongan melintang memperlihatkan keempat lapisan dinding usus. Ciri khas ileum
adalah kumpulan limfonoduli yang disebut plaque peyeri (plak peyer). Setiap plak peyer
merupakan gabungan 10 atau lebih limfonoduli, sebagian besar mempunyai pusat
germinal. Noduli ini berasal dari jaringan limfoid difus lamina propria. Biasanya
limfonoduli ini meluas ke dalam submukosa menembus muskularis mukosa, dan menyebar
di jaringan ikat longgar dari submukosa.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
1. Jantung
Dinding jantung memiliki tiga lapis yaitu; endokardium, miokardium, dan epikardium.
Endokardium terdiri atas selapis sel endotel gepeng yang berada di atas selapis tipis subendotel
jaringan ikat longgar yang mengandung serat elastin kolagen, dan sel otot polos. Lapisan
subendokardium mengandung vena, sayaf, dan cabang-cabang dari sistem penghantar-impuls
jantung (sel-sel purkinje). Miokardium merupakan lapisan yang paling tebal yang terdiri atas sel-
sel otot jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam bentuk
pilinan yang rumit. Epikardium merupakan lapisan terluar jantung yang dilapisi oleh epitel
selapis gepeng (mesotel) yang ditopang oleh selapis tipis jaringan ikat.
2. Arteri Elastis
Arteri elastis membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar mencakup aorta beserta
cabang-cabang besarnya. Warna kekuningan karena banyak serat elastin di bagian medianya.
Intima lebih tebal daripada lapisan intima di arteri sedang. Lamina elastika interna meskipun ada
tapi tidak jelas terlihat karena serupa dengan lamina-lamina elastis di lapisan media. Di antara
lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein.
Tunika adventisia relative kurang berkembang.
3. Arteri Muskular
Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan
mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media. Tunika intima memiliki lapisan
subendotel yang agak lebih tebal daripada di arteriol. Lamina elastika interna tampak jelas.
Tunika media dapat terdiri dari lapisan sel otot polos hingga 40 lapisan. Lamina elastika eksterna
hanya terdapat pada arteri muskular yang lebih besar. Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat,
kapiler limfe, vasa vasorum dan saraf juga terdapat yang dapat masuk sampai tunika media
bagian luar.
4. Arteriol
Arteriol umumnya berdiameter kurang dari 0,5 mm dan memiliki lumen yang relative
sempit. Lapisan subendotel sangat tipis. Pada arteriol kecil tidak memiliki tunika elastika interna
dan tunika media umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot polos yang melingkar, tidak
memiliki tunika elastika eksterna. Di atas arteriol terdapat arteri kecil dengan tunika media yang
lebih berkembang, dan lumenya lebih besar daripada lumen arteriol. Pada arteriol dan arteri kecil
tunika adventisia sangat tipis.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya
1. Limfonodus
Seluruh permukaan sediaan ini dibungkus oleh simpai (kapsul) jaringan ikat fibrosa.
Dari simpai tersebut, di beberapa tempat muncul percabangan yang masuk ke bagian
tengah kelenjar membentuk trabekula, yang di daerah hilus, simpai tersebut menebal. Sinus
kapsularis atau sinus marginalis terdapat di bawah simpai yang melanjut ke sekitar
trabekula dan disebut sinus trabekularis atau sinus kortikalis. Sinus ini biasanya kosong
atau berisi limfosit.
Dengan pembesaran kecil di bawah simpai biasanya terdapat sejumlah
limfonodulus, yaitu bangunan membula berupa kelompokan limfosit, yang membentuk
bagian korteks. Sebuah limfonodulus terdiri atas bagian tengah yang pucat, disebut sentrum
germinativum, dan korona yang lebih gelap dan membentuk bingkai di sekeliling sentrum
germinativum. Sel-sel di korona lebih kecil dan berkerumun padat sehingga tampak lebih
gelap. Selain limfosit, sel plasma juga dapat ditemukan pada bagian tersebut.
2. Limpa/Lien
Untuk mempelajari sediaan ini, mulai dari tepi ke bagian tengahnya. Simpai fibrosa
merupakan jaringan ikat padat kolagen, yang kemudian simpai itu bercabang ke dalam
membentuk trabekula yang beberapa diantaranya berisi arteri atau vena trabekularis.
Pulpa putih/pulpa alba merupakan bagian yang lebih gelap, di dalamnya terdapat
kerumunan sel-sel yang membentuk bangunan berupa folikel. Bagian tengah folikel tampak
lebih terang dan selnya tersusun lebih longgar. Sebuah arteriol yang disebut arteri
folikularis atau arteri sentralis dapat ditemukan di setiap folikel, walau letaknya hampir
selalu agak ke pinggir folikel.
3. Tonsil Palatina
Permukaan bebas dari organ ini yang menghadap ke rongga mulut dibentuk oleh
epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Sisi yang melekat pada dinding rongga mulut dibentuk
oleh jaringan ikat fibrosa. Permukaan bebasnya mempunyai sumur-sumur yang disebut
4. Timus
Organ ini diliputi oleh kapsul fibrosa tipis yang bercabang ke dalam organ yang
kemudian membentuk sekat-sekat. Sekat inilah yang membelah lobus menjadi lobulus.
Perhatikan bagian korteks terlihat lebih gelap dan sel tersusun lebih padat, mengelilingi
bagian medula yang lebih terang. Badan Hassal dapat ditemukan di dalam medula,berupa
bangunan bulat yang dikelilingi oleh sel epiteloid, merah, dan di tengahnya terjadi
degenerasi hialin (hialinisasi). Di dalam organ ini banyak terdapat limfosit.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :
Kelenjar eksokrin dalam mulut menghasilakan liur, yang memiliki fungsi digestif,
pelumas dan pelindung. Selain kelenjat kecil yang tersebar di seluruh rongga mulut, terdapat tiga
pasang kelenjar liur besar yaitu; kelenjar parotis, kelenjar submandibula (maksila) dan kelenjar
sublingual. Pada manusia, kelenjar liur minor menyekresi 10% dari volume liur total, namun
kelenjar tersebut menghasilkan lebih kurang 70% dari mukus yang disekresi.
Simpai jaringan ikat, yang kaya akan serat kolagen mengelilingi kelenjar liur besar.
Parenkim kelenjar terdiri atas terdiri atas ujung sekresi dan sistem saluran bercabang, yang
tersusun dalam lobuler, dan dipisahkan oleh septa jaringan ikat yang berasal dari simpai. Ujung
sekresi terdiri atas dua jenis sel sekresi; serosa dan mukosa serta sel-sel mioepitel nonsekretori.
Bagian sekresi diikuti oleh system saluran dengan komponen yang memodifikasi dan
menghantarkan liur ke rongga mulut.
Sel –sel serosa biasanya berbentuk piramid dengan dasar lebar yang berada di atas lamina
basal dan permukaan apikal sempit dengan mikrovilli pendek yang tidak teratur dan menghadap
lumen.
Sel-sel mukosa biasanya berbentuk kuboid sampai silindris; intinya lonjong dan terdesak
ke basal sel. Sel-sel ini menunjukkan sifat-sifat sel penghasil mucus yang mengandung
glikoprotein yang penting untuk fungsi liur yaitu membasahi dan melumasi.Kebanyakan
glikoprotein ini disebut musin dan mengandung 70-80 % bagian karbohidrat dalam strukturnya.
Sel-sel mioepitel ditemukan di dalam lamina basal dari ujung sekresi dan duktus
interkalaris, yang merupakan bagian awal sistem saluran. Sel-sel mioepitel yang mengelilingi
bagian sekresi dan kadang-kadang disebut sel keranjang.
Pada sistem duktus, ujing sekretori bermuara ke dalam duktus interkalaris, yang dilapisi
sel-sel epitel kuboid. Beberapa saluran pendek ini bergabung membentuk duktus striata
(sekretorius), yang tersusun oleh epitel selapis silindris dan duktus interlobularis (eksretorius)
yang tersusun oleh epitel berlapis semu yang berdekatan dengan duktus sekretorius dan epitel
berlapis gepeng.yang berdekatan dengan rongga mulut.
6. Kelenjar Submandibularis
Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak.
Kelenjar Submandibularis merupakan kelenjar terbesar kedua. Kelenjar ini memproduksi saliva
yang bersifat serosa dan mukosa, dengan perbandingan sel asinar serus dan mukus sebesar 7 : 3.
Kelenjar ini mempunyai simpai, sekat-sekat dan sistem saluran keluar yang tampak jelas, mirip
dengan yang terdapat pada kelenjar parotis, tetapi duktus interkalatanya lebih pendek dan kurang
mencolok, sedang duktus striata panjang. Tipe percabangan branched alveolo-tubular gland.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
Lapisan yang menutupi rongga mulut disebut sebagai membran mukosa mulut atau mukosa
mulut. Pada bibir membran mukosa berlanjut/diteruskan dengan kulit. Membran mukosa memiliki
lapisan superfisial epitel dan pada lapisan bagian lebih dalam tersusun oleh jaringan ikat. Epitel pada
jaringan mukosa anterior sampai pada buccopharygeal berasal dari lapisan ektoderm.
Berdasarkan fungsi dari membran mukosa diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu;
Mastikatori mukosa terdapat pada gingiva, lining mukosa terdapat pada palantum lunak, ventral
lidah, dasar mulut, pipi, bibir, dan spesialis mukosa terdapat pada permukaan dorsal lidah.
Sedangkan berdasarkan pola keratinisasi diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu; membran
mukosa berkeratin yang tersusun oleh lapisan basal, prickle cell, granular dan keratinized.
Sedangkan membran mukosa tidak berkeratin tersusun oleh lapisan basal, prickle cell, intermediate
dan superfisial.
Membran mukosa pada rongga tersusun oleh tiga lapisan yaitu; pertama lapisan epitel mulut,
pada membran mukosa mulut epitel berlapis gepeng dapat berkeratin atau tidak tergantung pada
lokasi. Kedua lamina propria yang tersusun oleh jaringan ikat yang terbagi menjadi dua lapisan yaitu
lapisan superfisial dan lapisan retikular, perbedaan dari kedua lapisan ini adalah susunan dan
konsentrasi dari serat kolagen, selain itu pada lamina propria juga terdapat pembuluh darah, saraf.
1. Mastikatori Mukosa
Mastikatori mukosa memiliki epitel mukosa yaitu epitel berlapis gepeng yang mengalami
keratinisasi, terdapat pada gingiva dan palantum keras.
2. Lining Mukosa
Lining mukosa memiliki epitel mukosa yaitu epitel berlapis gepeng yang tidak mengalami
keratinisasi, terdapat pada palantum lunak, ventral lidah, dasar mulut, pipi, bibir.
1
Gambar 13.2 Lining Mukosa bibir
2 (Dikutip dari Gartner and Hiatt 2005)
3. Spesialis Mukosa
Spesialis mukosa memiliki epitel mukosa yang khusus, terdapat pada dorsal lidah. Lidah
terbagi menjadi duapertiga bagian anterior yaitu badan lidah dan sepertiga posterior yaitu dasar
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
2. Trakea
Permukaan trakea dibentuk oleh epitel silindris bertingkat dan bersel goblet.
Kelenjar campur terdapat di dalam lamina propria. Tulang rawan hialin yang menjadi
kerangka organ berada dalam pars kartilaginea. Sedangkan pars membranasea terdiri atas
jaringan ikat dengan kerangka jaringan otot polos. Bagian luar organ ini juga diliputi oleh
selubung jaringan ikat longgar yang disebut tunika adventisia.
3. Paru
Mukosa bronkus intra-pulmonal dilapisi oleh epitel silindris bertingkat bersilia dan
bersel goblet. Otot polos yang tersusun melingkar tampak di lamina propria. Di bawah
lapisan otot terdapat penggalan tulang rawan hialin, yang diantaranya juga terdapat
kelenjar campur. Tunika adventisia yang merupakan jaringan ikat longgar membungkus
permukaan luarnya.
Mukosa bronkiolus atau bronkiol besar dilapisi oleh epitel selapis torak bersilia dan
bersel goblet. Sedangkan pada bronkiol kecil dilapisi oleh epitel selapis kuboid tidak
bersilia. Di dalam lamina propria tidak terdapat kelenjar dan penggalan tulang rawan.
Semakin ke distal, sel goblet makin jarang dan serat otot semakin tipis.
Bronkiol terminal hanya dapat dipelajari dengan potongan memanjang. Carilah
ujung bronkiol bercabang yang lebih dari dua, selanjutnya cabang itu bercabang lagi tetapi
belum mempunyai alveolus pada dindingnya. Cabang inilah yang disebut bronkiol terminal,
yang kemudian akan mempercabangkan bronkiol respiratori. Dilapisi oleh epitel selapis
kuboid, dan kadang serat otot polos masih terlihat.
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
1. Ginjal
Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus dengan permukaan lateral yang
cembung yang terdiri atas tiga bangunan besar, yaitu arteri renalis, vena renalis dan pelvis
renalis berbentuk corong.
Ginjal dibagi atas daerah luar, yaitu korteks dan daerah dalam, yaitu medula. Korteks
ditutupi oleh simpai jaringan ikat dan jaringan lemak, di dalam korteks terdapat tubuli
kontortus, glomeruli, tubuli lurus, dan berkas medulla, selain itu ginjal juga mengandung
korpuskulum renal (kapsul glomerular (Bowman) dan glomeruli), tubuli kontortus
proximal dan distal, arteri inter lobular dan vena interlobular.
Medula ginjal dibentuk oleh sejumlah pyramid renal. Dasar setiap piramid
menghadap korteks dan apeksnya menghadap ke dalam. Apeks pyramid renal membentuk
papila yang terjulur ke dalam kaliks minor . Medula juga mengandung ansa henle dan
duktus koligens yang bergabung di medula membentuk duktus papila yang besar. Papila di
tutupi oleh epitel selapis silindris berlanjut menjadi epitel transisional.
2. Kandung kemih
Kandung kemih adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung
urin. Lumen kandung kemih dilapisi oleh epitel transisonl yang dapat meregang atau
membesar (berubah bentuk) saat diisi urin. Sel superficial berbentuk bulat dan besar, sel-
sel ini tampak pipih saat dinding kandung kemih mengandung urin. Dinding kandung kemih
terdiri atas mukosa, muskularis dan serosa.
Mukosa vesika yang kosong tampak berlipat-lipat, namun lipatan ini hilang sewaktu
vesika direngangkan. Epitel transisional mengandung banyak lapisan sel dan lamina
propria lebih lebar daripada yang diureter. Jaringan ikat longgar lebih banyak serat elastin.
Muskularis tebal, berkas saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar.
Lapisan terluar dari kandung kemih adalah jaringan ikat intersisial menyatu dengan
jaringan ikat serosa.
3. Ureter
Ureter memiliki tiga lapisan dinding yang terdiri atas mukosa, muskularis dan
adventisia. Mukosa terdiri atas epitel transisional dan lamina propria lebar, epitel
transisional terdiri atas beberapa lapis sel, lapisan terluar ditandai sel-sel kuboid besar. Sel-
sel intermediat berbentuk polyhedral karena sel di basal berbentuk kuboid atau silindris
rendah. Lamina propria terdiari atas jaringan ikat fibroelastis dengan fibroblas lebih padat
di bawah epitel lebih padat dibandingkan dengan fibroblas di dekat muskularis.
Muskularis terdiri atas lapisan otot polos longitudinal dalam dan sirkular luar,
namun lapisan-lapisan ini tidak selalu jelas. Lapisan adventisia menyatu dengan jaringan
3
4
Setelah melakukan pengamatan, gambarlah dalam lembar yang telah tersedia beserta
keteranganya !
NIM :
PARAF Dosen :
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :
NILAI
Nama :
NIM :
PARAF Dosen :