Anda di halaman 1dari 65

Dibuat Diperiksa Disahkan

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI


PEMENUHAN PERATURAN DAN PERSYARATAN LAIN

Muhammad Furqan Harmijon M Nur Adyaksa


Issued Date Revisi 00

Metode Aplikasi Stat


us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi Bangunan PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Lanjut
Kinerja Fisik/Sarana NC
Document Reporting )

1. UNDANG-UNDANG
1. Undang-undang No. 05 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria
Dokumen Budget
Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak
aktivitas LC s.d.
Pasal 10 atas tanah pertanian pada azasnya diwajibkan mengerjakan Laporan Bulanan
1 pemeliharaan tanaman& D&
Ayat 1 atau mengusahakannya sendiri secara aktif, dengan mencegah Budget
pemupukan, dokumen L/Kas C
cara-cara pemerasan
RKT pemeliharaan ie

Memelihara tanah, termasuk menambah kesuburannya serta Dokumen Budget


mencegah kerusakannya adalah kewajiban tiap-tiap orang, aktivitas LC s.d.
Pasal 15 D&
2 badan hukum atau instansi yang mempunyai hubungan hukum pemeliharaan tanaman& C
Ayat 1 L/Kas
dengan tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang pemupukan, dokumen
ie
ekonomis lemah RKT pemeliharaan

Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan


D&
Pasal 19 pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia Izin mendirikan
3 L/Kas C
Ayat 1 menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan bangunan, ukl -upl
ie
Pemerintah

Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi :


a. Pengukuran, pemetaan, dan pembukaan tanah D&
4 Ayat 2 Izin Lokasi C
b. pendaftaran hak atas tanah dan peralihan hak tersebut L/Kas
c. Pemberian surat-surat tanda bukti hak ie

Page 1 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

2. Undang-Undang No. 02 Tahun 1981 Tentang Metrologi Legal


Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan tentang alat-alat
ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang :
Kalibrasi timbangan dan D&
a. Wajib tera dan ditera ulang
1 Pasal 12 storage tank secara L/Kas C
b. Dibebaskan dari tera atau tera ulang, atau dari kedua-
berkala ie
duanya
c. Syarat-syaratnya harus dipenuhi
Alat yang tidak memenuhi syarat dan berkemungkinan tidak Kalibrasi timbangan dan
Pasal 14 D&
2 dapat digunakan/diperbaiki lagi maka dapat dirusak oleh storage tank secara C
Ayat 1 L/Kas
pegawai yang berhak menera atau menera ulang berkala
ie
Setiap pemasukan alat-alat ukur, takar, timbang dan Kalibrasi timbangan dan D&
3 Pasal 18 perlengkapannya ke dalam wilayah Republik Indonesia harus storage tank secara L/Kas C
dengan izin Menteri berkala ie

Dilarang menaruh, memamerkan, memakai atau menyuruh


D&
Pasal 25 memakai alat ukur, takar dan timbang yang tidak bertanda tera Kalibrasi timbangan dan
4 L/Kas C
Point b sah yang berlaku atau tidak disertai keterangan pengesahan storage tank secara
ie
yang berlaku berkala

3. Undang-Undang No. 32 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan


D&
Pasal 5 Daftar perseroan
1 Setiap Perusahaan wajib didaftarkan dalam Daftar Perusahaan L/Kas C
Ayat 1 perushaan, NPWP dll
ie
Pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau pengurus D&
Daftar perseroan
2 Ayat 2 perusahaan yang bersangkutan/dapat diwakilkan kepada orang L/Kas C
perushaan, NPWP dll
lain dengan memberikan surat kuasa yang sah ie
Kepada Perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya
dalam Daftar Perusahaan diberikan Tanda Daftar Perusahaan D&
Daftar perseroan
3 Pasal 22 yang berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal L/Kas C
perushaan, NPWP dll
dikeluarkannya dan yang wajib diperbaharui sekurang- ie
kurangnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal berlakunya berakhir

Page 2 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Apabila Tanda Daftar Perusahaan hilang, pengusaha


berkewajiban untuk mengajukan permintaan tertulis kepada D&
4 Pasal 23 kantor pendaftaran perusahaan untuk memperoleh L/Kas C
Daftar perseroan
penggantinya dalam akta selambat-lambatnya 3 bulan setelah ie
perushaan, NPWP dll
kehilangan

4. Undang-Undang No. 05 Tahun 1984 Tentang Perindustrian


Melakukan
Pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap pengelolaan D&
Pasal 9
1 lingkungan hidup, serta pengamanan terhadap keseimbangan Daftar perseroan lingkungan L/Kas C
Ayat 4
dan kelestarian sumber daya alam perushaan, NPWP dll sesuai dengan ie
UKL-UPL
D&
Pasal 13 Setiap pendirian perusahaan industri baru maupun setiap
2 L/Kas C
Ayat 1 perluasannya wajib memperoleh Izin Usaha Industri Izin Usaha Industri
ie
D&
Pemberian Izin Usaha Industri terkait dengan pengaturan,
3 Ayat 2 Izin Usaha Industri L/Kas C
pembinaan, dan pengembangan industri
ie

Sesuai dengan Izin Usaha Industri yang diperolehnya


D&
Pasal 14 berdasarkan Pasal 13 ayat (1), perusahaan industri wajib
4 L/Kas C
Ayat 1 menyampaikan informal industri secara berkala mengenai
Izin Usaha Industri ie
kegiatan dan hasil produksinya kepada Pemerintah

Sesuai dengan Izin Usaha Industri yang diperolehnya


berdasarkan Pasal 13 ayat (1), perusahaan industri wajib D&
Pasal 15
5 melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan L/Kas C
Ayat 1
keselamatan alat, proses serta hasil produksinya termasuk Izin Usaha Industri ie
pengangkutannya

Dalam menjalankan dan/atau mengembangkan bidang usaha


industri, perusahaan industri menggunakan dan menciptakan D&
Pasal 16
6 teknologi industri yang tepat guna dengan memanfaatkan L/Kas C
Ayat 1
perangkat yang tersedia dan telah dikembangkan di dalam Izin Usaha Industri ie
negeri

Page 3 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Apabila perangkat teknologi industri yang diperlukan tidak


tersedia atau tidak cukup tersedia di dalam negeri, Pemerintah D&
7 Ayat 2 membantu pemilihan perangkat teknologi industri dari luar L/Kas C
negeri yang diperlukan dan mengatur pengalihannya ke dalam Izin Usaha Industri ie
negeri

Perusahaan industri wajib melaksanakan upaya keseimbangan


D&
Pasal 21 dan kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya
8 Izin Usaha Industri L/Kas C
Ayat 1 kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat
ie
kegiatan industri yang dilakukannya

5. Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 Tentang Budidaya Tanaman

Setiap orang atau badan hukum yang membuka dan mengolah


Adanya Amdal, rkl-rpl D&
Pasal 7 lahan dalam luasan tertentu untuk keperluan budidaya
1 dan Management HCV L/Kas C
Ayat 1 tanaman wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah
ie
timbulnya kerusakan lingkungan hidup

D&
2 Pasal 8 Untuk memperoleh benih harus berdasarkan ijin L/Kas C
ie
Pemerintah menetapkan jenis tumbuhan yang pengeluaran D&
Pasal 17
3 dari dan/atau pemasukannya ke dalam wilayah Negara L/Kas C
Ayat 1
Republik Indonesia memerlukan izin ie

D&
Pengeluaran benih dari atau pemasukannya ke dalam wilayah
4 Ayat 2 L/Kas C
Negara Republik Indonesia wajib mendapatkan izin
ie
D&
Pemasukan benih dari luar negeri harus memenuhi standar
5 Ayat 3 L/Kas C
mutu benih bina
ie

Page 4 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

6. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan


EM/
Pasal 50
1 Dilarang merusak prasarana dan sarana perlindungan hutan Warning Sign MM/ C
Ayat 1
AC

Setiap orang yang diberikan izin usaha pemanfaatan kawasan,


izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha EM/
2 Ayat 2 pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, izin Managemen HCV MM/ C
pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu, dilarang AC
melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan hutan.

Dilarang:
a) mengerjakan dan atau menggunakan dan atau menduduki
kawasan hutan secara tidak sah
b) merambah kawasan hutan
c) melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan
dengan radius atau jarak sampai dengan: EM/
3 Ayat 3 i) 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau dana Managemen HCV MM/ C
ii) 200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan AC
sungai di daerah rawa
iii) 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai
iv) 50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai
v) 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi
dan pasang terendah dari tepi pantai
EM/
4 Ayat 4 Dilarang membakar hutan Warning Sign MM/ C
AC
EM/
Dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut
5 Ayat 5 Warning Sign MM/ C
hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin Managemen HCV
AC
Dilarang menerima, membeli atau menjual, menerima tukar,
EM/
menerima titipan, menyimpan, atau memiliki hasil hutan yang
6 Ayat 6 Warning Sign MM/ C
diketahui atau patut diduga berasal dari kawasan hutan yang Managemen HCV
AC
diambil secara tidak sah

Page 5 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Dilarang membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk EM/


7 Ayat 7 menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam Warning Sign MM/ C
Managemen HCV
kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang AC

Dilarang membuang benda-benda yang dapat menyebabkan EM/


8 Ayat 8 kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan Warning Sign MM/ C
Managemen HCV
atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan AC

Dilarang mengeluarkan, membawa, dan mengangkut tumbuh- EM/


9 Ayat 9 tumbuhan dan satwa liar yang tidak dilindungi undangundang Warning Sign MM/ C
Managemen HCV
yang berasal dari kawasan hutan AC

7. Undang-undang No. 18 Tahun 2004 Tentang Perkebunan


SOP Pembebasan Lahan,
Perkebunan diselenggarakan berdasarkan atas asas manfaat Dokumen pembebasan EM/
1 Pasal 2 dan berkelanjutan, keterpaduan, kebersamaan, keterbukaan, lahan (GRTT), Dokumen MM/ C
serta berkeadilan pengelolaan plasma, AC
dokumen
Perkebunan diselenggarakan dengan tujuan:
1. meningkatkan pendapatan masyarakat
2. meningkatkan penerimaan negara
Dokumen pajak
3. meningkatkan penerimaan devisa negara
perusahaan, dokumen EM/
4. menyediakan lapangan kerja
2 Pasal 3 payroll, dokumen MM/ C
5. meningkatkan produktivitas, nilai tambah, dan daya saing
kegiatan/progam AC
6. memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri
CSR/CD
dalam negeri; dan
7. mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam secara
berkelanjutan
3 Pasal 4 Perkebunan mempunyai fungsi: Ekonomi :Dokumen EM/ C
1. ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan payroll MM/
kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi Ekologi : kebijakan AC
wilayah dan nasional perlindungan lingkungan
2. ekologi, yaitu peningkatan konservasi tanah dan air, & keanekaragaman
penyerap karbon, penyedia oksigen, dan penyangga hayati, dokumen CDM
kawasan lindung progam, budget & RKT

Page 6 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

progam KTA
3. sosial budaya, yaitu sebagai perekat dan pemersatu Sosial Budaya :
bangsa Dokumen progtam dan
realisasi CSR/CD
Perencanaan perkebunan harus terukur, dapat dilaksanakan, EM/
4 Pasal 8 realistis, dan bermanfaat serta dilakukan secara partisipatif, Dokumen ANDAL MM/ C
terpadu, terbuka, dan akuntabel AC
SOP Pembebasan Lahan,
Perusahaan perkebunan dapat diberikan hak atas tanah berupa EM/
Pasal 9 Dokumen
5 hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai MM/ C
Ayat 1 legalitas/perijinan
sesuai peraturan perundang-undangan AC
penguasaan lahan
SOP Pembebasan Lahan,
Dalam hal tanah yang diperlukan merupakan tanah ulayat, Dokumen Peta konflik
pemohon wajib melakukan musyawarah dengan masyarakat lahan, Rekaman EM/
Pasal 9
6 hukum adat pemegang hak ulayat dan warga pemegang hak musyawarah MM/ C
Ayat 2
atas tanah yang bersangkutan, untuk memperoleh kesepakatan penyelesaian konflik AC
mengenai penyerahan tanah dan imbalannya lahan, bukti pembayaran
ganti rugi lahan (GRTT)
Penggunaan tanah untuk usaha perkebunan, luas maksimum EM/
Dokumen pengajuan ijin
Pasal 10 dan luas minimumnya ditetapkan oleh menteri, sedangkan MM/
7 lokasi & prinsip, C
Ayat 1 pemberian hak atas tanah ditetapkan oleh instansi yang AC/
dokumen/sertifikat HGU
berwenang dibidang pertanahan PAD
EM/
Dilarang memindahkan hak atas tanah usaha perkebunan yang Dokumen pengajuan ijin
Pasal 10 MM/
8 mengakibatkan terjadinya satuan usaha yang kurang dari luas lokasi & prinsip, C
ayat 3 AC/
minimum sebagaimana dimaksud dengan ayat 1 dokumen/sertifikat HGU
PAD
EM/
Dokumen pengajuan ijin
Pasal 10 Pemindahan hak atas tanah dimaksud dengan ayat 3 MM/
9 lokasi & prinsip, C
Ayat 4 dinyatakan tidak sah dan tidak dapat didaftarkan AC/
dokumen/sertifikat HGU
PAD
Badan hukum asing atau perorangan warga negara asing yang
EM/
Pasal 13 melakukan usaha perkebunan wajib bekerja sama dengan Dokumen pengajuan ijin
MM/
10 Ayat 2 & pelaku usaha perkebunan dengan membentuk badan hukum lokasi & prinsip, C
AC/
3 Indonesia & yang melanggar ketentuan dikenakan sanksi dokumen/sertifikat HGU
PAD
berupa larangan membuka usaha perkebunan
Page 7 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Setiap pelaku usaha budi daya tanaman perkebunan dengan EM/


Pasal 17 luasan tanah tertentu dan/atau usaha industri pengelolaan hasil MM/
11 Dokumen IUP C
Ayat 1 perkebunan dengan kapasitas pabrik tertentu wajib memiliki AC/
Izin Usaha Perkebunan ( IUP ) PAD
Pelaku usaha perkebunan yang telah mendapat izin usaha EM/
Pasal 17 perkebunan wajib menyampaikan laporan perkembangan MM/
12 Dokumen LKUP C
Ayat 6 usahanya secara berkala sekurang - kurangnya 1 tahun sekali AC/
kepada pemberi izin PAD
EM/
Pelaku usaha perkebunan melakukan usaha perkebunan
MOU Kerja sama dengan MM/
13 Pasal 20 dikoordinasikan oleh aparat keamanan dan dapat melibatkan C
aparat berwajib AC/
bantuan masyarakat di sekitarnya
PAD
Perusahaan Perkebunan yang melakukan Kemitraan harus
Dokumen plasma, daftar EM/
melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling
Pasal 22 anggota/peserta plasma, MM/
14 menghargai, saling bertanggungjawab, saling memperkuat dan C
Ayat 1 rekaman rapat anggota AC/
saling ketergantungan dengan pekebun, karyawan, dan
koperasi plasma PAD
masyarakat sekitar perkebunan
EM/
Usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dan terkait dalam
Pasal 23 Dokumen progam MM/
15 agrobisnis perkebunan dengan pendekatan kawasan C
Ayat 1 pembukaan lahan AC/
pengembangan perkebunan
PAD
Kebijakan perlindungan
EM/
lingkungan dan
Pasal 25 Setiap pelaku usaha perkebunan wajib memelihara kelestarian MM/
16 keanekaragaman hayati, C
ayat 1 fungsi Lingkungan Hidup AC/
SOP Pemantauan
PAD
Lingkungan
Untuk mencegah kerusakan fungsi lingkungan hidup sebelum
memperoleh izin usaha perkebunan perusahaan perkebunan
Dokumen ANDAL,
wajib :
UKL/UPL, SOP
a. membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup EM/
Agronomy, Prosedur
Pasal 25 atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya MM/
17 Tanggap Darurat C
Ayat 2 pemantauan lingkungan hidup AC/
Kebakaran, Struktur
b. membuat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan PAD
Tanggap Darurat
sarana, prasarana, dan system tanggap darurat yang
Kebakaran Lahan
memadai untuk menanggulangi terjadinya kebakaran
dalam pembukaan dan /atau pengolahan lahan

Page 8 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup dan


Dokumen ANDAL,
mencegah dan menanggulangi kerusakannya, setelah
UKL/UPL, SOP
memperoleh izin usaha perkebunan, perusahaan perkebunan EM/
Agronomy, Prosedur
Pasal 25 wajib menerapkan analisis mengenai dampak lingkungan MM/
18 Tanggap Darurat EM/MM/AC/PAD C C
Ayat 3 hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya AC/
Kebakaran, Struktur
pemantauan lingkungan hidup dan/atau analisis dan PAD
Tanggap Darurat
manajemen risiko lingkungan hidup serta memantau
Kebakaran Lahan
penerapannya
Dokumen ANDAL,
EM/
Bila telah peroleh IUP tetapi amdal, atau upaya pengelolaan UKL/UPL, kebijakan
Pasal 25 MM/
19 lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup lingkungan, matrik C
Ayat 4 AC/
tidak diterapkan dicabut izin usahanya pengelolaan &
PAD
pemantauan lingkungan
Kebijakan zero burning
EM/
Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka dan/atau (SOP Agronomy), SOP
MM/
20 Pasal 26 mengolah lahan dengan cara pembakaran yang berakibat Tanggap Darurat C
AC/
terjadinya pencemaran dan kerusakan fungsi lingkungan hidup Kebakaran, Struktur Tim
PAD
Kebakaran
Dokumen MOU kontrak EM/
Setiap pelaku usaha perkebunan dilarang menadah hasil
jual-beli TBS dengan MM/
21 Pasal 33 usaha perkebunan yang diperoleh dari penjarahan dan/atau C
koperasi/kebun AC/
pencurian
masyarakat PAD
8. Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
EM/
Penanaman Modal harus berazaskan kepastian hukum,
Pasal 2 Dokumen Pen anaman MM/
1 keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama, C
Ayat 1 Modal AC/
kebersamaan dan efisiensi berkeadilan
PAD
EM/
Pasal 5 Dokumen pembentukan MM/
2 Perusahaan PMA dan PMDN wajib dalam bentuk Perseroan C
Ayat 2 perseroan AC/
PAD
EM/
Perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan
Pasal 10 Daftar karyawan MM/
3 tenaga kerja harus mengutamakan tenaga kerja warga negara C
Ayat 1 perusahaan AC/
Indonesia
PAD

Page 9 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

EM/
Perusahaan penanaman modal berhak menggunakan tenaga
Pasal 10 Daftar karyawan MM/
4 ahli warga negara asing untuk jabatan dan keahlian tertentu C
Ayat 2 perusahaan AC/
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PAD

Perusahaan penanaman modal wajib meningkatkan EM/


Pasal 10 kompetensi tenaga kerja warga negara Indonesia melalui MM/
5 Schedule pelatihan, SOP C
Ayat 3 pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang AC/
Training, Progam
undangan PAD
Training

Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga


EM/
kerja asing diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan Tidak ada
SOP Training, Progam MM/
6 Ayat 4 melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga Negara tenaga kerja C
Training KASI
Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- asing
E
undangan

EM/
Penyelesaian perselisihan hubungan industrial wajib
Pasal 11 MM/
7 diupayakan untuk diselesaikan secara musyawarah antara Peraturan Perusahaan C
Ayat 1 KASI
perusahaan penanaman modal dan tenaga kerja
E
EM/
Jika penyelesaian tidak mencapai hasil penyelesaiannya MM/
8 Ayat 2 Peraturan Perusahaan C
dilakukan melalui upaya mekanisme tripartite KASI
E

Jika penyelesaian masih tidak mencapai hasil, perusahaan EM/


penanaman modal dan tenaga kerja menyelesaikan MM/
9 Ayat 3 Peraturan Perusahaan C
perselisihan hubungan industrial melalui pengadilan hubungan KASI
industrial E

EM/
Penanam modal berhak mendapat kepastian hukum, informasi
MM/
10 Pasal 14 bidang usaha, hak pelayanan dan kemudahan sesuai peraturan C
KASI
dan perundangan yag berlaku
E

Page 10 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Penanam modal berkewajiban menerapkan tata kelola dengan Kebijakan lingkungan EM/
baik, melaksanakan tanggung jawab sosial, membuat laporan dan sosial, progam MM/
11 Pasal 15 C
kepada BKPM, menghormati tradisi dan budaya dan kegiatan CSR/CD, KASI
mematuhi semua peraturan perundang-undangan ANDAL, sertfikat HGU E

Setiap penanam modal bertanggung jawab :


1. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber
yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan
kerugian jika penanam modal menghentikan atau
EM/
meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya
MM/
12 Pasal 16 secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan C
KASI
perundangundangan
E
3. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah
praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negar
4. Menjaga kelestarian lingkungan hidup
5. Keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan
pekerja
6. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundangundangan
Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan EM/
Pasal 25 usaha wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan ANDAL, sertifikat HGU, MM/
13 C
Ayat 4 peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki buku patok BPN KASI
kewenangan E

9. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas


EM/
Perseroan harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan
Adanya HGU/IUP/Ijin MM/
1 Pasal 2 usaha yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan C
Lokasi KASI
perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan
E
EM/
Modal dasar Perseroan paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima MM/
2 Pasal 32 C
puluh juta rupiah) KASI
E
3 Pasal 33 25 % dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh EM/ C
Page 11 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

MM/
KASI
E
Kebijakan Lingkungan
dan Keragaman Hayati,
EM/
Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang Kebijakaan Tanggung
Pasal 74 MM/
4 dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib Jawab Sosial, Program C
Ayat 1 KASI
melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dan Monitoring CSR,
E
Program dan Monitoring
Konservasi Lingkungan
Kebijakan Lingkungan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dan Keragaman Hayati,
EM/
dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang Kebijakaan Tanggung
MM/
5 Ayat 2 dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang Jawab Sosial, Program C
KASI
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan Monitoring CSR,
E
dan kewajaran Program dan Monitoring
Konservasi Lingkungan
10. Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan Dan Pemberantasan Kerusakan Hutan
EM/
Pencegahan perusakan hutan dilakukan oleh masyarakat,
Surat pelepasan kawasan MM/
1 Pasal 7 badan hukum, dan/atau korporasi yang memperoleh izin C
hutan KASI
pemanfaatan hutan
E
2 Pasal 12 Setiap orang dilarang: Surat pelepasan kawasan EM/ C
a. Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan yang hutan MM/
tidak sesuai dengan izin pemanfaatan hutan KASI
b.Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan tanpa E
memiliki izin yang dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang;
c. Melakukan penebangan pohon dalam kawasan hutan
secara tidak sah
d.Memuat, membongkar, mengeluarkan, mengangkut,
menguasai, dan/atau memiliki hasil penebangan di
kawasan hutan tanpa izin
e. Mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan kayu Adanya warning
yang tidak dilengkapi secara bersama surat keterangan Sign untuk

Page 12 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

sahnya hasil hutan menjaga


f. Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk kelestarian
menebang, memotong, atau membelah pohon di dalam lingkungan
kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang
g. Membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang
lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut
hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang
berwenang
h. Memanfaatkan hasil hutan kayu yang diduga berasal dari
hasil pembalakan liar;
i. Mengedarkan kayu hasil pembalakan liar melalui darat,
perairan, atau udara
j. Menyelundupkan kayu yang berasal dari atau masuk ke
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui
sungai, darat, laut, atau udara
k.Menerima, membeli, menjual, menerima tukar, menerima
titipan, dan/atau memiliki hasil hutan yang diketahui
berasal dari pembalakan liar
l. Membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil hutan
kayu yang berasal dari kawasan hutan yang diambil atau
dipungut secara tidak sah; dan/atau
m. Menerima, menjual, menerima tukar, menerima titipan,
menyimpan, dan/atau memiliki hasil hutan kayu yang
berasal dari kawasan hutan yang diambil atau dipungut
secara tidak sah
Penebangan pohon dalam kawasan hutan secara tidak sah
merupakan penebangan pohon yang dilakukan dalam kawasan
hutan dengan radius atau jarak sampai dengan
a. 500 (lima ratus) meter dari tepi waduk atau danau
EM/
b.200 (dua ratus) meter dari tepi mata air dan kiri kanan
Pasal 13 Surat pelepasan kawasan MM/
3 sungai di daerah rawa C
Ayat 1 hutan Warning sign KASI
c. 100 (seratus) meter dari kiri kanan tepi sungai
kelestarian E
d.50 (lima puluh) meter dari kiri kanan tepi anak sungai
e. 2 (dua) kali kedalaman jurang dari tepi jurang; dan/atau lingkungan
f. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan
pasang terendah dari tepi pantai.

Page 13 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Setiap orang dilarang


EM/
a. Memalsukan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu;
Surat pelepasan kawasan MM/
4 Pasal 14 dan/atau C
hutan KASI
b.Menggunakan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu
E
yang palsu
EM/
Setiap orang dilarang melakukan penyalahgunaan dokumen
Surat pelepasan kawasan MM/
5 Pasal 15 angkutan hasil hutan kayu yang diterbitkan oleh pejabat yang C
hutan KASI
berwenang
E
Setiap orang dilarang:
a. Membawa alat-alat berat dan/atau alat-alat lainnya yang
lazim atau patut diduga akan digunakan untuk melakukan
kegiatan perkebunan dan/atau mengangkut hasil kebun di
dalam kawasan hutan tanpa izin Menteri
b.Melakukan kegiatan perkebunan tanpa izin Menteri di
dalam kawasan hutan EM/
c. Mengangkut dan/atau menerima titipan hasil perkebunan Surat pelepasan kawasan MM/
6 Pasal 17 C
yang berasal dari kegiatan perkebunan di dalam kawasan hutan KASI
hutan tanpa izin E
d.Menjual, menguasai, memiliki, dan/atau menyimpan hasil
perkebunan yang berasal dari kegiatan perkebunan di
dalam kawasan hutan tanpa izin; dan/atau
e. Membeli, memasarkan, dan/atau mengolah hasil kebun
dari perkebunan yang berasal dari kegiatan perkebunan di
dalam kawasan hutan tanpa izin
7 Pasal 19 Setiap orang yang berada di dalam atau di luar wilayah Surat pelepasan kawasan EM/ C
Indonesia dilarang hutan MM/
a. Menyuruh, mengorganisasi, atau menggerakkan KASI
pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan E
secara tidak sah
b.Ikut serta melakukan atau membantu terjadinya
pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah
c. Melakukan permufakatan jahat untuk melakukan
pembalakan liar dan/ atau penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah
d.Mendanai pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan
Page 14 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

hutan secara tidak sah secara langsung atau tidak langsung


e. Menggunakan dana yang diduga berasal dari hasil
pembalakan liar dan/atau penggunaan kawasan hutan
secara tidak sah
f. Mengubah status kayu hasil pembalakan liar dan/atau hasil
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah, seolah-olah
menjadi kayu yang sah, atau hasil penggunaan kawasan
hutan yang sah untuk dijual kepada pihak ketiga, baik di
dalam maupun di luar negeri;
g. Memanfaatkan kayu hasil pembalakan liar dengan
mengubah bentuk, ukuran, termasuk pemanfaatan
limbahnya
h. Menempatkan, mentransfer, membayarkan,
membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan,
menitipkan, membawa ke luar negeri, dan/atau
menukarkan uang atau surat berharga lainnya serta harta
kekayaan lainnya yang diketahuinya atau patut diduga
merupakan hasil pembalakan liar dan/atau hasil
penggunaan kawasan hutan secara tidak sah; dan/atau
i. Menyembunyikan atau menyamarkan asal usul harta yang
diketahui atau patut diduga berasal dari hasil pembalakan
liar dan/atau hasil penggunaan kawasan hutan secara tidak
sah sehingga seolaholah menjadi harta kekayaan yang sah
Setiap orang dilarang mencegah, merintangi, dan/atau EM/
menggagalkan secara langsung maupun tidak langsung upaya Surat pelepasan kawasan MM/
8 Pasal 20 C
pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan KASI
hutan secara tidak sah E
EM/
Setiap orang dilarang memanfaatkan kayu hasil pembalakan
Surat pelepasan kawasan MM/
9 Pasal 21 liar dan/atau penggunaan kawasan hutan secara tidak sah yang C
hutan KASI
berasal dari hutan konservasi
E
Setiap orang dilarang menghalang-halangi dan/atau EM/
menggagalkan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, atau Surat pelepasan kawasan MM/
10 Pasal 22 C
pemeriksaan di sidang pengadilan tindak pidana pembalakan hutan KASI
liar dan penggunaan kawasan hutan secara tidak sah E

Page 15 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Setiap orang dilarang melakukan intimidasi dan/atau ancaman EM/


terhadap keselamatan petugas yang melakukan pencegahan Surat pelepasan kawasan MM/
11 Pasal 23 C
dan pemberantasan pembalakan liar dan penggunaan kawasan hutan KASI
hutan secara tidak sah E
Setiap orang dilarang
a. Memalsukan surat izin pemanfaatan hasil hutan kayu
dan/atau penggunaan kawasan hutan EM/
b.Menggunakan surat izin palsu pemanfaatan hasil hutan Surat pelepasan kawasan MM/
12 Pasal 24 C
kayu dan/atau penggunaan kawasan hutan; dan/atau hutan KASI
c. Memindah tangankan atau menjual izin yang dikeluarkan E
oleh pejabat yang berwenang kecuali dengan persetujuan
Menteri
EM/
Setiap orang dilarang merusak sarana dan prasarana Surat pelepasan kawasan MM/
13 Pasal 25 C
pelindungan hutan hutan KASI
E
Setiap orang dilarang merusak, memindahkan, atau
EM/
menghilangkan pal batas luar kawasan hutan, batas fungsi
MM/
14 Pasal 26 kawasan hutan, atau batas kawasan hutan yang berimpit C
KASI
dengan batas negara yang mengakibatkan perubahan bentuk
E
dan/atau luasan kawasan hutan
Masyarakat berkewajiban EM/
a. Menjaga dan memelihara kelestarian hutan; dan MM/
15 Pasal 59 C
b.Mengelola hutan sesuai dengan ketentuan peraturan KASI
perundang-undangan E
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang memiliki atau
EM/
menguasai Tanaman Perkebunan harus melaporkan adanya
MM/
16 Pasal 34 serangan organisme pengganggu tumbuhan pada tanamannya C
KASI
kepada pejabat yang berwenang dan yang bersangkutan harus
E
mengendalikannya
Dalam rangka pengendalian organisme pengganggu EM/
Pasal 35 tumbuhan, setiap Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban MM/
17 C
Ayat 1 memiliki standar minimum sarana dan prasarana pengendalian KASI
organisme pengganggu tanaman perkebunan E
Pelindungan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan: EM/
18 Pasal 36 C
a. Pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan MM/
Page 16 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain


didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
KASI
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
E
dan/atau
b.Eradikasi organisme pengganggu tumbuhan
EM/
Usaha Perkebunan dapat dilakukan di seluruh wilayah Negara
Pasal 39 MM/
19 Kesatuan Republik Indonesia oleh Pelaku Usaha Perkebunan C
Ayat 1 KASI
dalam negeri atau penanam modal asing
E
EM/
Penanam modal asing yang melakukan Usaha Perkebunan
Pasal 39 MM/
20 harus bekerja sama dengan Pelaku Usaha Perkebunan dalam C
Ayat 3 KASI
negeri dengan membentuk badan hukum Indonesia
E
EM/
Pengalihan kepemilikan Perusahaan Perkebunan kepada
Pasal 40 MM/
21 penanam modal asing dapat dilakukan setelah memperoleh C
Ayat 1 KASI
persetujuan Menteri
E

Kegiatan usaha budi daya Tanaman Perkebunan dan/atau EM/


usaha Pengolahan Hasil Perkebunan hanya dapat dilakukan MM/
22 Pasal 42 C
oleh Perusahaan Perkebunan apabila telahmendapatkan hak KASI
atas tanah dan/atau izin Usaha Perkebunan E

Kegiatan usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dapat didirikan EM/


pada wilayah Perkebunan swadaya masyarakat yang belum MM/
23 Pasal 43 C
ada usaha Pengolahan Hasil Perkebunan setelah memperoleh KASI
hak atas tanah dan izin Usaha Perkebunan E

Untuk mendapatkan izin Usaha Perkebunan harus memenuhi


EM/
persyaratan:
Pasal 45 MM/
24 a. Izin lingkungan Adanya izin lingkungan C
Ayat 1 KASI
b.Kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan
E
c. Kesesuaian dengan rencana Perkebunan

Page 17 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Selain persyaratan:
a. Usaha budi daya Perkebunan harus mempunyai sarana,
prasarana, sistem, dan sarana pengendalian organisme EM/
Pasal 45 pengganggu tumbuhan; dan MM/
25 Plasma Perkebunan C
Ayat 2 b. Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan harus memenuhi KASI
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) dari E
keseluruhan bahan baku yang dibutuhkan berasal dari
kebun yang diusahakan sendiri.

Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budi daya EM/


Pasal 47 Tanaman Perkebunan dengan luasan skala tertentu dan/atau MM/
26 Izin usaha Perkebunan C
Ayat 1 usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dengan kapasitas pabrik KASI
tertentu wajib memiliki izin Usaha Perkebunan E

Izin Usaha Perkebunan diberikan oleh: EM/


Pasal 48 a. Gubernur untuk wilayah lintas kabupaten/kota; dan MM/
27 Izin Usaha Perkebunan C
Ayat 1 b.Bupati/wali kota untuk wilayah dalam suatu KASI
kabupaten/kota. E

Perusahaan Perkebunan yang telah mendapat izin Usaha EM/


Pasal 48 Perkebunan wajib menyampaikan laporan perkembangan MM/
28 UKL-UPL/Semesetr C
Ayat 3 usahanya secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun KASI
sekali kepada pemberi izin E
EM/
Pasal 48 Laporan perkembangan usaha secara berkala juga MM/
29 C
Ayat 4 disampaikan kepada Menteri KASI
E

Page 18 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Setiap Orang secara tidak sah dilarang:


a. Mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
menguasai Lahan Perkebunan
b.Mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau EM/
menguasai Tanah masyarakat atau Tanah Hak MM/
30 Pasal 55 Izin Usaha Perkebunan C
ulayatmasyarakat Hukum Adat dengan maksud untuk KASI
Usaha Perkebunan E
c. Melakukan penebangan tanaman dalam kawasan
Perkebunan; atau
d.Memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan.
EM/
Pasal 56 Setiap Pelaku Usaha Perkebunan dilarang membuka dan/atau MM/
31 C
Ayat 1 mengolah lahan dengan cara membakar. IOM Zero Burning KASI
E
EM/
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban memiliki
Pasal 56 MM/
32 sistem, sarana, dan prasarana pengendalian kebakaran lahan Struktur Kebakaran dan C
Ayat 2 KASI
dan kebun. peralatan kebakaran
E

Perusahaan Perkebunan yang memiliki izin Usaha Perkebunan


EM/
atau izin Usaha Perkebunan untuk budi daya wajib
Pasal 58 MM/
33 memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar paling Izin Usaha Perkebunan C
Ayat 1 KASI
rendah seluas 20% (dua puluh perseratus) dari total luas areal
E
kebun yang diusahakan oleh Perusahaan Perkebunan.

Fasilitasi pembangunan kebun masyarakat dapat dilakukan EM/


Pasal 58 melaluipola kredit, bagi hasil, atau bentuk pendanaan lain MM/
34 Izin Usaha Perkebunan C
Ayat 2 yang disepakati sesuai dengan ketentuan peraturanperundang- KASI
undangan E
EM/
Kewajiban memfasilitasi pembangunan kebun harus
Pasal 58 MM/
35 dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun Izin Usaha Perkebunan C
Ayat 3 KASI
sejak hak guna usaha diberikan
E

Page 19 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup,


sebelum memperoleh izin Usaha Perkebunan, Perusahaan
Perkebunan harus:
a. Membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau
EM/
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
Pasal 67 MM/
36 pemantauan lingkungan hidup AMDALRKL-RPL C
Ayat 3 KASI
b.Memiliki analisis dan manajemen risiko bagi yang
E
menggunakan hasil rekayasa genetik; dan
c. Membuat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan
sarana, prasarana, dan sistem tanggap darurat yang
memadai untuk menanggulangi terjadinya kebakaran

Setelah memperoleh izin usaha, Pelaku Usaha Perkebunan


wajib menerapkan
EM/
a. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya
MM/
37 Pasal 68 pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan AMDAL, RKL-RPL C
KASI
lingkungan hidup
E
b.Analisis risiko lingkungan hidup; dan
c. Pemantauan lingkungan hidup

Page 20 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

11. Undang-undang No. 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan


Perkebunan diselenggarakan berdasarkan asas:
a. kedaulatan;
b. kemandirian;
c. kebermanfaatan;
d. keberlanjutan RH/
Pasal 2 DOKUMEN AMDAL
1 e. keterpaduan; AC/ C
f. kebersamaan; EM
g. keterbukaan;
h. efisiensi-berkeadilan;
i. kearifan lokal; dan
j. kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Penyelenggaraan Perkebunan bertujuan untuk:
a. meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;
b. meningkatkan sumber devisa negara;
c. menyediakan lapangan kerja dan kesempatan usaha;
d. meningkatkan produksi, produktivitas, kualitas, nilai
tambah, daya saing, dan pangsa pasar; RH/
2 Pasal 3 e. meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta DOKUMEN AMDAL AC/ C
bahan baku industri dalam negeri; EM
f. memberikan pelindungan kepada Pelaku Usaha Perkebunan
dan masyarakat;
g. mengelola dan mengembangkan sumber daya Perkebunan
secara optimal, bertanggung jawab, dan lestari; dan
h. meningkatkan pemanfaatan jasa Perkebunan.

Pelaku Usaha Perkebunan dapat diberi hak atas tanah untuk RH/
Pasal 11
3 Usaha Perkebunan sesuai dengan ketentuan peraturan DOKUMEN AMDAL AC/ C
Ayat 1
perundang-undangan EM

Page 21 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Dalam hal Tanah yang diperlukan untuk Usaha Perkebunan


merupakan Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat,
RH/
Pasal 12 Pelaku Usaha Perkebunan harus melakukan musyawarah
4 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 dengan Masyarakat Hukum Adat pemegang Hak Ulayat untuk
EM
memperoleh persetujuan mengenai penyerahan Tanah dan
imbalannya.

Dilarang memindahkan hak atas tanah usaha perkebunan yang RH/


Pasal 15
5 mengakibatkan terjadinya satuan usaha yang kurang dari luas GRTT, IUP , HGU AC/ C
minimum yang ditetapkan pemerintah pusat EM

Perusahaan Perkebunan wajib mengusahakan Lahan


Perkebunan:
a. paling lambat 3 (tiga) tahun setelah pemberian status hak
atas tanah, Perusahaan Perkebunan wajib mengusahakan
RH/
Pasal 16 Lahan Perkebunan paling sedikit 30% (tiga puluh
6 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 perseratus) dari luas hak atas tanah; dan
EM
b. paling lambat 6 (enam) tahun setelah pemberian status hak
atas tanah, Perusahaan Perkebunan wajib mengusahakan
seluruh luas hak atas tanah yang secara teknis dapat
ditanami Tanaman Perkebunan.
Jika Lahan Perkebunan tidak diusahakan, bidang Tanah RH/
Pasal 16
7 Perkebunan yang belum diusahakan diambil alih oleh negara GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan EM
Pejabat yang berwenang dilarang menerbitkan izin Usaha
Pasal 17
Perkebunan di atas Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum RH/
Ayat 1 &
8 Adat, kecuali dalam hal telah dicapai persetujuan antara GRTT, IUP , HGU AC/ C
2
Masyarakat Hukum Adat dan Pelaku Usaha Perkebunan EM
mengenai penyerahan Tanah dan imbalannya.
Perusahaan Perkebunan yang melanggar ketentuan
Pasal 18 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 dikenai
RH/
Ayat 1 & sanksi administratif, berupa:
9 GRTT, IUP , HGU AC/ C
2 a. denda;
EM
b. penghentian sementara dari kegiatan usaha; dan/atau
pencabutan izin Usaha Perkebunan.
Pasal 23 Setiap Orang dilarang mengeluarkan sumber daya genetik RH/
10 GRTT, IUP , HGU C
Ayat 1 Tanaman Perkebunan yang terancam punah dan/atau yang AC/
Page 22 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

dapat merugikan kepentingan nasional dari wilayah Negara


EM
Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber daya genetik RH/
Pasal 27
11 dapat dilakukan oleh orang perseorangan atau badan hukum GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 3
berdasarkan izin Menteri EM
Setiap Orang yang membuka dan mengolah lahan dalam
RH/
Pasal 32 luasan tertentu untuk keperluan budi daya Tanaman
12 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 Perkebunan wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah
EM
timbulnya kerusakan lingkungan hidup
Setiap Orang yang menggunakan media tumbuh Tanaman
RH/
Pasal 32 Perkebunan untuk keperluan budi daya Tanaman Perkebunan
13 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2 wajib mengikuti tata cara yang dapat mencegah timbulnya
EM
pencemaran lingkungan hidup
Pelindungan Tanaman Perkebunan dilakukan melalui RH/
Pasal 33
14 pemantauan, pengamatan, dan pengendalian organisme GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1
pengganggu tumbuhan EM
Pelaksanaan pelindungan Tanaman Perkebunan menjadi RH/
Pasal 33
15 tanggung jawab Pelaku Usaha Perkebunan, Pemerintah GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2
Daerah sesuai dengan kewenangannya, dan Pemerintah Pusat. EM
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan yang memiliki atau
menguasai Tanaman Perkebunan harus melaporkan adanya RH/
Pasal 34
16 serangan organisme pengganggu tumbuhan pada tanamannya GRTT, IUP , HGU AC/ C
kepada pejabat yang berwenang dan yang bersangkutan harus EM
mengendalikannya
Dalam rangka pengendalian organisme pengganggu
RH/
Pasal 35 tumbuhan, setiap Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban
17 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 memiliki standar minimum sarana dan prasarana pengendalian
EM
organisme pengganggu tanaman perkebunan
Pelindungan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan:
a. pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan
RH/
ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di
18 Pasal 36 GRTT, IUP , HGU AC/ C
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai
EM
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. eradikasi organisme pengganggu tumbuhan
Usaha Perkebunan dapat dilakukan di seluruh wilayah Negara RH/
Pasal 39
19 Kesatuan Republik Indonesia oleh Pelaku Usaha Perkebunan GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1
dalam negeri atau penanam modal asing EM
Page 23 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Penanam modal asing yang melakukan Usaha Perkebunan RH/


Pasal 39
20 harus bekerja sama dengan Pelaku Usaha Perkebunan dalam GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 3
negeri dengan membentuk badan hukum Indonesia EM
Pengalihan kepemilikan Perusahaan Perkebunan kepada RH/
Pasal 40
21 penanam modal asing dapat dilakukan setelah memperoleh GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1
persetujuan Menteri EM
Kegiatan usaha budi daya Tanaman Perkebunan dan/atau
RH/
usaha Pengolahan Hasil Perkebunan hanya dapat dilakukan
22 Pasal 42 GRTT, IUP , HGU AC/ C
oleh Perusahaan Perkebunan apabila telah mendapatkan hak
EM
atas tanah dan/atau izin Usaha Perkebunan
Kegiatan usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dapat didirikan
RH/
pada wilayah Perkebunan swadaya masyarakat yang belum
23 Pasal 43 GRTT, IUP , HGU AC/ C
ada usaha Pengolahan Hasil Perkebunan setelah memperoleh
EM
hak atas tanah dan izin Usaha Perkebunan
Untuk mendapatkan izin Usaha Perkebunan harus memenuhi
persyaratan: RH/
Pasal 45
24 a. izin lingkungan; GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1
b. kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah; dan EM
c. kesesuaian dengan rencana Perkebunan
Selain persyaratan :
a. usaha budi daya Perkebunan harus mempunyai sarana,
prasarana, sistem, dan sarana pengendalian organisme
RH/
Pasal 45 pengganggu tumbuhan; dan
25 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2 b. usaha Pengolahan Hasil Perkebunan harus memenuhi
EM
sekurang-kurangnya 20% (dua puluh perseratus) dari
keseluruhan bahan baku yang dibutuhkan berasal dari
kebun yang diusahakan sendiri.
Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budi daya
RH/
Pasal 47 Tanaman Perkebunan dengan luasan skala tertentu dan/atau
26 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dengan kapasitas pabrik
EM
tertentu wajib memiliki izin Usaha Perkebunan
Izin Usaha Perkebunan diberikan oleh:
RH/
Pasal 48 a. gubernur untuk wilayah lintas kabupaten/kota; dan
27 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 b. bupati/wali kota untuk wilayah dalam suatu
EM
kabupaten/kota.
Pasal 48 Perusahaan Perkebunan yang telah mendapat izin Usaha RH/
28 GRTT, IUP , HGU C
Ayat 3 Perkebunan wajib menyampaikan laporan perkembangan AC/
Page 24 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

usahanya secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun


EM
sekali kepada pemberi izin
RH/
Pasal 48 Laporan perkembangan usaha secara berkala juga
29 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 4 disampaikan kepada Menteri
EM
Setiap Orang secara tidak sah dilarang:
a. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
menguasai Lahan Perkebunan;
b. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
RH/
Pasal 55 menguasai Tanah masyarakat atau Tanah Hak Ulayat
30 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Masyarakat Hukum Adat dengan maksud untuk Usaha
EM
Perkebunan;
c. melakukan penebangan tanaman dalam kawasan
Perkebunan; atau
d. memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan.
RH/
Pasal 56 Setiap Pelaku Usaha Perkebunan dilarang membuka dan/atau
31 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1 mengolah lahan dengan cara membakar.
EM
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban memiliki RH/
Pasal 56
32 sistem, sarana, dan prasarana pengendalian kebakaran lahan GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2
dan kebun. EM
Perusahaan Perkebunan yang memiliki izin Usaha Perkebunan
atau izin Usaha Perkebunan untuk budi daya wajib RH/
Pasal 58
33 memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar paling GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 1
rendah seluas 20% (dua puluh perseratus) dari total luas areal EM
kebun yang diusahakan oleh Perusahaan Perkebunan.
Fasilitasi pembangunan kebun masyarakat dapat dilakukan
RH/
Pasal 58 melalui pola kredit, bagi hasil, atau bentuk pendanaan lain
34 GRTT, IUP , HGU AC/ C
Ayat 2 yang disepakati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
EM
undangan
Kewajiban memfasilitasi pembangunan kebun harus RH/
Pasal 58
35 dilaksanakan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun IUP AC/ C
Ayat 3
sejak hak guna usaha diberikan EM
Fasilitasi pembangunan kebun masyarakat harus dilaporkan RH/
Pasal 58
36 kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai IUP AC/ C
Ayat 4
dengan kewenangannya EM
37 Pasal 60 Perusahaan Perkebunan yang melanggar ketentuan IUP RH/ C
Page 25 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 dikenai sanksi


administratif, berupa:
Ayat 1 & a. denda; AC/
2 b. pemberhentian sementara dari kegiatan Usaha Perkebunan; EM
dan/ atau
c. pencabutan izin Usaha Perkebunan.
Pengembangan Perkebunan diselenggarakan secara
berkelanjutan dengan memperhatikan aspek: RH/
Pasal 62
38 a. ekonomi; IUP AC/ C
Ayat 1
b. sosial budaya; dan EM
c. ekologi.
RH/
Pasal 62 Pengembangan Perkebunan berkelanjutan harus memenuhi
39 IUP AC/ C
Ayat 2 prinsip dan kriteria pembangunan Perkebunan berkelanjutan
EM
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan dilarang mengalihfungsikan RH/
Pasal 63
40 Lahan Perkebunan di dalam wilayah geografis yang IUP AC/ C
Ayat 2
memproduksi Hasil Perkebunan yang bersifat spesifik. EM
Pelaku Usaha Perkebunan yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) dikenai sanksi
Pasal 64 administratif, berupa: RH/
41 Ayat 1 & a. denda; IUP AC/ C
2 b. pemberhentian sementara dari kegiatan Usaha Perkebunan; EM
dan / atau
c. pencabutan izin Usaha Perkebunan
Selain dikenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 64, Pelaku Usaha Perkebunan yang melanggar RH/
42 Pasal 65 ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) IUP AC/ C
wajib mengembalikan fungsi Lahan Perkebunan dalam EM
wilayah geografis
RH/
Pasal 67 Setiap Pelaku Usaha Perkebunan wajib memelihara
43 IUP AC/ C
Ayat 1 kelestarian fungsi lingkungan hidup
EM
45 Pasal 67 Untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup, IUP RH/ C
Ayat 3 sebelum memperoleh izin Usaha Perkebunan, Perusahaan AC/
Perkebunan harus: EM
a. membuat analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau
upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya
Page 26 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

pemantauan lingkungan hidup;


b. memiliki analisis dan manajemen risiko bagi yang
menggunakan hasil rekayasa genetik; dan
c. membuat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan
sarana, prasarana, dan sistem tanggap darurat yang
memadai untuk menanggulangi terjadinya kebakaran
Setelah memperoleh izin usaha, Pelaku Usaha Perkebunan
wajib menerapkan:
a. analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau upaya RH/
46 Pasal 68 pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan IUP AC/ C
lingkungan hidup; EM
b. analisis risiko lingkungan hidup; dan
c. pemantauan lingkungan hidup
RH/
Pasal 69 Setiap Perusahaan Perkebunan wajib membangun sarana dan
47 IUP AC/ C
Ayat 1 prasarana di dalam kawasan Perkebunan
EM
RH/
Pasal 69 Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
48 IUP AC/ C
Ayat 2 harus memenuhi standar yang ditetapkan Pemerintah Pusat
EM
Setiap Perusahaan Perkebunan yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 dikenai sanksi
Pasal 70 administratif, berupa: RH/
49 Ayat 1 & a. denda; IUP AC/ C
2 b. pemberhentian sementara dari kegiatan Usaha Perkebunan; EM
dan / atau
c. pencabutan izin usaha perkebunan.
Setiap Orang dalam melakukan pengolahan, peredaran,
dan/atau pemasaran Hasil Perkebunan dilarang:
a. memalsukan mutu dan/atau kemasan Hasil Perkebunan;
b. menggunakan bahan penolong dan/ atau bahan tambahan
RH/
untuk pengolahan; dan/atau
50 Pasal 77 IUP AC/ C
c. mencampur Hasil Perkebunan dengan benda atau bahan
EM
lain;
yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan
manusia, merusak fungsi lingkungan hidup, dan/atau
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat.
51 Pasal 78 Setiap Orang dilarang menadah hasil Usaha Perkebunan yang IUP RH/ C
Page 27 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

AC/
diperoleh dari penjarahan dan/atau pencurian.
EM
RH/
Setiap Pelaku Usaha Perkebunan dilarang mengiklankan hasil
52 Pasal 79 IUP AC/ C
Usaha Perkebunan yang menyesatkan konsumen
EM
Dalam mendukung penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, Pelaku Usaha Perkebunan
menyediakan fasilitas berupa:
RH/
a. kemudahan perizinan penelitian;
53 Pasal 84 IUP AC/ C
b. penggunaan sarana dan prasarana Perkebunan untuk
EM
penelitian; dan
c. kemudahan akses data yang tidak bersifat rahasia sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
RH/
Pasal 88 Sumber daya manusia Perkebunan meliputi aparatur, Pelaku
54 IUP AC/ C
Ayat 1 Usaha Perkebunan, dan masyarakat Perkebunan
EM
Pengembangan sumber daya manusia Perkebunan RH/
Pasal 88
55 dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, IUP AC/ C
Ayat 2
dan/atau metode pengembangan lainnya EM
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah sesuai dengan RH/
Pasal 91
56 kewenangannya, dan Pelaku Usaha Perkebunan berkewajiban IUP AC/ C
Ayat 1
menyelenggarakan penyuluhan Perkebunan EM
RH/
Pasal 91
57 Penyuluhan Perkebunan dilakukan oleh penyuluh bersertifikat IUP AC/ C
Ayat 2
EM
RH/
Pasal 95 Besaran penanaman modal asing wajib dibatasi dengan
58 IUP AC/ C
Ayat 3 memperhatikan kepentingan nasional dan Pekebun
EM
Setiap Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budi
daya Tanaman Perkebunan dengan luasan skala tertentu
dan/atau usaha Pengolahan Hasil Perkebunan dengan RH/
59 Pasal 105 kapasitas pabrik tertentu yang tidak memiliki izin Usaha IUP AC/ C
Perkebunan dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 EM
(lima) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah).

Page 28 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

I1. PERATURAN PEMERINTAH


1. Peraturan Pemerintah No. 06 Tahun 1995 Tentang Perlindungan Tanaman
SOP Agronomy
Perlindungan tanaman adalah segala upaya untuk mencegah Riset/
Pasal 1 (pengendalian OPT),
1 kerugian pada budidaya tanaman yang diakibatkan oleh EM/ C
Ayat 1 dokumen budget dan
organisme pengganggu tumbuhan AQC
progam PHT
SOP Agronomy
Riset/
Pasal 2 Perlindungan dilakukan pada masa pra tanam, masa (pengendalian OPT),
2 EM/ C
Ayat 1 pertumbuhan tanaman, dan atau masa pasca panen dokumen budget dan
AQC
progam PHT
SOP Agronomy
Perlindungan tanaman pada masa pra tanam sebagaimana Riset/
(pengendalian OPT),
3 Ayat 2 dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sejak penyiapan lahan EM/ C
dokumen budget dan
atau media tumbuh lainnya sampai dengan penanaman AQC
progam PHT

SOP Agronomy
Perlindungan tanaman pada masa pertumbuhan tanaman Riset/
(pengendalian OPT),
4 Ayat 3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sejak EM/ C
dokumen budget dan
penanaman sampai dengan panen AQC
progam PHT

SOP Agronomy
Perlindungan tanaman pada masa pasca panen sebagaimana Riset/
(pengendalian OPT),
5 Ayat 4 dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan sejak sesudah panen EM/ C
dokumen budget dan
sampai dengan hasilnya siap dipasarkan AQC
progam PHT
SOP Agronomy
Riset/
Pasal 3 Perlindungan tanaman dilaksanakan melalui sistem (pengendalian OPT),
6 EM/ C
Ayat 1 pengendalian hama terpadu dokumen budget dan
AQC
progam PHT

Page 29 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Perlindungan tanaman sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


dilaksanakan melalui tindakan :
SOP Agronomy
a. Pencegahan masuknya organisme pengganggu tumbuhan Riset/
(pengendalian OPT),
7 Ayat 2 ke dalam dan tersebarnya dari suatu area ke area lain di EM/ C
dokumen budget dan
dalam wilayah negara Republik Indonesia AQC
progam PHT
b.Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
c. Eradikasi organisme pengganggu tumbuhan

Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan menggunakan SOP Agronomy


Riset/
sarana dan cara yang tidak mengganggu kesehatan dan atau (pengendalian OPT),
8 Pasal 4 EM/ C
mengancam keselamatan manusia, menimbulkan gangguan dokumen budget dan
AQC
dan kerusakan sumberdaya alam dan atau lingkungan hidup progam PHT

SOP Agronomy
Pasal 11 Pengendalian organisme pengganggu tanaman dilaksanakan Riset/
(pengendalian OPT),
9 Ayat 1a perorangan atau Badan Hukum yang menguasai tanaman atau EM/ C
dokumen budget dan
&b kelompok masyarakat yang dibentuk AQC
progam PHT
SOP Agronomy
Riset/
Penggunaan pestisida wajib menyampaikan laporan kepada (pengendalian OPT),
10 Pasal 17 EM/ C
pejabat yang berwenang dokumen budget dan
AQC
progam PHT

Perorangan atau badan hukum, kelompok dalam masyarakat


SOP Agronomy
dan instansi Pemerintah yang menggunakan pestisida dalam Riset/
Pasal 18 (pengendalian OPT),
11 rangka pengendalian organisme pengganggu tumbuhan wajib EM/ C
Ayat 1 dokumen budget dan
memantau, mencegah dan atau menanggulangi dampak AQC
progam PHT
negatif yang mungkin timbul akibat penggunaan pestisida

Page 30 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

2. Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah
Dalam hal tanah yang akan diberikan dengan Hak Guna Usaha
PAD/
itu adalah tanah Negara yang merupakan kawasan hutan,
Pasal 4 Sertifikat Hak Guna EM/
1 maka pemberian Hak Guna Usaha dapat dilakukan setelah C
Ayat 2 Usaha AC/
tanah yang bersangkutan dikeluarkan dari statusnya sebagai
RH
kawasan hutan

Dalam hal di atas tanah yang akan diberikan dengan Hak


PAD/
Guna Usaha itu terdapat tanaman dan/atau bangunan milik
Sertifikat Hak Guna EM/ C
2 Ayat 4 pihak lain yang keberadaannya berdasarkan atas hak yang sah,
Usaha AC/
pemilik bangunan dan tanaman tersebut diberi ganti kerugian
RH
yang dibebankan pada pemegang Hak Guna Usaha baru

PAD/
Hak Guna Usaha terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan
Pasal 7 Sertifikat Hak Guna EM/ C
3 dalam buku tanah sesuai dengan ketentuan peraturan
Ayat 2 Usaha AC/
perundang-undangan yang berlaku
RH
PAD/
Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang Hak Guna Usaha Sertifikat Hak Guna EM/ C
4 Ayat 3
diberikan sertipikat hak atas tanah Usaha AC/
RH
Pemegang Hak Guna Usaha wajib untuk :
a. Membayar uang pemasukan kepada Negara
b.Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan
dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan
c. Mengusahakan sendiri tanah Hak Guna Usaha dengan baik
PAD/
sesuai dengan kelayakan usaha
Pasal 12 Sertifikat Hak Guna EM/ C
5 d.Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan
Ayat 1 Usaha AC/
fasilitas tanah
RH
e. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan SDA
dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup
f. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun
mengenai pengunaan HGU
g. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan Hak Guna
Page 31 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Usaha kepada Negara sesudah HGU tersebut hapus


h.Menyerahkan sertipikat Hak Guna Usaha yang telah hapus
kepada Kepala Kantor Pertanahan
PAD/
Pemegang Hak Guna Usaha dilarang menyerahkan Sertifikat Hak Guna EM/ C
6 Ayat 2
pengusahaan tanah Hak Guna Usaha kepada pihak lain Usaha AC/
RH
Jika tanah Hak Guna Usaha karena keadaan geografis atau
lingkungan atau sebab-sebab lain letaknya sedemikian rupa
PAD/
sehingga mengurung atau menutup pekarangan atau bidang
Sertifikat Hak Guna EM/ C
7 Pasal 13 tanah lain dari lalu lintas umum atau jalan air, maka pemegang
Usaha AC/
Hak Guna Usaha wajib memberikan jalan keluar atau jalan air
RH
atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang
terkurung itu.
Apabila Hak Guna Usaha hapus dan tidak diperpanjang atau PAD/
Pasal 18 diperbaharui, wajib membongkar bangunan-bangunan dan Sertifikat Hak Guna EM/ C
8
Ayat 1 benda-benda yang ada di atasnya dan menyerahkan tanah dan Usaha AC/
tanaman yang ada di atas tanah kepada Negara RH
Syarat perpanjangan atau pembaharuan Hak Guna Bangunan :
a. Tanahnya masih dipergunakan dengan baik sesuai dengan
keadaan, sifat, dan tujuan pemberian hak tersebut
PAD/
b.Syarat-syarat pemberian hak tersebut dipenuhi dengan baik
Pasal 26 Sertifikat Hak Guna EM/ C
9 oleh pemegang hak
Ayat 1 Usaha AC/
c. Pemegang hak masih memenuhi syarat sebagai pemegang
RH
hak
d.Tanah tersebut masih sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah
Permohonan perpanjangan jangka waktu Hak Guna Bangunan PAD/
Sertifikat Hak Guna
Pasal 27 atau pembaharuannya diajukan selambat-lambatnya dua tahun EM/ C
10 Usaha & Hak Guna
Ayat 1 sebelum berakhirnya jangka waktu Hak Guna Bangunan AC/
Bangunan
tersebut atau perpanjangannya RH
PAD/
Sertifikat Hak Guna
Perpanjangan atau pembaharuan Hak Guna Bangunan dicatat EM/ C
11 Ayat 2 Usaha & Hak Guna
dalam buku tanah pada Kantor Pertanahan AC/
Bangunan
RH
12 Pasal 30 Pemegang Hak Guna Bangunan wajib: Sertifikat Hak Guna PAD/ C
Page 32 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

a. Membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara


pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian
haknya
b.Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya dan
persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan dan
perjanjian pemberian haknya c. Memelihara dengan baik Usaha & Hak Guna EM/
tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta menjaga
Bangunan AC/
kelestarian lingkungan hidup
RH
c. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak
Guna Bangunan kepada Negara, pemegang hak
pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah Hak Guna
Bangunan itu hapus
d.Menyerahkan sertipikat Hak Guna Bangunan yang telah
hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan
Sertifikat Hak Guna PAD/
Pemegang Hak Guna Bangunan harus memberikan
Usaha & Hak Guna EM/ C
13 Pasal 31 kemudahan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain
Bangunan AC/
bidang tanah yang terkurung
RH
Sertifikat Hak Guna PAD/
Pasal 34 Hak Guna Bangunan dapat beralih dan dialihkan kepada pihak Usaha & Hak Guna EM/ C
14
Ayat 1 lain Bangunan AC/
RH
Peralihan Hak Guna Bangunan terjadi karena:
a. Jual beli Sertifikat Hak Guna PAD/
b.Tukar menukar Usaha & Hak Guna EM/ C
15 Ayat 2
c. Penyertaan dalam modal Bangunan AC/
d.Hibah RH
e. Pewarisan
Sertifikat Hak Guna PAD/
Peralihan Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Usaha & Hak Guna EM/ C
16 Ayat 3
ayat (2) harus didaftarkan pada Kantor Pertanahan Bangunan AC/
RH

Page 33 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Peralihan Hak Guna Bangunan karena jual beli kecuali jual Sertifikat Hak Guna PAD/
beli melalui lelang, tukar menukar, penyertaan dalam modal, Usaha & Hak Guna EM/ C
17 Ayat 4
dan hibah harus dilakukan dengan akta yang dibuat oleh Bangunan AC/
Pejabat Pembuat Akta Tanah RH
Sertifikat Hak Guna PAD/
Jual beli yang dilakukan melalui pelelangan dibuktikan Usaha & Hak Guna EM/ C
18 Ayat 5
dengan Berita Acara Lelang Bangunan AC/
RH
PAD/
Peralihan Hak Guna Bangunan karena pewarisan harus Sertifikat Hak Guna
EM/ C
19 Ayat 6 dibuktikan dengan surat wasiat atau surat keterangan waris Usaha & Hak Guna
AC/
yang dibuat oleh instansi yang berwenang Bangunan
RH
Sertifikat Hak Guna PAD/
Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Pengelolaan
Usaha & Hak Guna EM/ C
20 Ayat 7 harus dengan persetujuan tertulis dari pemegang Hak
Bangunan AC/
Pengelolaan
RH
Sertifikat Hak Guna PAD/
Peralihan Hak Guna Bangunan atas tanah Hak Milik harus
Usaha & Hak Guna EM/ C
21 Ayat 8 dengan persetujuan tertulis dari pemegang Hak Milik yang
Bangunan AC/
bersangkutan
RH
3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah (LN No. 1997/59 ; TLN No. 3696
PAD/
Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Sertifikat Hak Guna
1 Pasal 5 AC/ C
Nasional Usaha
RH
PAD/
Pasal 10 Untuk pendaftaran tanah hak guna usaha pendaftarannya Sertifikat Hak Guna
2 AC/ C
Ayat 2 adalah Kabupaten/Kotamadya Usaha
RH
PAD/
Pasal 14 Untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik Sertifikat Hak Guna
3 AC/ C
Ayat 1 dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan Usaha
RH

Page 34 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Kegiatan pengukuran dan pemetaan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) meliputi:
a. Pembuatan peta dasar pendaftaran
PAD/
b.Penetapan batas bidang-bidang tanah Sertifikat Hak Guna
4 Ayat 2 AC/ C
c. Pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan Usaha
RH
pembuatan peta pendaftaran
d.Pembuatan daftar tanah
e. Pembuatan surat ukur
PAD/
Pasal 15 Kegiatan pendaftaran tanah secara sistematik dimulai dengan Sertifikat Hak Guna
5 AC/ C
Ayat 1 pembuatan peta dasar pendaftaran Usaha
RH
Untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bagi
pendaftaran tanah, bidang-bidang tanah yang akan dipetakan PAD/
Pasal 17 Sertifikat Hak Guna
6 diukur, setelah ditetapkan letaknya, batas-batasnya dan AC/ C
Ayat 1 Usaha
menurut keperluannya ditempatkan tanda-tanda batas di setiap RH
sudut bidang tanah yang bersangkutan

Dalam penetapan batas bidang tanah pada pendaftaran tanah


PAD/
secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik Sertifikat Hak Guna
7 Ayat 2 AC/ C
diupayakan penataan batas berdasarkan kesepakatan para Usaha
RH
pihak yang berkepentingan
Penempatan tanda-tanda batas termasuk pemeliharaannya PAD/
Sertifikat Hak Guna
8 Ayat 3 wajib dilakukan oleh pemegang hak atas tanah yang AC/ C
Usaha, Patok HGU
bersangkutan RH
Bidang-bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya Sertifikat Hak Guna PAD/
Pasal 20
9 diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar Usaha, Patok HGU AC/ C
Ayat 1
pendaftaran RH

Bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor Sertifikat Hak Guna PAD/
Pasal 21
10 pendaftarannya pada peta pendaftaran dibukukan dalam daftar Usaha, Patok HGU AC/ C
Ayat 1
tanah RH
Bidang-bidang tanah yang sudah diatur serta dipetakan dalam Sertifikat Hak Guna PAD/
Pasal 22 peta pendaftaran, dibuatkan surat ukur untuk keperluan
11 Usaha, Patok HGU AC/ C
Ayat 1 pendaftaran haknya RH

Page 35 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak sesuai Sertifikat Hak Guna PAD/
Pasal 31
12 dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam Usaha, Patok HGU AC/ C
Ayat 1
buku tanah RH
4. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan
Dalam pola Inti dan Plasma, Inti membina usaha kecil yang
menjadi plasmanya dalam:
a. Penyediaan dan penyiapan lahan
b.Penyediaan sarana produksi
c. Pemberian bimbingan tekhnis manajemen usaha dan Dokumen pengelolaan PAD/
1 Pasal 3 C
produksi kemitraan plasma EM
d.Perolehan, penguasaan dan peningkatan tekhnologi
e. Pembiayaan dan
f. Pemberiaan bantuan lainnya bagi peningkatan efisiensi dan
produktifitas usaha
Dalam kemitraan, Inti memberikan bantuan berupa :
a. Kesempatan untuk mengerjakan produksi dan komponen
b.Kesempatan memperoleh bahan baku yang diproduksi
Dokumen pengelolaan PAD/
2 Pasal 4 c. Bimbingan dan kemampuan teknis produksi atau C
kemitraan plasma EM
manajemen
d.Perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi
e. Pembiayaan
1. Untuk memperluas usaha, diberikan kesempatan bagi
Usaha Kecil yang memiliki kemampuan Dokumen pengelolaan PAD/
3 Pasal 7 C
2. Perluasan usaha oleh Usaha Besar dapat dilakukan melalui kemitraan plasma EM
kemitraan dengan Usaha Kecil yang memenuhi ketentuan
1. Usaha Besar yang melaksanakan kemitraan berhak untuk:
a. Meningkatkan efisiensi
b. Mendapat kemudahan kemitraan
c. Membuat perjanjian kemitraan
d. Membatalkan perjanjian bila salah satu pihak Dokumen pengelolaan PAD/
4 Pasal 12 C
mengingkari kemitraan plasma EM
2. Usaha Besar berhak untuk mengetahui kinerja kemitraan
Usaha Kecil mitra binaannya
3. Usaha Kecil yang bermitra berhak untuk memperoleh
pembinaan dan pengembangan dari Usaha Besar
Page 36 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Usaha Besar yang bermitra berkewajiban untuk :


1. Memberikan informasi peluang kemitraan
2. Memberikan informasi kepada Pemerintah mengenai
perkembangan kemitraan
3. Menunjuk penanggung jawab kemitraan
4. Mentaati dan melaksanakan ketentuan dalam perjanjian
kemitraan Dokumen pengelolaan PAD/
5 Pasal 14 C
5. Melakukan pembinaan kepada mitra binaannya dalam kemitraan plasma EM
aspek
a. Pemasaran
b. Pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia
c. Permodalan
d. Manajemen
e. Teknologi
Usaha Kecil yang bermitra berkewajiban untuk :
a. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kinerja Dokumen pengelolaan PAD/
6 Pasal 15 C
b.Memanfaatkan dengan sebaik-baiknya berbagai bentuk kemitraan plasma EM
pembinaan dan bantuan yang diberikan
Kewajiban bersama pihak yang bermitra:
a. Mencegah gagalnya pihak yang bermitra Dokumen pengelolaan PAD/
7 Pasal 16 C
b.Memberikan informasi tentang pelaksanaan kemitraan kemitraan plasma EM
c. Tingkatkan efisiensi usaha
a. Usaha besar dan kecil yang telah sepakat untuk bermitra,
Dokumen pengelolaan PAD/
8 Pasal 18 membuat perjanjian C
kemitraan plasma EM
b.Perjanjian berupa akta dibawah tangan atau akta Notaris.

5. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (LN 1997/96 ; TLN No. 3721)
Untuk memelihara dan mewujudkan kelestarian fungsi
Pasal 6 lingkungan hidup dan mencegah timbulnya kerusakan fungsi
1 Managemen HCV EM C
Ayat 2 lingkungan hidup harus dilakukan penetapan dan
perlindungan terhadap kawasan lindung

Page 37 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Perlindungan terhadap kawasan lindung dilakukan dengan


cara pelestarian fungsi dan tatanan lingkungan hidup alam,
2 Ayat 4 Managemen HCV EM C
lingkungan hidup sosial, dan lingkungan hidup buatan untuk
meningkatkan kualitas dan fungsinya

Kriteria kawasan lindung yang harus dipatuhi:


a. Untuk kawasan hutan dengan faktor kelas lereng, dan jenis
tanah tertentu
Pasal 33 b.Untuk kawasan bergambut kedalaman 3 meter
3 Managemen HCV EM C
Ayat 1-3 c. Untuk kawasan resapan air, dengan curah hujan tinggi,
berstruktur tanah yang mudah meresapkan air dan
mempunyai geomorfologi yang mampu meresapkan air
hujan secara besar-besaran

Kriteria kawasan hutan lindung untuk sempadan sungai yg


harus dipatuhi:
a. Garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas
Pasal 34 lebar sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar
4 Managemen HCV EM C
Ayat 2 sepanjang kaki tanggul
b.Garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan
berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh
Pejabat yang berwenang

Untuk kawasan sekitar danau/waduk yaitu daratan sepanjang


tepian danau/waduk yang lebarnya proporsional dengan
5 Ayat 3 Managemen HCV EM C
bentuk dan kondisi fisik danau/waduk antara 50-100 meter
dari titik pasang tertinggi ke arah darat

Untuk kawasan sekitar mata air yaitu kawasan disekitar mata


6 Ayat 4 Managemen HCV EM C
air dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter

Pasal 41 Langkah-langkah pengelolaan kawasan perlindungan yang


7 Managemen HCV EM C
Ayat 2 harus dipatuhi : menjaga sempadan sungai

Page 38 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

6. Peraturan Pemerintah No 2 Tahun 2008 Tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berasal Dari Penggunaan Kawasan Hutan
Untuk Kepentingan Pembangunan Di Luar Kegiatan Kehutanan Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan.
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam Peraturan
Pemerintah ini adalah Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
Pasal 1 berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan Bukti Pembayaran
1 Kasie C
Ayat 1 pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang luas kawasan Bukan Pajak
hutannya di atas 30% (tiga puluh persen) dari luas daerah
aliran sungai dan/atau pulau.

Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud Bukti Pembayaran


2 Ayat 2 Kasie C
pada ayat (1) dihitung berdasarkan formula Bukan Pajak

Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah Bukti Pembayaran
3 Ayat 3 Kasie C
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Bukan Pajak
Pemerintah ini.

Pengguna kawasan hutan untuk kepentingan Pembangunan di


luar kegiatan kehutanan yang telah menyelesaikan kewajiban
Bukti Pembayaran
4 Ayat 6 kompensasi lahan sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Kasie C
Bukan Pajak
ini, tidak dikenakan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1.

7. Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Produksi Pekebun
Com
Pekebun menjual seluruh TBS kepada perusahaan melalui
Pasal 4 m/
1 kelembagaan pekebun untuk diolah dan dipasarkan sesuai SPK Juali Beli TBS C
Ayat 1 EM,
dengan perjanjian kerjasama
MM
Com
Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal 4 m/
2 harus dibuat secara tertulis dengan diketahui bupati/walikota SPK Juali Beli TBS C
Ayat 2 EM,
atau gubernur.
MM

Page 39 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Harga pembelian TBS oleh Perusahaan didasarkan pada


rumus harga pembelian TBS.H TBS = K {Hms x Rms + His x
Ris} dengan pengertian: · H TBS : Harga TBS yang
diterima oleh pekebun di tingkat pabrik, dinyatakan dalam
Rp/Kg; · K : Indeks proporsi yang menunjukan bagian yang
diterima oleh pekebun, dinyatakan dalam persentase (%); ·
Com
Hms : Harga rata-rata minyak sawit kasar (CPO) tertimbang
Pasal 5 m/
3 realisasi penjualan ekspor (FOB) dan lokal masing-masing SPK Juali Beli TBS C
Ayat 1-2 EM,
perusahaan pada periode sebelumnya, dinyatakan dalam
MM
Rp/Kg; · Rms : Rendemen minyak sawit kasar (CPO),
dinyatakan dalam persentase (%); His : Harga rata-rata inti
sawit (PK) tertimbang realisasi penjualan ekspor (FOB) dan
lokal masing-masing perusahaan pada periode sebelumnya,
dinyatakan dalam Rp/Kg; · Ris : Rendemen inti sawit (PK),
dinyatakan dalam persentase (%).

Pembinaan terhadap pekebun dan/atau kelembagaan pekebun


dilakukan oleh perusahaan perkebunan. Dilaksanakan
dengan :
a. Melakukan bimbingan teknis budidaya dan manajemen; Com
Pasal 10 b. Mengumumkan harga pembelian TBS paling kurang 1 m/
4 SPK Juali Beli TBS C
Ayat 1-2 (satu) kali setiap bulan berjalan; dan/atau EM/
c. Menyampaikan dokumen harga dan jumlah penjualan MM
minyak sawit kasar (CPO) dan Inti Sawit (PK), paling
kurang 1 (satu) kali setiap bulan kepada dinas provinsi
untuk di klarifikasi Tim Penetapan Harga TBS.

III. PERATURAN PRESIDEN


1. Peraturan Presiden No. 05 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional

Energi terbarukan (biofuel) sumber energi dihasilkan dari Analisa efesiensi EM,T
Pasal 1
1 sumber daya alamiah yang tidak dapat habis dan berkelanjutan penggunaan energy M/ C
Ayat 5
jika dikelola dengan baik terbaharukan MM

Page 40 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Kebijakan Energi Nasional bertujuan untuk mengarahkan Analisa efesiensi EM,T


Pasal 2
2 upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi penggunaan energy M/ C
Ayat1
dalam negeri terbaharukan MM

III. PERATURAN MENTERI


1. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 02 Tahun 1999 Tentang Ijin Lokasi
Pasal 2 Perusahaan yang telah memperoleh persetujuan penanaman
1 Izin Lokasi PAD C
Ayat 1 modal wajib mempunyai Izin Lokasi
Tanah yang dapat ditunjuk dalam Izin Lokasi adalah tanah
yang menurut Rencana Tata Ruang Wilayah yang berlaku
2 Pasal 3 diperuntukkan bagi penggunaan yang sesuai dengan rencana IUP PAD C
penanaman modal yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
menurut persetujuan penanaman modal yang dipunyainya
Untuk keperluan menentukan luas areal yang ditunjuk dalam
ijin lokasi, Perusahaan Pemohon wajib menyampaikan Surat permohonan
Pasal 4
3 pernyataan tertulis mengenai luas tanah yang sudah dikuasai penerbitan IUP kepada PAD C
Ayat 3
olehnya dan perusahaan-perusahaan lain yang merupakan instansi terkait dengan
group dengannya
Izin Lokasi diberikan untuk jangka waktu sebagai berikut:
a. Izin Lokasi seluas lebih dari 50 Ha : 3 (tiga) tahun
b.Perolehan tanah harus diselesaikan dalam jangka waktu
Pasal
4 Izin Lokasi Dokumen Ijin Lokasi PAD C
Ayat 1-3
c. Apabila perolehan tanah belum selesai, maka Izin Lokasi
dapat diperpanjang selama 1 (satu) tahun apabila sudah
diperoleh / dibebaskan 50 % dari tanah yang diberikan
Pemegang Izin Lokasi diizinkan untuk membebaskan tanah
dalam areal Izin Lokasi dari hak dan kepentingan pihak lain
Pasal 8 berdasarkan kesepakatan dengan pemegang hak atau pihak SOP Pembebasan Lahan,
5 PAD C
Ayat 1 yang mempunyai kepentingan tersebut dengan cara jual beli, Adanya Bukti GRTT
pemberian ganti rugi, konsolidasi tanah atau cara lain sesuai
ketentuan yang berlaku
Sebelum tanah dibebaskan oleh pemegang ijin lokasi maka SOP Pembebasan Lahan,
6 Ayat 2 PAD C
semua hak atau kepentingan pihak lain yang sudah ada atas Adanya Bukti GRTT
Page 41 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

tanah yang bersangkutan tidak berkurang dan tetap diakui,


termasuk kewenangan yang menurut hukum dipunyai oleh
pemegang hak atas tanah untuk memperoleh tanda bukti hak
(sertifikat) dan kewenangan untuk menggunakan dan
memanfaatkan tanahnya bagi keperluan pribadi atau usahanya
sesuai rencana tata ruang yang berlaku, serta kewenangan
untuk mengalihkannya kepada pihak lain
Pemegang tanah yang bersangkutan dibebaskan dari pihak-
pihak lain atas tanah yang belum dibebaskan dan tidak SOP Pembebasan Lahan,
7 Ayat 3 menutup atau mengurangi aksebilitas yang dimiliki Adanya Bukti GRTT PAD C
masyarakat di sekitar lokasi, dan menjaga serta melindungi
kepentingan umum
Sesudah tanah yang bersangkutan dibebaskan dari hak dan
kepentingan pihak lain, maka pemegang izin lokasi dapat SOP Pembebasan Lahan,
8 Ayat 4 diberikan hak atas tanah yang memberikan kewenangan Adanya Bukti GRTT PAD C
kepadanya untuk menggunakan tanah tersebut sesuai dengan
keperluan untuk melaksanakan rencana penanaman modalnya
Pemegang Izin Lokasi berkewajiban untuk melaporkan secara
berkala setiap 3(tiga) bulan kepada Kepala Kantor Pertanahan SOP Pembebasan Lahan,
9 Ayat 9 mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan Adanya Bukti GRTT PAD C
berdasarkan Izin Lokasi dan pelaksanaan penggunaan tanah
tersebut
2. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 05 Tahun 1999 Tentang Pedoman Penyelesaian Masalah Hak Ulayat Masyarakat
Hukum Adat
Pelaksanaan hak ulayat sepanjang pada kenyataannya masih Bukti kepemilikan
Pasal 2
1 ada dilakukan oleh masyarakat hukum adat yang bersangkutan tanah ulayat oleh PAD C
Ayat 1
menurut ketentuan hukum adat setempat masyarakat

Page 42 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Hak ulayat masyarakat hukum adat dianggap masih ada


apabila:
a. Terdapat sekelompok orang yang masih merasa terikat oleh
tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu
persekutuan hukum tertentu, yang mengakui dan
menerapkan ketentuan-ketentuan persekutuan tersebut Bukti kepemilikan
2 Ayat 2 dalam kehidupannya sehari-hari tanah ulayat oleh PAD C
b.Terdapat tanah ulayat tertentu yang menjadi lingkungan masyarakat
hidup para warga persekutuan hukum tersebut dan
tempatnya mengambil keperluan hidupnya sehari-hari, dan
c. Terdapat tatanan hukum adat mengenai pengurusan,
penguaasaan dan penggunaan tanah ulayat yang berlaku
dan ditaati oleh para warga persekutuan hukum tersebut
Pelepasan tanah ulayat untuk keperluan pertanian dan Dokumen musyawarah
Pasal 4 keperluan lain yang memerlukan Hak Guna Usaha atau Hak dalam pelepasan lahan
3 PAD C
Ayat 2 Pakai, dilakukan oleh masyarakat hukum adat dengan tanah ulayat, SOP
penyerahan
Hak Guna Usaha atau Hak Pakai yang diberikan oleh negara
Pembebasan Lahan
4 Ayat 3 dan perpanjangan serta pembaharuannya tidak boleh melebihi PAD C
Sertifikat HGU
jangka waktu

Page 43 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

3. Peraturan Menteri Pertanian No. 395/Kpts/OT.140/11/2005 Tentang Pedoman Penetapan Harga Pembelian Tandan Buah Segar ( TBS )
Com
Pasal 4 Perusahaan beli seluruh TBS pekebun dan pekebun jual ke m/
1 SPK Jual Beli TBS C
Ayat 1 perusahaan sesuai perjanjian kerjasama MM/
EM
Com
Pasal 5 m/
2 Pembelian TBS pekebun berdasarkan rumus SPK Jual Beli TBS C
Ayat 1 MM/
EM
Com
Daftar Harga TBS
Indeks “ K “ ditetapkan setiap bulan oleh Gubernur m/
3 Ayat 2 setiap bulan dari C
berdasarkan usulan tim Penetapan Harga TBS MM/
Pemerintah
EM
Daftar Harga TBS Com
Pasal 8 setiap bulan dari m/
4 Perusahaan merupakan Anggota Tim Penetapan Harga TBS C
Ayat 1 Pemerintah MM/
EM
Perusahaan ikut merumuskan Indeks “ K “ Memantau indek “ Daftar Harga TBS Com
K “ Memantau penerapan rendemen CPO dan PK, setiap bulan dari m/
5 Ayat 2 C
Menyelesaikan permasalahan antara perusahaan dengan Pemerintah MM/
pekebun EM
4. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P. 33/MENHUT-II/2010 Tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat
Dikonversi
Pasal 2 Pelepasan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di Dokumen AMDAL, PAD,
1 C
Ayat 1 luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan pada HPK HGU, IUP D&L

HPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi


kriteria: a. Fungsi HPK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; b. Tidak dibebani izin penggunaan
Dokumen AMDAL, PAD,
2 Ayat 2 kawasan hutan, izin pemanfaatan hutan dan/atau perizinan C
HGU, IUP D&L
lainnya dari Menteri; c. Dalam kondisi berhutan maupun tidak
berhutan; dan d. Berada pada provinsi yang luas kawasan
hutannya di atas 30% (tiga puluh perseratus).

Page 44 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), termasuk
sarana penunjang, antara lain:
a. Penempatan korban bencana;
b. Waduk dan bendungan;
c. Fasilitas pemakaman;
d. Fasilitas pendidikan;
e. Fasilitas keselamatan umum;
f. Rumah sakit umum dan pusat kesehatan masyarakat;
g. Kantor Pemerintah dan/atau pemerintah daerah;
h. Permukiman dan/atau perumahan;
i. Transmigrasi
Dokumen AMDAL, PAD,
3 Pasal 3 j. Bangunan industri; C
HGU, IUP D&L
k. Pelabuhan;
l. Bandar udara;
m. Stasiun kereta api;
n. Terminal;
o. Pasar umum;
p. Pengembangan/pemekaran wilayah;
q. Pertanian tanaman pangan;
r. Budidaya pertanian;
s. Perkebunan;
t. Perikanan;
u. Peternakan; atau
v. Sarana olah raga.
(1) Luas kawasan HPK yang dilepaskan untuk kepentingan
pembangunan di luar kegiatan kehutanan: a. Pembangunan
perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf s,
diberikan: 1. Paling banyak 100.000 (seratus ribu) hektar,
Pasal 4 Dokumen AMDAL, PAD,
4 untuk satu perusahaan atau grup perusahaan, dengan C
Ayat 1 HGU, IUP D&L
ketentuan diberikan secara bertahap dengan luas paling
banyak 20.000 (dua puluh ribu) hektar dan pemberian
berikutnya setelah dilakukan evaluasi pelaksanaan pada tahap
sebelumnya;
5 Ayat 2 (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Dokumen AMDAL, PAD, C
oleh Kepala Dinas Provinsi, antara lain: HGU, IUP D&L
a. Proses pengurusan HGU;
Page 45 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

b.Pembangunan kebun
Pasal 5 (1) Pelepasan kawasan HPK dilakukan berdasarkan Dokumen AMDAL, PAD,
6 C
Ayat 1 permohonan. HGU, IUP D&L
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diajukan oleh:
a. Menteri atau pejabat setingkat menteri; Dokumen AMDAL, PAD,
7 Ayat 2 C
b.Gubernur; HGU, IUP D&L
c. Bupati/walikota;
d.Pimpinan badan usaha; atau e. Ketua yayasan
(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan kepada Menteri, dengan tembusan disampaikan
kepada: Dokumen AMDAL, PAD,
8 Ayat 3 C
a. Sekretaris Jenderal: HGU, IUP D&L
b.Direktur Jenderal;
c. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan.
(4) Badan usaha dimaksud pada ayat (2) huruf d, meliputi:
a. Badan usaha milik negara;
b.Badan usaha milik daerah; Dokumen AMDAL, PAD,
9 Ayat 4 C
c. Badan usaha milik swasta yang berbadan hukum HGU, IUP D&L
Indonesia;
d.Koperasi.
Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus
memenuhi persyaratan: Dokumen AMDAL, PAD,
10 Pasal 6 C
a. Administrasi; dan HGU, IUP D&L
b. Teknis.

Page 46 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


6 huruf a, meliputi;
a. Surat permohonan yang dilampiri dengan peta kawasan
hutan yang dimohon pada peta dasar dengan skala
minimal 1:100.000
b. Izin lokasi dari gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya;
c. Izin usaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Pasal 7 Dokumen AMDAL, PAD,
11 undangan C
Ayat 1 HGU, IUP D&L
d. Rekomendasi gubernur atau bupati/walikota, dilampiri
peta kawasan hutan yang dimohon pada peta dasar dengan
skala minimal 1:100.000; dan
e. Pernyataan kesanggupan dalam bentuk Akta Notaris
kecuali permohonan oleh Pemerintah, untuk
f. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Tidak akan mengalihkan persetujuan prinsip pelepasan
kawasan hutan yang diperoleh tanpa persetujuan Menteri.
Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
untuk permohonan yang diajukan oleh gubernur diberikan Dokumen AMDAL, PAD,
12 Ayta 2 C
oleh bupati/walikota dan permohonan yang diajukan oleh HGU, IUP D&L
bupati/walikota diberikan oleh gubernur.
Rekomendasi gubernur atau bupati/walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d memuat persetujuan atas
pelepasan kawasan HPK menjadi bukan kawasan hutan sesuai Dokumen AMDAL, PAD,
13 Ayat 2 C
dengan permohonan berdasarkan pertimbangan teknis Kepala HGU, IUP D&L
Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Kabupaten/Kota serta tidak
mencantumkan jangka waktu rekomendasi.
Dalam hal hasil penelaahan dan pertimbangan teknis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2)
Pasal 10 Dokumen AMDAL, PAD,
14 memenuhi syarat, Direktur Jenderal menyampaikan usulan C
Ayat 1 HGU, IUP D&L
penerbitan surat persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK
dan peta lampiran kepada Sekretaris Jenderal.
(2) Sekretaris Jenderal dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari kerja sejak menerima usulan penerbitan surat Dokumen AMDAL, PAD,
15 Ayat 2 C
persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK dan peta HGU, IUP D&L
lampiran dari Direktur Jenderal sebagaimana dimaksud pada
Page 47 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

ayat (1) menyampaikan konsep surat persetujuan prinsip


pelepasan kawasan HPK dan peta lampiran kepada Menteri.
Menteri dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja
sejak menerima konsep dari Sekretaris Jenderal sebagaimana Dokumen AMDAL, PAD,
16 Ayat 3 C
dimaksud pada ayat (2) menerbitkan surat persetujuan prinsip HGU, IUP D&L
pelepasan kawasan HPK dan peta lampiran.
Persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) memuat kewajiban:
Pasal 11 Dokumen AMDAL, PAD,
17 a. Menyelesaikan tata batas kawasan HPK yang disetujui; C
Ayat 1 HGU, IUP D&L
dan
b. Mengamankan kawasan HPK yang disetujui.
Persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK sebagaimana
Dokumen AMDAL, PAD,
18 Ayat 2 dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk jangka waktu paling C
HGU, IUP D&L
lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya persetujuan prinsip.
Persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK sebagaimana
Pasal 13 dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) dapat diperpanjang paling Dokumen AMDAL, PAD,
19 C
Ayat 1 banyak 2 (dua) kali masing-masing untuk jangka waktu paling HGU, IUP D&L
lama 6 (enam) bulan.
Perpanjangan persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam hal Dokumen AMDAL, PAD,
20 Ayat 2 C
penyelesaian pelaksanaan tata batas akan melebihi jangka HGU, IUP D&L
waktu yang diberikan.
Perpanjangan persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh pemegang
persetujuan prinsip dalam jangka waktu paling sedikit 30 (tiga Dokumen AMDAL, PAD,
21 Ayat 3 C
puluh) hari kerja sebelum berakhirnya persetujuan prinsip HGU, IUP D&L
kepada Menteri dengan tembusan kepada Direktur Jenderal
dan Kepala Balai.
Pemanfaatan kayu pada kawasan HPK yang telah dilepaskan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) dan
pemanfaatan kayu pada areal dispensasi sebagaimana Dokumen AMDAL, PAD,
22 Pasal 19 C
dimaksud dalam Pasal 17 dilakukan setelah memperoleh izin HGU, IUP D&L
pemanfaatan kayu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

23 Pasal 20 Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana Dokumen AMDAL, PAD, C
Page 48 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

dimaksud dalam Pasal 18, Menteri dapat membatalkan


persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) apabila pemegang
persetujuan prinsip pelepasan kawasan HPK: a. Tidak
Ayat 1 memenuhi ketentuan atau kewajiban sebagaimana dimaksud HGU, IUP D&L
dalam Pasal 11 ayat (1) dalam jangka waktu yang telah
ditentukan; dan/atau b. Memindahtangankan persetujuan
prinsip pelepasan kawasan hutan kepada pihak lain tanpa
persetujuan
5. Peraturan Menteri Pertanian No. 98/Permentan/OT.140/9/2013 Tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan

Badan hukum asing atau perorangan warga negara asing yang


melakukan Usaha Perkebunan wajib bekerjasama dengan
1 Pasal 4 Tersedia IUP PAD C
Pelaku Usaha Perkebunan dalam negeri dengan membentuk
badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan dengan luas 25 (dua


2 Pasal 8 Tersedia IUP PAD C
puluh lima) hektar atau lebih wajib memiliki IUP-B

Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan kelapa sawit


3 Pasal 9 dengan kapasitas sama atau melebihi kapasitas paling rendah Tersedia IUP PAD C
unit pengolahan hasil perkebunanwajib memiliki IUP-P

Usaha Budidaya Tanaman kelapa sawit dengan luas 1.000


Pasal 10
4 hektar atau lebih wajib terintegrasi dalam hubungan dengan Tersedia IUP PAD C
Ayat 1
Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan

Usaha Budidaya Tanaman Perkebunan yang terintegrasi


Pasal 10
5 dengan Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan wajib Tersedia IUP PAD C
Ayat 2
memiliki IUP

6 Pasal 11 Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan untuk Tersedia Bahan Bau . PAD C
Page 49 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

mendapatkan IUP-P harus memenuhi penyediaan bahan baku


paling rendah 20% berasal dari kebun sendiri dan
kekurangannya wajib dipenuhi dari kebun
masyarakat/Perusahaan Perkebunan lain (yaitu
Ayat 1-2 20%
masyarakat/perusahaan perkebunan yang tidak memiliki unit
pengolahan dan belum mempunyai ikatan kemitraan dengan
Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan) melalui
kemitraan pengolahan berkelanjutan

Kemitraan Pengolahan dilakukan dalam bentuk perjanjian


Pasal 12 tertulis dan bermeterai cukup untuk jangka waktu paling
7 Dokumen Program CSR PAD C
Ayat 2 kurang 10 (sepuluh) tahun sesuai format seperti tercantum
dalam Lampiran IV

Untuk mendapatkan IUP-P, Perusahaan Perkebunan harus


Pasal 13 memiliki pernyataan ketidaktersediaan lahan dari dinas yang
8 IUP PAD C
Ayat 1-3 membidangi perkebunan setempat dan melakukan kerjasama
dengan koperasi pekebun pada wilayah tersebut

Perusahaan industri pengolahan kelapa sawit yang melakukan


kerjasama dengan koperasi pekebun, wajib melakukan
IUP
9 Pasal 14 penjualan saham kepada koperasi pekebun setempat paling PAD C
rendah 5% pada tahun ke-5 dan secara bertahap menjadi
paling rendah 30% pada tahun ke-15
Perusahaan Perkebunan yang mengajukan IUP-B atau IUP
dengan luas 250 (dua ratus lima puluh) hektar atau lebih,
Pasal 15 berkewajiban memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat IUP
10 PAD C
Ayat 1-2 sekitar dengan luasan paling kurang 20% (dua puluh per
seratus) dari luas areal IUP-B atau IUP. Dan berada di luar
area IPP-B atau IUP

Page 50 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Persyaratan perolehan IUP :


a. Profil perusahaan (Akta pendirian & perubahan terakhir
yang telah terdaftar di Kementrian Hukum & HAM)
b. NPWP
c. Surat Izin Tempat Usaha
d. Rekomendasi kesesuaian dengan Perencanaan
Pembangunan Perkebunan kabupaten/kota dari
bupati/walikota
e. Rekomendasi kesesuaian dengan Perencanaan
Pembangunan Perkebunan Provinsi dari gubernur
f. Izin lokasi dari bupati/walikota yang dilengkapi dengan
peta digital calon lokasi dengan skala 1:100.000 atau
1:50.000 (cetak peta dan file elektronik)
g. Pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari dinas yang
membidangi kehutanan, apabila areal yang diminta
berasal dari kawasan hutan
h. Jaminan pasokan bahan baku
i. Rencana kerja pembangunan kebun termasuk rencana
IUP
11 Pasal 23 fasilitasi pembangunan kebun masyarakat sekitar PAD C
j. Izin Lingkungan dari gubernur atau bupati/walikota sesuai
kewenangan
k. Pernyataan kesanggupan :
1. Memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan
sistem untuk melakukan pengendalian organisme
pengganggu tanaman (OPT)
2. Memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan
systemuntuk melakukan pembukaan lahan tanpa bakar
serta pengendalian kebakaran
3. Memfasilitasi pembangunan kebun untuk masyarakat
sekitaryang dilengkapi dengan rencana kerja dan
rencana pembiayaan
4. Melaksanakan kemitraan dengan Pekebun, karyawan
dan Masyarakat Sekitar perkebunan
5. Surat Pernyataan dari Pemohon bahwa status
Perusahaan Perkebunan sebagai usaha mandiri atau
bagian dari Kelompok (Group) Perusahaan Perkebunan
belum menguasai lahan melebihi batas paling luas
Page 51 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Kemitraan Usaha Perkebunan dilakukan antara Perusahaan


Pasal 29 Perkebunan dengan Pekebun, karyawan dan masyarakat Tersedia kebun plasma >
12 PAD C
Ayat 1-3 sekitar perkebunan, dilakukan paling singkat selama 4 (empat) 20%
tahun
Kemitraan Usaha Perkebunan dilakukan melalui pola
kerjasama:
a. Penyediaan sarana produksi;
b. Produksi;
Tersedia kebun plasma >
13 Pasal 31 c. Pengolahan dan pemasaran; PAD C
20%
d. Transportasi;
e. Operasional;
f. Kepemilikan saham; dan/atau
g. Jasa pendukung lainnya.
Perusahaan Perkebunan yang memiliki IUP-B atau IUP dan
akan melakukan perubahan luas lahan melalui perluasan atau
pengurangan, harus mendapat persetujuan dari gubernur atau
Laporan LPUP per
14 Pasal 32 bupati/walikota sesuai kewenangan, dengan mengajukan PAD C
triwulan ke Disbun
permohonan secara tertulis, bermaterai cukup, dengan
dilengkapi persyaratan dan Hasil Penilaian Usaha Perkebunan,
Laporan Kemajuan fisik & keuangan perusahaan
Perusahaan Perkebunan yang memiliki IUP-P atau IUP dan
akan melakukan penambahan kapasitas industri pengolahan
hasil perkebunan, harus mendapat persetujuan dari gubernur
atau bupati/walikota sesuai kewenangan, apabila penambahan
kapasitas ebih dari 30% dari kapasitas yang telah diizinkan.
Dengan syarat sebagai berikut :
a. IUP-P atau IUP;
b. Profil Perusahaan meliputi Akta Pendirian dan perubahan Laporan LPUP per
17 Pasal 34 PAD C
terakhir yang telah terdaftar di Kementerian Hukum dan triwulan ke Disbun
Hak Asasi Manusia, komposisi kepemilikan saham,
susunan pengurus dan bidang usaha perusahaan;
c. Rekomendasi ketersediaan bahan baku dari dinas provinsi
atau kabupaten/kota yang membidangi perkebunan sesuai
kewenangan;
d. Rencana kerja tentang perubahan kapasitas;
e. Izin Lingkungan dari gubernur atau bupati/walikota sesuai
Page 52 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

kewenangan; dan
f. Hasil Penilaian Usaha Perkebunan berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian tentang Penilaian Usaha Perkebunan.
Perusahaan Perkebunan yang telah memiliki IUP-B, IUP-P,
atau IUP sesuai Peraturan ini wajib:
a. Memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan
sistem pembukaan lahan tanpa bakar serta pengendalian
kebakaran;
b. Menerapkan teknologi pembukaan lahan tanpa bakar dan
mengelola sumber daya alam secara lestari;
c. Memiliki sumber daya manusia, sarana, prasarana dan
sistem pengendalian organisme pengganggu tanaman
(OPT);
d. Menerapkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) sesuai peraturan
perundang-undangan;
e. Menyampaikan peta digital lokasi IUP-B atau IUP skala
1:100.000 atau 1:50.000 (cetak peta dan file elektronik)
Pasal 40 Laporan LPUP per
18 disertai dengan koordinat yang lengkap sesuai dengan
Ayat 1 triwulan ke Disbun
peraturan perundang-undangan kepada Direktorat Jenderal
yang membidangi perkebunan dan Badan Informasi
Geospasial (BIG);
f. Memfasilitasi pembangunan kebun masyarakat bersamaan
dengan pembangunan kebun perusahaan dan pembangunan
kebun masyarakat diselesaikan paling lama dalam waktu 3
(tiga) tahun;
g. Melakukan kemitraan dengan Pekebun, karyawan dan
masyarakat sekitar; serta
h. Melaporkan perkembangan Usaha Perkebunan kepada
pemberi izin secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali
dengan tembusan kepada: · Menteri Pertanian melalui
Direktur Jenderal dan gubernur apabila izin diterbitkan oleh
bupati/walikota; · Menteri Pertanian melalui Direktur
Jenderal dan bupati/walikota apabila izin diterbitkan oleh
gubernur.

Page 53 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Perusahaan perkebunan yang memiliki IUP-B, IUP-P atau


Pasal 40 IUP sesuai Peraturan ini wajib menyelesaikan proses Laporan LPUP per
19 PAD C
Ayat 2 perolehan hak atas tanah sesuai peraturan perundang- triwulan ke Disbun
undangan di bidang pertanahan
Perusahaan Perkebunan yang memiliki IUP-B, IUP-P, atau
Pasal 40 IUP wajib merealisasikan pembangunan kebun dan/atau Laporan LPUP per
20 PAD C
Ayat 3 industri pengolahan hasil perkebunan sesuai dengan studi triwulan ke Disbun
kelayakan, baku teknis, dan peraturan perundang-undangan

Perusahaan Perkebunan wajib melaksanakan Tanggung Jawab Laporan LPUP per


21 Pasal 43 PAD C
Sosial dan Lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan triwulan ke Disbun

Untuk Perusahaan Perkebunan yang memiliki IUP-P sebelum


Laporan LPUP per
22 Pasal 58 Peraturan ini diundangkan, dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun PAD C
triwulan ke Disbun
harus telah memiliki kebun

Perusahaan Perkebunan yang tidak melaksanakan pola PIR-


BUN, PIR-TRANS, PIR-KKPA, atau pola kerjasama inti-
plasma lainnya, wajib melakukan kegiatan usaha produktif
Pasal 60 untuk masyarakat sekitar sesuai kondisi wilayah setempat Laporan LPUP per
23 PAD C
Ayat 2-3 berdasarkan kesepakatan bersama antara Perusahaan dengan triwulan ke Disbun
masyarakat sekitar dan diketahui gubernur atau
bupati/walikota sesuai kewenangan. Yakni, kegiatan yang
dapat menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat sekitar .

6. Peraturan Menteri Pertanian No 11 Tahun 2015 Tentang Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil/ISPO).
1 Pasal 2 Penerapan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Belum melakukan CCM NC Melakuk
Ayat 2 Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil Certification sertifikasi ISPO , RH, an
System /ISPO)secara wajib sebagaimana dimaksud pada ayat AC Sertifikas
(1) dilakukan terhadap: i ISPO
a. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budidaya pada
perkebunan terintegrasi dengan usaha pengolahan seperti tahun
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak 2018
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budidaya
perkebunan, seperti tercantum dalam Lampiran III yang
Page 54 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri


ini;
c. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha pengolahan
hasil perkebunan, seperti tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
Pasal 2 Penerapan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan
Ayat 3 Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil Certification
System /ISPO) secara sukarela sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan terhadap:
a. Usaha Kebun Plasma yang lahannya berasal dari
pencadangan lahan Pemerintah, Perusahaan Perkebunan,
kebun masyarakat atau lahan milik Pekebun yang
Melakuk
memperoleh fasilitas melalui Perusahaan Perkebunan untuk
an
pembangunan kebunnya, seperti tercantum dalam Lampiran
CCM Sertifikas
V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Belum melakukan
2 , RH, NC i ISPO
Menteri ini; sertifikasi ISPO
AC pada
b. Usaha Kebun Swadaya yang kebunnya dibangun dan/atau
tahun
dikelola sendiri oleh Pekebun, seperti tercantum dalam
2018
Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini;
c. Perusahaan Perkebunan yang memproduksi minyak kelapa
sawit untuk energi terbarukan oleh Perusahaan Perkebunan
yang memenuhi persyaratan, seperti tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini
Pasal 3 Perusahaan Perkebunan Kelas I, Kelas II, atau Kelas III yang Melakuk
terintegrasi dengan usaha pengolahan dan sedang proses an
penyelesaian hak atas tanah, sampai dengan tanggal 31 CCM Sertifikas
Belum melakukan
3 Desember 2014 belum mengajukan pendaftaran permohonan , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
sertifikat ISPO diberikan tenggang waktu sampai dengan 6 AC pada
(enam) bulan setelah Peraturan Menteri ini diundangkan harus tahun
mengajukan pendaftaran sesuai format 1 2018
Pasal 4 Apabila Perusahaan Perkebunan kelas I, kelas II, atau kelas Melakuk
Ayat 1 III, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, belum mengajukan CCM
Belum melakukan an
4 permohonan untuk mendapatkan sertifikat ISPO, dikenakan , RH, NC
sertifikasi ISPO Sertifikas
sanksi penurunan kelas kebun menjadi kelas IV AC
i ISPO
Page 55 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

pada
tahun
2018
Pasal 5 Perusahaan Perkebunan yang dikenakan sanksi sebagaimana Melakuk
Ayat 1 dimaksud dalam Pasal 4 apabila akan mengajukan an
permohonan sertifikat ISPO harus dilakukan penilaian usaha CCM Sertifikas
Belum melakukan
5 perkebunan. , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
AC pada
tahun
2018
Pasal 5 Penilaian usaha perkebunan sebagaimana dimaksud pada ayat Melakuk
Ayat 2 (1) dilakukan apabila jangka waktu periode penilaian usaha an
perkebunan telah berakhir. CCM Sertifikas
Belum melakukan
6 , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
AC pada
tahun
2018
Pasal 6 Perusahaan Perkebunan yang telah mendapatkan kelas kebun Melakuk
Ayat 1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, belum mengajukan an
permohonan sertifikat ISPO, dikenakan sanksi dalam bentuk CCM Sertifikas
Belum melakukan
7 peringatan 3 (tiga) kali dengan selang waktu 4 (empat) bulan. , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
AC pada
tahun
2018
Pasal 6 Apabila dalam jangka waktu peringatan sebagaimana Melakuk
Ayat 2 dimaksud pada ayat (1) Perusahaan Perkebunan belum an
mengajukan permohonan sertifikat ISPO dikenakan sanksi CCM Sertifikas
Belum melakukan
8 berupa pencabutan izin usaha perkebunan oleh gubernur atau , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
bupati/wali kota sesuai kewenangan AC pada
tahun
2018
9 Pasal 7 Perusahaan Perkebunan yang memiliki kebun dan tidak Belum melakukan CCM NC Melakuk
Ayat 1 memiliki usaha pengolahan, wajib menerapkan ISPO dan sertifikasi ISPO , RH, an
memasok bahan bakunya ke unit pengolahan yang telah AC Sertifikas
mendapatkan sertifikat ISPO, paling lambat setelah 2 (dua) i ISPO
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. pada
tahun
Page 56 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

2018
Pasal 7 Apabila Perusahaan Perkebunan sebagaimana dimaksud pada Melakuk
Ayat 2 ayat (1), belum melakukan pendaftaran sertifikat ISPO an
diberikan peringatan 3 (tiga) kali dengan selang waktu 4 CCM Sertifikas
Belum melakukan
10 (empat) bulan untuk mengajukan permohonan sertifikat ISPO. , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
AC pada
tahun
2018
Pasal 7 Apabila dalam jangka waktu peringatan sebagaimana Melakuk
Ayat 3 dimaksud pada ayat (2) Perusahaan Perkebunan belum an
mengajukan permohonan sertifikat ISPO dikenakan sanksi CCM Sertifikas
Belum melakukan
11 berupa pencabutan izin usaha perkebunan oleh gubernur atau , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
bupati/wali kota sesuai kewenangan. AC pada
tahun
2018
Pasal 8 Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha pengolahan Melakuk
Ayat 1 hasil tanpa kebun yang diusahakan sendiri, wajib menerapkan an
ISPO dan menerima pasokan bahan baku dari kebun yang CCM Sertifikas
Belum melakukan
12 mendapatkan sertifikat ISPO paling lambat setelah 2 (dua) , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. AC pada
tahun
2018
Pasal 8 Apabila Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha Melakuk
Ayat 2 pengolahan hasil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), belum an
melakukan pendaftaran sertifikat ISPO diberikan peringatan 3 CCM Sertifikas
Belum melakukan
13 (tiga) kali dengan selang waktu 4 (empat) bulan untuk , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
mengajukan permohonan sertifikat ISPO. AC pada
tahun
2018
Pasal 8 Apabila dalam jangka waktu peringatan sebagaimana Melakuk
Ayat 3 dimaksud pada ayat (2) Perusahaan Perkebunan usaha an
pengolahan belum mengajukan permohonan sertifikat ISPO, CCM Sertifikas
Belum melakukan
14 dikenakan sanksi berupa pencabutan izin usaha perkebunan , RH, NC i ISPO
sertifikasi ISPO
pengolahan oleh gubernur atau bupati/wali kota sesuai AC pada
kewenangan. tahun
2018
15 Pasal 2 Penerapan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Belum melakukan CCM NC Melakuk
Page 57 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Ayat 2 Indonesia (Indonesian Sustainable Palm Oil Certification


System /ISPO)secara wajib sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan terhadap:
d. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budidaya
perkebunan terintegrasi dengan usaha pengolahan seperti
an
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
Sertifikas
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
, RH, i ISPO
e. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha budidaya sertifikasi ISPO
AC pada
perkebunan, seperti tercantum dalam Lampiran III yang
tahun
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
2018
ini;
f. Perusahaan Perkebunan yang melakukan usaha pengolahan
hasil perkebunan, seperti tercantum dalam Lampiran IV
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini;
7. Peraturan Menteri Pertanian No.47/Permentan/OT.140/4/2014 Tahun 2014 tentang Brigade dan Pedoman Pelaksanaan Pencegahan serta Pengendalian
Kebakaran Lahan dan Kebun
1 Bab II Pengendalian Kebakaran terdiri atas a. Pencegahan melalui EM/ C
a.Pencegahan monitoring menara MM/
b.Pemadaman pantau api, Asst
c.Penanganan Pasca kebakaran pembersihan areal Sustai
pringgan dan areal nabili
berbatasan dengan ty
mayarakat, Wilay
sosialisasi dengan ah
masyarakat dengan
pelaporan ketika
masyarakat hendak
melakukan kegiatan
membakar lahan
berbatasan dengan
kebun perusahaan
b. Pemadaman
Kebakaran langsung,
dan pembersihan
areal/pembuatan

Page 58 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

sekat bakar.
Pemadaman melalui
struktur tanggap
darurat tim Divisi
Estate, dan wilayah
c. Penanganan Pasca
kebakaran
2 Bab IV Peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia Pelatihan EM/ C
Pemadam MM/
Kebakaran Asst
Tim Tanggap Sustai
Darurat Estate, nabili
Wilayah ,dan ty
Pabrik Wilay
ah
EM/
MM/
Asst
Kebijakan zero burning
Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dan Pemanfaatan Limbah Sustai
3 Bab IV perusahaan C
Pembukaan lahan pada Areal Perkebunan nabili
/menggunakan alat berat
ty
Wilay
ah
IV. KEPUTUSAN MENTRI
1. Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 289/MPP/Kep/10/2001 Tentang Ketentuan Standar Pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan
( SIUP )
EM
Pasal 2 Perusahaan yang melakukan Kegiatan Usaha Perdagangan
1 Dokumen SIUP &
Ayat 1 Wajib memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan ( SIUP )
MM

Surat izin Usaha Perdagangan Terdiri dari :


EM
Pasal 2 a. SIUP Kecil
2 Dokumen SIUP &
Ayat 2 b. SIUP Menengah
MM
c. SIUP Besar

Page 59 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

EM
Kewenangan Pemberian SIUP berada pada Bupati atau
3 Pasal 3 Dokumen SIUP &
Walikota
MM
SIUP Besar diberikan untuk perusahaan yang melakukan
EM
Pasal 3 kegiatan usaha perdagangan dengan Modal disetor dan
4 Dokumen SIUP &
Ayat 3 kekayaan bersih diatas s.d Rp 200.000.000 tidak termasuk
MM
tanah dan bangunan
Setiap Perusahaan yang terlah memperoleh SIUP dalam
EM
jangka waktu 3 (tiga) bulan wajib mendaftarkan perusahaan
5 Pasal 10 Dokumen SIUP &
dalam daftar perusahaan sesuai ketetntuan Undang-undang
MM
No. 03 tahun 1982
Perusahaan yang memegang SIUP yang membuka kantor
cabang wajib melapor secara tertulis kepada Bupati / EM
Pasal 15
6 Walikota yang ditempat kedudukan kantor cabang/perwakilan Dokumen SIUP &
Ayat 1
Perusahaan dengan tembusan kepada Dinas yang bertanggung MM
jawab di Bidang Perdangangan
Kepala Dinas atau Unit yang bertanggung jawab di bidang EM
7 Pasal 16 perdagangan ditunjuk oleh Bupati atau Walikota sebagai Dokumen SIUP &
pejabat yang berwenang mengeluarkan SIUP MM
Apabila SIUP rusak/ hilang atau tidak terbaca Perusahaan
harus mengajukan permintaan penggantian SIUP yang tertulis
EM
Pasal 18 kepada Bupati/ Walikota yang berwenang mengeluarkan
8 Dokumen SIUP &
Ayat 1-2 SIUP Tersebut dengan melampirkan :
MM
1. Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian jika Kehilangan
2. SIUP yang rusak jika mengalami kerusakan
Pemegang SIUP Menangah dan Besar Wajib menyampaikan
EM
Pasal 19 laporan kepada Bupati / Walikota yang bersangkutan
9 Dokumen SIUP &
Ayat 3 mengenai kegiatan Usahanya sebanyak 2 ( dua ) kali dalam
MM
setahun.
Penyampaian Laporan dijadwal sbb : EM
10 Ayat 4 g. Semester pertama selambat-lambatnya tgl 31 Juli Dokumen SIUP &
h. Semester kedua selambat-lambatnya tgl 31 Januari MM

Page 60 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Perusahaan Yang terlah memperoleh SIUP Wajib memberikan


EM
data/ informasi mengenai kegiatan usahanya apabila diminta
11 Pasal 20 Dokumen SIUP &
sewaktu-waktu oleh menteri atau pejabat yang ditunjuknya
MM
atau pejabat yang berwenang mengeluarkan SIUP

2. Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan No. 40/MPP/Kep/1/2003 Tentang Angka Pengenal Importir ( API )
Angka Pengenal Importir ( API ) adalah tanda pengenal
1 Pasal 1 sebagai importir yang harus dimiliki setiap perusahaan yang NA
melakukan perdagangan Impor

Pasal 2 Impor hanya dapat dilakukan perusahaan dagang / perusahaan


2 NA
Ayat 1 industry yang memiliki API

Ayat 2 API Berlaku untuk kantor perusahaan dagang/Perusahaan


3 NA
Industri dan seluruh cabang perusahaannya
API terdiri dari :
4 Ayat 3 a. Angka Pengenal Importir Umum ( API-U ) NA
b. Angka Pengenal Importir Produsen ( API-P )
Perusahaan dagang/ Industri yang memilii API bertanggung
5 Pasal 6 jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan Import yang NA
dilakukan sendiri atau cabang perusahaannya
Pasal 7 API diterbitkan oleh Kepala Dinas Propinsi atas nama
6 NA
Ayat 1 Menteri ditempat kantor Perusahaan Berdomisili
Setiap Perusahaan dagang hanya berhak memiliki 1 (satu)
Ayat 2 &
7 API-U dan Perusahaan Industri hanya berhak memiliki 1 NA
3
(satu) API -P
Untuk API-U wajib mengajukan permohonan dengan mengisi
Pasal 8 Formulir isian yang telah ditetunkan dan dilamatkan kepada
8 NA
Ayat 1 Dinas Propinsi tembusan kepada kepala Dinas kabupaten/Kota
ditempat kantor Perusahaan berdomisili

9 Pasal 11 Masa Berlaku API selama 5 ( lima ) tahun NA

Page 61 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

Wajib melaporkan kegiatan Usahanya sekali dalam setahun


Pasal 12
10 kepada Dinas Propinsi dengan Tembusan kepada Direktur dan NA
Ayat 1
Kepala Dinas
Wajib melaporkan kegiatan Usahanya sekali dalam setahun
kepada Dinas Propinsi dengan Tembusan kepada Direktur dan
11 Ayat 2 Kepala Dinas Setiap ada perubahan bentuk badan usaha, NA
susunan pengurus, alamat perusahaan, Tanda daftar
Perusahaan, NPWP

Page 62 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

V. PERATURAN DAN PERSYARATAN LAINNYA


1. Keputusan Bupati Rokan Hulu No : 505/DISBUN/XII/2005/009 Izin Operasional/Izin Usaha Pengolahan Pabrik kelapa Sawit (PKS) PT Rohul Sawit Industri
Izin Pengolahan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berlaku selama
PT Rohul Sawit Industri melaksanakan kegiatan/berproduksi
dengan baik dan wajib :
a. Memenuhi kriteria izin bangunan/HO
b. Menjaga kelestarian lingkungan (RKL&RPL)
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
d. Menjaga pertahanan dan keamanan
e. Menyampaikan laporan kegiatan usaha pengolahan
Bab PAD/
1 pabrik kelapa sawit setiap 3 (Tiga) bulan kepada Bupati UKL-UPL,LKS Bipartit, C
Kedua MM
Cq Dinas Perkebunan Kabupaten Rokan Hulu
f. Meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemberi
izin jika melakukan perluasan melebihi 30% dari
kapasitas terpasang.\
g. Memenuhi dan mematuhi surat-surat pernyataan yang
telah ditanda tangani dan tidak membeli bahan baku dari
wilayah PIP atau wilayah binaan perusahaan lainnya
yang ditetapkan oleh
2. Keputusan KepalaBadan Pertanahan Nasional No : 16/HGB/BPN/2005, Pemberian Hak Guna Bangunan Atas Nama PT Rohul Sawit Industri atas Tanah di
Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau

Bab Penerima hak diwajibkan membayar uang pemasukan kepada Tanda Terima PAD/
1 C
Pertama Negara sebagai penerima Negara bukan Pajak Pembayaran MM

3. Izin Gangguan No : 503/BPTP2M-IG/063/2016


1 Kesatu Dengan Ketentuan-Ketentuan Sebagai Berikut : Peraturan Perumahan Alat-alat Kasie C
a. Memelihara Ketertiban/keamanan dan kebersihan tempat pemadaman /MM
Usaha diluar maupun dalam ruangan kebakaran
b. Menyediakan alat pemdam kebakaran/racun api yang
bekerja baik.
c. Tidak dibenarkan membuat hiruk-pikuk terutama dimalam

Page 63 of 65
Stat
Metode Aplikasi
us
N Tindak
Nomor Rangkuman Isi PIC (C/ Keterangan
o Dokumen Pelaporan Bangunan Lanjut
Kinerja NC
Document Reporting Fisik/Sarana )

hari.
d. Tidak dibenarkan menumpuk barang-barang atau
mengizinkan adanya orang-orang berjualan dikaki lima
atau pekarangan tempat usaha.
e. Setiap kali pindah alamat/tempat usaha, memperluas
usaha harus diajukan surat permohonan izin usaha yang
baru kepada Bupati Rokan Hulu melalui Badan Pelayanan
Terpadu Perizinan dan Penanaman Modal.
f. Izin Gangguan harus digantungkan pada tempat yang
mudah dilihat, sewaktu petugas memeriksa izin ini.

Riwayat Update
Update History
Revisi / Tanggal Pembaharuan
No
Rangkuman Evaluasi Tanggal Evaulasi Revision / Date Update
A
Jumlah Peraturan Yang diidentifikasi : 342
.
B. Jumlah kriteria/kewajiban yang harus dipenuhi : 342
Jumlah kriteria/kewajiban yang sudah
C. : 327
memenuhi
D
Presentase pemenuhan (C /A x 100%) : 95,61 %
.

Page 64 of 65
Page 65 of 65

Anda mungkin juga menyukai