Anda di halaman 1dari 2

Ny.

SA, 28 tahun, mengatakan adanya benjolan sebesar biji jagung warna sama
seperti kulit pada luka bekas operasi caesar yang dilakukan pada tahun 2018. Nyeri dirasakan
saat menstruasi. Gatal tidak ada. Nyeri dirasakan hilang timbul dan tidak menjalar. Pasien
masih dapat beraktivitas. Pasien minum obat paracetamol kemudian nyeri berkurang. Pasien
mengaku benjolan pecah ketika haid dan keluar cairan bening disertai darah. Benjolan
perlahan-lahan berubah menjadi coklat gelap lalu coklat kehitaman dan membesar dalam
kurun waktu 3 tahun terakhir. Nyeri saat berhubungan seksual (-). Nyeri panggul (-). Mual
muntah (-). Penurunan nafsu makan (-). Keluhan BAB dan BAK (-). Pasien lalu pergi ke
dokter spesialis kandungan di RS Swasta bulan juni 2023, kemudian dirujuk ke RSUD Siti
Fatimah untuk tatalaksana lebih lanjut. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes, dan keluhan
yang sama di keluarga disangkal. Pasien memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi dengan pil
kombinasi selama 1 tahun, dilanjutkan KB suntik selama 3 bulan, dan kembali ke pil
kombinasi selama 6 bulan, saat ini pasien hanya menggunakan kondom. Pasien dengan status
ekonomi menengah ke bawah. Pasien menarche di usia 13 tahun, siklus teratur, durasi haid 5-
7 hari, ganti pembalut 3-4 kali sehari. Riwayat persalinan sebelumnya secara sectio caesar di
dokter kebidanan.
Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga rahim yang
responsif terhadap stimulasi hormonal. Endometriosis dapat terjadi di intrapelvis (60%) atau
ekstrapelvis (5%).1 Endometriosis ekstrapelvis jarang terjadi dan umumnya melibatkan usus
buntu, paru-paru, umbilikus, peritoneum, hidung dan kulit. Endometriosis subkutan dengan
scar operasi diketahui dengan insiden sebesar 0.03-0.04%. 2 Horton et al., menemukan bahwa
pasien dengan endometriosis dinding abdomen sering timbul 2-5 tahun setelah section
caesaria dengan gejala klinis adanya massa (96%), nyeri (87%), dan gejala siklis (57%)
dengan persistensi selama 2 bulan sampai 2 tahun. 3 Dimana gejala siklis yang dimaksud
adalah adanya nyeri meningkat terutama ketika menstruasi. 1 Pasien dapat mengalami gejala
klasik seperti dysmenorrhea (nyeri menstruasi) dan dyspareunia (nyeri saat koitus). Pasien
mengalami dysmenorrhea sekunder akibat endometriosis akibat tingginya kadar
prostaglandin yang menyebabkan kontraksi uterus. Mekanisme nyeri pada endometriosis
seperti sitokin yang dihasilkan lesi yang mengiritasi peritoneum, penghancuran jaringan dan
saraf oleh inflitrasi endometriosis. Nyeri disebabkan oleh scar dan fibrosis yang mengurangi
mobilitas pada organ seperti usus (dischezia).4
Pada pasien ini timbul benjolan yang disertai nyeri fokal 2 tahun setelah operasi
section caesaria, nyeri bersifat siklis terutama timbul ketika haid. Stroma endometrial akan
mendapatkan reaktivitas yang sama terhadap stimulus hormon seperti stroma yang normal. 1
Endometriosis subkutan terjadi pada wanita dalam usia reproduksi (usia rata-rata 30-40
tahun) dan presentasi klinisnya dimulai dengan papula atau nodul berpigmen atau warna kulit
dengan diameter rata-rata 2 cm.2
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan dengan tanda-tanda vital dalam batas normal
dengan skala nyeri VAS = 1. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nodul dengan ukuran
3x2x0,5, warna coklat kehitaman, tepi tidak tegas, darah (-), cairan (-) pada ujung bekas luka
pfannenstiel tipis pada seksio caesaria di daerah perut bagian kiri jauh dari garis tengah.
Benjolan nyeri (-) ketika dilakukan penekanan dan bersifat immobile dan padat.
Peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan proliferasi pada dinding endometrium.
Pada sel endometriosis terdapat sel ERβ akan mengaktivasi tumor promoting protein dan
protein angiogenik yang menyebabakan pertumbuhan sel-sel endometriosis. Sebuah studi
oleh Zhang et al menemukan lebih dari 70% kasus endometrium di daerah superfisial dinding
perut; 5,7% ditemukan pada lapisan adiposa dan 64,6% antara lapisan adiposa dan lapisan
fasia, dan 83% terletak di sudut bekas luka insisi Pfannenstiel. 5 Penyakit dapat disebut juga
dengan primer dimana jaringan endometrium ditemukan di luar uterus tanpa intervensi
eksternal ataupun terjadi secara sekunder atau iatrogenic dimana prosedur obstetri dan
ginekologi (pembukaan dinding uterus), seperti section caesaria. 2 Pathogenesis yang paling
memungkinkan dari endometriosis dinding abdomen bekas operasi pada pasien ini adalah
inokulasi langsung dari sel endometrium saat insisi saat operasi.6

1. Hoffman B, Schorge J, Bradshaw K, Halvorson L, Schaffer J, Corton M. Williams


Gynecology. 3rd ed. United States: Mc Graw Hill Education. 2016. 230-248 p.
2. Parasar, P., Ozcan, P., Terry, K. Endometriosis: Epidemiology, Diagnosis and
Clinical Management. Curr Obstet Gynecol Rep. 2017 March; (6)1: 34-41.
3. Horton JD, DeZee KJ, Ahnfeldt EP and Wagner M: Abdominal wall endometriosis: A
surgeon's perspective and review of 445 cases. Am J Surg 196: 207-212, 2008.
4. Harada T. (2013). Dysmenorrhea and endometriosis in young women. Yonago acta
medica, 56(4), 81–84.
5. Zhang P, Sun Y, Zhang C, Yang Y, Zhang L, Wang N and Xu H: Cesarean scar
endometriosis: Presentation of 198 cases and literature review. BMC Womens Health
19: 14, 2019.
6. Matei, A. M., Draghici-Ionescu, A. M., Cioplea, M., Zurac, S. A., Boda, D., Serban,
I., Caruntu, C., Ilie, M. A., & Fekete, G. L. (2021). Skin endometriosis: A case report
and review of the literature. Experimental and therapeutic medicine, 21(5), 532.
https://doi.org/10.3892/etm.2021.9964

Anda mungkin juga menyukai