Anda di halaman 1dari 2

Naskah Narasi “Saatnya Milenial Berpolitik”

Wahai Generasi Muda, bangsa ini, hari ini ada pada genggaman kita
Apakah kau tidak melihat ada banyak kesengsaraan yang tak jauh dari pelupuk mata
Ketidak adilan yang nyata terlihat, bak menyayat Nurani sebagai insan yang berhati
Bohong jika kita berbicara tentang keadilan, tentang kemakmuran, tentang kesejahteraan jika
bangsa berada pada ujung kehancuran
Salah satu pemuda bangsa ini dalam bukunya yang cukup terkenal, catatan seorang
demonstran sok hok gie pernah berkata, Mendiamkan kesalahan adalah kejahatan.
SADAR! Wahai anak muda, apakah kau bangga dengan sematan anak muda yang digadang
sebagai pembawa akselarasi perubahan pada saat kemerdekaan, yang kata Soekarno dia
hanya butuh 10 Pemuda untuk mengguncangkan dunia, yang dianggap sebagai sosok yang
melakukan control dan pengawasan kepada penguasa Tirani bahwa sejatinya kekuasaan
cenderung kepada penyimpangan, apakah kau bangga? Sementara hari ini ketidak adilan
dimana-mana, kesengsaraan tidak jauh dari pandangan mata, Namun KAU hanya DIAM.
Keadilan, kesejahteraan, ketertiban suatu bangsa ditentukan oleh bagaimana politik dalam
bangsa itu memainkan perannya. Politik adalah sebuah pisau yang sangattt tajam, jika
digunakan untuk memotong sayur-sayuran ia akan berguna, namun jangan lupa bahwa ia
juga tajam, bisa digunakan untuk menyakiti orang lain, maka pisau itu akan membawa
malapetaka.
Politik adalah Kompas bagi arah negara, jantung segala variable yang ada, sebagai maestro
aspek kehidupan. Maka ketidak adilan, kesengsaraan yang dari tadi aku sebutttt berkali kali,
adalah hasil dari tidak sehatnya kondisi politik bangsa ini.
Wahai pemuda yang katanya penentu Nasib bangsa pada 2045, siapa yang bertanggung
jawab atas semua ini? Tentu bukan kita, melainkan penguasa yang duduk nyaman dikursi
goyang mereka sambil menikmati theatrical kesengsaraan rakyatnya yang menjerit bingung
mereka ingin makan apa esok
Tapi ingat, mendiamkan suatu kesalahan adalah kejahatan. Bangsa ini perlu kesadaran kita
bersama, masa depan ada digenggaman kita.
Hari ini Politik dituntut untuk melakukan regenerasi, gaya politik tua yg usang belakangan
tergantikan oleh panggung politik yg diisi para petarung dari generasi muda
Akrab dg panggung sorotan, politikus muda memiliki gaya tak biasa namun jgn sampai politik
muda terjebak dalam gimick semata. Kredibilitas dan integritas tetap perlu sebagai batu uji
politik demi kepentingan publik.
Disrupsi zaman tidak lagi terbendung, pergeseran budaya menciptakan keniscahayaan
bahwa politik membutuhkan sentuhan magis para politikus muda. Perkembangan Teknologi,
Sosial, Ekonomi sudah menjadi bagian yang tidak terelakkan.
Sadar, para pemuda… sekali lagi aku serukan hari ini, masa depan ada ditangan kita, stigma
buruk dalam politik apabila dibiarkan maka akan senantiasa menjadi buruk. Apabila orang
baik takut terjun kedalam politik, maka politik akan selalu diisi oleh orang-orang yang buruk.
Hanya dengan kekuasaan kita bisa melawan kekuasaan.
Berthold Brecht, seorang penyair dan penulis naskah drama dari jerman pernah berkata “Buta
terburuk adalah buta politik. Orang yang buta politik tak sadar biaya hidup, harga makanan,
harga rumah.. bergantung kepada keputusan politik. Orang bisa bangga bahwa ia anti-politik.
Sungguh bodoh dia, karena tak mau tau politik maka ada banyak pelacuran, anak terlantar,
hingga korupsi.”

Anda mungkin juga menyukai