Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN INDIKATOR, UNSUR-UNSUR DAN CARA

MERUMUSKAN INDIKATOR

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Telaah Kurikulum PAI di Sekolah
yang Diampu Oleh: Nurul Zainab, M.Pd.I

Oleh: Kelompok 2
Nuril Qamariyah [18201401010098]
Ulin Niami Astutik [18201401010221]
Moh. Khairul Anwar [18201401010080]
Abdullah Ahmadi [18201401010134]
Fina Khairal Layali [18201401010047]
Ummal Baroroh [18201401010123]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PAMEKASAN
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan


Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, walaupun masih banyak kekurangan seperti kata pepatah “Tak
ada gading yang tak retak”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada


junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah berusaha dengan penuh
kesabaran sehingga mengangkis kita dari alam kebodohan menuju alam
yang terang benderang sehingga sampai detik ini penulis tetap semangat
berjuang meningkatkan wawasan keilmuan.

Penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi


pembaca, dan kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan tulisan. Karena itu kami berharap saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis, 03 Maret 2017

Kelompok 2 Kelas B

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ii

Daftar Isi iii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengertian Indikator 3
B. Unsur-unsur Indikator 3
C. Cara Merumuskan Indikator 4
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan 8
B. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas dan pada suatu
mata pelajaran tertentu pasti mempunyai tujuan-tujuan yang ingin
dicapai. Pencapaian tersebut dapat dicapai dengan merumuskan
indikator yang baik. Rumusan indikator yang baik tidak lepas dari
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dalam sistem kurikulum
sekolah mempunyai hak untuk mengembangkan kurikulum
berdasarkan pada standar yang ditentukan oleh Kementrian
Pendidikan Nasional (Mendiknas), tidak hanya itu sekolah juga
mempunyai hak mengembangkan kurikulum dari muatan lokal.
Kurikulum akan tercapai dengan baik jika perumusan silabus
dan RPP berjalan dengan baik. Pencapaian silabus dan RPP terletak
pada standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sedangkan
pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi terdapat pada
indikator.
Oleh karena itu, merumuskan indikator merupakan hal yang
sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas, jika dalam
suatu pembelajaran indikator belum tercapai maka bisa dikatakan
pembelajaran tersebut gagal.
Dalam makalah ini kami mencoba untuk mengulas
pengertian indikator, unsur-unsur indikator dan bagaimana cara
untuk merumuskan indikator.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari indikator?
2. Apa saja unsur-unsur indikator?

4
3. Bagaimana cara merumuskan indikator?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian indikator.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur indikator.
3. Untuk mengetahui cara merumuskan indikator.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Indikator
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar
secara spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk mengetahui
ketercapaian hasil pembelajaran. Indikator merupakan penanda
pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup aspek afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang dapat
diukur dan diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk
menyusun alat penilaian.1

B. Unsur-unsur Indikator
Indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat
memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar ia dapat
mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku
yang terdapat di dalamnya.
Adapun empat unsur-unsur indikator, yaitu:
1. Audience yaitu orang yang belajar.
2. Behavior yaitu perilaku yang spesifik yang akan
dimunculkan oleh orang yang belajar setelah selesai
proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini
terdiri dari dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek
hasil belajar.

1
Kusnandar, Guru Profesioanl Impelmentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

6
3. Condition yaitu kondisi batasan yang dikenakan kepada
siswa pada saat ia di tes, bukan ia belajar. Misalnya:
a. Diberikan berbagai rumusan
b. Dengan menggunakan kriteria yang diterapkan
c. Dengan diberikan kalimat-kalimat dalam bahasa
Indonesia / Inggris / Arab.
d. Diberikan kesempatan 3 kali percobaan.
4. Degree yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai
perilaku. Ditunjukkan dengan batas minimal dari
penampilan suatu perilaku yang dianggap diterima.
Contoh:
a. Paling sedikit 80% benar.
b. Minimal 90% benar.

Berikut ini aplikasi dari keempat unsur-unsur


indikator di atas:

1) Siswa dapat menerjemahkan Qs. Luqman ayat


112 tanpa melihat kamus yang benar.
2) Diberikan 10 gambar gerakan sholat siswa dapat
mengurutkan 3-5 gambar dengan benar.

C. Cara Merumuskan Indikator


Indikator pencapaian disusun untuk menentukan keberhasilan
pencapaian kompetensi dasar. Dengan demikian, indikator
dirumuskan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Petunjuk
dalam merumuskan indikator adalah:
1. Indikator dirumuskan dalam bentuk perubahan perilaku
yang dapat diukur keberhasilannya.
2. Perilaku yang dapat diukur itu berorientasi pada hasil
belajar bukan pada proses belajar.

7
3. Sebaiknya setiap indikator hanya mengandung satu
bentuk perilaku.2
Dalam penentuan indikator diperlukan kriteria dalam
merumuskan indikator , yakni:
a. Sesuai tingkat perkembangan berpikir peserta didik.
b. Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
c. Memerhatikan aspek manfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
d. Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar
siswa secara utuh (kognitif, afektif, dan
psikomotorik).3
e. Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
f. Dapat diukur dan dapat diobservasi.
g. Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara
nasional.
h. Berisi kata kerja operasional.4
Kompetensi dasar sebagai tujuan pembelajaran dirumuskan
dalam bentuk perilaku masih bersifat umum sehingga masih sulit
diukur ketercapaiannya. Oleh karena itu, tugas guru adalah
mengembangkan program perencanaan pembelajaran dengan
menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator hasil belajar yang
merupakan kriteria keberhasilan pencapaian kompetensi dasar.
Indikator hasil belajar adalah tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses
pembelajaran tertentu. 5
Menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah
2
Wina Sanjaya, Perencanaan Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 58.
3
Buna’i, Perencanaan Pembelajaran PAI (Surabaya: Pena Salsabila, 2013), hlm. 63-64.
4
Zainal Arifin, Kurikulum dan Model-model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012), hlm. 257.
5
Ibid. 38.

8
disusun. Penentuan indikator ketercapaian harus di dahului dengan
kegiatan mengidentifikasi karakteristik dan bekal kemampuan
siswa.6
Indikator dikembangkan dan diuraikan dari kompetensi dasar
dengan menggunakan kata kerja operasional. Tiap kompetensi dasar
dapat dijabarkan dalam tiga atau lebih indikator. Indikator dapat
digunakan untuk mengembangkan instrumen non tes seperti
mengukur sikap, minat atau motivasi (afektif) siswa. Jika ingin
mengukur minat atau motivasi siswa dalam proses pembelajaran
sains, maka terlebih dahulu dibuat konsep dan definisi secara
operasional tentang minat. Kemudian konsep dan definisi tersebut
dijabarkan dalam beberapa indikator tentang ciri-ciri siswa yang
berminat dari siswa yang tidak berminat. Siswa yang berminat
belajar sains mempunyai ciri-ciri antara lain: disiplin dalam belajar,
kehadiran di atas 90%, kemauan menyediakan perangkat belajar,
aktif dan interaktif dalam kegiatan belajar misalnya mengajukan
pertanyaan, membantu teman yang kesulitan belajar dan lain
sebagainya.7
Adapun cara merumuskan indikator keberhasilan mencakup,
antara lain:
a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar
yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respons
yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang
dapat diukur dan dapat diobservasi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat penilaian.8
6
Ibid. 82.
7
Mimin Haryati, Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:
Gaung Persada Perss, 2009), hlm. 8.
8
E Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 143.

9
BAB III

PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa Indikator
adalah perilaku yang dapat diukur untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
Adapun unsur-unsur indikator ialah Audience (siswa),
Behavior (perilaku yang dimunculkan), Condition (keadaan untuk
menguji) dan Degree (tingkat keberhasilan).
Adapun cara merumuskan Indikator keberhasilan ialah :
1. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi
dasar yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan
respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta
didik.
2. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang dapat diukur dan dapat diobservasi sehingga
dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun alat
penilaian.

B. Saran
Berkaitan dengan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

11
Arifin, Zainal. Kurikulum dan Model-model Pengembangan Kurikulum.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Buna’i. Perencanaan Pembelajaran PAI. Surabaya, Pena Salsabila, 2013.

Haryati, Mimin. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan


Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Perss, 2009.

Kusnandar. Guru Profesioanl Impelmentasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;


Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara,
2009.

Sanjaya, Wina. Perencanaan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai