NIM : 202141458
1. Misi Inkulturasi
Hal-hal yang lebih serasi dan lebih tepat menjawab panggilan Kristennya dipertajam dan
dipertampan untuk makin “peka” kepada bisikan Roh. Serentak pula hal-hal yang kurang
berpadanan dengan panggilan Tuhan dan pesan Injil-Nya disingkirkan sedapat mungkin. Dari
pada pengkhotbah dan pewarta luar daerah atau luar negeri diterjemahkan lebih tampan dalam
keserasian budaya setempat. Bersama-sama dengan umat setempat dicarikan ungkapan dan
perilaku yang lebih cocok dan lebih berwarna harmonis, selaras dengan khazanah kekayaan
budaya setempat tetapi serentak lebih berwarna Kristen dalam mutu dan bobot. Hal ini ada
hubungannya dengan generasi yang makin meningkat sedangkan ikatan budaya serta pola pikir
lama sudah makin memberi ruang kepada kreasi baru dari perpaduan warisan lama dan kini
ditambah dengan sumbangan-sumbangan modern yang bersifat internasional. Lalu secara
sengaja dan mendalam menganalisa unsur-unsur yang ada, baik yang berasal dari warisan
lama dan diperbaharui maupun dari khazanah permata-permata Injil yang lebih bernas untuk
mengembangkannya dalam suatu teologi dan basis yang taopan untuk membangun
kekristenan yanmg mantap dan dewasa.
Miracle Natalia Monica Korompis
NIM : 202141458
2. Misi Kontekstual
Apabila dilihat dari sisi strategi misi, tantangan kontekstual yang semakin meluas terus diangkat
seperti dari usaha individu kepada jaringan kemitraan, dari kemandirian internasional, karena
perkembangan teknologi baru, tantangan kehidupan dunia maya dan kehidupan yang
mengatasi dunia maya, dari pesan kontekstual kepada kehidupan yang kontekstual. Misiologi
harus kontekstual karena Injil harus disampaikan detail kepada orang-orang yang berada dalam
sebuah konteks/situasi agar pesan Injil dapat dimengerti. Pesan Injil harus disampaikan secara
Kontekstual dan misi tidak akan efektif apabila gereja gagal memperlihatkan pola kehidupan
yang kontekstual.Kontekstual ialah kontekstualisasi yang dibangun diatas konsep dan teori
yang benar. Tetapi juga harus diaplikasikan atau dapat diterapkan atau menjawab kebutuhan
konteks yang sangat kompleks dan beragam.
Kontekstual memiliki pola yang beragam. Pola yang beragam ini tentu dibangun diatas pondasi
teologi kontestual dan Alkitabiah. Disisi lain ada proses penafsiran holistik tentang esensi suatu
pengajaran tertentu. Yakob Tomatala menegaskan bahwa model-model kontesktual ini ialah
beberapa model dalam penafsiran tentang teologi dalam konteks yang didasari atas prinsip
dogmatik tertentu. Model-model pendekatan ini memberi gambaran umum tentang usaha
berteologi dalam konteks yang pernah dibuat. Disamping itu model-model tersebut menolong
kita mengadakan evaluasi tentang sejauh mana suatu pendekatan teologi kontestual yang
alkitabiah dapat dibuat. Ini juga akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan yang
pernah dan akan timbul nanti