Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN SAHAM PT.PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY Tbk.

DOSEN PENGAMPU
Dr. TOMI FITRIO, SE.MM.

DISUSUN OLEH :
BIBIT KURNIA SETIAWAN 2110089530166
IIN YULI AMBARI 2110089530234
IRNAWATI 2110089530090
PUTRI CAHYANI AZHAR 2110089530337
SABDO GALIH PRASETYO 2110089530390
THARISSA MAHARANI HARAHAP 2110089530424
VANESYA 2110089530435
ZAHRA APRILIANTI 2110089530457

V KEUANGAN A
INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDRAGIRI
T.A 2023/2024
A. Sejarah PT. PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan anak perusahaan Pertamina Power
Indonesia yang bergerak dalam bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi energi panas bumi.
Sejarah PGE dapat ditelusuri kembali ke tahun 1974 ketika Pertamina ditugaskan untuk
mengidentifikasi sumber daya panas bumi di Indonesia untuk pembangkitan listrik. Indonesia
diberkahi dengan 40% potensi panas bumi dunia, menjadikan energi panas bumi sebagai sumber
energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pada tahun 2006, Pertamina mendirikan PGE sebagai entitas khusus yang berdedikasi
untuk memanfaatkan energi panas bumi dan mendorong Indonesia menuju masa depan yang
berkelanjutan dan lebih hijau.PGE saat ini mengelola 15 wilayah kerja (WKP) eksplorasi dan
eksploitasi panas bumi di seluruh Indonesia, termasuk lokasi seperti Sibayak-Sinabung, Sarulla,
Ulubelu, dan Kamojang.PGE telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kapasitas
terpasang panas bumi di Indonesia, yaitu sebesar 80% dari total kapasitas di negara ini

B. IkhtisarPGEO
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dimulai pada tahun 1974 ketika Pertamina
menemukan 70 situs panas bumi di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi energi panas bumi
sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan sumber energi lainnya. Meskipun
beberapa PLTP telah beroperasi sejak tahun 1996, perusahaan ini sendiri baru berdiri pada tahun
2006. Saat ini terdapat 13 PLTP dengan total kapasitas 1.877 MW di seluruh Indonesia.

1. BisnisModel Perusahaan
PGE mengeksplorasi dan memanfaatkan energi panas bumi yang berperan penting
dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Bisnis PGE mencakup hal-hal berikut:
1) Skema Pemanfaatan Panas Bumi : PGE memanfaatkan energi panas bumi melalui
berbagai skema, seperti pemanfaatan langsung, pembangkit listrik, serta gabungan
panas dan listrik.
2) Operasi Sendiri : PGE mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi
miliknya sendiri.
3) Proyek Pengembangan : PGE mengembangkan proyek panas bumi, seperti kegiatan
eksplorasi dan pengeboran.
4) Eksplorasi : PGE mengeksplorasi sumber daya panas bumi untuk mengidentifikasi
area potensial untuk pengembangan panas bumi.
5) Kontrak Operasi Bersama : PGE bekerja sama dengan perusahaan lain untuk
mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas bumi
PGE juga telah melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran umum
saham dengan melepas 25% sahamnya ke publik. PGE bertujuan untuk menjadi
perusahaan energi ramah lingkungan kelas dunia dan membangun kapasitas panas bumi

1
sebesar 1 GW dalam dua tahun ke depan, dengan Kenya sebagai negara utama yang
menjadi fokus ekspansi internasional
PGE juga menjajaki peluang di Turki dan Jerman. PGE percaya bahwa Kenya
menawarkan peluang bisnis yang positif karena pertumbuhan bisnis yang stabil dan
kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan sektor panas bumi, menyediakan
listrik beban dasar yang ramah lingkungan dan hemat biaya.

2. Segmen Bisnis dan Produk Perusahaan


PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan anak perusahaan PT
Pertamina (Persero) yang fokus memanfaatkan energi panas bumi. PGE beroperasi di
berbagai wilayah di Indonesia, mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) dan 1
penugasan, dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Segmen usaha dan
produk perusahaan dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Segmen Bisnis
a) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi : PGE terutama bergerak dalam
bidang eksplorasi, eksploitasi, dan produksi energi panas bumi. Segmen
bisnis utama perusahaan adalah pembangkitan listrik dari sumber panas bumi,
yang berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di
Indonesia.
b) Skema Pemanfaatan Panas : PGE juga berfokus pada pengembangan dan
penerapan skema pemanfaatan panas, yang melibatkan penggunaan energi
panas bumi untuk berbagai keperluan industri dan komersial, seperti
pemanasan, pengeringan, dan aplikasi termal lainnya.
c) Kontrak Kerja Sama Operasi : PGE mengelola sebagian aset panas buminya
melalui Kontrak Kerjasama Operasi, dimana perusahaan melakukan kerja
sama dengan pihak lain untuk mengembangkan dan mengoperasikan proyek
panas bumi.
2) Produk dan layanan
a) Listrik : Produk utama PGE adalah listrik yang dihasilkan dari sumber panas
bumi. Perusahaan memasok energi bersih dan terbarukan ini ke jaringan
listrik nasional, sehingga berkontribusi terhadap bauran energi Indonesia dan
mengurangi emisi karbon.
b) Uap dan Air Panas : Selain listrik, PGE juga memproduksi uap dan air panas
sebagai produk sampingan dari operasi panas bumi. Sumber daya tersebut
dapat dimanfaatkan oleh industri untuk berbagai keperluan, seperti pada
sektor manufaktur dan pertanian.
c) Jasa Eksplorasi dan Pengembangan Panas Bumi : PGE menawarkan jasa
eksplorasi dan pengembangan panas bumi, dengan memanfaatkan keahlian
dan pengalamannya di industri panas bumi. Hal ini termasuk melakukan

2
survei, pengeboran, dan penilaian sumber daya untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan proyek panas bumi baru.
d) Pengembangan Hidrogen dan Amonia Ramah Lingkungan : PGE juga terlibat
dalam pengembangan proyek hidrogen dan amonia ramah lingkungan, yang
bertujuan untuk menghasilkan pembawa energi ramah lingkungan dengan
menggunakan energi panas bumi sebagai sumber utamanya

3. Key Driver (Faktor Kunci)


PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero) yang fokus pada pengembangan dan pengelolaan energi panas bumi di
Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesuksesan
PGE:
1) Potensi panas bumi yang melimpah : Indonesia diberkahi dengan bentang alam
yang mengandung 40% potensi panas bumi dunia. Ketersediaan sumber daya
energi panas bumi ini memberikan landasan yang kuat bagi PGE dalam
menjalankan operasinya.
2) Sumber energi yang konsisten dan berkelanjutan : Energi panas bumi tersedia 24
jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari setahun, terlepas dari kondisi cuaca dan
iklim. Keandalan ini menjadikan energi panas bumi sebagai sumber energi yang
berharga dan berkelanjutan bagi PGE.
3) Manfaat lingkungan : Penggunaan energi panas bumi mengurangi polusi dan
berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Pembangkit listrik tenaga
panas bumi menghasilkan emisi gas rumah kaca yang minimal dan memiliki
lahan yang kecil dibandingkan dengan sumber energi lainnya.
4) Perencanaan dan perluasan strategis : PGE secara aktif memperluas operasi panas
bumi untuk meningkatkan kapasitas terpasangnya. Saat ini kapasitas terpasang
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi yang dioperasikan sendiri oleh PGE
sebesar 672 MW dan ditargetkan meningkat dua kali lipat menjadi 1.112
Megawatt (1,1 Gigawatt) pada tahun 2026.
5) Kemitraan dan kerja sama operasi : Selain operasional PGE, Pertamina juga
mengelola energi panas bumi bersama mitra melalui kontrak kerja sama operasi
dengan kapasitas terpasang 1.205 MW. Kolaborasi ini memungkinkan
pengembangan energi panas bumi di Indonesia menjadi lebih efisien dan efektif.
6) Komitmen terhadap keberlanjutan : Fokus PGE dalam memproduksi energi bersih
dan ramah lingkungan sejalan dengan transisi global menuju energi ramah
lingkungan. Dengan memanfaatkan sumber daya energi panas bumi Indonesia,
PGE bertujuan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim dan berkontribusi
terhadap keseimbangan dan pelestarian alam.

4. Analisis Teknikal

3
5. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis perusahaan yang didasarkan pada
faktor-faktor fundamental ekonomi suatu perusahaan termasuk sisi kinerja keuangan dan
bisnis perusahaan. Teknis ini menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian-kejadian
yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat
keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang.
Analisis fundamental dibagi dalam tiga tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis
industri, dan analisis perusahaan.
1) Analisis Ekonomi
PT Pertamina Geothermal Energy merupakan anak perusahaan PT
Pertamina (Persero) yang fokus pada energi panas bumi. Berikut adalah beberapa
poin penting tentang analisis ekonomi perusahaan:
a) Kinerja Keuangan : Pada kuartal III tahun 2022, Pertamina Geothermal
Energy mencatatkan laba sebesar US$111,43 juta atau sekitar Rp 1,66
triliun.
b) Ekspansi Global : Pertamina Geothermal Energy siap memperluas bisnisnya
secara global, memanfaatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan
peningkatan keamanan.
c) Bauran Energi Terbarukan : Perusahaan melakukan transisi ke energi
terbarukan untuk meminimalkan dampak perubahan iklim dengan
memanfaatkan sumber daya energi panas bumi Indonesia.

4
d) Potensi Pertumbuhan : Dengan posisi strategis Indonesia di “Cincin Api
Pasifik”, Pertamina Geothermal Energy berpotensi menjadi pemimpin
global dalam industri panas bumi.
e) Dampak Positif : Pemanfaatan energi panas bumi mengurangi polusi dan
menciptakan keseimbangan antara kehidupan modern dan alam. Energi ini
tersedia 24/7, apa pun kondisi cuaca dan iklim, serta dapat memenuhi
konsumsi energi dunia.
f) Eksternalitas : Studi yang dilakukan pada tahun 2022 menemukan bahwa
Pertamina Geothermal Energy mempunyai eksternalitas positif terhadap
kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat desa Muara Dua.
g) Kinerja Saham : Per 29 Oktober 2023, volume saham PT Pertamina
Geothermal Energy sebanyak 34.979.900 dengan rentang bid/ask Rp
1.355,00 / Rp 1.360,00.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan Pertamina Geothermal Energy
positif dan perusahaan siap melakukan ekspansi global. Peralihannya ke
energi terbarukan dan pemanfaatan sumber daya panas bumi Indonesia
berpotensi menjadikannya pemimpin dalam industri ini, sekaligus
memberikan dampak positif terhadap lingkungan.
2) Analisis Industri
Indonesia terletak di Cincin Api dan merupakan salah satu pusat energi
panas bumi dunia. Energi panas bumi tersedia 24/7/365, terlepas dari kondisi
cuaca dan iklim, dan selalu tersedia untuk memenuhi konsumsi energi dunia.
Penggunaan energi panas bumi mengurangi polusi untuk kualitas hidup
yang lebih baik, dan merupakan sumber energi berkelanjutan. Perubahan iklim
dan hilangnya keanekaragaman hayati merupakan ancaman lingkungan terbesar
yang kita hadapi saat ini, dan PGEO terlibat aktif dalam menjaga keseimbangan
dan pelestarian alam.
3) Analisis Perusahaan
PT Pertamina Geothermal Energy merupakan anak perusahaan PT
Pertamina (Persero) yang fokus memanfaatkan energi panas bumi. Berikut
beberapa analisis perusahaan berdasarkan hasil pencarian yang tersedia:
a) Strategi Bersaing : Tesis menganalisis strategi bersaing PT Pertamina
Geothermal Energy dan menyimpulkan bahwa strategi perusahaan difokuskan
pada ceruk pasar berdasarkan biaya yang lebih rendah. Faktor kunci
keberhasilan dalam industri ini adalah kemampuan berproduksi dengan biaya
rendah dan diferensiasi.
b) Tanggung Jawab Sosial Perusahaan : Tesis lainnya menganalisis kontribusi
PT Pertamina Geothermal Energy terhadap kondisi sosial keagamaan
masyarakat di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus. Studi ini
menemukan bahwa kontribusi perusahaan memberikan dampak positif
terhadap masyarakat setempat.
5
c) Kinerja dan Insentif : Sebuah penelitian yang menganalisis pengaruh insentif
terhadap kinerja karyawan PT Pertamina Geothermal Energy. Penelitian
menemukan bahwa 91,1% variasi kinerja karyawan dipengaruhi oleh insentif
material, insentif non material, dan kepuasan kerja.
d) Energi Ramah Lingkungan : PT Pertamina Geothermal Energy berkomitmen
mengembangkan energi ramah lingkungan, termasuk hidrogen ramah
lingkungan. Perusahaan sedang mencari mitra potensial untuk mendukung
pengembangan energi panas bumi di Indonesia.
Secara keseluruhan, PT Pertamina Geothermal Energy merupakan
perusahaan yang fokus memanfaatkan energi panas bumi dan berkomitmen
mengembangkan energi ramah lingkungan. Perusahaan juga telah dianalisis
dalam hal strategi kompetitif, tanggung jawab sosial perusahaan, serta insentif
dan kinerja karyawan.

a) Price to Book Value (PBV)


PBV = 1.95
Rasio price to book value yang lebih kecil dari 1 dapat
mengindikasikan saham perusahaan adalah murah karena masih lebih
rendah dari nilai buku. Tinggi rendahnya price to book value ratio
ditentukan dengan membandingkannya dengan price to book value
ratio saham lain atau price to book value sektor/pasar yang sesuai
untuk dijadikan perbandingan.

b) Price to Earning Ratio (PER)


PER = 21.25

c) Erning Per Share (EPS)


EPS = 66.60

d) Debt to Equity Ratio (DER)


DER = 0.38

e) Deviden Yield (DY)


DY = 0.77%

f) Return On Equity (ROE)


ROE = 7.84%

6. Alasan Membeli Saham PT. Pertamina Geothermal Energy

6
Ada beberapa alasan mengapa membeli saham PT Pertamina Geothermal Energy
(PGE) yaitu :
1) Rencana ekspansi : PGE berencana menggandakan kapasitas panas buminya
pada tahun 2027-2028, yang mungkin menelan biaya sekitar $4 miliar. Rencana
ekspansi ini dapat meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan, yang
dapat berdampak pada harga saham yang lebih tinggi.
2) Fokus energi ramah lingkungan : PGE adalah salah satu perusahaan panas bumi
terbesar di Indonesia dan global, serta berkomitmen untuk menyediakan energi
bersih dan ramah lingkungan
3) Prospek yang solid : Prospek PGE yang solid didukung oleh cadangan dan
sumber daya yang besar, dan perusahaan ini memiliki rekam jejak yang terbukti
dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan pembangkit
listrik.PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan kapasitas
terpasang 672 MW yang berkontribusi sekitar 82% dari total kapasitas terpasang
panas bumi di Indonesia.Perseroan juga berencana meningkatkan basis kapasitas
terpasang dari saat ini 672 MW menjadi 1.272 MW pada tahun 2027.
4) IPO : Penawaran umum perdana (IPO) PGE merupakan yang terbesar di
Indonesia dalam hampir satu tahun, dan perusahaan menjual 10,35 miliar saham,
atau 25% dari peningkatan modal sahamnya. IPO ini berhasil menarik dana
kekayaan negara, Otoritas Investasi Indonesia, dan perusahaan energi terbarukan
milik negara Uni Emirat Arab, Masdar Clean Energy, sebagai investor.

Anda mungkin juga menyukai