PPH Pasal 25 adalah aturan pajak yang bertujuan untuk meringankan wajib pajak agar wajib
pajak tidak berat dalam membayar pajaknya, bersifat kredit pajak. PPH Pasal 25 tahun berjalan
didasarkan pada SPT Tahunan PPH tahun yang lalu yaitu jumlah pajak terutang tahun lalu
dikurangi jumlah PPH dipotong dan dipungut pihak lain dibagi atas dua belas atau dibagi jumlah
bulan perolehan penghasilan.
PPH yang bisa dikreditkan adalah semua PPH yang bersifat tidak final (PPH Pasal 21, 22, 23,
24). PPH yang dapat dikreditkan hanya PPH yang kita dipotong orang lain, jika kita yang
memotong maka itu tidak bisa di kreditkan.
Contoh :
PPH Pasal 21 merupakan kredit pajak untuk orang pribadi. Bagi si karyawan, PPH Pasal
21 adalah kredit pajaknya mereka sedangkan bagi perusahaan bukan kredit pajak karena
perusahaan tidak dapat penghasilan.
CONTOH SOAL
1. PPH yang terutang untuk Reni berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan pada tahun 2022 sebesar Rp 80.000.000. Pajak yang telah dipotong atau
telah dipungut serta yang terutang atau dibayar di luar negeri pada tahun 2022 adalah :