Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian ini:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama dan
No. Judul Metode Hasil Penelitian
Tahun
1. Sari Efektivitas Kualitatif Efektivitas Pelaksanaan
(2022) Inovasi Pelayanan Administrasi
Pelayanan Terpadu di Kecamatan
Administrasi Pitumpanua Kabupaten
Terpadu Wajo sudah maksimal dan
Kecamatan di berjalan dengan baik,
Kecamatan efektif dan efesien sesuai
Pitumpanua dengan tujuannya, yaitu
Kabupaten Wajo sumber daya, dana, sarana
dan prasarana yang
terpenuhi, jumlah dan
mutu pelayanan yang baik,
batas waktu yang efisien,
dan tata cara pelayanan
yang harus ditempuh dapat
dikategorikan sudah
efektif dan efesien.
2. Wahyuni Efektivitas Kualitatif Efektifitas

9
10

et al. Pelaksanaan Penyelenggaraan


(2019) Pelayanan Pelayanan Administrasi
Administrasi Terpadu Kecamatan
Terpadu (PATEN) di Kecamatan
Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong
(PATEN) sudah optimal dan berjalan
dengan baik, efektif, dan
efisien sesuai dengan
tujuannya. Pada 54%,
ketepatan dan metode
penawaran layanan dapat
dianggap berhasil dan
produktif.
3. Gumilar Inovasi Kualitatif Kepemimpinan yang
(2016) Pelayanan mendorong inovasi,
Administrasi budaya pengembangan
Terpadu yang mendorong inovasi,
Kecamatan penanaman pengetahuan
dan keterampilan pegawai,
penanaman tim, orientasi
terhadap kinerja yang
terukur, dan penanaman
jaringan inovasi, semuanya
sangat menentukan
keberhasilan inovasi
pelayanan pembangunan
Kabupaten di Kota
Sumenep.
4. Padil Implementasi Kualitatif Kantor Kecamatan Lumbis
(2016) Sistem Induk di Kabupaten
Pelayanan Nunukan berhasil
11

Administrasi menerapkan sistem


Terpadu Seluruh pelayanan administrasi
Kecamatan terpadu kecamatan
(PATEN) (PATEN). Pelayanan
publik diberikan sesuai
dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 4
Tahun 2010, dibuktikan
dengan upaya yang
dilakukan untuk
mengadopsi sistem
pelayanan administrasi
terpadu kecamatan
(PATEN) dan
meningkatkan kualitas
pelayanan publik kepada
masyarakat.

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu terdapat beberapa perbedaan


antara penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilaksanakan,
yakni sebagai berikut:

1. Penelitian yang akan dilaksanakan memiliki beberapa perbedaan dengan


penelitian tedahulu yang dilakukan oleh Sari (2022) “Efektivitas Inovasi
Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan di Kecamatan Pitumpanua
Kabupaten Wajo” yaitu pada objek penelitian yaitu administrasi PATEN.
Sedangkan pada penelitian yang akan dilaksanakan, menggunakan objek
penelitian administrasi proses pensiun melalui Aplikasi SIMANTAP. Kedua
penelitian memiliki persamaan dalam penggunaan metode kualitatif dan
bersifat observasional.
12

2. Penelitian yang akan dilaksanakan memiliki beberapa perbedaan dengan


penelitian tedahulu yang dilakukan oleh Wahyuni et al. (2019) “Efektivitas
Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)” yaitu
pada objek penelitian yaitu administrasi PATEN. Sedangkan pada penelitian
yang akan dilaksanakan, menggunakan objek penelitian administrasi proses
pensiun melalui Aplikasi SIMANTAP. Kedua penelitian memiliki persamaan
dalam penggunaan metode kualitatif dan bersifat observasional.
3. Penelitian yang akan dilaksanakan memiliki beberapa perbedaan dengan
penelitian tedahulu yang dilakukan oleh Gumilar (2016) “Inovasi Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan” yaitu pada objek penelitian yaitu
administrasi terpadu kecamatan. Sedangkan pada penelitian yang akan
dilaksanakan, menggunakan objek penelitian administrasi proses pensiun
melalui Aplikasi SIMANTAP. Kedua penelitian memiliki persamaan dalam
penggunaan metode kualitatif dan bersifat observasional.
4. Penelitian yang akan dilaksanakan memiliki beberapa perbedaan dengan
penelitian tedahulu yang dilakukan oleh Padil (2016) “Implementasi Sistem
Pelayanan Administrasi Terpadu Seluruh Kecamatan (PATEN)” yaitu pada
objek penelitian yaitu administrasi PATEN. Sedangkan pada penelitian yang
akan dilaksanakan, menggunakan objek penelitian administrasi proses
pensiun melalui Aplikasi SIMANTAP. Kedua penelitian memiliki persamaan
dalam penggunaan metode kualitatif dan bersifat observasional.

B. Landasan Teori

A) Teori dan Konsep Efektivitas


13

1. Pengertian Efektivitas

Steers (Hendrawan, 2016) berpendapat bahwa kemanjuran

organisasi meningkat ketika para pemimpinnya menjadi lebih logis, karena

karyawan mencurahkan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk

aktivitas yang membawa mereka lebih dekat ke tujuan mereka, dan ketika

organisasi membuat kemajuan yang lebih menyeluruh menuju tujuan

tersebut. Efektivitas organisasi dianggap sebagai puncak keberhasilan

organisasi. Semua organisasi berusaha untuk menjadi seefisien mungkin

dalam operasi sehari-hari mereka.

Menurut Erdina & Hariani (2010), mengutip karya Sondang P.

Siagian, “efektivitas” diartikan sebagai “pemanfaatan sumber daya, sarana,

dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar telah ditentukan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang/jasa atas kegiatan yang

dilakukan”. Dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah kapasitas untuk

melaksanakan tugas, fungsi, operasi, kegiatan program, atau misi

organisasi dan sejenisnya dalam keadaan tidak ada tekanan atau

ketegangan.

2. Kriteria Efektivitas

Berikut empat faktor efektivitas yang digariskan oleh Hasibuan

(Nangameka & Anshori, 2018).


14

a. Pencapaian Target, yakni pencapaian target disini diartikan sejauh

mana target dapat ditetapkan organisasi dan dapat terselesaikan

dengan baik.

b. Kemampuan Adaptasi, yaitu keberhasilan suatu organisasi dilihat

dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi dan

luar organisasi.

c. Kepuasan Kerja, adalah suatu kondisi yang dirasakan oleh anggota

organisasi yang mampu memberikan kenyamanan dan motivasi

bagi peningkatan kinerja organisasi.

d. Tanggung Jawab, yakni organisasi dapat melaksanakan mandat

yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat

sebelumnya dan bisa menghadapi serta menyelesaikan suatu

masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.

a. Ukuran Efektivitas

Sebagaimana teori Siagian (2013), di antaranya adalah:

1) Sumber daya, dana, sarana dan prasarana, yaitu sumber daya

salah satunya adalah sumber daya manusia. Sumber daya

manusia berhubungan dengan kemampuan petugas pelayanan

yang meliputi kecepatan dalam memberikan pelayanan dan

kecakapan dalam memberikan informasi terkait pelayanan.

Dana yaitu berhubungan dengan biaya operasional dalam

pelaksanaan pelayanan oleh pemerintah. Sarana dan prasarana


15

yaitu berhubungan dengan kebutuhan teknologi informasi yang

mendukung pelayanan dan tempat pelayanan yang memadai

bagi masyarakat yang menunggu giliran untuk dilayani.

2) Jumlah dan mutu pelayanan yang dihasilkan, yaitu jumlah

berkaitan dengan jumlah rata-rata yang dihasilkan dari

banyaknya jenis layanan administrasi, sedangkan mutu

pelayanan yang dihasilkan berkaitan dengan kemudahan dalam

pelayanan, kecepatan pelayanan yang dihasilkan dan

keakuratan produk yang dihasilkan dalam pelayanan.

3) Batas waktu, yaitu berkaitan dengan jam kerja pelayanan yang

ditentukan oleh pemerintah dalam memproses pelayanan.

Kesesuaian waktu terhadap penyelesaian produk layanan

administrasi dengan berpedoman pada standar waktu yang

telah ditetapkan.

4) Tata cara pelayanan yang harus ditempuh, yaitu berkaitan

dengan kesederhanaan dalam proses yang harus dilalui untuk

mendapatkan pelayanan administrasi khususnya bagi penyedia

layanan.

b. Unsur-Unsur Kriteria Efektivitas

Menurut Makmur (Waliulu et al., 2020), inilah komponen-komponen

faktor efektivitas, di antaranya:

1) Ketetapan penentuan waktu

2) Ketetapan perhitungan biaya


16

3) Ketetapan dalam pengukuran

4) Ketetapan dalam menentukan pilihan

5) Ketetapan berpikir

6) Ketetapan dalam melakukan perintah

7) Ketetapan dalam menentukan tujuan

8) Ketetapan-ketetapan sasaran

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Berikut empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, seperti yang

dikemukakan oleh Richard M. Steers (Kharisma & Yuniningsih,

2017):

1) Karakteristik Organisasi, adalah hubungan yang sifatnya relatif

tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat

dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik

menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah

organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai

bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan

menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi

pada tugas.

2) Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek yang

pertama yaitu lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang

berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh

terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan

pengambilan tindakan. Aspek yang kedua yaitu lingkungan


17

internal yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan

yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.

3) Karakteristik Pekerja, merupakan faktor yang paling

berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu

akan ditemukan banyak perbedaan akan tetapi kesadaran

individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya

mencapai tujuan organisasi, apabila suatu organisasi

mengingikan keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat

mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.

4) Karakteristik Manajemen/Kebijakan dan Praktik Manajemen

merupakan strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk

mengkondisikan semua hal yang didalam organisasi sehingga

efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen

merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap

kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.

d. Pendekatan

Menurut Emitai (Ismawati & Lestari, 2017), terdapat empat kriteria

yang membentuk metode pengukuran efektivitas, di antaranya:

1) Adaptasi, yaitu pada kriteria ini dipersoalkan kemampuan

orang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2) Integritas, yakni pengkuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan


18

konsensus, dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya.

3) Motivasi, yakni dalam kriteria ini dilakukan pengukuran

mengenai ketertarikan dan hubungan antara pelaku organisasi

dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi organisasi.

4) Produksi, yaitu usaha pengukuran efektivitas organisasi

dihubungkan dengan jumlah dan mutu keluaran organisasi

serta intensitas kegiatan suatu organisasi.

C. Pelaksana Program SIMANTAP: BKPP Kabupaten Bojonegoro

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bojonegoro

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8 Tahun

2021 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro.

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) merupakan unsur

penunjang urusan pemerintahan daerah di bidang Kepegawaian, Pendidikan dan

Pelatihan. Dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, BKPP Kab. Bojonegoro berpedoman pada

Peraturan Bupati Bojonegoro No. 91 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bojonegoro.


19

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Bojonegoro

berlokasi di Jln. Teuku Umar No. 42 Kelurahan Kadipaten, Kecamatan

Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro (62111) dengan susunan organisasi sebagai

berikut:

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, membawahi:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2) Sub Bagian Keuangan; dan

3) Sub Koordinator Analis Kebijakan Ahli Muda.

c. Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Aparatur,

membawahi:

1. Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda

2. Sub Koordinator Pranata Komputer Ahli Muda

3. Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda.

d. Bidang Mutasi dan Promosi Aparatur, membawahi:

1) Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda

2) Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda.

e. Bidang Pengembangan Kompetensi Aparatur, membawahi:


20

1) Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda

2) Sub Koordinator Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli

Muda.

f. UPTD dan Kelompok Jabatan Fungsional

GAMBAR 4.1
STRUKTUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN KABUPATEN BOJONEGORO

Adapun nilai-nilai tata kerja berdasarkan Peraturan Bupati Bojonegoro No.

91 Tahun 2021 sebagaimana, “Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan

sinkronisasi”. Dengan Motto, “Tulus Ikhlas Melayani”.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Kepala Badan,

Sekretaris,
21

a) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

wajib mengawasi bawahannya masing masing dan bila terjadi

penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

b) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasi bawahan masing-

masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan

tugas bawahannya.

c) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada

atasannya masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat

waktu.

d) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dan

bawahannya wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk

penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk memberikan petunjuk

kepada bawahannya.

e) Dalam menyampaikan laporan masing-masing kepada atasan, tembusan

laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang

secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Berdasarkan tugasnya penulis berada di Bidang Pengadaan, Pemberhentian

dan Informasi Aparatur dengan uraian tugas mengoordinasikan penyusunan

program dan kebijakan teknis bidang pengadaan, pemberhentian, data dan

informasi serta disiplin aparatur.


22

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang

Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi Aparatur mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengadaan, pemberhentian, data

dan informasi serta disiplin aparatur;

b. penyusunan rencana kebutuhan, jenis dan jumlah jabatan untuk

pelaksanaan pengadaan ASN;

c. penyelenggaraan pengadaan CPNS dan PPPK;

d. penyelenggaraan proses pemberhentian aparatur dan penegakan

disiplin;

e. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi lain dalam

rangka pengadaan, pemberhentian dan pengembangan sistem informasi

kepegawaian;

f) pelaksanaan verifikasi data base informasi kepegawaian dan usulan

pemberian penghargaan/ tanda jasa;

g) pelaksanaan fasilitasi lembaga profesi ASN;

h) pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan

pengadaan, pemberhentian, dan pengelolaan sistem informasi

kepegawaian;

i) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan

Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan terkait dengan tugas dan

fungsinya.

D. Program SIMANTAP
23

A) Pelayanan Aplikasi SIMANTAP pada Proses Pensiun Pegawai Negeri

Sipil (PNS)

Adapun salah satu pelayanan administrasi, Kabupaten Bojonegoro telah

mmemanfaatkan aplikasi Sistem Informasi dan Manajemen Terpadu Kepegawaian

(SIMANTAP) sesuai dengan Peraturan Bupati Bojonegoro No. 18 Tahun 2022

yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengaplikasian proses pensiun dengan

aplikasi SIMANTAP oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP)

Kabupaten Bojonegoro. Penyelenggaraan program pensiun dengan aplikasi

SIMANTAP harus memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ada agar tercipta

efektivitas dan efesiensi pelayanan administrasi yang terpadu. Aplikasi Sistem

Informasi dan Manajemen Terpadu Kepegawaian (SIMANTAP) merupakan

aplikasi penghubung (interoperabilitas) antara beberapa aplikasi yang digunakan

oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS). Laporan harian kinerja pegawai yang

terintegrasi dengan aplikasi SIMANTAP, akan secara otomatis capaian kinerjanya

terinput dalam sistem, menjadikan penilaiannya lebih objektif.

Tujuan dari penerbitan Sistem Informasi dan Manajemen Terpadu Kepegawaian

(SIMANTAP) yaitu mewujudkan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

(BKPP) Kabupaten Bojonegoro sebagai salah satu pusat pelayanan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang menjadi dasar bagi PNS di Kabupaten Bojonegoro

dengan tujuan utama untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan

mendekatkan pelayanan kepada PNS dibawah koordinasi serta binaan pemerintah

selaku penanggung jawab penyelenggaraan Sistem Informasi dan Manajemen

Terpadu Kepegawaian (SIMANTAP).


24

B) Proses Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS)

Sebagaimana pemanfaatan aplikasi SIMANTAP, berikut proses pengajuan

pensiun dan pengolahan Surat Keputusan (SK) pensiun:

Tabel 2.2

Skema Alur Proses Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PENGUMPULAN VERIFIKASI PENGIRIMAN


DOKUMEN DOKUMEN DOKUMEN

PELAKSANAAN PEMBERITAHUAN PROSES SK


PENSIUN SK PENSIUN PENSIUN

1. Pengumpulan Dokumen

Calon pensiunan PNS mengumpulkan dokumen-dokumen yang

diperlukan, seperti formulir pengajuan pensiun sesuai jenis pensiun yang

diajukan, salinan identitas (KTP/SIM), kartu keluarga, surat nikah (jika

berlaku), surat keputusan terakhir, riwayat jabatan dan kenaikan pangkat,

serta dokumen lain yang diminta sesuai ketentuan.

2. Verifikasi Dokumen

Operator akan memeriksa dan memverifikasi kelengkapan

dokumen yang diajukan oleh calon pensiunan. Jika terdapat dokumen yang
25

kurang atau tidak sesuai persyaratan, calon pensiunan akan diminta untuk

melengkapinya.

3. Pengiriman ke Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan

(BKPP) Kabupaten Bojonegoro

Setelah dokumen-dokumen calon pensiunan telah diverifikasi,

operator akan mengirimkan dokumen-dokumen tersebut ke BKPP terkait.

BKPP bertanggung jawab untuk memproses pengajuan pensiun.

4. Proses SK Pensiun

BKPP akan melakukan proses administrasi dan pengecekan

terhadap dokumen-dokumen yang diajukan. Penyelenggara akan

memverifikasi data calon pensiunan dan melakukan perhitungan terkait

hak-hak pensiun yang diterima. Setelah proses ini selesai, BKPP akan

menghasilkan Surat Keputusan (SK) pensiun.

5. Pemberitahuan SK Pensiun

Setelah SK pensiun selesai diproses, BKPP akan memberitahukan

calon pensiunan tentang status pengajuannya. Jika pengajuan diterima,

calon pensiunan akan menerima SK pensiun yang berisi informasi terkait

jumlah pensiun yang akan diterima dan detail lainnya.

6. Pelaksanaan Pensiun

Setelah menerima SK pensiun, calon pensiunan dapat

melaksanakan pensiun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini


26

dapat meliputi penghentian pekerjaan, pemberitahuan kepada instansi

terkait, serta proses administrasi lainnya yang harus diselesaikan.

Anda mungkin juga menyukai