Disampaikan oleh
Tim Pendampingan Pembangunan Zona Integritas
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL
DASAR HUKUM
PERMENPAN RB no. 52 tahun 2014, tanggal 17 Oktober 2014
tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani
Di Lingkungan Instansi Pemerintah
Latar Belakang (1)
Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat
secara cepat, tepat, dan profesional.
Dalam rangka pelaksanaan RB tersebut, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden No 81 Tahun
2010 Tentang Grand Design RB dengan 3 sasaran utama :
1 Manajemen Perubahan 5%
5 Penguatan Pengawasan 15 %
40%
Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan
2 Publik kepada Masyarakat
20 %
Kiat - Kiat Pembangunan Zona Integritas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
Inspektorat Jenderal
2019
1. Komitmen Pimpinan.
2. Sebarkan semangat Pembangunan Zona Integritas di
seluruh jajaran Kantor Pertanahan, bisa berupa : yel-yel,
lagu, pin ZI, dll
3. Meningkatkan keterlibatan di kegiatan – kegiatan di
lingkungan masyarakat.
4. Melakukan Publikasi Pembangunan Zona Integritas dan
Kegiatan Kantor Pertanahan di Media cetak dan Media
Sosial.
5. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Zona
Integritas
PEMBANGUNAN ZI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN ATR/BPN
TAHUN 2017 Sesuai Surat Keputusan
Menteri ATR/BPN Nomor November
Sesuai Surat Keputusan Menteri 237/KEP-40.1/IV/2017 telah 2017
ATR/BPN Nomor 9/KEP- membentukTim Penilai
28/I/2017, Kelompok Kerja Internal (TPI)
(Pokja) Zona Integritas telah
melaksanakan Pembangunan
Zona Integritas terhadap 12 (dua 25
4 (empat) Kantor
belas) unit kerja sebagai pilot April
project 2017
Pertanahan telah
dilakukan evaluasi oleh
TPN dengan hasil
06
belum dapat
Januari Hasil penilaian dari TPI yaitu direkomendasikan
2017 terdapat 4 unit kerja yang dipandang
layak dan memenuhi persyaratan
sebagai unit kerja yang
16 akan ditetapkan
kelengkapan administrasi dan kriteria
Juli yang ditentukan untuk diusulkan sebagai Kantor yang
2016 a. Kantor Wilayah BPN Provinsi Daerah kepada Menteri Pendayagunaan
Istimewa Yogyakarta
Aparatur Negara dan Reformasi
berpredikat Wilayah
b. Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI
17 Jakarta Birokrasi untuk ditetapkan sebagai Bebas Korupsi (WBK)
Juni c. Kantor Wilayah BPN Provinsi Riau; calon unit kerja yang berpredikat dikarenakan hasil
d. Kantor Wilayah BPN Provinsi
2016 sesuai dengan Surat Kalimantan Barat;
Zona Integritas Menuju WBK dan
survey IPAK yang
Keputusan Menteri e. Kantor Wilayah BPN Provinsi WBBM yaitu :
Agraria dan Tata Sumatera Utara; a. Kantor Pertanahan Kota dilakukan pihak
f. Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta;
Ruang/Kepala Badan g. Kantor Pertanahan Kota Surabaya I; Yogyakarta, ketiga (Sucofindo)
Pertanahan Nasional h. Kantor Pertanahan Kota Bandung; b. Kantor Pertanahan Kota
Pencanangan Nomor 295/KEP- i. Kantor Pertanahan Kota Administrasi
Surabaya I;
belum memenuhi
Jakarta Barat;
Pembangunan Zona 3.43/VII/2016 dibentuk j. Kantor Pertanahan Kota Padang; c. Kantor Pertanahan Kota syarat (belum
Integritas pada Tim Kelompok Kerja k. Kantor Pertanahan Kabupaten Bandung; mencapai Indeks 13,5
Kementerian ATR/BPN (Pokja) Zona Integritas Simalungun;
d. Kantor Pertanahan Kota Adm
l. Kantor Pertanahan Kabupaten dari 15 )
Bangka Selatan Jakarta Barat.
Pelaksanaan Pembangunan Zona Intergritas Tahun 2018 (1)
Di Kementerian ATR/BPN
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor : 140/40.1/I/2018 Tanggal 10 Januari 2018 perihal Pembangunan Zona Integritas, yang
menginstruksikan kepada setiap Kepala Kantor Wilayah, Ketua STPN dan Kepala Kantor
Pertanahan untuk melakukan Pembangunan Zona Integritas Menuju Unit Kerja WBK dan WBBM
yang kemudian akan dilakukan Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas secara berjenjang
dengan mempedomani Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 52 tahun 2014
Berdasarkan SK Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor :
360.1/KEP-100.40.1/V/2018 Tanggal 01 Mei 2018 perihal Penetapan Calon Unit Kerja Berpredikat
Zona Integritas Menuju WBK/WBBM di Lingkungan Kementerian ATR/BPN Tahun 2018, dimana
terdapat 37 Kantor Pertanahan yang ditetapkan sebagai Calon Unit Kerja Berpredikat Zona
Integritas Menuju WBK
Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Tahun 2018 (2)
2. E-OFFICE
Rencana Kerja
Pembangunan Zona Integritas
MANAJEMEN PERUBAHAN
1. PENYUSUNAN TIM KINERJA
• Unit Kerja Telah Membentuk Tim Kerja Untuk melakukan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM;
• Penentuan Anggota Tim selain Pimpinan dipilih melalui prosedur / mekanisme yang jelas
4. Melakukan monitoring dan dan evaluasi terhadap Laporan Monitoring dan Evaluasi Secara Berkala
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran
kinerja unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian
layanan kepada publik?
C. Keterbukaan Informasi Publik
1. Menerapkan Kebijakan tentang keterbukaan Media Informasi Layanan Publik
informasi publik
2. Melakukan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Laporan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
kebijakan keterbukan informasi publik Kebijakan Keterbukan Informasi Publik
Penataan Sistem Manajemen SDM (1)
• Unit kerja telah membuat rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya dalam hal rasio dengan
beban kerja dan kualifikasi pendidikan;
• Unit kerja telah menerapkan rencana kebutuhan pegawai di unit kerjanya; dan
• Unit kerja telah menerapkan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan pegawai di unit
kerjanya.
• Telah memiliki penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi;
• Ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian dengan indikator kinerja individu level
diatasnya;
• Telah melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik;
• Hasil penilaian kinerja individu telah diimplementasikan mulai dari penetapan,
implementasi dan pemantauan.
• Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya
dilakukan, seperti pelaksanaan Aturan disiplin / kode etik / kode perilaku telah
dilaksanakan / diimplementasikan; dan
• Pengukuran indikator ini dilakukan dengan mengacu pada kondisi yang seharusnya
dilakukan, seperti pelaksanaan sistem informasi kepegawaian pada unit kerja telah
dimutakhirkan secara berkala
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (2)
1. Ya 1 Ada
Tidak 0 Tidak
C 0 Belum Ada
3. A 1 Semua/Bulanan/Dilaksanakan Seluruh+Inovasi
• Unit kerja telah melibatkan pimpinan • Unit kerja telah memiliki dokumen
perencanaan;
secara langsung pada saat • Dokumen perencanaan telah
berorientasi hasil;
penyusunan perencanaan;
• Indikator kinerja telah memiliki
• Unit kerja telah melibatkan secara kriteria Specific, Measurable,
Acheivable, Relevant and Time
langsung pimpinan saat penyusunan bound (SMART);
• Unit kerja telah menyusun laporan
penetapan kinerja; dan kinerja tepat waktu;
• Pimpinan telah memantau • Pelaporan kinerja telah memberikan
informasi tentang kinerja;
pencapaian kinerja secara berkala. • Unit kerja telah berupaya
meningkatkan kapasitas SDM yang
menangangi akuntabilitas kinerja
PENGUATAN PENGAWASAN
1. Pengendalian Gratifikasi
• Unit kerja telah memiliki public campaign tentang pengendalian gratifikasi; dan
• Unit kerja telah mengimplementasikan pengendalian gratifikasi
3. Pengaduan Masyarakat
• Unit kerja telah mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama;
• Unit kerja telah menyosialisasikan penanganan benturan kepentingan;
• Unit kerja telah mengimplementasikan penanganan benturan kepentingan;
• Unit kerja telah melakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan; dan
• Unit kerja telah menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan.
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
1. Standar Pelayanan
• Unit kerja telah memiliki kebijakan standar pelayanan;
• Unit kerja telah memaklumatkan standar pelayanan;
• Unit kerja telah memiliki SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan; dan
• Unit kerja telah melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP.
• Unit kerja telah melakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building dalam upaya
penerapan budaya pelayanan prima;
• Unit kerja telah memiliki informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media;
• Unit kerja telah memiliki sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar;
• Unit kerja telah memiliki sarana layanan terpadu/terintegrasi;
• Unit kerja telah melakukan inovasi pelayanan