Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Kepemimpinan Kultural Dalam Bisnis


Kepemimpinan kultural itu sendiri sangat terkait dengan budaya atau tradisi
organisasi. Perilaku yang diterapkan akan mewarnai budaya organisasinya baik
dengan menemukan berbagai budaya baru (inovatif) maupun dengan
mempertahankan (maintenance) berbagai budaya lama yang sudah ada. Salah satu
corak dalam kepemimpinan kultural adalah masih mempertahankan budaya lama
yang sudah ada dan itu masih sesuai dan layak untuk dipertahankan.
kepemimpinan kultural adalah kepemimpinan yang mempunyai ideologi
keperpihakan terhadap budaya atau nilai-nilai yang sudah ada sebelumnya.
Mempertahankan budaya atau nilai-nilai yang sudah ada adalah prinsip utama
dalam kepemimpinan kultural. Tentunya tidak semua nilai yang sudah ada akan
cocok dan perkembangan zaman ditengah perkembangn ilmu pengetahuan dan
budaya. Maka Jika nilai itu sudah kurang menarik atau cendrung menghambat ia
akan memodifikasinya tanpa merubah identitas aslinya sehingga akar jati diri
budayanya tidak akan hilang.
Kepemimpinan Kultural seorang pemimpin harus mempunyai modal dasar yang
kuat, diantaranya:
1. Visioner
2. Kepribadian yang kuat
3. Penghayatan terhadap niali tradisi
4. Terpercaya
Salah satu karakter yang paling menonjol dalam kepemimpinan kultural adalah
pola keterikatan terhadap nilai-nilai tradisi. Semangat
mempertahankan/konservasi terhadap nilai tradisi yang telah mapan dalam suatu
konunitas harus diimbangi dengan kepekaan merespon perubahan kultur dan
keHsesuaian nilai terhadap realiatas yang berkembang secara dinamis.
1) Pendekatan Kultural
Di dalam menyelenggarakan perubahan, pemimpin perubahan tidak dapat
hanya mengandalkan pendekatan formal dan mekanistis, namun perlu
memperhatikan aspek cultural. Pendekatan cultural yang dilakukan oleh
seorang pemimpin dalam memimpin organisasi menyebabkan mereka
dinamakan Cultural Leader.
Cultural leader adalah seorang pemimpin organisasi, yang dengan memberi
contoh, menyeimbangkan human value atau nilai kemanusiaan dengan tugas
pekerjaan. Pemimpin ini dapat berada disetiap jenjang dalam organisasi, mungkin
menjadi direktur, manajer, supervisor, atau bukan manajer.
Cultural leader membuat jelas bagaimana masalah manusia dan masalah
operasional dapat disatukan. Ketika orang atau kelompok mulai berbicara dari
aspek noperasional, maka cultural leader menambahkan segi kemanusiaan dengan
baik. Masalah operasional menjadi lebih mudah dikendalikan, apabila aspek
kemanusiaannya ditangani dengan baik.
Cultural leader, bersifat mau menerima, terbuka, kooperratif, partisipatif,
komunikatif, berorientasi saling menguntungkan. Pemimpin ini mengusahakan
visi yang jelas, tujuan, arah, batas, pembatasan, dan stabilitas. Mereka menghargai
keberhasilan dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar. Diatas
semuanya, pemimpin ini melihat bahwa partisipasi dan komunikasi yang baik
tergantung pada jaringan hubungan pribadi berdasar pada saling pengertian dan
saling menghargai. Pada dasarnya orang ingin menikmati hari-harinya dengan
baik, merasa kompeten, menjadi produktif, menikmati pekerjaan, dan mempunyai
hubungan baik dengan atasan, rekan sekerja dan bawahannya, Cultural leader
tinggal memberi kesempatan kepada bawahan dengan memberi contoh bagaimana
pekerjaan sehari-hari harus dilakukan, bagaimana memimpin, selebihnya mereka
akan mengikuti pemimpin

DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir (2022) Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat. : Jurnal Ilmu Social
dan Politik Universitas Medan Area
Laras Alda (2020). Pendekatan dalam perubahan organisasi
Shidqiyah, S., Hs, D. E. R., & Naemah, Z. (2021). Kepemimpinan
Transformasional Dan Kultural. Ahsana Media: Jurnal Pemikiran,
Pendidikan Dan Penelitian Ke-Islaman, 7(02), 78-85.

Anda mungkin juga menyukai