Anda di halaman 1dari 4

"Jejak Sejarah dan Kearifan Lokal Candi Wangkal: Mengungkap

Keindahan Budaya Desa Krembung yang Terabaikan"

Penulis :

Alivia Dea A, Salsabilla Ayu M, Nayla Vira A, Nur Aini S.

Candi Wangkal adalah sebuah situs bersejarah yang terletak di


Desa Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Situs ini
memiliki nilai sejarah dan kearifan lokal yang sangat tinggi, namun
sayangnya keindahan budaya yang terkandung di dalamnya masih belum
banyak dikenal dan diapresiasi oleh masyarakat luas. Melalui artikel ini,
kita akan mengungkap jejak sejarah dan kearifan lokal yang terkandung
di dalam Candi Wangkal.

Sejarah Candi Wangkal.

Asal usul terbentuknya candi ini belum sepenuhnya diketahui


secara pasti. Namun, berdasarkan beberapa penelitian, diduga bahwa
Candi Wangkal dibangun pada abad ke-14 Masehi pada masa
pemerintahan kerajaan Majapahit. Hal ini didasarkan pada bentuk
arsitektur dan ornamen yang mirip dengan Candi Prambanan dan Candi
Sewu yang dibangun pada masa itu.

Selain itu, ada pula dugaan bahwa Candi Wangkal merupakan


tempat suci yang digunakan oleh para petani pada masa itu untuk
memohon kesuburan tanah dan hasil panen yang melimpah. Hal ini
didasarkan pada lokasi candi yang berada di daerah persawahan yang
subur.

Meskipun asal usul terbentuknya Candi Wangkal belum


sepenuhnya jelas, candi ini merupakan salah satu warisan budaya penting
dari masa lampau dan menjadi saksi bisu peradaban Hindu-Jawa pada
masa itu. Saat ini, Candi Wangkal telah menjadi objek wisata sejarah yang
menarik untuk dikunjungi.

Kearifan Lokal Candi Wangkal

Selain memiliki nilai sejarah yang tinggi, Candi Wangkal juga


mengandung kearifan lokal yang sangat berharga. Di sekitar candi
terdapat beberapa hal yang menunjukkan adanya kearifan lokal yang
masih terjaga, seperti:

 Makam Mbah Sunan Gresik: Makam ini merupakan makam


dari salah satu wali yang dihormati di daerah Gresik. Di
sekitar makam terdapat beberapa pohon besar yang
dianggap keramat oleh masyarakat setempat.
 Air Sumber Mata Air Candi Wangkal: Di dalam kompleks
Candi Wangkal terdapat sebuah mata air yang dianggap
suci oleh masyarakat setempat. Mata air ini digunakan oleh
umat Hindu untuk melakukan ritual keagamaan.
 Tari Topeng: Di Desa Krembung terdapat sebuah tarian
tradisional yang disebut Tari Topeng. Tarian ini
menggambarkan cerita-cerita rakyat dan sering ditampilkan
pada acara-acara tertentu di desa.

Sayangnya, kearifan lokal yang terkandung di dalam Candi


Wangkal masih belum banyak dikenal oleh masyarakat luas. Banyak dari
mereka yang hanya melihat Candi Wangkal sebagai sebuah bangunan
bersejarah, tanpa mengetahui arti dan makna dari setiap detail yang
tersirat di dalamnya. Kearifan lokal yang terkait dengan Candi Wangkal
adalah penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Para arkeolog dan ahli sejarah meyakini bahwa pembangunan


Candi Wangkal menggunakan bahan bangunan yang terbuat dari bahan
dasar tanah liat dan batu alam setempat. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat pada masa itu memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai
lingkungan sekitarnya dan memanfaatkannya secara bijak.

Selain itu, kearifan lokal lainnya yang terkait dengan Candi


Wangkal adalah praktik keagamaan yang masih terjaga hingga saat ini.
Masyarakat sekitar masih menjalankan tradisi peringatan hari raya
keagamaan dengan mengunjungi Candi Wangkal sebagai tempat suci.

Kearifan lokal juga terlihat dari upaya pelestarian Candi Wangkal


yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Mereka membentuk kelompok
pelestarian situs purbakala yang secara rutin melakukan pengawasan dan
perawatan terhadap candi tersebut. Hal ini menunjukkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya melestarikan warisan budaya dan sejarah
yang ada di lingkungannya.

Secara keseluruhan, keberadaan Candi Wangkal di Krembung


menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal masyarakat pada masa lalu
memiliki kontribusi yang besar dalam membangun dan memelihara
lingkungan serta melestarikan warisan budaya dan sejarah.
Daftar Pustaka :

Widodo D. I & Nurcahyo H. 2013. Sidoardjo Tempo Doeloe, Surabaya:


Dukur Publishing.

Warsini. 2022. Keragaman Budaya dan Peninggalan Situs Sejarah


Kabupaten Sidoarjo, Surabaya: CV Ruang Tentor.

Anda mungkin juga menyukai