Disusun Oleh
Nama : M. Abbylla Nainggolan
NPP : 32.0379
JAWA BARAT”, sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan program Sarjana
Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Penulis Menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari kata sempurna dan propsal ini mungkin tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan, dukungan serta bimbingan dan nasehat dari semua pihak yang ikut
terlibat dalam penyusunan proposal ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
1. Kedua orang tua penulis, Iwan Setiawan dan Diah Budiyanti yang senantiasa
mendukung baik dalam doa, cinta dan kasih sayang di setiap langkah penulis,
dan ini merupakan anugerah terbesar dan Penulis berharap mampu menjadi anak
yang dibanggakan
2. Bapak Prof. Dr. Murtir Jeddawi, SH., S.Sos., M.Si, selaku direktur Institut
3. Ibu Dr., Ir., Hendrawati Hamid,. M.Si, selaku dosen pembimbing proposal skripsi
atas bimbingan, arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga
hanya semata-mata sebagai sebuah identitas namun juga sebuah inovasi, ide yang
daerah mereka yang beragam untuk menghasilakn sesuatu yang bernilai ekonomis
bagi masyarakat. Inilah yang menjadi landasan terlahirnya konsep usaha berbasis
sesuatu yang mudah, bahkan kalimat ekonomi kreatif merupakan sesuatu yang baru
tantangan tersendiri bagi dunia UMKM Indonesia, ditambah pasca pandemi covid
yang sempat melanda Indonesia nyaris membuat perekonomian lumpuh total ini
Terhitung sejak Maret 2020 UMKM, Indonesia berada di posisi yang kurang stabil.
Hasil survei Bank Indonesia menunjukkan bahwa selama pandemi terdapat 72,6%
Selain itu survei yang dilakukan Asian Development Bank (ADB) per 16 September
2020 juga menunjukkan 48,6% UMKM Indonesia tutup akibat pandemi (Widyatama,
2020).
adalah Provinsi Jawa barat, Survey Bank Indonesia (BI) mengindikasikan hanya
sekitar 12,5% UMKM yang mampu bertahan selama pandemi dan hanya 27,6%
yang mampu menjaga stabiltas produksinya (Naviandri, 2020), dan salah satunya
KotaTasikmalaya merupakan sentra garmen dan Konveksi yang cukup besar namun
bantuan yang sifatnya finansial bagi para pelaku usaha mikro dan menengah guna
Menurut Assauri (2011:75), proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
Dalam aktifitas produksi, kegiatan tidak hanya berfokus pada pembuatannya tetapi
tenaga, modal, manusia, bahan baku yang digunakan untuk menopang kegiatan
operasional yang berguna meningkatkan nilai suatu barang menjadi lebih tinggi.
Kegiatan produksi sendiri tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kolaborasi yang
baik antara faktor-faktor yang telah disebutkan, karena dalam dunia bisnis
khususnya industri, semua aspek berperan penting bukan hanya yang terlihat saja
produksi dengan memberi bantuan berupa modal tunai kepada para pelaku UMKM
sebagai upaya stimulus dalam pemulihan ekonomi. Bantuan berupa modal tunai ini
disebut dengan BPUM atau Bantuan Bagi Para Pelaku Usaha Mikro dan merupakan
negara ke arah surplus positif. Bagi para pelaku UMKM sendiri terutama pada
usaha Konveksi di Kota Tasikmalaya ini merupakan kabar yang cukup melegakan,
BPUM ini diberikan dalam bentuk uang sejumlah Rp2.400.000,- (dua juta empat
ratus ribu rupiah) kepada pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria tertentu dan
dana BPUM ini disalurkan langsung ke rekening penerima BPUM. Tentunya BPUM
ini dikhususkan bagi pelaku usaha mikro dengan persyaratan tidak sedang
Tasikmalaya.
1 Setiaratu 21
2 Kersanagara 17
3 Kota Baru 42
4 Awipari 3
5 Setianagara 4
6 Ciherang 48
7 Ciakar 0
8 Margabakti 0
9 Setiajaya 0
Jumlah 135
mencapai 18.991 usaha dan wilayah Kecamatan Cibeureum mencapai 1.229 pelaku
usaha yang mendapatkan BPUM tersebut dari berbagai macam kategori usaha , ulai
dari usaha kuliner, pedagang, usaha ternak, usaha konveksi dll. Untuk jumlah
penerima BPUM usaha konveksi di Kecamatan Cibeuruem ini sebanyak 135 usaha
ada yang mendapatkan fasilitas program BPUM dalam bidang usaha konveksi.
Adanya BPUM ini diharapkan dapat berguna bagi para pelaku usaha yang sempat
pandemi COVID-19 ini untuk kembali memproduksi produknya dan nantinya dapat
1.2 PERMASALAHAN
1. Target penerima bantuan yang tidak tepat sasaran dimana bantuan yang
seharusnya diterima bagi para pelaku UMKM justru menyasar kepada Industri
2. Minimnya transparasi data yang rill terkait jumlah kelompok UMKM konveksi
konveksi ?.
2. Apakah terdapat perbedaan baik dari segi profit maupun jumlah produksi
Mengacu kepada permasalahan yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak. Adapun
1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian yang berupa proposal ini diharapkan mampu menjadi referensi
2. Kegunaan Praktis
1. Bagi Penulis
lapangan terlebih dalam dunia usaha dan industri, serta informasi baru dan
penerapan ilmu.
Penelitian ini diharapkan mampu memberi informasi dan dapat menjadi acuan dalam
pelaku usaha mikro serta sebagai pertimbangan dalam memberi masukan terkait
Dalam Negeri
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
mendapat fasilitas program bantuan bagi pelaku usaha mikro (BPUM) di Kota
4. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi
pemerintah terutama dinas terkait, yaitu Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil
kebijakan terkait dengan dampak BPUM pada pelaku usaha konveksi di Kecamatan