Pengaruh Pemberian Vitamin E Pada Pemijahan Lele Varietas Sangkuriang (Clarias Gariepinus) Terhadap Jumlah Benih Yang Dihasilkan
Pengaruh Pemberian Vitamin E Pada Pemijahan Lele Varietas Sangkuriang (Clarias Gariepinus) Terhadap Jumlah Benih Yang Dihasilkan
1. Fekunditas
Fekunditas mempunyai beberapa definisi yaitu fekunditas mutlak, fekunditas
relatif, dan fekunditas total. Fekunditas mutlak adalah jumlah telur masak pada
induk betina sebelum dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas relatif
merupakan jumlah telur berdasarkan per satuan berat atau panjang ikan.
Fekunditas total adalah fekunditas ikan selama masa hidupnya (Effendie, 2002).
Cara yang dipakai untuk menghitung fekunditas pada penelitian ini yaitu dengan
cara gravimetrik. Cara gravimetrik yaitu menghitung fekunditas berdasarkan berat
ikan. Induk lele betina ditimbang sebelum dan sesudah dilakukan pemijahan untuk
mengetahui berat gonade. Data berat gonade digunakan untuk menghitung
fekunditas (Effendie, 2002). Data berat induk lele dapat dilihat pada tabel berikut:
Berdasarkan tabel 1. rerata berat induk betina paling tinggi terdapat pada
dosis vitamin E 210 mg/kg pakan yaitu 1.359 g (± 127,64). Dilanjutkan dengan
dosis vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 1.327 g (± 97,92) dan dosis vitamin E
2 7 0 mg/kg pakan yaitu 1.252 g (± 528,80). Berat induk betina paling kecil
terdapat pada dosis vitamin E 0 mg/kgpakan yaitu 1.241 g (± 111,01).
Tabel 2. Berat induk lele jantan
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata ± SD
Perlakuan (g) (g) (g) (g)
Berdasarkan tabel 2. rerata berat induk jantan paling tinggi terdapat pada
dosis vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 980 g (± 75,50). Dilanjutkan dengan dosis
vitamin E 210 mg/kg pakan yaitu 940 g (± 55,67) dan dosis vitamin E 0 mg/kg
pakan yaitu 939 g (± 102,48). Berat induk jantan paling kecil terdapat pada dosis
vitamin E 270 mg/kgpakan yaitu 810 g (± 95,39).
Berdasarkan tabel 3. rerata bobot gonad paling tinggi terdapat pada dosis
vitamin E 270 mg/kg pakan yaitu 272, 67 g (± 248,31). Dilanjutkan dengan dosis
vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 261,33 g (± 99, 63) dan dosis vitamin E 2 4 0
mg/kg pakan yaitu 219,00 g (± 96,35). bobot gonad paling kecil terdapat pada
dosis vitamin E 0 mg/kg pakan yaitu 154,33 g (±119,71).
Tabel 4. Berat sampel telur (100 butir)
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Rerata ± SD
Perlakuan (g) (g) (g) (g)
Wg
F= xN
Ws
F : Fekunditas mutlak
Berdasarkan tabel 6. rerata jumlah total telur paling tinggi terdapat pada
dosis vitamin E 210 mg/kg pakan yaitu 102.278 ekor (± 49.099,49). Dilanjutkan
dengan dosis vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 82.820 ekor (± 24.136,56) dan dosis
vitamin E 270 mg/kg pakan yaitu 72.916 ekor (± 28.196,58). Jumlah total telur
paling kecil terdapat pada dosis vitamin E 0 mg/kg pakan yaitu 70.448 ekor (±
25.526,21). Data jumlah total telur berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji
ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan p value > 0.05, sehingga dosis vitamin E
tidak memberikan pengaruh beda nyata terhadap jumlah telur. Hasil uji ANOVA
jumlah total telur dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 7.
Jumlah telur pada perlakuan yang menggunakan vitamin E pada pakan
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa vitamin E.
Hal ini disebabkan karena vitamin E memiliki fungsi sebagai senyawa antioksidan
yang dapat mencegah terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh pada fosfolifid
dalam membran sel. Antioksidan pada vitamin E dapat melindungi lemak supaya
tidak teroksidasi, yaitu lemak atau asam lemak yang terdapat pada membran sel,
sehingga proses embriogenesis berjalan dengan normal dan hasil reproduksi dapat
ditingkatkan (Tondang et al., 2019). Jumlah telur pada perlakuan dengan
penambahan vitamin E pada pakan dengan dosis yang semakin tinggi memberikan
hasil yang semakin sedikit. Kelebihan pemberian dosis vitamin E akan bersifat
toksik pada hati, sehingga tubuh ikan merespon dengan mengsekresikan vitamin E
keluar melalui urin. Hal ini menyebabkan vitamin E yang terakumulasi pada
pembentukan telur menjadi lebih sedikit (Wahyudi et al., 2016).
Berdasarkan tabel 7. rerata jumlah telur yang dibuahi paling tinggi terdapat
pada dosis vitamin E 210 mg/kg pakan yaitu 95.061 ekor (± 46.878,98). Dilanjutkan
dengan dosis vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 72.208 ekor (± 10.615,24) dan dosis
vitamin E 270 mg/kg pakan yaitu 61.645 ekor (± 13.966,72). Jumlah telur yang
dibuahi paling kecil terdapat pada dosis vitamin E 0 mg/kg pakan yaitu 49.333
ekor (± 17.263,27). Data jumlah telur yang dibuahi per kg induk berdistribusi
normal sehingga dilanjutkan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan p value
> 0.05, sehingga dosis vitamin E tidak memberikan pengaruh beda nyata terhadap
jumlah telur yang dibuahi per kg induk. Hasil uji ANOVA jumlah telur yang dibuahi
per kg induk dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 9.
Jumlah telur yang dibuahi pada perlakuan yang menggunakan vitamin E pada
pakan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa vitamin
E. Jumlah telur yang dibuahi dipengaruhi oleh kualitas sperma dari induk jantan.
Vitamin E dapat memberikan perlindungan pada sel sperma selama proses
spermatogenesis dan fertilasi sehingga dapat mengurangi resiko peroksidasi lipid,
yang merugikan bagi mortalitas sperma (Tondang et al., 2019). Perlakuan dengan
penambahan vitamin E pada pakan dengan dosis yang semakin tinggi menghasilkan
telur yang dibuahi semakin sedikit. Hal ini disebabkan karena kelebihan pemberian
dosis vitamin E akan bersifat toksik pada hati, sehingga tubuh ikan merespon
dengan mengsekresikan vitamin E keluar melalui urin (Wahyudi et al., 2016). Hal
ini menyebabkan vitamin E yang seharusnya terakumulasi untuk meningkatkan
kualitas sperma menjadi lebih sedikit.
Menurut Aziz dan Kalesaran (2017), derajat pembuahan telur dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
jumlah telur yang dibuahi
Derajat pembuahan telur = 𝑥 100%
jumlah total telur yang dikeluarkan
Keterangan: nilai rata-rata diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05)
Berdasarkan tabel 9. rerata diameter telur paling tinggi terdapat pada dosis
vitamin E 270 mg/kg pakan yaitu 1.610,25 µm (± 72.29). Dilanjutkan dengan dosis
vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 1.476,13 µm (± 73.51) dan dosis vitamin E 210
mg/kg pakan yaitu 1.419,61 µm (± 84.76). Diameter telur paling kecil terdapat pada
dosis vitamin E 0 mg/kg pakan yaitu 1.344,25 µm (± 99.05). Hasil uji ANOVA
menunjukkan p value < 0.05, sehingga dosis vitamin E memberikan pengaruh beda
nyata terhadap diameter telur lele. Hasil uji ANOVA diameter telur lele dapat
dilihat secara lengkap pada lampiran 15. Selanjutnya dilakukan uji lanjut dengan uji
Duncan, hasil uji Duncan tingkat kelangsungan hidup benih lele dapat dilihat secara
lengkap pada lampiran 15.
Berdasarkan tabel 10. rerata produksi benih lele paling tinggi terdapat pada
dosis vitamin E 210 mg/kg pakan yaitu 30.910 ekor (± 34.231,76). Dilanjutkan
dengan dosis vitamin E 240 mg/kg pakan yaitu 13.866 ekor (± 15.415,12) dan dosis
vitamin E 270 mg/kg pakan yaitu 6.700 ekor (± 3.411,20). Produksi benih lele
paling kecil terdapat pada dosis vitamin E 0 mg/kg pakan yaitu 6.570 ekor (±
5.379,05). Data produksi benih lele berdistribusi normal sehingga dilanjutkan uji
ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan p value > 0.05, sehingga dosis vitamin E
tidak memberikan pengaruh beda nyata terhadap jumlah telur. Hasil uji ANOVA
jumlah total telur dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 18.
Produksi benih lele pada perlakuan yang menggunakan vitamin E pada pakan
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa vitamin E. Hal
ini disebabkan karena penambahan vitamin E pada pakan dapat meningkatkan
reproduksi, diameter telur, fekunditas dan kualitas telur serta larva yang dihasilkan
(Etika et al., 2013). Produksi benih lele pada perlakuan dengan penambahan vitamin
E pada pakan dengan dosis yang semakin tinggi memberikan hasil yang semakin
sedikit. Kelebihan pemberian dosis vitamin E akan bersifat toksik pada hati, sehingga
tubuh ikan merespon dengan mengsekresikan vitamin E keluar melalui urin. Hal ini
menyebabkan vitamin E yang terakumulasi sebagai fungsi untuk meningkatkan
produksi benih lele menjadi lebih sedikit (Wahyudi et al., 2016).
7. Heterogenitas benih per induk
Berdasarkan tabel 11. jumlah benih lele dengan ukuran <1-2 cm paling
banyak terdapat pada dosis 210 mg/kg pakan yaitu 36.219 ekor. Dilanjutkan
dengan dosis 240 mg/kg pakan yaitu 17.328 ekor dan dosis 270 mg/kg pakan yaitu
10.257 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran <1-2 cm paling kecil terdapat pada
dosis 0 mg/kg pakan yaitu 6.812 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 1-2 cm
paling banyak terdapat pada dosis 210 mg/kg pakan yaitu 5.543 ekor. Dilanjutkan
dengan dosis 270 mg/kg pakan yaitu 1.936 ekor dan dosis 0 mg/kg pakan yaitu
1.457 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 1-2 cm paling kecil terdapat pada
dosis 24 0 mg/kg pakan yaitu 1.353 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 2-3 cm
paling banyak terdapat pada dosis 210 mg/kg pakan yaitu 1.017 ekor. Dilanjutkan
dengan dosis 270 mg/kg pakan yaitu 349 ekor dan dosis 0 mg/kg pakan yaitu 211
ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 2-3 cm paling kecil terdapat pada dosis 24 0
mg/kg pakan yaitu 144 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 3-4 cm paling
banyak terdapat pada dosis 210 mg/kg pakan yaitu 89 ekor. Dilanjutkan dengan
dosis 270 mg/kg pakan yaitu 48 ekor dan dosis 240 mg/kg pakan yaitu 39 ekor.
Jumlah benih lele dengan ukuran 3-4 cm paling kecil terdapat pada dosis 0 mg/kg
pakan yaitu 25 ekor. Jumlah benih lele dengan ukuran 4-6 cm paling banyak
terdapat pada dosis 210 mg/kg pakan yaitu 20 ekor. Dilanjutkan dengan dosis 0
mg/kg pakan yaitu 11 ekor dan dosis 240 mg/kg pakan yaitu 10 ekor. Jumlah benih
lele dengan ukuran 4-6 cm paling kecil terdapat pada dosis 270 mg/kg pakan yaitu
6 ekor.
LAMPIRAN
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Fekunditas_mutlak .118 12 .200 .966 12 .860
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Fekunditas_mutlak
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10868608870.917 3 3622869623.639 .275 .842
Within Groups 105467786034.000 8 13183473254.250
Total 116336394904.917 11
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Fekunditas_relatif .144 12 .200 .946 12 .578
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 4. Uji ANOVA fekunditas relatif
ANOVA
Fekunditas_relatif
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4618247946.917 3 1539415982.306 .373 .775
Within Groups 32992172264.000 8 4124021533.000
Total 37610420210.917 11
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Jumlah_telur_perkg .122 12 .200 .951 12 .647
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Jumlah_telur_perkg
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1883287180.917 3 627762393.639 .566 .653
Within Groups 8879936112.000 8 1109992014.000
Total 10763223292.917 11
Lampiran 8. Uji normalitas jumlah telur yang dibuahi per kg induk
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Telur_dibuahi_perkg .141 12 .200 .925 12 .334
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
ANOVA
Telur_dibuahi_perkg
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3387248523.333 3 1129082841.111 1.325 .332
Within Groups 6819369175.333 8 852421146.917
Total 10206617698.667 11
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
FR .314 12 .002 .686 12 .001
Lampiran 12. Uji normalitas setelah tranformasi akar data derajat penetasan telur
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
ANOVA
COMPUTE transsqrt=SQRT(95.63-FR)
Total 29.172 11
Lampiran 14. Uji normalitas diameter telur
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Diameter .112 12 .200* .987 12 .999
Diameter
a
Duncan
Total 7925610114.91 11
7
Lampiran 19. Uji normalitas data produksi benih lele per kg induk
1) Uji normalitas Asymptotic
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Produksi_benih_lele_perkg .292 12 .006 .646 12 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 20. Uji ANOVA data produksi benih lele per kg induk
ANOVA
Produksi_benih_lele_perkg
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1180241472.917 3 393413824.306 1.085 .409
Within Groups 2900019004.000 8 362502375.500
Total 4080260476.917 11