4.3 - Perangkat Ham Di Indonesia - Muhamad Bagus Jatmiko - J0417221026
4.3 - Perangkat Ham Di Indonesia - Muhamad Bagus Jatmiko - J0417221026
BOGOR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perangkat HAM di Indonesia" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu selaku dosen Mata Kuliah
Kewarganegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HAM adalah perangkat hak yang melekat diri manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. HAM termasuk hak untuk hidup dan kebebasa, kebebasam dari
perbudaya dan penyiksaan, kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak untuk bekerja
dan pendidikan. HAM bukan sesuatu yang dianugerahkan oleh seorang pemimpin atau
lembaga legislative yang kemudian dapat menriknya dengan cara yang sama. Undang
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang Hak Asasi Manusia
pada pasal 28A sampai 28J. Kita sebagai warga Negara mesti menjunjung tinggi nilai
HAM tanpa membedakan status, jbata, keturunan, golongan, dan lain sebagainya.
Perangkat HAM adalah alat atau landasan hak yang dimiliki manusia semata-mata
berdasarkan martabat seorang manusia. Perangkat HAM memuat tentang pemenuhan dan
perlindungan hak asasi manusia dengan kekuasaan kehakiman dan badan-badan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Perangkat hak asasi manusia merupakan
hukum tertulis atau bisa disebut dengan Undang-Undang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas diketahui tujuan dari makalah ini
adalah dapat mengetahui apa itu HAM, perangkat HAM, dan macam-macam perangkat
HAM di Indonesia.
3
BAB II
ISI
Hak Asasi Manusia atau yang bisa disebut HAM merupakan suatu hak yang melekat
dalam diri manusia sejak ia dilahirkan. Hak asasi manusia sendiri bersifat universal yang
berarti Ham berlaku dimana saja, kapan saja, dan kepada siapa saja. Hak asasi manusia
mempunyai prinsip yang tidak dapat dicabut.
Dalam sudut pandang hukum internasional, Ham sendiri dapat dibatasi ataupun dikurangi
dengan adanya syarat-syarat tertentu. Untuk pembatasan HAM sendiri hukum yang
menentukan, yang memiliki tujuan sah juga dapat digunakan di masyarakat yang demokratis.
Sementara dalam pengurangan hanya dilakukan saat keadaan darurat yang mengancam
kehidupan bangsa.
Dalam konsep hak asasi manusia yang modern muncul pada abad ke 20, yang selanjutnya
mengalami perkembangan menjadi kode etik yang diterima dan ditegakkan secara global.
Indonesia adalah salah satu Negara yang menghormati dan menjunjung tinggi HAM.
Sehingga, pemerintah Indonesia menciptakan perangkat hukum yang menjelaskan tentang
penegakan dan pelindungan hak asasi manusia.
Undang-Undang Dasar republik Indonesia Tahun 1945 menjadi dasar hukum bagi
Indonesia. Perangkat Hak asasi Manusia di Indonesia meliputi :
a. Undang-Undang (UU) Nomor 29 Tahun 1999 Konvensi Internasional tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965.
b. Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 1958 tentang Ikut Serta Negara RI dalam seluruh
Konpensi Jenewa Tanggal 12 Agustus 1949.
c. Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informatika dan Transaksi Elektronik
d. Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan. e. Peraturan
Presiden (Perpres) Nomor 75Tahun 2015 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia
Tahun 2015-2019.
f. Undang-Undang (UU) Nomor 68 Tahun 1958 tentang Persetujuan Konpensi Hak-Hak
Politik Kaum Wanita.
g. Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular. h. Undang-
Undang (UU) Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. i. Undang-Undang (UU)
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak. j. Undang-Undang (UU) Nomor 9 Tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang makalah
dengan sumber-sumber yang lebih banyak, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5
DAFTAR PUSTAKA