7#403 Fix
7#403 Fix
7(1) 788-797
DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.eprodenta.2023.007.01.7
E-ISSN : 2597-4912
KITOSAN-GELFOAM KULIT KAKAO SEBAGAI TERAPI LUKA PASCA EKSTRAKSI GIGI TIKUS WISTAR
DENGAN TERAPI ANTIKOAGULAN
ABSTRAK
Latar Belakang: Antikoagulan sebagai terapi profilaksis pasien stroke memiliki efek antitrombosis. Ekstraksi gigi
pasien dengan terapi antikoagulan menyebabkan perdarahan berkepanjangan. Agen hemostatik lokal diperlukan untuk
menstimulasi koagulasi serta memfasilitasi agregasi platelet. Kitosan-gelfoam ekstrak kulit kakao merupakan agen
hemostatik lokal yang dapat mempercepat proses hemostasis tanpa mempengaruhi konsumsi antikoagulan. Kitosan
mempercepat penyembuhan luka dengan memfasilitasi proliferasi fibroblast dan limfosit, mempercepat pertumbuhan
jaringan granulasi dan epitel, serta menginduksi proliferasi tulang. Komponen fitokimia ekstrak kulit kakao
mengandung alkaloid sebagai antioksidan. Tujuan : memahami pengaruh kitosan-gelfoam kulit kakao dalam
penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada tikus wistar dengan terapi antikoagulan. Metode : Penelitian dilakukan
pada 24 ekor tikus Wistar jantan dengan terapi antikoagulan, kemudian dibagi menjadi delapan kelompok yaitu,
kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diberi terapi asam traneksamat oral, kelompok perlakuan 1
dengan terapi kitosan gelfoam ekstrak kulit kakao 1ml, dan kelompok perlakuan 2 dengan terapi kitosan gelfoam
ekstrak kulit kakao 10ml. Hewan uji didekaputasi pada hari ke 3 dan 7 kemudian dilakukan pengambilan sampel dan
pembuatan preparat histologi. Pengamatan histologi dilakukan dengan software LC Micro dengan analisis One Way
Anova, Post Hoc Turkey, Kruskal Wallis, dan Mann Whitney. Hasil : Kitosan gelfoam ekstrak kulit kakao pada
konsentrasi 1,6% dan 15% terbukti efektif dalam menggantikan asam traneksamat sebagai gold standart
penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi dengan konsentrasi paling efektif yaitu 15%. Kesimpulan : Kitosan-gelfoam
ekstrak kulit kakao terbukti efektif untuk mempercepat penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi pada tikus wistar
dengan terapi antikoagulan
ABSTRACT
Background : Anticoagulants as prophylactic therapy in stroke patients have antithrombotic effect. Extraction of
patient's with anticoagulant therapy causes prolonged bleeding. Local hemostatic agents required to stimulate
coagulation formation and platelet aggregation. Chitosan-gelfoam cocoa podhusk extract is a local hemostatic agent,
accelerates hemostasis without affecting anticoagulants by facilitating proliferation of fibroblasts and lymphocytes,
granulation and epithelial tissue, and induce bone proliferation. Phytochemical components of cocoa podhusk extract
contain alkaloids as potential antioxidants. Objective: to understand the effect of chitosan gelfoam cocoa podhusk
extract in promoting healing process in the tooth socket after extraction in wistar rats with anticoagulant therapy.
Methods: The study was conducted on 24 male Wistar rats with anticoagulant therapy divided into eight groups, a
negative control group, a positive control group that was given oral tranexamic acid therapy, treatment group 1 with
1ml chitosan-gelfoam podhusk extract theraphy, and the treatment group 2 with 10ml chitosan-gelfoam podhusk
extract therapy. Animals were decapitated on the 3rd and 7th days, samples were taken and histology preparations
were made. Histological observations were carried out using LC Micro software, analyzes One Way Anova, Post Hoc
Turkey, Kruskal Wallis, and Mann Whitney. Results : Chitosan-gelfoam cocoa podhusk extract 1.6% and 15% proved
effective in replacing tranexamic acid as the gold standard for wound healing after tooth extraction with the most
effective concentration of 15%. Conclusion : Chitosan-gelfoam cocoa podhusk extract effective in accelerating wound
healing after tooth extraction in Wistar rats with anticoagulant therapy
788
PENDAHULUAN mengkonsumsi obat antikoagulan
Penyakit kardiovaskular dengan efek antitrombosis dapat
merupakan salah satu penyebab mengalami penghambatan pembekuan
kematian tertinggi di seluruh dunia. Data darah dan menurunkan agregasi platelet
WHO tahun 2019 menunjukkan tercatat sehingga hemostasis tidak tercapai. Oleh
32% kematian di seluruh dunia karena itu, diperlukan agen hemostatik
disebabkan oleh penyakit kardiovaskular lokal sebagai solusi terapi pasca ekstraksi
dengan 85% diantaranya disebabkan gigi3.
oleh serangan jantung dan stroke. Kitosan dapat digunakan sebagai
Pengobatan mendasar untuk pasien agen hemostatik pada tindakan
dengan penyakit kardiovaskular adalah kedokteran gigi. Kitosan memiliki lima
dengan menggunakan heparin sebagai mekanisme utama, yaitu hemostasis dan
antikoagulan untuk mencegah adanya koagulasi, peran pada fase inflamasi,
pembekuan darah terutama pada fase proliferasi, serta fase modeling dan
penderita stroke. Terapi antiplatelet remodeling. Pada proses hemostasis dan
terbukti efektif untuk pencegahan dan koagulasi, kitosan diperlukan terutama
manajemen trombosis arteri. Perawatan pada pasien koagulopati karena dapat
gigi dan mulut pada pasien menginduksi koagulasi secara
kardiovaskular dengan terapi heparin elektrostatik. Kitosan menginduksi
yang membutuhkan ekstraksi gigi aktivasi platelet dan membentuk bekuan
biasanya dilakukan dengan darah yang stabil dan melindungi area
menghentikan sementara konsumsi luka serta mempercepat waktu
heparin sebelum dilakukan pencabutan perdarahan secara signifikan4.
gigi. Namun, praktik tersebut merupakan Kakao merupakan produk
faktor predisposisi dari adverse perkebunan yang melimpah di Indonesia
thromboembolic event seperti cerebro yaitu sebanyak 809.583 ton. Pengolahan
cervical accident dan infark miokard yang biji kakao kering dan produk coklat
menyebabkan perdarahan semakin menghasilkan produk sampingan berupa
parah1. Hampir 40% thrombosis terjadi kulit biji kakao yang belum banyak
setelah dilakukan operasi dan tingkat dimanfaatkan. Uji fitokimia ekstrak kulit
kematian menjadi lebih tinggi2. kakao dengan menunjukkan bahwa
Tindakan invasif ekstraksi gigi kandungan alkaloid berupa kafein dan
dapat menyebabkan perdarahan dan theobromine ditemukan pada ekstrak
komplikasi lainnya. Pasien yang kulit kakao sebanyak 23,51% dan
789
65,99%. Kafein dan theobromine kelompok dengan 8 kelompok perlakuan
berpotensi untuk dimanfaatkan dalam yaitu kontrol positif H+3, kontrol positif
bidang farmakologi sebagai antimikotik H+7, kontrol negatif H+3, kontrol negatif
dan antibakteri. Uji flavonoid kulit kakao H+7, perlakuan 1 H+3, perlakuan 1 H+7,
menunjukkan hasil positif dan memiliki perlakuan 2 H+3 dan perlakan 2 H+7
potensi sebagai antibiotik, menghambat sebanyak 3 hewan uji tiap kelompok.
perdarahan, antimikroba, dan Persiapan alat dan bahan berupa
menghambat perkembangan virus5. kulit kakao (Theobroma cacao) berupa
Peneliti menyebutkan bahwa kitosan- sediaan bubuk sebanyak 200 gram,
gelfoam yang diberi kandungan herba kitosan (cangkang udang Black Tiger)
dapat mempercepat penyembuhan dengan tingkat destilasi 70-87.5%, asam
luka6. Oleh karena itu, penulis asetat 1%, CMC-Na, ethanol 70% 1400
menginisiasi penelitian kitosan-gelfoam ml, masker, handscoon, shaker, gelas
kulit kakao untuk penyembuhan luka beker, jar, rotary evaporator, water bath,
pasca ekstraksi gigi tikus wistar dengan kain penyaring, botol penyimpanan
terapi antikoagulan. Penelitian ini ekstrak, aquades, gelas kimia, magnetic
bertujuan untuk membuktikan adanya stirrer, heparin, ketamine, Nacl, lecron,
perbedaan pengaruh konsentrasi ekstrak needle holder, syringe, kapas steril, kasa
kulit kakao terhadap hasil proses steril, pakan tikus, kandang tikus, tikus
penyembuhan luka ditinjau dari jumlah putih Strain WIstar jantan (200-250 gr),
limfosit pada tikus wistar jantan dengan digitalscale, erlenmeyer, pengaduk kaca,
terapi antikoagulan. mikroskop cahaya, rotary evaporator,
freeze dryer, petridisk, deck glass,
METODE PENELITIAN mikrotom, objek kaca, mikropipet,
Penelitian ini menggunakan tikus bovine gelatin, dan corong.
putih jantan galur Wistar berusia 4 bulan
dengan berat badan 200 – 250 gram. Pembuatan Ekstraksi Kulit Kakao
Pemilihan hewan uji dilakukan secara Alat yang digunakan untuk
seksama dengan memperhatikan pembuatan ekstrak kulit kakao adalah
kebersihan dan kesehatan dari tiap ekor masker, handscoon, toples, shaker, gelas
hewan uji. Aklimatisasi hewan uji baker, kain penyaring, rotary evaporator,
dilakukan selama 2 minggu di Animal waterbath, dan wadah. Bahan yang
House Fakultas Kedokteran Gigi digunakan adalah bubuk kulit kakao
Universitas Brawijaya. Hewan uji tiap sebanyak 700 gram dan ethanol 70%
790
sebanyak 1400 ml. Tahap awal yaitu menjadi 2 bagian dengan masing-masing
pengadukan bubuk kakao 700 gram bagian sebanyak 55 ml8.
dengan ethanol 70% 1400 ml dengan Ekstrak kulit kakao 1 ml
menggunakan shaker selama 3 hari. dicampurkan pada bagian pertama dan
Hasil pengadukan berupa filtrate dan ekstrak kulit kakao 10 ml dicampurkan
cairan disaring dengan menggunakan pada bagian kedua. Masing – masing
kain penyaring kemudian dikumpulkan bagian diaduk kembali dengan
pada wadah. Filtrat cairan diuapkan menggunakan magnetic stirrer dalam
dengan menggunakan rotary evaporator suhu ruangan dengan kecepatan 1000
dan waterbath dengan suhu 50°C rpm hingga homogen. Setelah homogen,
dengan boiling point 30°C dan tekanan dilakukan tes keasaman pada 2 larutan
sebesar 102mbar hingga seluruh ethanol dan didapatkan hasil pH akhir masing-
menguap habis. Hasil ekstrak kemudian masing larutan sebesar 4.5. Larutan
dikemas dalam botol7. kemudian diletakkan pada cawan petri
terpisah untuk selanjutnya dilakukan
Pembuatan Kitosan Gelfoam metode freeze drying untuk
Ekstrak Kulit Kakao pembentukan gelfoam. Gelfoam yang
Larutan pertama dibuat dari telah terbentuk kemudian dilakukan
pencampuran 1 gram kitosan dan larutan pemotongan dengan kondisi steril pada
asam asetat 1% sebanyak 1 ml dalam laminar airflow sesuai dengan ukuran
100 ml aquades dengan menggunakan soket gigi tikus dan kemudian ditutup
magnetic stirrer dengan suhu 60°C dan disimpan dalam pendingin.
dengan kecepatan 500 rpm selama 15
menit. Larutan kedua dibuat dengan Pembuatan Larutan CMC Na 0,5%
melarutkan gelatin (collagen bovine) sebagai Placebo untuk Kelompok
sebanyak 10 gram ke dalam 100 ml Kontrol Positif
aquades dengan menggunakan magnetic Bubuk CMC-Na 25 gram
stirrer hingga homogen. Larutan dicampurkan dengan aquabidest 50 ml
pertama dan kedua dengan untuk mendapatkan larutan CMC Na
perbandingan 3:1 kemudian 0,5%. Larutan kemudian diberikan pada
dicampurkan dalam gelas beker dengan kelompok kontrol positif sebanyak 2,5 ml
menggunakan magnetic stirrer hingga setiap ekornya
homogen dan terlihat opak. Bagi
campuran larutan yang telah homogen
791
Pembuatan Asam Traneksamat Oral mandibula tikus kemudian dipotong dan
untuk Kelompok Kontrol Positif dimasukkan ke dalam larutan buffer
Bubuk CMC-Na 25 gram formalin 10% ke dalam wadah kecil
dicampurkan dengan aquabidest 50 ml ukuran 20 ml yang telah diberi nama dan
untuk mendapatkan larutan CMC Na kemudian ditutup. Fiksasi jaringan
0,5%. Bubuk asam traneksamat dilakukan selama 24 jam agar terjadi
sebanyak 31,5 gram ditambahkan ke rapid dekalsifikasi. Jasad tikus
dalam larutan CMC Na 0,5% sebanyak 20 dikuburkan dengan layak.
ml kemudian dihomogenkan dengan Pembuatan Preparat
menggunakan vortex mixer lalu Fiksasi jaringan dengan larutan
diberikan kepada hewan uji sebanyak 2,5 buffer formalin 10% selama 24 jam.
ml setiap tikus. Dekalsifikasi dilakukan dengan
memasukkan rahang ke dalam larutan
Induksi Heparin dan Pembedahan dekalsifikasi (asam formiat 10% dalam
Hewan Uji formalin dan asam nitrat 3% dalam
Induksi heparin dilakukan 4 jam formalin) dengan jumlah 30 sampai
sebelum ekstraksi pada seluruh dengan 60 kali volume bahan
kelompok hewan uji dengan dosis 0,09 pemeriksaan. Dehidrasi dilakukan untuk
ml/20 gr BB tikus secara subkutan. menarik air secara bertahap dengan
Sebelum dilakukan ekstraksi, tikus tabung formalin 10% selama 5 – 8 jam,
dianestesi dengan menggunakan dan aseton sebanyak 3x masing-masing
ketamine dengan dosis 0,25mg/200gram selama 0,5 jam. Lakukan tahap clearing
BB tikus. Setelah anestesi bekerja atau penjernihan untuk mengganti
dilakukan pemisahan akar gigi insisif kiri alkohol dari jaringan menggunakan
mandibular dari gingiva dengan tabung berisi Xylol sebanyak 3x selama
menggunakan lecron dan kemudian 0,5 jam.
dilakukan ekstraksi gigi dengan Tahap impregnasi dilakukan untuk
menggunakan needle holder. menyamakan keadaan jaringan dengan
Perdarahan dikontrol dengan bahan blok dengan menggunakan
menggunakan kassa steril. Dekaputasi tabung berisi parafin cair (58 – 60°)
dilakukan pada hari ke 3 dan 7 dengan sebanyak 2x selama 0,5 jam dan 1 jam.
melakukan anestesi ketamine terlebih Embedding atau pengeblokan dilakukan
dahulu sebelum melakukan dekaputasi. untuk memudahkan penyayatan
Setelah dilakukan pengorbanan, menggunakan mikrotom. Tahap hidrasi
792
mengawali pewarnaan jaringan dengan Micro dengan perbesaran 400x.
menggunakan alkohol 96% selama 2 Identifikasi sel dilakukan untuk
menit sebanyak 3x, lalu dimasukkan memastikan bahwa sel yang ditemukan
kedalam air selama 10 menit. sudah tepat dan kemudian dilakukan
Pengecatan utama menggunakan pengambilan sampel gambar
Hematoksilin Eosin selama 10 menit lalu histopatologi sebanyak 3 lapang
dicuci. Lakukan dehidrasi sebanyak 3 kali pandang. Hasil pengamatan ditabulasi
menggunakan alkohol 80%, 96%, dan dalam tabel sebagai data jumlah sel
96% masing-masing selama 2 menit. limfosit.
Lalu, jernihkan sebanyak 3x
40
menggunakan xylol masing-masing
20
selama 5 menit dan lakukan mounting
dengan deckglass. 0
K- K+ KP 1 KP 2
H +3 H +7
HASIL PENELITIAN
Interpretasi hasil pembuatan Gambar 1. menunjukkan hasil penghitungan rata
kitosan gelfoam ekstrak kulit kakao rata jumlah limfosit pada hari 3 dan 7 pada
penyembuhan luka terjadi lebih cepat dan efektif. Ischemic Stroke after Dental Treatments.
Kandungan flavonoid pada ekstrak kulit kakao Journal of Dental Research. 2019;98(2).
berfungsi sebagai anti inflamasi dengan and dual antiplatelet therapy after tooth
menghambat asam arakhidonat dan sekresi enzim extraction and minor oral surgery. Journal of
lisosom sel endotel sehingga akan menekan the American Dental Association. 2018;149(2).
siklooksigenase dan lipooksigenase17,18. Flavonoid 3. Dwi RS. Minor Oral Surgery and Dental
dengan efek antioksidan juga dapat mempercepat Extraction Procedures Management of Patients
fase inflamasi melalui proses penyerapan radikal with Antithrombotic Drugs Administration.
menunjukkan bahwa penggunaan terapi kitosan 5. Herman, H. et al. Ekstrak Etanol Limbah Kulit
gelfoam kulit kakao pada pasien dengan terapi Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) Sebagai
antikoagulan pasca ekstraksi gigi lebih efektif Bahan Baku Berpotensi Obat. Jurnal Ilmu