Anda di halaman 1dari 4

PENETAPAN

KLASIFIKASI DAN TIPE PASIEN TB

: 90/SOP-
No. Dokumen
UKP/2023
No. Revisi :-
SOP
Tanggal Terbit : 16/01/2023
Halaman : 1/4

UPT PUSKESMAS dr. MERY LOLITA


KAMPUNG BANGKA Nip.19741023 200604 2016

1. Pengertian Pasien yang telah ditegakkan diagnosis TB selanjutnya perlu ditetapkan


klasifikasi dan tipenya, berdasarkan : organ tubuh yang sakit
(paru/ekstra paru), hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis
langsung (BTA positif/ BTA negatif), riwayat pengobatan sebelumnya
(baru / sudah pernah diobati), dan tingkat keparahan penyakit
(ringan/berat), oleh staf medis dokter penanggung jawab pasien.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan paduan regimen obat anti TB (OAT)
yang harus diberikan kepada pasien TB.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Kampung Bangka Nomor
02/Pusk Kp.Bangka-SK Admen/2023 tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2021
Tentang Penanggulangan TBC;
6. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2016 Tentang Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Manajemen Pusat Kesehtan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
2019 Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar
Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 30 tahun
2022 tentang Indikator Nasional Mutu Pelayanan kesehatan
Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Pusat
Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan,
dan Unit Tranfusi Darah;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2022 Tentang Akreditasi Puskesmas , Klinik Pratama,
Tempat Paraktek Mandiri Dokter Dan Tempat Prakter Mandiri
Dokter Gigi;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/165/2023 Tentang Standar Akreditasi Pusat
Kesehatan Masyarakat

5. Prosedur dan Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dahak


langkah-langkah mikroskopis dan pemeriksaan penunjang lainnya maka pasien TB akan
ditetapkan klasifikasi dan tipe penyakit :
1. Berdasarkan organ tubuh yang diserang : pasien TB paru atau pasien TB
ekstra paru
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis : pasien TB paru
BTA (positif)/ pasien TB paru BTA (negatif) foto thorax (positif)
3. Berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya : pasien TB paru BTA
(positif) baru/ pasien TB paru BTA (positif) kambuh-gagal-default-
kronis
4. Berdasarkan tingkat keparahan penyakit : pasien TB ekstra paru ringan/
pasien TB paru ekstra berat/ pasien TB paru BTA (negatif) foto thorax
(positif) ringan / pasien TB paru BTA (negatif) foto thorax (positif) berat.
Diagnosis, klasifikasi dan tipe :
- TB paru BTA ( positif) baru : 2 atau lebih sediaan apusan dahak ditemukan
BTA (positif), atau 1 sediaan apusan dahak BTA (positif) foto thorax
mendukung TB, pasien belum pernah mendapat pengobatan OAT
sebelumnya atau minum OAT < 1 bulan.

Page 2 of 4
- TB paru BTA (negatif) foto thorax positif : 3 sediaan apusan dahak BTA (
negatif) dengan hasil foto thorax mendukung T, atau TB anak, atau kasus
TB yang tidak diperoleh hasil apusan dahak pasien
- TB paru BTA (positif) kambuh : pasien sudah pernah mendapat pengobatan
OAT dan sudah dinyatakan sembuh yang kemudian di diagnosis lagi
dengan BTA (positif)
- TB paru gagal : pasien yang sediaan apusan dahak awalnya BTA (negatif)
kemudian dengan pengobatan menjadi BTA (positif), atau pasien TB yang
pengobatan sampai dengan bulan ke – 5 dengan BTA nya tetap (positif)
- TB paru kronis : pasien TB BTA (positif) yang sampai dengan akhir
pengobatan BTA nya tetap (positif)
- TB paru setelah default : pasien kembali berobat dengan TB BTA (positif)
setelah putus obat >2 bulan
- TB ekstra paru : kasus TB yang menyerang organ selain paru (kulit,
kelenjar, tulang, syaraf, dll), ringan maupun berat.
Dokter penanggung jawab pasien TB tersebut selanjutnya menetapkan paduan
regimen obat anti TB, sesuai dengan klasifikasi dan tipe pasien, sesuai standar
WHO dan ISTC (international standard of tuberculosis care).

6.hal-hal yang harus Terlampir dengan hasil penunjang pasien


diperhatikan

7.Unit terkait 1. Petugas program TB


8.Dokumen terkait 1. Rekam medik

Page 3 of 4
9. Rekaman historis perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai


diberlakukan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai