Anda di halaman 1dari 37

Material Teknik /

Engineering Materials

Dr. Nanang Fatchurrohman

Teknik Industri, Fakultas Teknik, UPI YPTK Padang


Al Fatihah

2
Wakil Mahasiswa: Ikrar 12 Prinsip Dasar
UPI

12 Prinsip dasar UPI YPTK :


• 1.Menyayangi sesama, Ar Rohman
• 2.Berlaku jujur, Al Mu’min
• 3.Bertanggung jawab, Al Wakil
• 4.Menegakkan disiplin, Al Matin
• 5.Berlaku adil, Al ‘Adil
• 6.Berkolaborasi dan bersatu, Al Jaami’
• 7.Meningkatkan kreatifitas, Al Khooliq
UPI YPTK Melangkah Lebih Maju
• 8.Belajar dan berilmu, Al ‘Aliim
• 9.Mencegah kemungkaran, Al Maani
• 10.Menjaga kedamaian, As Salam
• 11.Mensyukuri nikmat, As Syukur
• 12.Berlaku sabar, Ash Shobuur
Yusuf bin Al Husain berkata, “Hanya dengan adab
engkau dapat memahami hakikat ilmu.”

Pertama → Adab, Kedua → Ilmu

Adab/sopan-santun belajar:
1. Tepat waktu (Terlambat tidak diizinkan masuk
kelas)
2. Berpakaian rapi dan sopan
3. Memperhatikan kuliah
4. Menjawab kalau ditanya dosen / aktif berdiskusi
5. Tidak mengoperasikan HP (silakan keluar dan
jangan masuk kuliah)
5
WEEK 5
SISTEM MULTI FASA
Objektif Kuliah:
1. Mengetahui sistem multi fasa
2. Mengetahui pengaruh sistem multi fasa terhadap
produksi material dan sifat-sifatnya
9
10
11
Engineering Materials

Struktur

Karakterisasi /
Pengujian

Sifat-sifat

Pembuatan /
Manufaktur
Unjuk kerja
Sistem komponen tunggal dengan diagram seperti ini yang
banyak dikenal adalah H2O, yang biasanya tekanan diambil
sebagai ordinat dan temperatur sebagai absis dan dikenal
dengan diagram P-T air.

Diagram multi fasa air.

https://www.rasa.my/petua-cepatkan-air-dalam-cerek-mendidih-bila-tetamu-datang-ke-
rumah/
Sistem komponen tunggal dengan diagram seperti ini yang Posisi titik pada diagram ini menunjuk pada temperatur
banyak dikenal adalah H2O, yang biasanya tekanan diambil dan tekanan sistem.
sebagai ordinat dan temperatur sebagai absis dan dikenal
dengan diagram P-T air. Jika posisi titik ini terletak pada daerah padat, atau cair,
Diagram multi fasa air. atau uap, maka sistem adalah satu fasa; titik a
menunjukkan sistem sebagai uap satu fasa, titik b
menunjukkan sistem sebagai cairan satu fasa, dan titik c
menunjukkan sistem sebagai padatan satu fasa.

Titik yang berada pada garis kurva menunjukkan bahwa


keseimbangan terjadi antara dua fasa.

Misalnya titik yang berada pada kurva DB, menunjukkan


fasa cair dan uap yang berada dalam keseimbangan.

Titik yang berada pada kurva DC menunjukkan


keseimbangan terjadi antara fasa padat dan cair.

https://www.rasa.my/petua-cepatkan-air-dalam-cerek-mendidih-bila-tetamu-datang-ke-
rumah/
Sistem komponen tunggal dengan diagram seperti ini yang banyak dikenal adalah H2O,
yang biasanya tekanan diambil sebagai ordinat dan temperatur sebagai absis dan dikenal
dengan diagram P-T air.
Diagram multi fasa air.

https://www.rasa.my/petua-cepatkan-air-dalam-cerek-mendidih-bila-tetamu-datang-ke-
rumah/
Logam Gambar ini memperlihatkan bahwa fasa padat besi terbagi
dalam tiga daerah yang dibatasi oleh garis temperatur 1400oC
Pada diagram keseimbangan kebanyakan metal, kurva yang dan 910oC.
menunjukkan adanya keseimbangan padat-cair hampir
horisontal; kurva horisontal ini terletak pada posisi titik leleh Gambar ini menunjukkan pula adanya tiga titik tripel, yaitu tiga
metal. Kita ambil contoh besi (Fe). Padatan besi tampil dalam macam fasa yang tampil bersama, A, B, dan C.
bentuk alotropis yang diberi tanda α, γ, δ.
Namun hanya satu yang merupakan titik di mana fasa padat,
cair, dan uap tampil bersama yaitu C.

Padat Sementara itu titik tripel B menunjukkan keseimbangan antara


uap, padatan , dan ; sedangkan titik A menunjuk pada
keseimbangan antara uap, padatan  dan .
Padat

Padat

https://www.foundrymag.com/melt-
pour/article/21138674/controlling-molten-iron-
chemistry-and-metal-fluidity-mastermelt
Logam
Pada diagram keseimbangan kebanyakan metal, kurva yang menunjukkan adanya
keseimbangan padat-cair hampir horisontal; kurva horisontal ini terletak pada posisi
titik leleh metal. Kita ambil contoh besi (Fe).
Padatan besi tampil dalam bentuk alotropis yang diberi tanda α, γ, δ.

Padat

Padat

Padat

https://www.foundrymag.com/melt-pour/article/21138674/controlling-molten-
iron-chemistry-and-metal-fluidity-mastermelt
Logam Titik-titik pada kurva di mana terjadi perubahan
Kurva pendinginan kemiringan yang tiba-tiba perlu kita perhatikan; titik- titik
ini menunjukkan awal dan akhir proses transformasi.
Selama proses transformasi berlangsung, terjadi sistem
multifasa.
Pada waktu temperatur menurun mencapai 1539oC,
padatan  mulai terbentuk sehingga terjadi campuran besi
cair dan padat sebelum akhirnya menjadi padatan satu
fasa , masih pada 1539oC.
Jika penurunan temperatur terus berlangsung maka pada
1400oC mulai terbentuk padatan , dan besi merupakan
campuran padatan  dan  sebelum akhirnya menjadi
padatan satu fasa .
Dengan terus menurunnya temperatur, padatan  mulai
terbentuk pada 910oC sehingga padatan besi merupakan
campuran padatan  dan , sebelum pada akhirnya
terbentuk besi padat ; pada temperatur di bawah 910oC
kita mendapatkan besi padat a dengan bentuk kristal BCC.

https://www.reliance-foundry.com/blog/tempering-steel#gref
Logam
Kurva pendinginan
Titik-titik pada kurva di mana terjadi perubahan kemiringan yang tiba-tiba perlu kita
perhatikan; titik- titik ini menunjukkan awal dan akhir proses transformasi.

https://www.reliance-foundry.com/blog/tempering-steel#gref
Diagram Keseimbangan Sistem Biner

Diagram keseimbangan fasa (kurva temperatur vs. komposisi)


larutan dua komponen dapat dipandang sebagai “kumpulan”
kurva-kurva pendinginan untuk berbagai macam komposisi.
Seperti dijelaskan melalui Gb. 4.

https://www.struers.com/en/Knowledge/Materials/Metallic-grain-structures
Diagram Eutectic. Salah satu diagram keseimbangan fasa
larutan semacam ini adalah diagram keseimbangan fasa
yang disebut digram fasa eutectic.
Transformasi fasa yang terjadi pada temperatur eutectic
disebut sebagai reaksi eutectic yang dapat dituliskan
sebagai

L+b

https://www.clemex.com/analysisrain-
size-analysis-2/
Tinjau alloy (alloy adalah padatan multi-komponen dengan
komponen utama adalah metal) dengan komposisi x0 dalam fasa
cair pada temperatur yang ditunjukkan oleh titik a.

Jika temperatur diturunkan secara perlahan sampai titik b, padatan


yang mula- mula terbentuk akan mempunyai komposisi x1.

Penurunan temperatur lebih lanjut sampai pada titik c, terbentuk


padatan dengan komposisi x yang berada dalam keseimbangan
dengan cairan yang memiliki komposisi xc.

Penurunan temperatur selanjutnya terbentuk padatan dengan


mengikuti kurva solidus sementara komposisi cairan mengikuti
liquidus sampai di titik e yang disebut titik eutectic.

Selanjutnya cairan eutectic dengan komposisi xe akan memadat


secara isothermal pada temperatur yang disebut temperatur
eutectic Te.

Transformasi fasa yang terjadi pada temperatur eutectic


disebut sebagai reaksi eutectic yang dapat dituliskan
sebagai
https://www.copper.org/resources/proper
L+b ties/microstructure/coppers.html
Tinjau alloy dengan komposisi x0. Mulai temperatur pada
titik b, terjadi keseimbangan antara  dan cairan; pada
penurunan temperatur selanjutnya perubahan komposisi
 mengikuti solidus dan komposisi cairan mengikuti
liquidus sampai ke temperatur Tp yang disebut
temperatur peritectic.

Padatan b yang mulai terbentuk adalah dengan komposisi


xbp sesuai dengan titik p yang disebut titik peritectic.
Transformasi yang terjadi temperatur Tp disebut reaksi
peritectic yang dapat ditulis

+Lb

Perbedaan antara eutectic dan peritectic terlihat pada


perbedaan reaksi (3) dan (4). Dalam reaksi eutectic cairan
berada dalam keseimbangan dengan padatan; penurunan
temperatur membuat cairan terpecah menjadi dua fasa
padatan. Pada reaksi peritectic campuran cairan dengan
salah satu fasa padatan berada dalam keseimbangan fasa
padatan yang lain; campuran cairan dan padatan bereaksi
membentuk padatan yang lain.
https://www.copper.org/resources/proper
ties/microstructure/coppers.html
Cu-Ni Alloy system
• Phase diagram: T(ºC) L (liquid) L: 35wt%Ni
Cu-Ni system. Cu-Ni
system
• Consider 130 0 A
L: 35 wt% Ni
micro-structural : 46 wt% Ni B
35 46
changes that 32 C 43
accompany the D L: 32 wt% Ni
24 36
cooling of a : 43 wt% Ni
120 0 E
C0 = 35 wt% Ni alloy
L: 24 wt% Ni
: 36 wt% Ni

(solid)

110 0
20 30 35 40 50
Adapted from Fig. 9.4, C0 wt% Ni
Callister & Rethwisch 8e.
24
The Lever Rule / Hukum Jungkat-jungkit
• Tie line – connects the phases in equilibrium with each other –
also sometimes called an isotherm
T(ºC) What weight fraction/ berat bahagian of each
tie line phase?
1300 L (liquid) Think of the tie line as a lever
B (teeter-totter)
TB ML M

1200 (solid)
R S

20 30CL R S
C0 40 C 50

wt% Ni M x S = ML x R
Adapted from Fig. 9.3(b),
Callister & Rethwisch 8e.
weight
fraction / ML S C − C0 R C − CL
berat WL = = =  W = = 0
bahagian ML + M R + S C − CL R + S C − CL
 25
Pb-Sn Eutectic System
• For a 40 wt% Sn-60 wt% Pb alloy at 220ºC, determine:
-- the phases present: Pb-Sn
Answer:  + L T(ºC) system
-- the phase compositions
300
Answer: C = 17 wt% Sn L (liquid)
CL = 46 wt% Sn L+
-- the relative amount 220
200
 R S L+b b
of each phase 183ºC
Answer:
100
W =
CL - C0
=
46 - 40 +b
CL - C 46 - 17
6 0 17 20 40 46 60 80 100
= = 0.21 C C0 CL
29 C, wt% Sn
Adapted from Fig. 9.8,
C0 - C 23 Callister & Rethwisch 8e.
WL = = = 0.79
CL - C 29
26
Microstructural Development in Eutectic System
• For alloys for C0 = 40 wt% Sn at TE = Eutectid , 18.3 wt% Sn < C0 < 61.9 wt% Sn
• Result:  phase particles and a eutectic microconstituent

• Just above TE :
T(ºC) L: C0 wt% Sn L
 C = 18.3 wt% Sn
L
300 L CL = 61.9 wt% Sn
Pb-Sn  S
L+  W = = 0.50
system R+S

b b
200 R S L+ WL = (1- W) = 0.50
TE S
R
• Just below TE :
100 +b C = 18.3 wt% Sn
primary  Cb = 97.8 wt% Sn
eutectic 
eutectic b W = S = 0.73
0 20 40 60 80 100 R+S
18.3 61.9 97.8 Wb = 0.27
Adapted from Fig. 9.16,
Callister & Rethwisch 8e. C, wt% Sn 27
Hypoeutectic & Hypereutectic
300
L
T(ºC)
L+ 
Adapted from Fig. 9.8,
Callister & Rethwisch 8e.  L+b b
(Fig. 10.8 adapted from
200
TE
(Pb-Sn
Binary Phase Diagrams,
2nd ed., Vol. 3, T.B. +b System)
Massalski (Editor-in-Chief), 100
ASM International,
Materials Park, OH, 1990.)

0 20 40 60 80 100 C, wt% Sn
eutectic
hypoeutectic: C0 = 50 wt% Sn 61.9 hypereutectic: (illustration only)
(Figs. 9.14 and 9.17
from Metals
eutectic: C0 = 61.9 wt% Sn
Handbook, 9th ed.,
Vol. 9,
 b
Metallography and  b
Microstructures,   b b
American Society for  b
Logams, Materials
Park, OH, 1985.)  b
175 mm 160 mm
Adapted from eutectic micro-constituent Adapted from Fig. 9.17,
Fig. 9.17, Callister & Adapted from Fig. 9.14, Callister & Rethwisch 8e.
Rethwisch 8e. Callister & Rethwisch 8e. (Illustration only)
28
Mechanical Properties: Cu-Ni System
• Effect of solid solution strengthening on:

-- Tensile strength (TS) / Daya Tarik -- Ductility (%EL) / Keuletan

Tensile Strength (MPa) 60

Elongation (%EL)
%EL for pure Cu
400 50 %EL for
TS for pure Ni
pure Ni 40
300
TS for pure Cu 30
200 20
0 20 40 60 80 100 0 20 40 60 80 100
Cu Ni Cu Ni
Composition, wt% Ni Composition, wt% Ni
Adapted from Fig. 9.6(a), Adapted from Fig. 9.6(b),
Callister & Rethwisch 8e. Callister & Rethwisch 8e.

29
Steel (Baja) if alloyed with other elements
• Teutectoid changes: • Ceutectoid changes:

Ceutectoid (wt% C)
TEutectoid (ºC) Ti Si
Mo W Ni
Cr
Cr Si
Mn
Mn W
Ti Mo
Ni

wt. % of alloying elements wt. % of alloying elements


Adapted from Fig. 9.34,Callister & Rethwisch 8e. Adapted from Fig. 9.35,Callister & Rethwisch 8e.
(Fig. 9.34 from Edgar C. Bain, Functions of the (Fig. 9.35 from Edgar C. Bain, Functions of the
Alloying Elements in Steel, American Society for Alloying Elements in Steel, American Society for
Metals, 1939, p. 127.) Metals, 1939, p. 127.)

30
• Important phase diagram phase transformations include
eutectic (liquid <> 2 solids), eutectoid (solid <> 2 solids),
and peritectic (liquid + solid <> solid).
peritectic (liquid + solid <> solid) eutectic (liquid <> 2 solids)

eutectoid (solid <> 2 solids)

31
Summary

• Phase diagrams are useful tools to determine:


-- the number and types of phases present,
-- the composition of each phase,
-- and the weight fraction of each phase
given the temperature and composition of the system.
• The microstructure of an alloy depends on
-- its composition, and
-- the cooling rate

32
peritectic (liquid + solid <> solid) eutectic (liquid <> 2 solids)

eutectoid (solid <> 2 solids)


TUGAS KELOMPOK
HANYA UNTUK TUJUAN PENDIDIKAN
HAK CIPTA ADA PADA ISI DAN GAMBAR.

Tidak ada bagian dari buku slide ini yang boleh dicetak ulang,
direproduksi, ditransmisikan, atau digunakan dalam bentuk apa pun
dengan cara elektronik, mekanis, atau cara lain apa pun, yang cara
sekarang dikenal atau selanjutnya ditemukan, termasuk fotokopi,
pembuatan film mikro, dan perekaman, atau dalam penyimpanan
atau pengambilan informasi apa pun. sistem, tanpa izin tertulis dari
pemilik / penerbit.

Anda mungkin juga menyukai