Anda di halaman 1dari 4

TUGAS ILMU AGAMA

Disusun sebagai pemenuhan tugas mandiri pada mata kuliah


Ilmu Agama

Oleh:
Kazima Aisha Ahmad
20823008
IK 1
Latar Belakang
Sultan Abdul Hamid II, juga disebut sebagai Sultan Hamid II. memerintah sebagai
Sultan Utsmaniyah ke-34 dan khalifah ke-99 Islam dari tahun 1876 hingga 1909.
Pemerintahannya berlangsung selama bagian penting dari sejarah Kekaisaran
Ottoman. Kekaisaran ini berada di bawah tekanan kuat dari negara-negara Eropa,
reformasi dalam negeri yang mendalam, dan pergolakan sosial yang signifikan
pada awal pemerintahannya.

Masa pemerintahan Sultan Hamid II


1. Reformasi dan Modernisasi
Banyak upaya reformasi dan modernisasi dilakukan selama pemerintahan
Sultan Hamid II. Salah satu tindakan terpentingnya adalah menetapkan
Konstitusi Kanuni Esasi pada tahun 1876, yang diharapkan akan
menghasilkan pemerintahan yang lebih demokratis dan terlibat. Namun,
Sultan Hamid II tidak menyukai perubahan ini, dan setelah beberapa tahun,
dia menggantung konstitusi dan kembali ke monarki absolut.

2. Hubungan dengan Negara-Negara Eropa: Kekaisaran Ottoman terus


berusaha menjaga hubungan dengan negara-negara Eropa selama
pemerintahannya. Ini terutama memerlukan diplomasi yang rumit dengan
negara-negara besar seperti Inggris, Prancis, dan Rusia. Pada tahun 1908,
Komite Persatuan dan Kemajuan—sebuah komite militer muda—merebut
kekuasaan dari Sultan Hamid II dan memulihkan Konstitusi Kanuni Esasi.
Ini memulai era reformasi lebih lanjut.

Dampak Kekhalifahan Sultan Hamid II


1. Peningkatan Ketegangan Internal
Ketegangan di dalam Kekaisaran Utsmaniyah meningkat selama
pemerintahan Sultan Hamid II. Sebagian besar rakyatnya menentang dan
tidak puas karena penekanan pada monarki absolut dan reformasi
demokratis. Ketegangan ini menyebabkan pemberontakan dan
ketidakstabilan di seluruh negara.
2. Pengekangan Terhadap Perubahan
Sultan Hamid II dikenal karena menolak reformasi dan transformasi
kontemporer. Penurunan dan pelemahan Kekaisaran Ottoman disebabkan
oleh keengganannya untuk melanjutkan reformasi dan demokratisasi. Selain
itu, hal ini mengganggu hubungannya dengan negara-negara Eropa yang
ingin mengubah kekaisaran tersebut menjadi lebih terbuka dan kontemporer.

3. Peran dalam Kehancuran Kekaisaran Utsmaniyah


Meskipun Sultan Hamid II berusaha untuk menjaga kemandirian dan
integritas kekaisaran, pemerintahannya dianggap sebagai salah satu faktor
yang mempercepat kehancurannya. Pada akhirnya, setelah Revolusi Turki
Muda yang terjadi pada tahun 1908, Sultan Hamid II digulingkan dan
digantikan oleh Mehmed V. Mehmed V menjadi sultan yang lebih
bersahabat dengan para reformis.

Dalam sejarah Kekaisaran Ottoman, Sultan Hamid II adalah figur yang


kontroversial. Meskipun ada upaya reformasi di awal pemerintahannya, dia dengan
cepat mengembalikan monarki absolut dan menolak lebih banyak reformasi.
Pemerintahannya meningkatkan ketegangan di dalam dan di luar negeri, dan
konflik yang lebih besar pada akhirnya menyebabkan pergeseran besar dalam
sejarah Turki Utsmani.

Anda mungkin juga menyukai