Anda di halaman 1dari 2

1.

Sultan Mahmud II

Sultan Mahmud lahir pada tahun 1785 dan mempunyai didikan tradisional, antara lain pengetahuan
agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat menjadi Sultan
di tahun 1807 dan meninngal di tahun 1839.

Sultan Mahmud II, dikenal sebagai Sultan yang tidak mau terikat pada tradisi dan tidak segan-segan
melanggar adat kebiasaan lama. Sultan-sultan sebelumnya menganggap diri mereka tinggi dan tidak
pantas bergaul dengan rakyat. Oleh karena itu, mereka selalu mengasingkan diri dan meyerakan soal
mengurus rakyat kepada bawahan-bawahan. Timbullah anggapan mereka bukan manusia biasa dan
pembesar-pembesar Negara pun tidak berani duduk ketika menghadap Sultan.

Pembaharuan di Kerajaan Utsmani abad ke- 19, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir, juga
dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori pembaharuan, di
Kerajaan Utsmani, raja yang menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan Mahmud II.

Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam, yaitu sebagai berikut.

a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.

b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.

c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.

d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga administrasi, dan Maktebi
Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.

e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.

2. Namik Kemal

Namik Kemal berasal dari keluarga papan atas, sehingga orang tuanya sanggup menyediakan pendidikan
khusus baginya di rumah. Selain mempelajari bahasa Arab dan Persia, ia juga menekuni bahasa Perancis.
Ketika berusia belasan tahun, ia diangkat menjadi pegawai di kantor penerjemahan, kemudian dipindah
menjadi pegawai di istana sultan. Pemikiran-pemikiran Namik Kemal banyak di pengaruhi oleh pemikiran
seorang sastrawan kenamaan yang pernah belajar di Perancis, yaitu Ibrahim Sinasi 1826-1871. Sastrawan
ini banyak menggunakan istilah-istilah hak rakyat, kebebasan berpendapat, kesadaran nasional,
pemerintahan konstitusional, dan istilah lain yang semakna.

Namik Kemal dinilai memiliki jiwa Islam yang baik. Ia tidak menerima ide-ide yang datang dari
Barat apa adanya, tetapi memodiikasi secara selektif sehingga sesuai dengan ajaran-
ajaran Islam. Namik mengkritik ide-ide Barat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Timur. Namik Kemal menyampaikan analisisnya tentang sebab kemunduran Kerajaan Utsmani dan
alernatif solusinya, di antaranya adalah:
1 Kondisi ekonomi dan politik Kerajaan Turki Utsmani tidak beres. Solusi yang ditawarkan adalah
perubahan sistem pemerintahan absolut menjadi pemerintahan konstitusional.

2 Rakyat sebagai warga negara memiliki hak-hak politik yang harus dihormati dan dilindungi negara.

3 Pemerintahan demokratis tidak bertentangan dengan ajaran Islam, sebab negara yang dibentuk dan
dipimpin oleh empat khalifah sepeninggal Rasulullah saw. sebenarnya memiliki corak demokrasi. Sistem
baiat yang yang terdapat dalam pemerintahan para khalifah pada hakikatnya merupakan kedaulatan
rakyat.

4 Islam mengajarkan al-maslahat al-ammah. Ajaran ini sebenarnya adalah maslahat kebaikan umum.
Khalifah tidak boleh bersikap dan bertindak yang bertentangan dengan al-maslahat al-ammah. 5 Kepala
negara dalam mengurus negara tidak boleh melanggar syariat. Syariat merupakan “konstitusi” yang
harus dipatuhi oleh kepala negara.

Anda mungkin juga menyukai