Anda di halaman 1dari 66

PRINSIP DASAR KESELAMATAN KERJA

• Melindungi tenaga pekerja atas keselamatan dalam bekerja


• Terjaminnya orang lain di tempat kerja
• Sumber produksi dapat dipakai dengan aman dan efesien
PERAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
1. Bagian yang memegang peranan penting dalam pembangunan,
perawatan dan proses produksi;
2. Peralatan yang memiliki sumber bahaya yang berpotensi dapat
menimbulkan kecelakaan kerja;
3. Peralatan yang memerlukan kualitas tinggi baik dari segi teknik
peralatan maupun segi lembaga / SDM yang menanganinya.
POTENSI BAHAYA TERKAIT DENGAN PERALATAN
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI

1. Terjungkit/terguling 6. Terkena radiasi


2. Terjepit/terpotong 7. Penyakit akibat kerja
3. Peledakan 8. Sentuhan listrik
4. Roboh 9. Luka Bakar
5. Tertimpa/tertimbun 10. Percikan Besi Cair
1. UU No. 31 Tahun 1951
2. UU No. 1 Tahun 1970
3. UU No. 13 Tahun 2003
4. UU No. 21 Tahun 2003, Pengesahan Konvensi ILO, Pengawasan KK
dalam Industri dan Perdagangan
5. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan :
a. Permenaker 04/Men/1985
b. Permenaker 02/Men/1992
c. Permenaker Nomor 38 Tahun 2016
7. Keputusan/ Instruksi Menteri/ Edaran Dirjen/ Pedoman
Pengawasan.
8. Standar nasional/internasional yang dapat diterima pemerintah.
UNDANG UNDANG NO. 31 TAHUN 1951
Tentang Pernyataan Berlakunya Undang Undang Pengawasan Perburuhan
Tahun 1948 Nr. 23 Dari Republik Indonesia Untuk Seluruh Indonesia

PASAL 1
Pengawasan perburuhan diadakan guna :
1) mengawasi berlakunya Undang undang dan peraturan-peraturan
perburuhan pada khususnya;
2) mengumpulkan bahan-bahan keterangan tentang soal-soal hubungan
kerja dan keadaan perburuhan dalam arti yang seluas-luasnya guna
membuat Undang-undang dan peraturan-peraturan perburuhan;
3) menjalankan pekerjaan lain-lainya yang diserahkan kepadanya
dengan Undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya;
UNDANG UNDANG NO. 01 TAHUN 1970
Tentang Keselamatan Kerja

PASAL 18
Undang-undang ini disebut “UNDANG - UNDANG KESELAMATAN
KERJA” dan mulai berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaja setiap orang dapat mengetahuinja, memerintahkan
pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannja dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia Ruang Lingkup di segala
tempat Kerja
PASAL 2 AYAT (2) HURUF A,B, J
A. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
menimbulkan kecelakaan, kebakaran, atau peledakan.
B. dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, di-perdagangkan, diangkut
atau disimpan, bahan atau barang yang; dapat meledak, mudah
terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan insfeksi, bersuhu
tinggi;
J. dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi
atau rendah;
PASAL 3 AYAT (1) HURUF A,-K

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamat


kerja untuk;
a. Mentjegah dan mengurangi ketjelakaan;
b. Mentjegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. Mentjegah dan mengurangi bahaja peledakan;
d. Memberi kesempatan atau djalan menjelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kedjadian-kedjadian lain jang berbahaja;
e. Memberi pertolongan pada ketjelakaan;
f. Memberialat-alat perlindungan diri pada para pekerdja;
PASAL 3 AYAT (1) HURUF A,-K

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamat


kerja untuk;
g. Mentjegah dan mengendalikan timbul atau menjebar luasnja
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin,
tjuatja, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
h. Mentjegah dan mengendalikan timbulnja penjakit akibat kerdja
baik physik maupun psychis, peratjunan, infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan jang tjukup dan sesuai;
j. Menjelenggarakan suhu dan lembah udara jang baik;
k. Menjelenggarakan penjegaran udara jang tjukup;
PASAL 4
(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatn
kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdaganagn, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan
penyimpanan bahan, barang, produk tehnis, dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan dan bahaya kecelakaan.
(2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip tehnis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan
praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan
pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian, dan
pengesahan, pengepakan atau pembukusan, pemberian tanda-tanda
pengenal atas bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi guna
menjamin keselamatan barang –barang itu sendiri, keselamat tenaga
kerja yang melakukannya dengan keselamatan umum.
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN/ PEMERIKSAAN/
GAMBAR & PERHITUNGAN PERHITUNGAN
PERHITUNGAN TEKNIS PERTAMA BERKALA

PEMASANGAN PEMAKAIAN
PERENCANAAN PEMBUATAN PEREDARAN
DLL PENGANGKUTAN

PENGESAHAN PENGESAHAN
GAMBAR GAMBAR
RENCANA RENCANA

**) Berlaku Untuk Produk Dalam Negeri Maupun Luat Negeri


MENAKER

DIREKTUR

DOKTER
PENGAWAS AHLI K3 P2K3
PERUSAHAAN

POLI PRSHAN
DISNAKER LUAR NAKER PERUSAHAAN
JASA KESEHATAN

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
PASAL 9
a. Menjelaskan dan menunjukkan pada tenaga kerja baru :
 Kondisi dan bahaya di tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan
 Menyediakan APD
 Menjelaskan cara dan sikap bekerja aman
b. Mempekerjakan setelah yakin memahami K3
c. Melakukan pembinaan
 pencegahan kecelakaan
 pemberantasan kebakaran
 peningkatan K3
 pemberian P3K
 Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
PASAL 5 (1)
Pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja ditugaskan menjalankan pengawasan
langsung terhadap ditaatinya undang
undang ini dan membantu pelaksanaanya

Generatorset (Diesel) Inspection


Dituntut profesional dan memiliki
kompetensi :
• memahami peraturan dan standar teknik
K3 yang luas,
• ahli mengidentifikasi sumber bahaya dan
• ahli membuat rekomendasi syarat K3
Turbin Inspection
sesuai standar
PASAL 12
Pembangunan ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar R.I tahun 1945.
PASAL 4
Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan :
a. Membudayakan & mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi,
b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja & penyedian tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan
daerah,
c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan tenaga kerja,
d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
PASAL 86
(1) Setiap pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. Moral dan kesusilaan
c. Perlakuan yang seuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja / buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya K3.
(3) Perlindungan sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 38 Tahun 2016 tentang
K3 Pesawat Tenaga dan Produksi (Pengganti Permanaker Nomor 4
Tahun 1985)
 Surat Edaran Dirjen Binwasnaker No. 01/VI/2009 tentang Petunjuk
teknis Pelaksanaan pembinaan dan pengujian Lisensi keselamatan
dan kesehatan kerja bagi petugas Dan operator pesawat uap, pesawat
tenaga dan produksi, Pesawat angkat dan angkut.
RUANG LINGKUP
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI ADALAH
PENGERAK MULA
PASAL 29 S.D. 37
MESIN PERKAKAS DAN PRODUKSI
PASAL 38 S.D. 83
TRANSMISI TENAGA MEKANIK
PASAL 84 S.D. 92
TANUR (FURNACE)
PASAL 93 S.D. 109
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI adalah pesawat atau alat yang
tetap berpindah-pindah yang dipakai atau dipasang untuk
membangkitkan memindahkan daya atau tenaga, mengolah, membuat
bahan, barang, produk teknis, dna komponen alat produksi yang dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan
ALAT PENGAMAN adalah alat perlengkapan yang dipasang permanen
pada Pesawat Tenaga dan Produksi guna menjamin pemakaian pesawat
tersebut dapat bekerja dengan aman
ALAT PERLINDUNGAN adalah alat perlengkapan yang dipasang pada
Pesawat Tenaga dan Produksi yang berfungsi untuk melindungi Tenaga
Kerja terhadap kecelakaan yang ditimbulkan
Syarat-syarat K3 Pesawat Tenaga dan Produksi meliputi kegiatan
perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, pemakaian
atau pengoperasian, pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau
modifikasi, serta pemeriksaan dan pengujian

Pesawat Tenaga dan Produksi meliputi :


 Penggerak mula (Pasal 29-37);
 Mesin perkakas dan produksi (Pasal 38-83);
 Transmisi tenaga mekanik (Pasal 84-92); dan
 Tanur (furnace) (Pasal 93-109)
PERENCANAAN (Pasal 5 ) meliputi :
a) Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya;
b) Perhitungan kekuatan konstruksi;
c) Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki
tanda hasil pengujian dan/atau sertifikat bahan yang diterbitkan
oleh lembaga yang berwenang; dan
d) Pembuatan gambar konstruksi Alat Perlindungan dan cara kerjanya
PEMASANGAN, PERAKITAN DAN PEMAKAIAN meliputi :
a) Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya;
b) Perhitungan kekuatan konstruksi;
c) Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki
tanda hasil pengujian dan/atau sertifikat bahan yang diterbitkan oleh
lembaga yang berwenang; dan
d) Pembuatan gambar konstruksi Alat Perlindungan dan cara kerjanya
e) Pembuatan kontruksi pondasi
f) Perhitungan kekuatan konstruksi pondasi
PEMASANGAN atau PENGOPERASIAN PTP harus dilaksanakan
pemeriksaan pengujian sebelum digunakan serta dilaksanakan
pemeliharaan secara berkala
PERSYARATAN PABRIKASI
1. Harus dirancang, dibuat, dipasang, digunakan dan dipelihara sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Bahan dan konstruksi pesawat tenaga dan produksi harus kuat dan
memenuhi syarat & harus memiliki tanda hasil pengujian atau
sertifikat bahan yang diakui.
3. Semua bagian yang bergerak harus dipasang alat perlindungan
/penutup atau ditempatkan tersembunyi.
4. Mesin-mesin yang digerakan oleh motor penggerak, harus
menggunakan coupling.
5. Setiap mesin yang digerakan dengan penggerak mula harus
dilengkapi tombol on/off dan emergency stop.
PERSYARATAN PABRIKASI
6. Alat-alat control dibuat dan dipasang sehingga aman dan mudah
dioperasikan dari tempat operator.
7. Tempat operator mesin harus cukup luas, aman dan mudah dicapai.
8. Pelat nama (name plate) yang memuat data-data mesin.
9. Roda gigi dengan putaran cepat harus ditutup penuh, sedangkan
dengan putaran lambat, minimal pertemuan antara 2 roda gigi harus
tertutup.
10. Baut penyetel pada bagian yang bergerak dimanapun berada harus
dibuat rata, terbenam atau diberi alat perlindungan
11. Semua kunci, grendel, nipel gemuk pada bagian yang berputar harus
dibuat rata atau diberi alat perlindungan
12. Setiap mesin harus memiliki sistem pengereman yang efektif
PERSYARATAN PERAWATAN
1. Dilarang memindahkan, merubah atau menggunakan alat pengaman,
Kecuali mesin dalam keadaan berhenti & harus dipasang sebelum mesin
di operasikan kembali
2. Tata cara melakukan maintenance :
a. Kondisi mesin harus dalam keadaan mati.
b. Semua alat pengontrol harus di kunci dan diberi tanda larangan
beroperasi.
c. Kontak dengan sumber pengerak harus diputus.
PERSYARATAN PERAWATAN
3. Pelumasan, pembersihan pesawat atau mesin dan pemasangan ban-ban
harus dilaksanakan pada waktu pesawat atau mesin dalam keadaan
berhenti, kecuali dapat dilakukan dengan aman.
4. Rantai, sabuk dan tali penghubung untuk roda gigi penggerak tidak
boleh dilepas atau dipasang dengan tangan sewaktu berjalan atau
berputar.
5. Dilarang mencuci atau membersihkan Pesawat Tenaga dan Produksi
dengan cairan yang mudah terbakar atau bahan beracun.
PENGOPERASIAN AMAN
1. Sebelum mengoperasikan operator harus melakukan precheck
2. Apabila terjadi kerusakan pada alat/mesin, segera melaporkan ke
atasan/ bagian yang berwenang.
3. Dilarang meningalkan mesin selama pengoperasian
4. Apabila terjadi kerusakan alat/mesin pada saat pengoperasian, segera
matikan mesin dan lapor kepada atasan/ bagian yang berwenang.
5. Semua alat perlindungan harus terpasang selama alat/mesin dalam
keadaan beroperasi
6. Operator PTP harus memiliki lisensi K3 operator
PERSYARATAN UMUM K3 PTP DI PERUSAHAAN
1. Jarak antar mesin/alat harus cukup luas dan bebas dari segala sesuatu
yang dapat membahayakan lalu lintas
2. Ban-ban penggerak, rantai-rantai dan tali-tali yang berat harus diberi
pengamanan khusus, sehingga apa bila terlepas tidak membahayakan.
3. poros penggerak yang digerakan oleh suatu penggerak mula yang
berada di lain ruangan harus memiliki tanda lampu dan sirine, selain
itu juga memiliki alat penghenti otomatis di ruangan tersebut
4. Pada motor-motor penggerak harus dinyatakan tanda arah
perputaran dan kecepatan maximum yang aman.
PERSYARATAN UMUM K3 PTP DI PERUSAHAAN
6. Mesin harus dipasang diatas pondasi konstruksi yang kuat, dan lantai
kerjanya harus kering & bersih.
7. Setiap saklar listrik harus diatur sehingga dapat hidup/mati secara
otomatis
8. Tempat-tempat kerja yang mengandung uap, gas, asap yang menggangu
atau berbahaya harus dilengkapi dengan exaust yang cukup.
9. menggiling dan menumbuk bahan-bahan yang mengeluarkan debu
yang dapat meledak, harus mengunakan peralatan dan pengamanan
khusus.
10. pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih, debu dan bunga api yang
dapat menimbulkan bahaya harus diadakan pengaman
PERSYARATAN UMUM K3 PTP DI PERUSAHAAN
11. Mesin harus dipasang diatas pondasi konstruksi yang kuat, dan lantai
bahaya harus diadakan pengaman
12. Pada pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih, debu dan bunga api
perlu dibuat perlindungan khusus
13. Semua peralatan dan mesin harus dirawat (Maintenance).
14. Antara mesin dan control harus ada pelindung.
15. Mesin jenis tua yang konstruksi tanpa perlengkapan yang baik harus
diberi alat perlindungan yang efektif.
MESIN PERKAKAS KERJA DAN PRODUKSI
Merupakan pesawat atau alat untuk membuat, menyiapkan, membentuk,
memotong, mengepres, menarik, menempa, menghancur, menggiling,
menumbuk, merakit, dan/atau memporduksi barang, bahan dan produk
teknis.
Meliputi mesin konvensional dan berbasis komputer numerik (CNC) antara
lain mesin asah, mesin poles dan pelicin, mesin tuang dan cetak, mesin
tempa dan pres, mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk.
Mesin bor, mesin frais, mesin bubut, mesin gunting/potong plat, mesin rol
dan tekuk plat, mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin
pemisah, mesin panyaring pasir, mesin pintal dan mesin tenun, mesin jahit,
mesin pengisi, mesin pengungkit, mesin perapat tutup, mesin pengampuh
kaleng, mesin penutup botol, mesin pak dan pembungkus, serta mesin lain
yang sejenis.
TANUR (FURNACE) merupakan pesawat yang bekerja dengan cara
pemanasan dan digunakan untuk mengolah, memperbaiki, atau mengubah
sifat logam, barang atau produk teknis
• Blast furnace • Tanur pemanas
• Basic oxygen furnace • Klin
• Electric arc furnace • Oven
• Refractory furnace • Furnace lain yang sejenis
 Pesawat Tenaga dan Produksi harus dilengkapi Alat Pengaman.
 Semua bagian yang bergerak dan berbahaya dari Pesawat Tenaga dan
Produksi harus dipasang alat perlindungan.
Pada Pesawat Tenaga dan Produksi yang sedang diperbaiki, tenaga
penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus segera dikunci
serta diberi tanda larangan operasi.
Jarak antara pesawat-pesawat atau mesin-mesin harus cukup lebar dan
bebas dari segala sesuatu yang dapat membahayakan bagi lalu lintas.
 Pada pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih, debu dan bunga api
yang dapat menimbulkan bahaya harus diadakan pengaman dan
perlindungan.
 Semua Pesawat Tenaga dan Produksi harus dipelihara secara berkala
dan baik.
 Mesin-mesin yang digerakan oleh motor penggerak, mesin harus dapat
dihentikan tanpa tergantung dari pesawat penggeraknya.
 Pemasangan mesin-mesin dalam suatu tempat kerja harus dipasang di
atas pondasi dan kuat konstruksinya.
 Lantai disekitar mesin-mesin harus kering, bersih dan tidak licin.
Setiap Pesawat Tenaga dan Produksi harus diberi pelat nama yang
memuat data-data Pesawat Tenaga dan Produksi.
ALAT PERLINDUNGAN
Alat perlindungan ialah suatu alat perlengkapan yang dipasang pada
suatu pesawat tenaga dan produksi yang berfungsi untuk melindungi
tenaga kerja terhadap kecelakaan yang ditimbulkan oleh pesawat tenaga
dan produksi.
Semua alat perlindungan harus direncanakan, dibuat, dipasang dan
digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Alat perlindungan atau penutup harus dibuat dari Logam / kayu/ plastik
atau bahan lainnya, yang berbentuk
1. Bingkai
2. Silinder
3. Dinding
4. Pagar
5. Anyaman kawat
6. dll
PERSONEL
 Pemasangan atau perakitan, pemeliharaan, perbaikan, perubahan atau
modifikasi Pesawat Tenaga dan Produksi dilakukan oleh TEKNISI K3
BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI.
 Pengoperasian Pesawat Tenaga dan Produksi dilakukan oleh
OPERATOR K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI.
PERSONEL
TEKNISI K3 PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI (Pasal 112),
persyaratan :
a. Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat;
b. Memiliki pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di bidangnya;
c. Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d. Berumur paling rendah 21 (dua puluh satu) tahun;
e. Memiliki lisensi K3.
PERSONEL

OPERATOR K3 BIDANG PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI, meliputi :


a. Operator penggerak mula (Pasal113 -115);
b. Operator mesin perkakas dan produksi (Pasal116-117);
c. Operator tanur (Pasal 118-119).
Semua operator harus memiliki Lisensi K3
PERSONEL
OPERATOR PENGGERAK MULA, diklasifikasikan sbb :
a. Operator kelas II; dan
b. Operator kelas I
OPERATOR MESIN PERKAKAS DAN PRODUKSI , diklasifikasikan sbb :
a. Operator kelas II; dan
b. Operator kelas I
OPERATOR TANUR/ FURNACE, diklasifikasikan sbb :
a. Operator kelas II; dan
b. Operator kelas I
KEWENANGAN OPERATOR PENGGERAK MULA

a. Operator kelas II (Lampiran Tabel E)


 mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenis dan
kapasitas sama atau lebih kecil dari 214,47 hp.
b. Operator kelas I
 mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenis dan lebih
besar dari 214,47 hp.
 Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II.
KEWENANGAN OPERATOR
MESIN PERKAKAS DAN PRODUKSI
a. Operator kelas I
 Berwenang mengoperasikan perkakas dan produksi komputerisasi
b. Operator kelas II
 Berwenang mengoperasikan perkakas dan produksi konvensional
KEWENANGAN OPERATOR TANUR/ FURNACE

a. Operator kelas II
 Mengoperasikan TANUR sesuai dengan jenis dan kapasitas
lebih kecil dari 50 TON.
b. Operator kelas I
 Mengoperasikan penggerak mula sesuai dengan jenis dan
kapasitas sama atau lebih dari 50 ton.
 Mengawasi dan membimbing kegiatan operator Kelas II.
LISENSI K3
 Berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
untuk jangka waktu yang sama
 Memiliki sertifikat kompetensi
 Hanya berlaku selama operator atau teknisi k3 bidang PTP yang
bersangkutan bekerja di perusahaan yang mengajukan permohonan
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
PASAL 130
(1) Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menghitung,
mengukur, membandingkan dan menganalisis Pesawat Tenaga dan
Produksi untuk memastikan terpenuhinya ketentuan peraturan
perundangan dan standar
(2) Pengujian merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pemeriksaan
dan semua tindakan pengetesan kemampuan perasi, bahan dan
kontruksi Pesawat Tenaga dan Produksi untuk memastikan
terpenuhinya ketentuan peraturan perundangan dan standar
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
PASAL 133
(1) Pemeriksaan berkala dilakukan secara berkala paling lama 1 (satu)
tahun sekali.
(2) Pengujian berkala dilakukan secara berkala paling lama 5 (lima) tahun
sekali.
Pasal 137

Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal


131 dilakukan oleh :
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis ; atau
b. Ahli K3 Bidang Pesawat Tenaga dan produksi.
SURAT KETERANGAN

Hasil pemeriksaan dan pengujian dituangkan dalam Surat Keterangan


(Pasal 141-142) :
 Surat Keterangan memenuhi persyaratan K3; atau
 Surat Keterangan tidak memenuhi persyaratan K3.
UU No. 14 tahun 1969
UU No. 1 tahun 1970 • Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
• Upaya K3
• Sebagai pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970
Yang memerlukan pedoman diatur oleh
Direktur (Psl. 146)

• Penggerak mula (Psl. 49 s.d 53)


Mengatur K3 di tempat kerja, pesawat • Perlengkapan (Psl. 54 s.d 64)
Permen Nomor 38 Tahun 2016 • Mesin pekakas (Psl. 65 s.d 108)
12 Bab tenaga & produksi dibuat, dipasang,
dipakai (Psl. 33 & 34) • Mesin Produksi (Psl. 109 s.d 115)
147 Pasal • Dapur (Psl. 116 s.d 134)
ditetapkan 26 Juli 1985
(Psl. 147)

Dengan ketentuan umum sebagaimana ditetapkan pada pasal


1 s.d 32

Yang menimbulkan gerakan dan panas yg


Pengurus/ pengusaha bertanggung jawab membahayakan harus dipasang alat pelindung (Psl. 35
terhadap ditaatinya semua ketentuan (Psl. 144) s.d 48)

Untuk mendapatkan pengesahan Diperiksa dan diuji oleh pegawai


(Psl. 138 s.d 137) pengawas dan atau Ahli K3 (Psl. 135 s.d
PELANGGARAN
137)
sangsi (Psl. 142)

Melalui permohonan
Pengawasan dilaksanakan oleh Pembuatan dan pemasangan harus Kewenangan Direktur untuk
pegawai pengawas dan ahli K3 (Psl. dilaksanakan oleh perusahaan yang ditunjuk mengadakan perubahan teknis (Psl.
145) (Psl. 141) 140)
POTENSI PENYEBAB KECELAKAAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI :
 Faktor peralatan
 Faktor manusia
 Faktor manajemen
PENGENDALIAN KECELAKAN PTP SECARA TEHNIS:
 Perencanaan
 Pembuatan
 Perakitan/pemasangan/peredaran
 Pemakaian
 Reparasi/modifikasi
PENGENDALIAN KECELAKAAN PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
DENGAN PEMBINAAN DAN PENGUJIAN LISENSI K3 SDM

Anda mungkin juga menyukai