Anda di halaman 1dari 45

FR D 3 KEPERAWATAN FIX

1. Pasien yang menggunakan alat bantu apa jika terkena osteoporosis : Tongkat, walker,
rollator
2. Tujuan PHBS : Menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan
agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari dengan tujuan hidup bersih dan
sehat
3. Eutanasia yang memperbolehkan : agama Hindu, Shinto, jainisme
4. Triase pasien bencana : bahwa dengan sumber daya minimal dapat menyelamatkan korban
sebanyak mungkin
5. Masker yang dipakai di IGD saat pandemic : N95
6. Contoh phbs PAUD : 1. Mencuci tangan pakai sabun, 2. BAB dan BAK di jamban, 3.
Membuang sampah pada tempatnya, 4. Minum air yang layak konsumsi
7. Alasan tidak di suction pada bayi : hipoksia
8. PHBS Keluarga : 1. Persalinan dittolong oleh Nakes, 2. Bayi mendapat asi eksklusif, 3.
Menimbang bayi dan balita, 4. Menggunakan air bersih, 5. Mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, 6. Menggunakan jamban sehat, 7. Memberantas jentik di rumah, 8. Makan buah
sayur setiap hari, 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari, 10. Tidak merokok di rumah
9. Berapa jam bayi bias keluar bila px datang dengan pembukaan 6 : tergantung G berapa kalau
anak pertama atau G1 (Kehamilan pertama jika pembukaan aktif maka satu jam normal nya
pembukaan 1 cm, kalau G2 ( kehamilan ke 2 dan seterusnya berarti dalam jarak 1 jam
pembukaannya 2 cm, jadi umpama yang ditanyakan pasien datang sudah buka 6, dan G2
maka diperkirakan bayi akan lahir
10. Macam-macam triase : 1. Merah : mengancam jiwa jika tidak ditangani, 2. Kuning : bias
menunggu tapi tetap ditangani, 3. Hijau : masih bias berjalan, 4 hitam : meninggal ( lebih
lengkap nya lihat di materi )

TINDAKAN TRIASE SAAT KEADAAN BENCANA


PENGERTIAN:
Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya
cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM
dan sarana) yang tersedia.

TUJUAN:
Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat
menyelamatkan korban sebanyak mungkin.

KEBIJAKAN:
1. Memilah korban berdasar:
a. Beratnya cidera
b. Besarnya kemungkinan untuk hidup
c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan
2. Triase tidak disertai tindakan
3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan
sesegera mungkin.

PROSEDUR:
1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.
2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :
Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax,
distress pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb.
Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada
ekstrimitas dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas="" permukaan="" tubuh=""
dsb="" br="">
Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar
superfisial.
Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski
mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan
organ vital, dsb.

5. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah,


kuning, hijau, hitam.
6. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang
tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban dapat
dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
7. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan
kategori triase merah selesai ditangani.
8. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila
sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan
untuk pulang.
9. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.

11. Penkes lansia : poster, bergambar, leaflet

12. UU tenaga kesehatan : 36 Tahun 2014


UU Tentang Kesehatan : 36 Tahun 2009

13. Vaksin primer 1 ke 2 = 6 bulan


Vaksin boster 1 = 3 bulan
Vaksin boster 2 = 6 bulan

14. Dehidrasi ringan mengalami penurunan berat badan berapa persen ?

Berikut ini adalah macam macam dehidrasi berdasarkan tingkat keparahannya:


 Dehidrasi Ringan
Untuk dehidrasi jenis ini memiliki ciri-ciri antara lain rasa haus luar biasa,
tenggorokan terasa agak perih, kulit menjadi kering dan bibir pecah-pecah.

Macam macam dehidrasi yang tergolong ringan akan kehilangan cairan tubuh sekitar 5% dari
total berat badan.

 Dehidrasi Sedang
Ciri-ciri dehidrasi yang sudah cukup parah atau termasuk dehidrasi sedang adalah
detak jantung meningkat dan terasa berdebar kencang.

Tidak hanya itu, tubuh juga akan terasa lemas serta air seni kuning/coklat pekat dengan
jumlah yang sedikit.

Hal tersebut diakibatkan adanya peningkatan pada tekanan darah.

Macam macam dehidrasi yang tergolong sedang biasanya akan kehilangan cairan tubuh
sekitar 5-10% dari berat badan.

 Dehidrasi Berat
Dehidrasi berat adalah tingkat terparah dari macam macam dehidrasi yang ada.

Dehidrasi berat menyebabkan seseorang kehilangan cairan diatas 10% dari total berat badan.

Ciri-ciri dehidrasi berat adalah kram otot, lidah membengkak, tubuh menjadi tidak berdaya
dan kehilangan kesadaran atau pingsan.

15. Nyeri PQRST :


P : Provoke : Penyebab nyeri
Q : Quality nyeri yang dirasakan
R : Radiance : Penyebaran nyeri
S : Severiti : Skala nyeri
T : Durasi nyeri

16. Dosis imunisasi dan Rute :


a. Hepatitis b 0,5 IM 24 jam pertama
b. BCG : diberikan 1 x, umur 0-1 bulan dosis 0,05 cc lengan kanan atas, intracutan = 15 – 20
derajat
c. DPT/HB : Diberikan 3x, ( DPT / HB 1,2,3 ) selang waktu pemberian 4 minggu, umur : 2-4
bulan dosis : 0,5 cc tempat suntikan : paha tengah luar : IM ( 90 Derajat)
d. Campak : 0,5 ml Diberikan pada usia 9 bulan Disuntikkan secara SC ( Sudut 45 derajat)
e. Polio : imunisasi polio tetes diberikan pada usia 1,2,3 , dan 4 bulan, untuk imunisasi polio
suntik diberikan 2 kali yakni usia 4 dan 9 bulan ( disuntikkan di lengan atau di paha )

17. Indeks Ketz : Instrumen penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan fungsional
sebagai pengukuran kemampuan klien untuk melakukan kegiatan secara mandiri

Skala yang ditetapkan Katz Index dalam ADL terdiri dari dua kategori yaitu
kemandirian tinggi (index A, B, C, D) dan kemandirian renda (E, F dan G).
 Indeks Katz A yaitu kemandirian dalam 6 aktivitas yaitu makan, kontinen, berpindah,
kekamar kecil, berpakaian dan mandi.
 Katz Index B yaitu kemandirian dalam 5 aktivitas.
 Katz Index C yaitu kemandirian dalam semua hal kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan.
 Katz Index D yaitu kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian dan satu
fungsi tambahan.
 Katz Index E yaitu kemandiri dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil dan satu fungsi tambhan.
 Katz Index F yaitu kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, kekamar
kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
 Katz Index G yaitu ketergantungan terhadap keenam fungsi tersebut.

Aktivitas Mandiri (Skor 1) Tergantung (Skor 0)


Melakukan mandi secara mandiri atau
Perlu bantuan lebih dari satu
memerlukan bantuan hanya untuk bagian tertentu
Mandi bagian tubuh, perlu bantuan
saja misalnya punggung atau bagian yang
total.
mengalami gangguan
Perlu lebih dalam berpakaian
Bisa memakai pakaian sendiri, kadang perlu
Berpakaian atau bahkan perlu bantuan
bantuan untuk menalikan sepatu.
total.
Bisa pergi ke toilet sendiri, membuka, melakukan
Ke Toilet Perlu bantuan dalam eliminasi
BAB BAK sendiri.
Perlu bantuan dalam
Bisa berpindah tempat sendiri tanpa bantuan, alat
Berpindah berpindah dari bed ke kursi
bantu gerak diperkenankan
roda, bantuan dalam berjalan.
Inkontinensia sebagian atau
Kontinen Bisa mengontrol eliminasi total baik bladder maupun
bowel.
Bisa melakukan makan sendiri. Makanan Perlu bantuan dalam makan,
Makan
dipersiapkan oleh orang lain diperbolehkan. nutrisi parenteral

18. Peran perawat dalam melakukan perawatan paliatif


a. Pendidik : memberikan pengetahuan informasi kepada keluarga
b. Koordinator : Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan
c. Kolaborator : Kolaborasi sebagai tindakan untuk dapat memberikan pelayanaan terbaik
d. Konsultan : Tempat konsultasi untuk tindakan keperawatan yang diberikan
e. Advokasi : perawat sebagai pelindung pasien

19. Tindakan keperawatan pada pasien diare : cari di intervensi keperawatan pelajari tentang
diare pertanyaannya lingkup luas,,bingung jawabnya takut salah. Tergantung kasus di soal

20. Pencegahan secara primer pasien TBC : Pemberian vaksin BCG pada bayi baru lahir , anak
dibawah 5 tahun
Pencegahan dengan skrining (Active Case Finding ) pada orang dengan resiko HIV ,
PENGGUNA NARKOBA
Pencegahan Sekunder : hindari kontak langsung dengan orang yang mendapat pengobatan
TBC, menutup hidung dan mulut saat bersin, pakai masker, pengawasan langsung saat
minum obat sampai selesai

21. Leopod : 1 : menentukan usia kehamilan


PRESENTASI KEPALA DAN BOKONG
Leopod 2 : menentukan batas samping Rahim dan letak punggung janin
Leopod 3 : menentukan tubuh janin yang berada di bagian bawah Rahim sudah masuk PAP
atau belum
Leopod 4 : menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah dan berapa bagian kepala
yang sudah masuk panggul ibu.
22. Tujuan perawatan paliatif : a. Meningkatkan kualitas hidup
b. memberikan dukungan spiritual dan psikososial
c. Memberikan dukungan selama pasien sakit dan selama pasien
duka cita

23. Reflek bayi : a. Rooting : menoleh karena sentuhan pipi


b. Sucking : menghisap
c. Moro : Kaget
d. Grapsying : menggenggam
e. Babinsky : reflex menggores jari ke telapak bayi
Apgar score :

24. Komunikasi terapeutik : 1. Tatap klien ketika berbicara, 2. Pertahankan kontak mata, 3. Tidak
menyilangkan kaki dan tangan, 4. Hindarkan tindakan yang tidak perlu, 5. Memerlukan
umpan balik, 6. Condongkan tubuh ke arah lawan

a. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari
informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah hal ini dilakukan perawat
merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan
oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin
dirasakan oleh perawat sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien.

b. Tahap Perkenalan/Orientasi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan.
Tujuan dalam tahap ini adalah memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah
dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan yang
telah lalu (Stuart. G. W, 2009). Tugas perawat dalam tahapan ini adalah:
1. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan dan komunikasi
terbuka.
2. Merumuskan kontrak (waktu, tempat pertemuan, dan topik pembicaraan)
bersama-sama dengan klien dan menjelaskan atau mengklarifikasi kembali
kontrak yang telah disepakati bersama.
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien yang
umumnya dilakukan dengan menggunakan teknik komunikasi pertanyaan
terbuka.
4. Merumuskan tujuan interaksi dengan klien Sangat penting bagi perawat untuk
melaksanakan tahapan ini dengan baik karena tahapan ini merupakan dasar bagi
hubungan terapeutik antara perawat dan klien.
c. Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,
G. W, 2009). Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan
percakapannya dengan klien. Teknik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk
memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu
perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B. & Judith, P, 2011
dalam Suryani, 2010). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat
maka klien dapat merasakan bahwa keseluruhan pesan atau perasaan yang telah
disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami oleh perawat.
d. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G. W, 2009).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien, setelah hal
ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang
berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan
terminasi akhir dilakukan oleh perawat setelah menyelesaikan seluruh proses
keperawatan. Tugas perawat dalam tahap ini adalah:
1. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan (evaluasi
objektif). Brammer dan McDonald (2009) menyatakan bahwa meminta klien
untuk menyimpulkan tentang apa yang telah didiskusikan merupakan sesuatu
yang sangat berguna pada tahap ini.
2. Melakukan evaluasi subjektif dengan cara menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi dengan perawat.
3. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindak lanjut
yang disepakati harus relevan dengan interaksi yang baru saja dilakukan atau
dengan interaksi yang akan dilakukan selanjutnya. Tindak lanjut dievaluasi
dalam tahap orientasi pada pertemuan berikutnya.

25. RJP Dewasa : kompresi 30 ventilasi 2 ( 30:2)

26.
27. SP KEJIWAAN

28. TAK HDR : TAK SENSORI ( ADA DI MATERI )


29. TAK ISOS : TAK sosialisasi ( ADA di materi )

30. BB bayi dalam kandungan : Apabila sudah masuk PAP : TFU – 11 X 155, Apabila belum masuk
PAP : TFU – 12 X155
31. Terapi komplementer : jenis jenis nya menurut permenkes RI Nomor 1109/Menkes
/Per/2007
a. intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi, ayurved
c. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut
d. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient,
mikro nutrient
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik, EEC

32. Tujuan Terapi komplementer : Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki


fungsi dari sistem –sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi
yang baik
Terapi komplementer yang direkomendasikan untuk perawat adalah : masase, terapi
musik, diet, teknik relaksasi, vitamin dan produk herbal Di Amerika terapi
komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi
(termasuk bagian dari Hypnomedis), Terapi Masase dan Akupunktur.Menurut
National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5, yaitu
:
-Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain
-Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
-Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
-Energy therapies : terapi medan magnet
-Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur

33. IWL pada usia 60 tahun, berapa IWL dalam 7 jam ?


IWL = (Nilai konstanta X BB (dalam 24 jam)
Nilai konstanta biasanya 10-15 ambil yang 15 aja
Contoh : BB : 40 kg
15x40 = 600 cc
34. Luka bakar :

 Kepala: 9%
 Ekstremitas atas kanan: 9%
 Ekstremitas atas kiri: 9%
 Dada: 9%
 Perut: 9%
 Punggung: 18%
 Perineum: 1%
 Ekstremitas bawah kanan: 18%
 Ekstremitas bawah kiri: 18%

35. SOP Pemasangan EKG :

36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
199.
200.
201.
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
226.
227.
228.
229.
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
242.
243.
244.
245.
246.
247.
248.
249.
250.
251.
252.
253.
254.
255.
256.
257.
258.
259.
260.
261.
262.
263.
264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.

272.
273.
274.
275.
276.
277.
278.
279.
280.
281.
282.
283.
284.
285.
286.
287.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
299.
300.
301.
302.
303.
304.
305.
36. Kebutuhan cairan luka bakar : Rumus Baxter: 4 ml x kg BB x luas luka bakar
Contoh kasus: seorang laki-laki berusia 24 tahun masuk UGD dengan keluhan tersiram air
panas. Hasil pengkajian terdapat luka bakar dengan luas 25%. TD 110/70 mmHg, nadi 100
x/m, frekuensi napas 24 x/m. BB 50 dan TB 160 cm.

Maka kebutuhan cairan yang dibutuhkan penderita tersebut dalam 24 jam dengan rumus
baxter adalah

4 ml x 50 x 25% = 5000 ml.

Pemberian 8 jam pertama adalah 50% dari total kebutuhan cairan sehingga pada 8
jam pertama diberikan 50% x 5.000 = 2.500 ml, sisanya pada 16 jam selanjutnya yakni
25% pada 8 jam kedua dan 25% pada 8 jam ketiga.

37. Komplementer pada bayi : pemijatan

38. Hipotermi pada bayi : masalah yang penting yang sering terjadi. Hipotermia
penyebab utama kesakitan dan kematian bayi baru lahir di negara
berkembang, suhu normal bayi : 36,5

39. Tindakan2 keperawatan:


Tindakan pada intervensi keperawatan:

a. Tindakan Observasi. Tindakan yang ditujukan untuk mengumpulkan dan


menganalisis data status kesehatan pasien. ...
b. Tindakan Terapeutik. ...
c. Tindakan Edukasi. ...
d. Tindakan Kolaborasi.

40. Perencanaan keperawatan : Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan


keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang
akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara
spesifik

41. Macam2 sistem saraf kranial :

Saraf I: saraf olfaktori. ...

Saraf II: saraf optik. ...


Saraf III: saraf okulomotor. ...
Saraf IV: saraf troklear. ...
Saraf V: saraf trigeminal. ...
Saraf VI: saraf abdusen. ...
Saraf VII: saraf fasialis. ...
Saraf VIII: saraf vestibulokoklear.

42. Posisi pemasangan neck collar : pemasangan neck collar dimulai dengan cara satu tangan
memegang bagian kanan dan kiri kepala mulai dari mandibula kearah temporalis, kemudian
masukkan neck collar perlahan lahan dari bagian belakang leher dan tekuk neck collar pada dagu,
rekatkan dua sisi neck collar satu sama lain

43. PHBS remaja di kampus : PHBS kampus kayaknya sama dengan PHBS SEKOLAH

PHBS Sekolah

1. Mencuci tangan menggunakan sabun


2. Mengkonsumsi makanan dan minuman
sehat
3. Menggunakan jamban sehat
4. Membuang sampah di tempat sampah
5. Tidak merokok, tidak mengkonsumsi
Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya (NAPZA
6. Tidak meludah sembarangan tempat
7. Memberantas jentik nyamuk

44. Komunikasi terapeutik: yang tahapan komunikasi terapeutik udah di bahas di fr fix ke satu. Di
sini akan dibahas teknik teknik komunikasi terapeutiknya
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian (listening)
Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti
seluruh
pesan verbal dan nonverbal yang sedang dikomunikasikan.

2. Menunjukkan penerimaan (accepting)


Menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan
orang lain, tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Sikap perawat yang
menunjukkan penerimaan dapat diidentifikasi seperti perilaku berikut.
a. Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
b. Memberikan umpa n balik verbal yang menampakkan pengertian.
c. Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
d. Menghindarkan untuk berdebat, menghindarkan mengekspresikan keraguan,
e. Menghindari untuk mengubah pikiran klien.
f. Perawat dapat menganggukan kepalanya atau berkata “ya” atau “saya
mengerti
apa yang bapak-ibu inginkan”

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan


Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai
klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan
gunakan
kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.

4. Mengulang (restating/repeating)
Mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa
perawat.
Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik
sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi
berlanjut.

5. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien.
Teknik ini
digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa
yang
dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi
dengan
klien. Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan
kegagalan hidup?
6. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga
lebih
spesifik dan dimengerti.

7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien.
Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi
lebih
jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.

8. Memberi informasi (informing)


Memberikan informasi merupakan teknik yang digunakan dalam rangka
menyampaikan
informasi-informasi penting melalui pendidikan kesehatan. Apabila ada informasi
yang
ditutupi oleh dokter, perawat perlu mengklarifikasi alasannya. Setelah informasi
disampaikan, perawat memfasilitasi klien untuk membuat keputusan.

9. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi
pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan
waktu.
Diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan
berpendapat/berbicara.

10. Identifikasi tema (theme identification)


Identifikasi tema adalah menyimpulkan ide pokok/utama yang telah
dikomunikasikan
secara singkat. Metode ini bermanfaat untuk membantu topik yang telah dibahas
sebelum meneruskan pada pembicaraan berikutnya. Teknik ini penting dilakukan
sebelum melanjutkan pembicaraan dengan topik yang berkaitan.

11. Memberikan penghargaan (reward)


Menunjukkan perubahan yang terjadi pada klien adalah upaya untuk menghargai
klien.
Penghargaan tersebut jangan sampai menjadi beban bagi klien yang berakibat
klien
melakukan segala upaya untuk mendapatkan pujian.

12. Menawarkan diri


Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain
atau
klien tidak mampu untuk membuat dirinya dimengerti. Perawat dapat
menawarkan
kehadirannya, rasa tertarik, dan teknik komunikasi ini harus dilakukan
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada klien untuk berinisiatif dalam memilih topik
pembicaraan.
Perawat dapat berperan dalam menstimulasi klien untuk mengambil inisiatif
dalam
membuka pembicaraan.

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan


Hal ini merupakan teknik mendengarkan yang aktif, yaitu perawat menganjurkan
atau
mengarahkan pasien untuk terus bercerita. Teknik ini mengindikasikan bahwa
perawat
sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan klien dan tertarik dengan apa
yang akan
dibicarakan selanjutnya.

15. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk
menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan rela
45. Keperawatan paliatif:: Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan
keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara
memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu,
selain itu juga melalui pengurangan nyeri, dengan memperhatikan aspek psikologis dan
spiritual pasien
46. langkah surveilens :

47. Strech mark terjadi karena peningkatan hormon kortisol


48. .Ada px strok mengalami gangguan proses pikir dan komunikasi disebut "Afasia"
49. Penyakit yang menular lewat tinja : kolera
50.
49. macam TAK JIWA
50. KTD, KNC, KPC....
SOP PEMASANGAN NGT
51. Komplementer untuk bayi = pijat refleksi bayi
52. Tanda”kelebihan cairan = asites, edema anasarka
53. Komunikasi terapeutik sebelum akupuntur =
54. Gcs: di jelaskan pasien drespon nyeri dan bangun cenderung tidur it apa = somnolen
55. Hormon yg mempengaruhi kehamilan = estrogen progesterone
56. BB janin dengan TFU
* Masuk pap : TFU-11x155

*blom masuk pap: TFU-12x155

57. Diagnosa
Menarik diri ,merasa tdk dianggap itu apa dx = harga diri rendah
58. Tranfusi 15 menit pertama brpa kecepatannya: 10tetes permenit
59. SOP Pemasangan Infus :
a. Perawat cuci tangan sebelum melakukan tindakan.
b. Memberi motivasi pada pasien dan keluarga, bila keluarga dan
pasien setuju diberikan persetujuan tindakan medik.
c. perawat memakai sarung tangan 4. Perlak dan pengalas dipasang.
d. Memeriksa ulang cairan yang akan diberikan
e. Cairan digantungkan pada standar
f. Tutup botol cairan didesinfeksi dengan kapas alkohol lalu ditusukkan
slang infus, kemudian alirkan sampai udara keluar.
g. Menentukan vena yang akan ditusuk.
h. Disinfeksi area yang akan ditusuk dnegan diameter 5 s/d 10 cm.
i. Menusuk jarum infus/abocath/scalpen pada vena yang telah
ditentukan.
j. Bila berhasil darah akan keluar, maka pembendungan dilepas,
penjepit dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan.
k. Bila tetesan lancar, pangkal jarum direkatkan pada kulit dengan
plester kemudian mengatur tetesan.
l. Menutup bagian yang ditusuk dengan kasa steril
m. Gunakan spalk bila perlu.
n. Merapikan pasien dan mengatur senyaman mungkin.
o. Memperhatikan reaksi pasien.
p. Mencatat waktu pemasangan, jenis, jumlah tetesan.
q. Alat-alat dibereskan.
r. Perawat cuci tangan.
60. SOP Perawatan Luka :
61. Fungsi Keluarga :

Peran Keluarga :

Tipe Keluarga :

62. Tahap kehilangan


a. Denial( penolakan)
b. Anger(marah)
c. Bergaining( tawar menawar)
d. Depresi(depresi)
e. Aceptance(penerimaan)
63. Derajat luka ganggren sampai tulang terlihat = derajat 3
64. Penggunaan alat bantu yg tepat pd pasien osteoartritis, post amputasi= tongkat,
Walter dan rollator
65. . Apd untuk memeriksa kepatenan NGT : Handscone, Jika Pasien Positif Covid-19
ditambah APD level 3
66. Locea :
a. Hari 1-3: lochea rubra warna merah segat
b. Hari 3-7: lochea sanguilenta warna merah kuning
c. Hari 7-14: lochea Serosa warna merah jambu
d. > 14 hari: lochea Alba wrna putih
67. Balance cairan : CM - (CK+IWL)
68. O2 nasal 1-5liter Fi02 24-44% O2 masker 5-8 liter FiO2 40-60% O2 reabrething mask
8-12liter FiO2 60-80% O2 NRM 8-12 liter FiO2 90% Jackson risk 12-15 liter FiO2 100%
69. Urutan Pemakaian APD :

1. Level 1 : Masker Bedah 3 ply, Baju kerja, Handscone

2. Level 2 :penutup kepala, masker bedah 3ply, gown, dan Handscone

3. Level 3 : Pelindung Mata (Face Shiled), Pelindung Kepala, Masker N95, Gown,
Handscone, Sepatu Karet (boots)

70. SOP ETT


71. GCS :

72.

73. IWL : Haliday Segar dibagi 4 = IWL dalam 24 jam


74. Denyut Jantung Takikardi : Lebih Dari 150
75. Teknik Akupuntur : Akupunktur merupakan terapi Cina kuno yang
menggunakan jarum-jarum kecil. Jarum-jarum ini akan ditusukkan
secara lembut pada lokasi yang tepat di tubuh. Lokasi penusukan
dikenal dengan nama titik-titik akupunktur. Penusukan jarum pada titik
akupunktur dapat memengaruhi sistem regulasi di dalam tubuh.
76. Tujuan menutup Kassa pada luka : demi mencegah masuknya bakteri
dan kontaminasi pada luka.
77. Tahap Meditasi :
a. Buatlah Pikiran Tenang. Untuk memulai bermeditasi,
pastikan kamu menenangkan pikiran terlebih dahulu. ...
b. Buatlah Batas Waktu. ...
c. Fokus pada Napas. ...
d. Jaga Pikiran tetap Fokus. ...
e. Akhiri Meditasi dengan Perlahan.
78. RR Normal Bayi : 30 sampai 60 kali per menit,
79. APD Px TB : Handscone, Masker N 95
80. Siklus RJP Anak dan Dewasa :
a. Anak : satu penolong maka dapat dilakukan dengan 5 siklus
selama 2 menit yaitu setiap siklusnya terdiri dari 30 kali kompresi
dan 2 kali bantuan nafas.
b. Dewasa : lebih dari satu penolong, dianjurkan untuk memberikan
RJP secara bergiliran setiap 2 menit sekali atau setelah 5
siklus untuk menghindari berkurangnya kualitas RJP.Satu siklus
RJP terdiri dari kompresi dan napas bantuan dengan rasio 30:2.
81. Toilet Training pada Anak : 2-3 tahun

82. O2 Nasal Aliran :

FiO2 : 3x permintaan liter + 21

83. Suction tidak boleh lebih dr 15 detik


84. Apd d ruang isolasi : Level 3
85. Mw infus pakai hanscone stril atau bersih jwbannya bersih
86. Apd psien ppok : Level 3
87. Macam-macam pemakaian APD :
84. tes mantoux lewat mana kasih nya?

85. Bising telinga yg harus pakai alat bantu

86. Terapi 5 jari.. Utk ibu jari dan kelingking sugesti apa yg harus disampaikan
3. Takikardi brp kali per menit

4. Hitung G.. P.. A.. ini adalah istilah kebidanan, ini biasanya soal kasus. Contoh ibu hamil datang
dengan keluhan nyeri mau melahirkan, sebelumnya tahun 2018 ibu hamil itu melahirkan anak
pertama dan hidup, tahun 2020 ibu itu keguguran saat usia kandungan 4 minggu, bagaimana
menghitung GPA NYA

Istilah G.P.A dalam dunia kebidanan mengarah pada status paritas, dimana G (Gravida)
menunjukkan jumlah kehamilan , P (Paritas) adalah jumlah kelahiran, serta A (Abortus) atau
jumlah keguguran.

JADI JAWABANNYA G3A1P1, mengapa demikian, ibu hamil itu lagi mengalami kehamilan sebanyak 3
kali, yaitu hamil anak pertama, hamil anak kedua tapi gugur, dan hamil saat ini ditulis G1,trus Jumlah
kelahirannya yang masih hidup masih satu yaitu anak pertama aja, yang sekarang kan masih
belum, jadi ditulis P1, trus A1 dari mana dapatanya? Dari pasien pernah abortus satu kali saat
tahun 2020, trus

5. Pasien dtg dg pembukaan 10. Ketuban (+). Tindakan apa yg dilakukan

6.logo obat

8.berapa kali minimal bayi di bawa ke posyandu / ukur berat badannya? jangan ragu lagi
untuk membawa Si Kecil usia 0-5 tahun ke Posyandu secara rutin.Pemeriksaan anak
dan balita sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin sekali dalam sebulan ke
Posyandu terdekat.
9. Pasien Parkinson.. Dikasi alat bantu apa.. Salah satu opsi nya..

Four wheels walker..

Nah karena bingung kita bahas semua alat bantu jalan an bisa memikirkan sendiri mana yang tepat
untuk Parkinson, berikut contoh nama alat beserta gambarnya

1. Crutch (Kruk)

Crutch sangat berguna untuk membantu keseimbangan seseorang dan mengurangi beban
pada anggota gerak yang bermasalah. Namun, crutch membutuhkan energi lebih besar dan
butuh kekuatan tangan serta bahu sehingga kurang cocok pada usia lanjut.(1).

Crutch dapat digunakan pada sisi kanan dan kiri ataupun salah satu sisi saja. Penggunaan 1
sisi saja dapat menurunkan beban yang diterima dari anggota gerak yang cedera sebanyak
80%. Sedangkan penggunaan crutches pada dua sisi dapat menurunkan beban tersebut hingga
100%. Namun, perlu diperhatikan juga tinggi kruk, tinggi pegangan, dan kekuatan lingkup
gerak anggota gerak atas seseorang sebelum digunakan.(9).

Terdapat beberapa jenis crutch. Tapi yang paling sering digunakan adalah axillary crutches
(kruk ketiak) dan Lofstrand / forearm crutches.(2,9).

a. Axillary crutch

Crutch tipe ini umumnya lebih murah dibandingkan yang lain. Penggunaan yang kurang tepat
dapat menekan beberapa saraf terutama daerah ketiak dan dapat menyebabkan kompresi
saraf, terutama di bagian ketiak.(1,2,9). Beberapa orang ditemukan sulit koordinasi cara
berjalan dengan crutch. Kekurangan lainnya adalah ukuran dari alat yang cukup besar dan
penggunaan tangan menjadi terbatas.(9).

b. Lofstrand crutch (Forearm crutch)

Keunggulan alat tipe ini adalah tangan lebih leluasa melakukan aktivitas tanpa meletakkan
tongkat dan dapat digunakan lebih nyaman bila menaiki atau menuruni tangga dibandingkan
yang lain.(1,2,9). Selain kekuatan anggota gerak atas, penggunaan alat ini juga membutuhkan
punggung yang seimbang agar menggunakan Lofstrand crutch dengan lebih aman.(9).
Gambar 1. Axillary Crutch.(1).
Gambar 2. Penggunaan Lofstrand Crutch/Forearm Crutch.(1).

2. Walker

Walker merupakan alat bantu jalan yang paling stabil karena ukurannya yang lebih lebar.
Walker juga memberikan kesimbangan yang baik dengan melebarkan alas, membantu
menahan berat seseorang, dan kestabilan bagian samping.(1,2,4). Penggunaan alat ini
sebaiknya dipakai oleh orang dengan kekuatan dan ketahanan kedua tangan dan genggaman
yang baik.

Alat ini memberikan dampak melambatnya kecepatan jalan dari pengguna dan gerakan
menjadi terbatas termasuk menaiki atau menuruni tangga. Walker membutuhkan ruang lebih
dibandingkan alat bantu jalan lain sehingga sulit digunakan di tempat sempit. Karenanya,
pengguna walker membutuhkan perhatian lebih.(1,2,4).

Secara garis besar, walker dapat dibagi menjadi tipe yang beroda dan tidak beroda. Walker
dengan roda empat atau yang disertai dengan tempat duduk memberikan keuntungan
seseorang dapat beristirahat. Walker dengan roda (rolling walker) meringankan beban
seseorang dengan gangguan kekuatan tangan atau mempunyai gangguan
koordinasi/keseimbangan. Sayangnya, walker beroda mempunyai kestabilan lebih rendah
disbanding walker tidak beroda.(1,4).

a. Standard walker

Tipe ini adalah walker paling stabil. Berguna pada orang dengan gangguan keseimbangan
dan koordinasi yang diakibatkan oleh gangguan di otak. Namun, kecepatan berjalan menjadi
menurun karena perlu mengangkat walker terlebih dahulu untuk melangkah. Alat ini juga
sulit digunakan pada orang usia lanjut dengan kelemahan anggota gerak atas.(1,4).

b. Front-wheeled walker/Two-wheeled walker/Rolling walker/Gliding Walker

Walker tipe ini dapat memelihara cara berjalan yang lebih normal dibandingkan standard
walker dan cocok digunakan pada seseorang yang berjalan dengan cepat saat penggunaan
standard walker atau kurang kekuatan mengangkat standard walker. Tapi, walker ini kurang
stabil dibandingkan standard walker.(1,2,4). Pada seseorang dengan parkinson, walker ini
membantu mengurangi waktu freezing dari standard walker. Dengan adanya roda, membuat
seseorang yang menggunakan alat ini perlu pengawasan lebih.(1,4).

c. Four-wheeled walker/Rollator

Rollator aman digunakan pada orang yang tidak membutuhkan bantuan untuk mengurangi
beban pada anggota gerak dan dapat berjalan cukup jauh.(2). Meski walker jenis ini nyaman
digunakan, tapi kurang cocok digunakan oleh orang dengan gangguan keseimbangan atau
gangguan kognitif karena dapat menyebabkan jalan tak terarah dan rentan jatuh.

Desain walker ini bervariasi, ada keranjang dan tempat duduknya. Namun saat digunakan
untuk duduk, rem harus dalam keadaan mengunci dan sebaiknya menempel pada dinding.
Karena dapat digunakan untuk istirahat, walker ini berguna pada orang dengan gangguan
pernapasan atau kardiovaskular.(1,2,4)

Gambar 3. Standard Walker.(1).


Gambar 4. Front-Wheeled Walker.(1).
Gambar 5. Four-Wheeled Walker/Rollator.(1).

10.pasien tb paru mau diberikan obat secara IM pakai apd apa..

Pilihan nya

Handscoon bersih + masker N95

Handscoon steril + masker N95

11.menghitung luka bakar, Sudah dibahas persenan luka bakar

12. Pasien ginjal urin 300cc..hrs minum brp cc

13. Pemeriksaan lab utk pasien susp ginjal apa jawabannya BUN KREATININ
14. terapi yoga
 ree pose. Gerakan yoga tree pose adalah pose dasar untuk melatih keseimbangan dan
juga meningkatkan kelenturan tubuh. ...
 2. Downward-facing dog. Sumber: Yoga International. ...
 3. Cat-cow. ...
 4. Mountain pose. ...
 Gerakan yoga child's pose.
Artinya cari sendiri ya?
1. Hitung gcs

Mata (eye)

Berikut ini adalah panduan pemeriksaan mata untuk menentukan angka GCS:

Poin 1: mata tidak bereaksi dan tetap terpejam meski telah diberi rangsangan, seperti cubitan pada
mata.

Poin 2: mata terbuka setelah menerima rangsangan.

Poin 3: mata terbuka hanya dengan mendengar suara atau dapat mengikuti perintah untuk
membuka mata.

Poin 4: mata terbuka secara spontan tanpa perintah atau sentuhan

Suara (verbal)

Poin 1: tidak mengeluarkan suara sedikit pun meski sudah dipanggil atau diberi rangsangan.

Poin 2: suara yang keluar berupa rintihan tanpa kata-kata.

Poin 3: suara terdengar tidak jelas atau hanya mengeluarkan kata-kata, tetapi bukan kalimat yang
jelas.

Poin 4: suara terdengar dan mampu menjawab pertanyaan, tetapi orang tersebut tampak
kebingungan atau percakapan tidak lancar.

Poin 5: suara terdengar dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan benar serta
sadar penuh terhadap lokasi, lawan bicara, tempat dan waktu

Motorik

Poin 1: tidak mampu menggerakkan tubuhnya sama sekali walau sudah diperintahkan atau diberi
rangsangan nyeri.

Poin 2: hanya dapat mengepalkan jari tangan dan kaki atau meluruskan kaki dan tangan saat diberi
rangsangan nyeri.

Poin 3: hanya mampu menekuk lengan dan memutar bahu saat diberi rangsangan nyeri.
Poin 4: mampu menggerakkan tubuh menjauhi sumber nyeri ketika dirangsang nyeri. Misalnya,
orang tersebut merespons dengan menarik tangannya ketika dicubit.

Poin 5: mampu menggerakkan tubuhnya ketika diberikan rangsangan nyeri dan orang tersebut dapat
menunjukkan lokasi nyeri.

Poin 6: mampu melakukan gerakan tubuh apa pun saat diperintahkan.

2. cara melepas sarung tangan

Sebelum membuka sarung tangan, apabila sarung tangan yang dikenakan adalah sarung tangan yang
akan disterilkan ulang, perhatikan apabila sarung tangan terkontaminasi oleh cairan tubuh pasien
maka celupkan terlebih dahulu kedua tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan clorin dan bersihkan dengan membasuh kedua tangan tersebut dengan larutan clorin hingga
benar-benar bersih.

Dengan menggunakan tangan yang dominan, ambil ujung sarung tangan yang lain dengan cara
membalikkannya, dengan daerah yang terkontaminasi pada sebelah dalam. Pegang sarung tangan
yang sudah terlepas pada tangan yang dominan.

Maukkan jari tangan yang sudah tidak menggunakan sarung tangan ke dalam sarung tangan yang
masih terpasang. Pegang bagian dalam sarung tangan dan lepaskan dengan bagian dalam sarung
tangan disebelah luar.

Masukkan kembali sarung tangan ke dalam ember berisi larutan clorin atau bila tidak dipergunakan
lagi buang langsung ke dalam tempat sampah infeksius.

3. posisi pasien asma

Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk
membantu mengurangi sesak napas. Posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45°, yaitu dengan
menggunakan gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari
abdomen pada diafragma.

4. terapi komplementer yg energinya berasal dari tulang belakang


Terapi komplementer yang energix berasal dari tulang belakang yaitu chiropractic

5. zigot ke rahim,perjalanan nya berapa hari

Zigot yang tumbuh biasanya akan menempel pada dinding rahim. Proses penempelan zigot pada
dinding kandungan disebut dengan proses implantasi. Waktu yang diperlukan zigot menuju rahim
adalah kurang lebih 3-5 hari setelah pembuahan.
6. faktor hais

Dalam Permenkes RI No. 27 Tahun 2017 di sebutkan bahwa yang tergolong HAIs adalah VAP
(Ventilator Associated Pneumonia), IAD (Infeksi Aliran Darah), ISK (Infeksi Saluran Kemih), dan IDO
(Infeksi Daerah Operasi).

Proses terjadinya HAIs melibatkan 3 faktor yang saling berinteraksi. Faktor tersebut terdiri dari:
faktor penyebab penyakit (agent), faktor manusia (host), dan faktor lingkungan. Tiga faktor tersebut
akan saling mempengaruhi satu sama lain dalam terjadinya HAIs

Ada yg punya materi ttng ruang isolasi?

Biasanya ditanyakan jenis penyakit TBC SARS, COVID DILETAKKAN DI RUANG ISOLASI MANA?

JAWAB AJA BERTEKANAN NEGATIF (menular lewat udara (airbone)

Lok penyakit auto imun biasanya diletakkan di ruang isolasi bertekanan positif missal HIV, penyakit
yang imun lemah

Lite ekg pqrst

Termasuk irama jantung yang apa

1. Cara edukasi..misal cara edukasi ke keluarga iti gimana cara pendekatan nya gimana

Kalau uda pasien terminal sikap nya kita harus gimana? Apa memanggil keluarga untuk berdoa
bersama, apa perlu dipanggil pemuka agama apa..banyak pilihan dan penalaran

Anda mungkin juga menyukai